Anda di halaman 1dari 23

Lembaga Jasa Keuangan

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Desti venisa

X.3

SMAN 1 Air Saleh

A.Otoritas Jasa Keuangan

1 Lembaga Jasa Keuangan


 Adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan,
dan penyidikan lembaga keuangan.
 UU yang mengatur UU NO. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

1. Sejarah Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


 Berkaitan dengan tugas awal Bank Indonesia yang meliputi pengawasan dan
mengaturan perbankan, ternyata menurut berbagai macam kalangan, tugas dari
BI tersebut belum dilakukan secara maksimal. Selain karna banyaknya tugas
yang harus dilakukan oleh BI, ada faktor-faktor lain yang menyebabkan tugas BI
belum berjalan sesuai harapan.
 Alasan lain yang melatarbelakangi pembagian tugas dengan BI adalah
diharapkan agar OJK benar-benar menjadi sebuah lembaga keuangan yang
independen dan jauh dari campur tangan pihak lain, sehingga OJK mampu
berkerja secara profesional.

2. Visi dan Misi OJK


Visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa
keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan
mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional
yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.

Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah:


a. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan
secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
b. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
c. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

3. Tujuan OJK
a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil, dan
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

4. Tugas OJK
a. Mengatur dan mengawasi semua kegiatan yang berhubungan dengan jasa
keuangan di sektor perbankan.
b. Melakukan pengawasan pada kegiatan jasa keuangan di pasar modal.
c. Pengawasan pada lembaga perasuransian, lembaga pembiayaan, lembaga dana
pensiun, dan jasa keuangan lain.

2 Lembaga Jasa Keuangan


5. Fungsi OJK
“menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.”

6. Wewenang OJK
a. Menetapkan sebuah kebijakan operasional pengawasan terhadap setiap kegiatan
jasa keuangan.
b. Melakukan pemeriksaan, pengawasan, penyidikan, perlindungan terhadap
konsumen serta tindakan lain terhadap lembaga keuangan sesuai dengan UU.
c. Memberlakukan sanksi adminstratif terhadap pihak-pihak yang melakukan
sebuah pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan pada sektor jasa
keuangan.
d. Melakukan pengawasan terhadap setiap tugas yang dilakukan oleh kepala
eksekutif.
e. Memberikan perintah tertulis yang berhubungan dengan lembaga jasa keuangan
maupun pihak-pihak lain.

B. Lembaga Jasa Keuangan Perbankan


1. Pengertian Bank
 Menurut UU RI No. 10 TAHUN 1998 Tentang Perbankan, Bank adalahbadan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Fungsi Bank
a. Menghimpun dana masyarakat,
berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,
tabungan, dan deposito.
b. Menyalurkan dana masyarakat,
berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat
c. Mendukung kelancaram mekanisme sistem pembayaran
d. Mendukung kelancaran transaksi internasional
3. Jenis, Prinsip Kegiatan Usaha, dan Produk Bank
a. Bank Sentral
(sudah dijelaskan dalam subbab tersendiri)

b. Bank Umum

3 Lembaga Jasa Keuangan


 Sesuai dengan UU RI No. 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah yang
melaksanakan kegiatan usaha secara komersial dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
1) Bank Konvesional
 Bank umum yang melaksanakan kegiatan berdasarkan konvensi
(kesepakatan) umum.

Produk dan jasa dari Bank Konvensional

a) Produk dan Jasa Bank Konvensional dalam Penghimpunan Dana


I. Simpanan Giro
 Simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya
(seperti bank draft, dan L/C), atau dengan cara pemindah
bukuan.
II. Deposito Berjangka
 Simpanan yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu
tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dan bank
yang bersangkutan.
III. Sertifikat Deposito
 Deposito berjangka yang bukti simpananya dapat
diperdagangkan.
IV. Tabungan
 Memiliki variasi paling banyak
 Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati.

b) Produk dan Jasa Bank Konvensional dalam Penyaluran Dana


I. Menyalurkan berbagai macam atau jenis kredit
II. Menanamkan dana dalam surat berharga
III. Menyertakan modal pada lembaga-lembaga keuangan selain
bank, seperti perusahaan penyewaan barang modal (leasing
company) dan asuransi
IV. Jual beli cek perjalanan (traveler’s check)
V. Menerbitkan kredit (credit card)
VI. Jual beli surat-surat berharga

c) Produk dan Jasa Bank Konvensional yang lain


I. Penyelenggara jasa lalu lintas pembayaran
II. Pelaku jual beli valuta asing (bank note)

4 Lembaga Jasa Keuangan


III. Pemberi jaminan (bank garansi) atau transaksi yang
dilakukan oleh nasabahnya
IV. Penyedia fasilitas penitipan barang atau surat berharga
(fasilitas safe deposit box)

2) Bank Syariah
 Bank umum yang melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip
syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam.
Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan
dalam agama Islam untuk meminjamkan atau
memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba),
serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori
terlarang (haram).

Prinsip utama yang dikuti oleh bank Islam adalah :


a) Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi
b) Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan
keuntungan yang sah
c) Memberikan zakat

Produk dan Jasa Perbankan Syariah :


a) Titipan atau Simpanan
I. Al-Wadi'ah (jasa penitipan),
adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil
dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank
tidak berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk
memberikan bonus kepada nasabah. Bank Muamalat
Indonesia-Shahibul Maal.
II. Deposito Mudharabah,
nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun waktu yang
tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah
yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan
nasabah dengan nisbah bagi hasil tertentu.
b) Bagi hasil
I. Al-Musyarakah (Joint Venture),
konsep ini diterapkan pada model partnership atau joint
venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio
yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan
rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan
mendasar dengan mudharabah ialah dalam konsep ini ada

5 Lembaga Jasa Keuangan


campur tangan pengelolaan manajemennya sedangkan
mudharabah tidak ada campur tangan
II. Al-Mudharabah,
adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha.
Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio
tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh
oleh pihak Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh
kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak
nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan
penyalahgunaan.
III. Al-Muzara'ah,
adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah yang
bergerak dalam bidang pertanian/perkebunan atas dasar
bagi hasil dari hasil panen.
IV. Al-Musaqah,
adalah bentuk lebih yang sederhana dari muzara'ah, di mana
nasabah hanya bertanggung-jawab atas penyiramaan dan
pemeliharaan, dan sebagai imbalannya nasabah berhak atas
nisbah tertentu dari hasil panen.
c) Jual beli
I. Bai' Al-Murabahah,
adalah penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan
membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa
kemudian menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan
harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan yang
ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur
barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal
dan besarnya angsuran=harga pokok ditambah margin yang
disepakati. Contoh: harga rumah 500 juta, margin
bank/keuntungan bank 100 jt, maka yang dibayar nasabah
peminjam ialah 600 juta dan diangsur selama waktu yang
disepakati diawal antara Bank dan Nasabah.
II. Bai' As-Salam, Bank akan membelikan barang yang
dibutuhkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran
dilakukan di muka. Barang yang dibeli harus diukur dan
ditimbang secara jelas dan spesifik, dan penetapan harga
beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara kedua belah
pihak. Contoh: Pembiayaan bagi petani dalam jangka waktu
yang pendek (2-6 bulan). Karena barang yang dibeli
(misalnya padi, jagung, cabai) tidak dimaksudkan sebagai
inventori, maka bank melakukan akad bai' as-salam kepada

6 Lembaga Jasa Keuangan


pembeli kedua (misalnya Bulog, pedagang pasar induk,
grosir). Contoh lain misalnya pada produk garmen, yaitu
antara penjual, bank, dan rekanan yang direkomendasikan
penjual.
III. Bai' Al-Istishna', merupakan bentuk As-Salam khusus di mana
harga barang bisa dibayar saat kontrak, dibayar secara
angsuran, atau dibayar di kemudian hari. Bank mengikat
masing-masing kepada pembeli dan penjual secara terpisah,
tidak seperti As-Salam di mana semua pihak diikat secara
bersama sejak semula. Dengan demikian, bank sebagai pihak
yang mengadakan barang bertanggung-jawab kepada
nasabah atas kesalahan pelaksanaan pekerjaan dan jaminan
yang timbul dari transaksi tersebut.
IV. Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan
jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
V. Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik sama dengan ijarah adalah
akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui
pembayaran upah sewa, namun dimasa akhir sewa terjadi
pemindahan kepemilikan atas barang sewa.
d) Jasa
I. Al-Wakalah
adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah, yang
merupakan akad (perwakilan) yang sesuai dengan prinsip
prinsip yang di terapkan dalam syariat islam.
II. Al-Kafalah
adalah memberikan jaminan yang diberikan oleh
penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung, dengan kata
lain mengalihkan tanggung jawab seorang yang dijamin
dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai
jaminan.
III. Al-Hawalah
adalah akad perpindahan dimana dalam prakteknya
memindahkan hutang dari tanggungan orang yang
berhutang menjadi tanggungan orang yang berkewajiban
membayar hutang (contoh: lembaga pengambilalihan
hutang).
IV. Ar-Rahn,
adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah, yang
merupakan akad gadai yang sesuai dengan syariah.
V. Al-Qardh
adalah salah satu akad yang terdapat pada sistem perbankan
syariah yang tidak lain adalah memberikan pinjaman baik

7 Lembaga Jasa Keuangan


berupa uang ataupun lainnya tanpa mengharapkan imbalan
atau bunga ( riba . secara tidak langsung berniat untuk
tolong menolong bukan komersial.

c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


 Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, BPR adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lau lintas
pembayaran.

Usaha yang Tidak Boleh Dilakukan BPR


Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh
dilakukan BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah :
1) Menerima simpanan berupa giro.
2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
3) Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent
banking dan concern terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke
bawah.
4) Melakukan usaha perasuransian.
5) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud
dalam usaha BPR.

jenis layanan yang diberikan BPR


1) Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi,
maupun Kredit Konsumsi.
3) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila
BPR mengalami over likuiditas.

BPR dapat berbentuk :


1) Perusahaan daerah
2) Koperasi
3) Perseroan Terbatas

Dalam mendirikan BPR harus menaati beberapa ketentuan, antara lain sebagai
berikut :
1) BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan-
badan hukum Indonesia yang seluruhnya pemilik warga negara Indonesia,
pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama diantara ketiganya.

8 Lembaga Jasa Keuangan


2) BPR yang berbentuk koperasi, kepemilikannya diatur berdasarkan ketentuan
dalam UU tentang perkoperasian yang berlaku.
3) BPR yang berbentuk PT dan sahamnya diterbitkan atas nama. BPR hanya
boleh didirikan di desa-desa di wilayah kecamatan di luar ibu kota negara,
ibu kota provinsi, ibu kota kabupaten, dan kota dengan modal minimal
sebesar 50 juta rupiah.

4. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


 Badan ini dibentuk berdasarkan UU RI No. 24 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan.

a. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


1) Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
2) Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannnya.

b. Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


1) Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
2) Melaksanakan penjaminan simpanan.
3) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan.
4) Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank
Gagal yang tidak berdampak sistemik.
5) Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.

c. Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


1) Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
2) Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi
peserta.
3) Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
4) Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan
keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak
melanggar kerahasiaan bank.
5) Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut
pada angka 4.
6) Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
7) Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak
bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian
tugas tertentu.
8) Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan
simpanan.
9) Menjatuhkan sanksi administratif.

9 Lembaga Jasa Keuangan


C. Pasar Modal
 Menurut UU No. 8 Tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, dan lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.
 Istilah lain dari pasar modal adalah BURSA EFEK
 Efek artinya sura-surat berharga
 Merupakan tempat perusahaan mencari dana segar untuk meningkatkan kegiatan
bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan.
 Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang sering disebut
INVESTOR.

1. Fungsi Pasar modal


a. Sebagai sarana penambah modal bagi usaha
b. Sebagai sarana pemerataan pendapatan.
c. Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi
d. Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja
e. Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara
f. Sebagai indikator perekonomian negara

2. Peran Pasar Modal


a. Sebagai fasilitas dalam melakukan interaksi antara pembeli dan penjual untuk
menentukanharga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan
b. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh hasil
(return) yangdiharapkan.
c. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali
saham yangdimilikinya atau surat berharga lainnya.
d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perkembangan suatu perekonomian.
e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.

3. Lembaga Penunjang Pasar Modal


a. Kustodian.
Yaitu pihak yang memberikan jasapenitipan efek danharta lain yang berkaitan
dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
b. Biro Administrasi Efek.
Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan
pemilikan efek dan pembagian hak yang berhubungan erat dengan efek.
c. Wali Amanat.
Yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang.
d. Pemeringkat Efek.
Adalah pihak yang bertugas memberikan peringkat terhadap efek utang baik
jangka panjang maupun jangka pendek yang akan diterbitkan.

10 Lembaga Jasa Keuangan


Adapun profesi penunjang pasar modal adalah sebagai berikut :
a. Akuntan Publik,
yaitu pihak yang menjamin bahwa laporan keuangan emiten sesuai dengan
normal dan prinsifi alamtansi yang berlaku.
b. Notaris,
yaitu pejabat. umum yang memiliki kewenangan dalam membuat akta anggaran
dasar atau akta perubahan anggaran dasar termasuk pembuatan perjanjian emisi
efek.
c. Penilai,
yaitu pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan.
d. Konsultan Hukum,
yaitu pihak yang memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion) mengenai
keadaan emiten.
Lembaga penunjang pasar modal akan memberikan peran yang positif terhadap
berjalannya fungsi pasar modal jika didukung oleh para pengelola lembaga tersebut
yang kompeten, jujur, disiplin, bertanggung jawab dan responsif terhadap kondisi
yang terjadi di pasar modal.

4. Instrument/Produk Pasar Modal


a. Saham
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Bentuk saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Keuntungan yang
diperoleh oleh pemilik saham adalah dividend yang merupakan dana yang
didistribusikan dari laba bersih kepada pemegang saham, dan juga capital gain
yang merupakan kelebihan atau selisih yang berlebih antara harga jual di atas
harga beli.
Ada dua jenis saham :
1) Saham Biasa (common stock)
2) Saham Preferen (preferred stock)
b. Obligasi
Adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi
pinjaman dengan yang diberi pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas
yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada
perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya memiliki obligasi sama
persis dengan memiliki deposito berjangka. Hanya saja obligasi dapat
diperdagangkan. Obligasi juga memberikan penghasilan tetap berupa bunga yang
dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditentukan.
c. Reksa Dana
Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk

11 Lembaga Jasa Keuangan


menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
d. Derivative (Turunan)
1) Right
Sesuai undang-undang Pasar Modal, didefinisikan sebagai hak memesan efek
yang baru dikeluarkan emiten secara terlebih dahulu pada harga yang telah
ditetapkan selama periode tertentu.
2) Warrant
adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perushaaan yang memberi hak
kepada pemegang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut
pada harga setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak efek dimaksud
diterbitkan.
Pada dasarnya waran hampir sama dengan Opsi, namun waran ini
dikeluarkan oleh pihak issuer atau perusahaan yang menerbitkan efek.
3) Opsi
Adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada
pihak lain sejumlah efek pada harga dan dalam waktu tertentu.

5. Mekanisme Transaksi di Pasar Modal


a. Sebelum melakukan transaksi, investror harus terlebih dahulu menjadi nasabah
di salah satu perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Harus ada minimal
investasi awal yang ditempatkan. Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi,
misalnya ada yang mewajibkan sebesar Rp.15 juta, Rp.25 juta, dan lain-lain.
Namun ada juga perusahaan yang menentukan misalnya 50 persen dari transaksi
yang akan dilakukan sebagai deposit.
b. Setelah nasabah membuka deposit di sebuah perusahaan efek dan mendapatkan
persetujuan, baru dapat dilakukan transaksi saham. Transaksi diawali dengan
pemesanan (order) untuk harga tertentu. Pesanan tersebut dapat berupa surat
maupun melalui telepon yang disampaikan kepada perusahaan efek melalui sales
(dealer). Pesan tersebut harus menyebutkan jumlah yang akan dibeli atau dijual
dengan menyertakan harga yang ingin diinginkan.
c. Pesanan jual atau beli saham para investor dari berbagai perusahaan efek akan
bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan (match) antara order, maka
proses selanjutnya adalah proses penyelesaian transaksi. Proses pembelian
saham diawali dengan investor menghubungi perusahaan di mana ia terdaftar
sebagai nasabah. Investor tersebut menyampaikan instruksi beli kepada pialang.
Misalnya investor ingin membeli saham Telkom (TLKM) pada harga Rp.4.625.
Instruksi selanjutnya disampaikan kepada trader atau Wakil Perantara
Perdagangan Efek (WPPE) perusahaan efek tersebut di lantai bursa. Kemudian
trader tersebut memasukkan instruksi beli ke dalam sistim komputer

12 Lembaga Jasa Keuangan


perdagangan di BEI yang dikenal dengan sebutan Jakarta Automated Trading
System (JATS).

6. Investasi di Pasar Modal


a. Ada 3 alasan seorang investor memilih untuk membeli saham tertentu:
1) Keuntungan (Income)
Ini adalah alasan utama investor mempercayakan uangnya di sebuah
perusahaan. Jika anda ingin memperoleh pendapatan tetap, lebih baik anda
memilih berinvestasi di perusahaan yang sudah mapan, dan mampu
memberikan keuntungan (dividen) secara teratur. Ini sangat cocok bagi low–
risk investor, yang tidak terlalu menyukai tantangan dengan berinvestasi di
perusahaan baru. Tetapi, kebanyakan harga saham perusahaan yang sudah
mapan (contohnya Unilever), memang cukup tinggi; namun hal itu sesuai
dengan kinerjanya yang konsisten.
2) Pertumbuhan (Growth)
Nah, pertimbangan ini memungkinkan anda untuk berinvestasi di perusahaan
baru atau yang sedang berkembang. Jenis investasi saham ini sangat cocok
bagi investor yang menyukai tantangan, dan menjanjikan keuntungan yang
besar apabila perusahaan yang bersangkutan berhasil di masa mendatang.
3) Diversifikasi
Investasi ini biasanya dilakukan oleh investor yang gemar loncat dari satu
sektor ke sektor lainnya, atau dengan kata lain untuk melengkapi portofolio
koleksinya. Namun ada dua hal yang perlu anda pertimbangkan; apakah anda
ingin pendapatan tetap dari saham tersebut, atau membeli obligasi dan
mendapatkan bunga sebagai keuntungannya.
b. Keuntungan Investasi Saham
1) Dividen
Dividen adalah Pembagian Keuntungan Perusahaan kepada Pemegang
Saham.
Contoh: PT Bank Mandiri Tbk membagi dividen per saham Rp 500,- Rina
memiliki saham sebanyak 5.000 saham (10 lot). Jadi dividen yang diterima
oleh Rina adalah Rp 2.500.000 (belum termasuk pajak).
2) Capital Gain
Capital Gain adalah Keuntungan ketika kita menjual saham lebih tinggi dari
harga beli.
Contoh: Johan membeli saham PT Bank BCA Tbk per saham Rp 3.000,- dan
kemudian menjual pada harga Rp 4.000,-. Capital Gain yang diperoleh adalah
Rp 1.000,- untuk setiap saham yang dijual oleh Johan.
a. Resiko Investasi Saham
1) Tidak Mendapat Dividen
Umumnya perusahaan membagi dividen ketika perusahaan menunjukkan
kinerja yang baik. Jadi ketika perusahaan mengalami penurunan kinerja atau
mengalami kerugian maka perusahaan tidak membagikan dividen kepada
para pemegang saham.

13 Lembaga Jasa Keuangan


2) Capital Loss
Terjadi jika kita menjual saham yang kita miliki lebih rendah dari harga
beli. Contoh: Adi membeli saham PT ABC Tbk per saham Rp 3.000,- dan
beberapa waktu kemudian saham ini mengelami penurunan. Adi menjual
saham tersebut pada harga Rp 2.500,- sehingga Adi mengalami kerugian Rp
500 untuk setiap saham yang ia jual.

D.Perasuransian
 Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

1. Fungsi Asuransi
a. Fungsi Utama (Primer)
1) Pengalihan Resiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian
(chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu
atau beberapa penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga
ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian
sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi
asuransi yang pasti (certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau
santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.
2) Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan
dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun
tersebut berupa premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar oleh
tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana
tersebut berkemang, yang kelak akan akan dipergunakan untuk membayar
kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.
3) Premi Seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang
dilakukan oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar
dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya kepada penanggung
(equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan
tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate of premium)
dikalikan dengan Nilai Pertanggungan.
b. Fungsi Tambahan (Sekunder)
1) Export Terselubung (invisible export)
Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang-barang tak nyata
(intangible product) keluar negeri.
2) Perangsang Pertumbuhan Ekonomi (stimulus ekonomi)

14 Lembaga Jasa Keuangan


Adalah untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah kerugian,
pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan.
3) Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings
4) Sarana Pencegah & Pengendalian Kerugian

2. Peran Asuransi
a. Peranan Asuransi Jiwa
1) Proteksi Bagi Keluarga (Proteksi dalam Pendapatan Keluarga, Dana Penyesuaian,
Dana Pemutihan / Biaya-Biaya Akhir.)
2) Menabung (Dana Hari Tua dan Dana Pendidikan)
3) Alat Bisnis (Proteksi Kredit, Proteksi Hipotik, Key-Person, Kelangsungan Usaha/Going
Concern, dan Kesejahteraan Karyawan.
Bila pencari nafkah ditakdirkan meninggal dunia atau cacat, maka kebutuhan dan
kesejahteraan keluarganya akan menjadi kurang terjamin.
Dengan menjadi peserta asuransi, khususnya Asuransi Syariah diharapkan pada saat
terjadinya resiko, hasil investasi dari manfaat asuransi dapat menggantikan pendapatan
atau sebagai dana penyesuaian bagi keluarga, sehingga kebutuhan dan kesejahteraan
keluarganya Insya Allah akan terjamin.
b. Peranan Asuransi Kerugian
1) Proteksi dari Kebakaran (Rumah/gedung beserta isinya.)
2) Proteksi dari Kehilangan (Pencurian harta di dalam rumah/gedung, pencurian
kendaraan bermotor, pencurian uang, dan pencurian barang)
3) Proteksi dari Kerusakan (Mobil, motor, rumah/gedung, suatu unit bisnis, kapal laut
dan kapal udara.)
4) Proteksi dari Pengangkutan (Uang dan Barang)
Bila terjadi suatu bencana atau malapetaka, maka sebuah benda akan kehilangan fungsi
dan kegunaannya, dan manusia sebagai pengguna akan mengalami kerugian atau
kehilangan manfaat dari benda tersebut.
Dengan menjadi peserta asuransi, khususnya Takaful Indonesia, diharapkan pada saat
terjadinya resiko peserta akan mendapatkan penggantian sesuai dengan barang/benda
yang diasuransikan, sehingga sebagai pengguna, peserta mendapatkan kembali fungsi
dari kegunaan barang/benda tersebut .

3. Jenis Asuransi
a. Asuransi atas Orang
adalah asuransi yang objeknya adalah orang atau beerkaitan langsung dengan
individu.
b. Asuransi atas Harta
adalah asuransi yang ditujukan terhadap peril-peril yang mungkin
menghancurkan properti atau harta kekayaan.

4. Prinsip Kegiatan Usaha Asuransi


Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Insurable interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

15 Lembaga Jasa Keuangan


b. Utmost good faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta
yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik
diminta maupun tidak. Artinya adalah: si penanggung harus dengan jujur
menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari
asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan
benar atas objek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
c. Proximate cause
Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara
aktif dari sumber yang baru dan independen.
d. Indemnity
Suatu mekanisme di mana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat
sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal
278).
e. Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar.
f. Contribution
Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk
ikut memberikan indemnity.

5. Produk Asuransi
a. Asuransi kebakaran
Asuransi kebakaran ialah asuransi yang mempertanggungkan kerugian akibat
kebakaran yang terjadi di daratan.
b. Asuransi pengangkutan
Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan
resiko terhadap pengangkutan barang.
c. Asuransi jiwa
Asuransi jiwa adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dengan konsumen
yang menyatakan bahwa perusahaan asuransi akan memberikan santunan
sejumlah dana apabila konsumen meninggal dunia, atau ditanggung sampai
masa tertentu.
d. Asuransi kredit
Mempertanggungkan kemungkinan resiko pemberian kredit kepada orang lain.
Dalam hal ini asuransi hanya mengganti kerugian setinggi-tingginya 75%
dari kerugian. Asuransi kecurian
Yang termasuk dalam asuransi kecurian ini harus disebutkan satu persatu barang
yang diasuransikan itu. Apabila terjadi resiko, maka barang-barang tersebut akan
diganti.
e. Asuransi perusahaan
Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu
sebab yang dapat menghentikan/menghambat

16 Lembaga Jasa Keuangan


kegiatan perusahaan.Ganti kerugiannya biasanya didasarkan kepada keuntungan
kotor yang terlepas karena terhentinya kegiatan perusahaan tersebut.
f. Asuransi mobil
Resiko yang dipertanggungkan dalam asuransi kendaraan bermotor ini antara
lain: kerugian atau kerusakan kendaraan yang disebabkan oleh tabrakan,
benturan, terbalik, tergelincir dijalan, oleh sebab apapun juga, karena perbuatan
jahat orang lain, pencurian, kebakaran, sambaran petir, juga termasuk kerugian
karena adanya uru hara, dan total lost dari kendaraan.
g. Asuransi Pendidikan
Setelah buah hati anda beranjak membesar dan sudah waktunya untuk sekolah,
anda tidak perlu lagi repot-repot sama urusan biaya pendidikan.
h. Asuransi tenaga kerja (Astek)
Asuransi tenaga kerja yaitu usaha asuransi yang dibentuk oleh pemerintah untuk
menanggung resiko yang menimpa tenaga kerja diperusahaan/pabrik.

E. Dana Pensiun
 Menurut UU No. 11 Tahun 1992 Dana Pensiun ialah badan hukum yang mmengelola
dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.

1. Fungsi Dana Pensiun


a. Menyediakan dana atau pertanggungan apabila peserta meninggal dunia atau
kecelakaan/cacat sebelum mencapai usia pensiun.
b. Menghimpun dana berupa tabungan bagi keperluan peserta di hari tua.
c. Mempersiapkan dana berbentuk manfaat pensiun, yang diterima setiap bulan
setelah mencapai usia pensiun selama seumur hidup peserta janda/duda
peserta.

2. Peran Dana Pensiun


a. memlihara kesinambungan penghasilan pada hari tua dalam rangka
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. sebagai sarana penghimpunan dana guna meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pembangunan nasional.
c. Menambah motivasi dan ketenangan kerja sehingga meningkatkan
produktifitas.
d. Berperan secara aktif dalam pembiayaan pembangunan
e. Membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
f. Memperbesar produksi nasional

3. Jenis Dana Pensiun


a. Dana pensiun pemberi kerja
Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang
mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program
pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti, bagi kepentingan
sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan
kewajiban terhadap pemberi kerja.

17 Lembaga Jasa Keuangan


b. Dana pensiun lembaga keuangan
Dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik karyawan
maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja bagi
karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
c. Dana pensiun lembaga keuntungan
Dana pensiun pemberi kerja yang menyelenggarakan program pensiun iuran
pasti, dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang
dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.

4. Prinsip Kegiatan Usaha Dana Pensiun


a. Prinsip Kejelasan Maksud dan Tujuan Program Jaminan terhadap kesinambungan
penghasilan
b. Prinsip Independensi
1) Kelembagaan: berstatus badan hukum
2) Manajemen Operasional dimana Asas Keterpisahan Kekayaan atau
Segregated Assets dan Hak pengurus mengadakan perjanjian dgn pihak
ketiga
3) Pengawasan dimana Pengawasan dilakukan oleh Dewan Pengawas yang
terdiri atas wakil- wakil dari pemberi kerja dan peserta dengan jumlah yang
sama
c. Prinsip Akuntabilitas
1) Dewan Pengawas wajib mengumumkan laporan hasil pengawasannya kepada
Peserta
2) Laporan keuangan Dana Pensiun setiap tahun harus diaudit oleh akuntan
publik yang ditunjuk oleh Dewan Pengawas
3) Pendiri/Mitra Pendiri, Pengurus, dan Penerima Titipan wajib
memperlihatkan seluruh dokumen/keterangan untuk keperluan pemeriksaan
4) Dana Pensiun wajib mengumumkan neraca dan perhitungan hasil usahanya
kepada Peserta
d. Prinsip Transparansi
1) Pengurus wajib menyampaikan keterangan mengenai setiap perubahan
peraturan Dana Pensiun dan hal-hal yang terjadi dalam rangka kepesertaan
kepada Peserta
2) Pengurus wajib mengumumkan perkembangan portofolio investasi dan hasil
pengembangannya kepada Peserta dan melaporkannya kepada Pendiri dan
Dewan Pengawas
e. Prinsip Perlindungan Konsumen
1) Perubahan Peraturan Dana Pensiun tidak boleh mengurangi manfaat pensiun
2) Setiap karyawan berhak menjadi Peserta, bila berusia 18 tahun atau telah
kawin, dan memiliki masa kerja satu tahun • Hak atas manfaat pensiun tak
dpt dijaminkan, dialihkan/disita
3) Semua transaksi penyerahan, pembebanan, pengikatan, pembayaran
sebelum jatuh tempo atau penjaminan manfaat pensiun dinyatakan batal
demi hukum
4) Pengembalian kekayaan Dana Pensiun kepada pemberi kerja, dilarang

18 Lembaga Jasa Keuangan


5) Saat likuidasi, peserta dan pensiunan/ahli waris memiliki hak utama dalam
pembagian kekayaan Dana Pensiun
6) Kekayaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan dikecualikan dari setiap tuntutan
hukum atas kekayaan Pendirinya
f. Prinsip Struktur Pengendalian Intern
1) Tugas, kewajiban, dan tanggung jawab Pendiri, Mitra Pendiri, Dewan
Pengawas, dan Pengurus diatur dalam Undang Undang Dana Pensiun dan
peraturan pelaksanaannya
2) Dana Pensiun tak diperkenankan melakukan pembayaran apapun, kecuali
pembayaran yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun
3) Dana Pensiun tidak diperkenankan meminjam atau mengagunkan
kekayaannya sebagai jaminan atas suatu pinjaman
4) Tidak satu bagianpun dari kekayaan Dana Pensiun dapat dipinjamkan atau
diinvestasikan pada pihak-pihak terafiliasi
5) Bentuk dan susunan laporan keuangan Dana Pensiun harus sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor 2345/KEP-LK/2003
g. Prinsip Kualifikasi Penyelenggara
1) Kualifikasi Pengurus dan Dewan Pengawas (kecuali yang terakhir) adalah
Warga Negara Indonesia, berakhlak dan moral yang baik, belum pernah
dihukum pidana ekonomi, dan berpengetahuan atau berpengalaman di
bidang Dana Pensiun
2) Pengurus tidak boleh merangkap jabatan Pengurus Dana Pensiun lain, atau
direksi, atau jabatan eksekutif lainnya

5. Produk Dana Pensiun


a. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan)
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) adalah program pensiun yang
memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima peserta pada
saat mencapai usia pensiun.
b. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan)
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yaitu program pensiun yang menetapkan
besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja). Sementara itu, benefit
yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah
dengan hasil pengembangan atau investasinya.

F. Lembaga Pembiayaan
 Keputusan Menteri Keuangan RI No. 448/KMK.017/2000 tentang Perusahaan
Pembiayaan, memberikan pengertian lembaga pembiayaan sebagai suatu kegiatan
pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk
pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh
konsumen.
 Lembaga yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.

1. Fungsi Lembaga Pembiayaan


a. Menyediakan dana dalam bentuk penyediaan barang modal

19 Lembaga Jasa Keuangan


b. Menyediakan dana dalam untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan
konsumen.
c. Ikut serta dalam bentuk penyertaan modal yang sifatnya sementara

2. Peran Lembaga Pembiayaan


a. sebagai salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk
menunjang pertumbuhan perekonomian nasional
b. menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat,
c. berperan aktif dalam dalam pembangunan dimana lembaga pembiayaan ini.
Diharapkan masyarakat atau pelaku usaha dapat mengatasi salah satu faktor
kruasial yang umum dialami yaitu faktor permodalan.

3. Jenis Lembaga Pembiayaan


a. Sewa guna usaha (leasing)
merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik
secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna
usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna
usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
angsuran.
b. Anjak Piutang (Factoring)
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka
pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Dalam Pasal
4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan
Pembiayaan, dijelaskan bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk
piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas
piutang tersebut.
c. Usaha kartu kredit (credit card)
adalah kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan
menggunakan kartu kredit.
d. Pembiayaan konsumen (consumer finance)
adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan
konsumen dengan pembayaran secara angsuran.
e. Modal Ventura (ventura capital) Modal Ventura sesuai dengan Keppres No. 61
Tahun 1988 serta SK. Menkeu No. 1251/KMK.013/1988, pada dasarnya adalah
suatu usaha di bidang pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam
suatu Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) untuk jangka waktu tertentu.
f. Perdagangan surat berharga (securities company)
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk surat berharga.

4. Prinsip Kegiatan Usaha Lembaga Pembiayaan


a. Melakukan pekerjaan dengan cara membiayai pihak-pihak atau sektor usaha
yang dibutuhkan.
b. Difokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja
c. Tidak menarik dana secara langsung (Non Deposit Taking)
d. Dalam melakukan pembiayaan tidak menekankan aspek jaminan (noncollateral
basis) karna unit yang dibiayai merupakan objek pembiayaan

20 Lembaga Jasa Keuangan


5. Produk Lembaga Pembiayaan
a. Pembiayaan kendaraan bermotor
b. Pembiayaan mesin dan alat berat
c. Pembiayaan peralatan elektronik dan rumah tangga

G.Pegadaian
 Menurut pasal 1150 KUHP, gadai adalah:
“Suatu hak yang diperoleh kreditur atau suatu barang bergerak yang diserahkan ke
padanya oleh debitur atau oleh kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya dan yang
memberi wewenang kepada kreditur untuk mengambil plunasan piutang dari barang
itu dengan mendahului kreditur-kreditur lain, dengan pengecualian biaya penjualan
sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai kepemilikan atau penguasaan
dan biaya penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan setelah barang itu diserahkan
sebagai gadai dan yang harus didahulukan”.
 Pegadaian adalah lembaga keuangan bukan bank yang memberikan kredit kepada
masyarakat dengan cara khusus, yaitu hukum gadai
 Hukum gadai adalah kegiatan menjaminkan barang berharga kepada pihak tertentu
guna memperoleh sejumlah uang dan barang, yang dijaminkan akan ditebus sesuai
perjanjian nasabah dengan lembaga gadai.

1. Fungsi Pegadaian
a. Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara
mudah, cepat, aman dan hemat.
b. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi
pegadaian maupun masyarakat.
c. Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
d. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.
e. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan
pegadaian.

2. Peran Pegadaian
a. Pegadaian sebagai usaha yang unik
b. Pegadaian diantara lembaga perkreditan lain
c. Pegadaian Sebagai Jaring Pengaman Sosial
d. Peran Pegadaian Dalam Menggalang Ekonomi Kerakyatan

3. Jenis Pegadaian
a. Pegadaian konvesional
Jenis pegadaian ini merupakan suatu lembaga pemerintah yang memberikan
uang pinjaman terhadap nasabah atas dasar hukum gadai. Pegadaian
konvensional ini sudah tersebar ke semua pedesaan. Namun jenis pegadaian ini

21 Lembaga Jasa Keuangan


masih menggunakan sebuah sistem pencatatan manual, dengan menggunakan
sistem bunga dan tarif jasa simpannya yang cukup besar.
b. Pegadaian syariah
Jenis pegadaian ini adalah sebuah lembaga keuangan / devisi dari bentuk
pegadaian dengan memberikan uang pinjaman sesuai dengan sebuah prinsip-
prinsip syariat Islam. Banyak sekali keuntungan pada pegadaian syariah ini, yaitu
antara lain : menggunakan sebuah sistem bagi hasil yang sesuai syariat dan
prinsip-prinsip islam, tarif jasa simpan uang tidak terlalu besar, dan pada biaya
administrasinya sangat kecil. Tapi, pegadaian syariah ini dalam pencatatan yang
masih manual.

4. Prinsip Kegiatan Usaha Pegadaian


Pegadaian memiliki misi utama yang bersifat sosial, yaitu membantu masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah, berupa bantuan keuangan untuk tujuan
mendesak

5. Produk dan Jasa Pegadaian


a. Pemberian Pinjaman atas dasar hukum gadai
Pinjaman ini dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan memberikan
pinjaman uang tunai mulai dari Rp20.000,- sampai dengan Rp200.000.000,-
dengan jaminan benda bergerak (Perhiasan emas, alat rumah tangga, kendaraan,
barang elektronik,dsb) dengan prosedur mudah dan pelayanan cepat.
b. Penaksiran Nilai Barang
Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini
mempunyai peralatan menaksir serta petugas yang sudah berpengalaman dan
terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan.
c. Penitipan barang
Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa penitipan barang karena
perusahaan ini memiliki tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup
memadai dan tempat ini juga digunakan untuk menyimpan barang yang
digadaikan masyarakat.
d. Jasa Lain
e. Krasida (Kredit angsuran system gadai).
Merupakan Pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil dalam
rangka mengembangkan yang pengembaliannya dilakukan melalui angsuran.
f. Kreasi (Kredit angsuran fiduusia)
Merupakan modifikasi dari kredit kelayakan usaha, kreasi merupakan pemberian
pinjaman kepada para pengusaha mikro kecil menengah dengan konsturksi
penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjaman melalui angsuran.

22 Lembaga Jasa Keuangan


g. Kresna (kredit serba guna)
Merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai dalam rangka kegiatan
produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran.
h. MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi)
Merupakan penjualan logam mulia oleh perum penggadaian kepada masyarakat
i. Krista (Kredit Usaha Rumah Tangga)
Merupakan pemberian pinjaman kepada ibu-ibu rumah tangga untuk
mengembangkan usahanya.

23 Lembaga Jasa Keuangan

Anda mungkin juga menyukai