Anda di halaman 1dari 7

TUGAS U1

Nama : DINIAH INSAN FITRIA NINGSIH

NIM : D1A020151

Kelas : Hukum Acara Pidana (C1)

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Rina Khairani Pancaningrum, SH. L. LM

Kasus I

1. Berita tersebut menjelaskan pada tahap apa kasus itu terjadi?

Pada berita tersebut termasuk pada tahap penyidikan, karena karena polisi masih
memastikan apakah pelaku termasuk dalam dugaan pemerkosaan dan pencabulan.

2. Siapa (aparat penegak hukum) yang menangani kasus tersebut?


Kasus tersebut ditangani oleh Aparat Kepolisian Kasat Reskrim Polres Dompu.
3. Tindakan atau upaya paksa apa saja yang dilakukan aparat penegak hukum pada kasus
tersebut?

Aparat penegak hukum tidak melakukan tindakan atau upaya paksa kepada pelaku
melainkan mengamankan pelaku ke polsek dari amukan massa.

4. Apakah tersangka telah dietahui apa belum?

Dalam kasus tersebut, tersangka pencabulan telah diketahui karena perbuatan


tersangka cepat diketahui oleh keluarga korban yang melihat pelaku bersama korban, dan
pelaku sempat melarikan diri ketika dilihat oleh keluarga korban. Namun, warga berhasil
menangkapnya dan bahkan ia sempat dihakimi oleh warga setempat.

5. Alat bukti atau barang bukti apa saja yang diperoleh oleh aparat penegak hukum?

Untuk mengetahui atau mendapatkan barang bukti atas kasus tersebut, korban
pencabulan telah dilakukan tes visum guna mengetahui apakah terdapat luka robek pada
korban.
6. Pasal berapa yang disangkakan terhadap pelaku tindak pidana tersebut?

Pelaku akan dikenakan Pasal 76 jo 82 ayat (2) Undang-undang No. 35 Tahun 2014
perubahan dari Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Pasal 289 KUHP yang berbunyi : “ Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan memaksa seorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul,
diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana
penjara paling lama 9 tahun “ .

7. Tindakan apa yang dilakukan pelaku tindak pidana terhadap pasal yang disangkakan
terhadapnya?

Pelaku tindak pidana memaksa korban untuk melakukan perbuatan cabul dan bahkan
sempat berusaha menyetubuhi korban. Dan pelaku diancam penjara 5-15 tahun penjara.

Kasus II

1. Berita tersebut menjelaskan pada tahap apa kasus tersebut terjadi?


Dalam berita kasus tersebut menjelaskan pada tahap penyidikan, karena pada saat
pelaku kedapatan ingin melakukan tindak pidana pencurian motor milik warga setempat,
Aparat Polisi langsung mengevakuasi pelaku tindak pidana pencurian motor.

2. Siapa (aparat penegak hukum) yang menangani kasus tersebut?

Kasus tersebut ditangani oleh Aparat Penegak Hukum Polres Sumbawa Besar melalui
Kasat Reskrim AKP Tri Prasetyo
3. Tindakan dan atau upaya paksa apa saja yang dilakukan Aparat Penegak Hukum pada kasus
tersebut?

Aparat Penegak Hukum yang menangani kasus tersebut langsung mengevakuasi


pihak bersangkutan ke Polres Sumbawa. Sementara disisi lain polisi masih memburu pelaku
lainnya.

4. Apakah tersangka telah diketahui atau belum?

Dalam kasus tersebut, pelaku yang bersangkutan beranggotakan dua orang. Saat ini
Aparat Kepolisian baru mengevakuasi satu pelaku saja dan Aparat Kepolisian masih
memburu pelaku lainnya.

5. Alat bukti dan atau barang bukti apa saja yang diperolah penegak hukum?

Pelaku tindak pidana pencurian motor menggunakan kunci T untuk melaksanakan


aksinya, pihak Kepolisian telah mengamankan barang bukti tersebut.

6. Pasal berapa yang disangkakan terhadap pelaku tindak pidana tersebut?

Pasal yang disangkakan pada kendaraan bermotor roda dua yaitu Pasal 362, Pasal
363, dan Pasal 365 KUHP, Serta Pasal 406 KUHP ayat (1)

Pasal 362 KUHP berbunyi : “ Barang siapa yang mengambil barang sesuatu, yang
seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara
melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun
atau denda paling banyak enam puluh rupiah “.

7. Tindakan apa yang dilakukan pelaku tindak pidana terhadap Pasal yang sangkakan
terhadapnya?

Berdasarkan pada Pasal yang sangkakan terhadapnya Pelaku bersangkutan


melakukan tindak pidana pencurian berdasarkan Pasal 362 KUHP dan “Diancam pidana
penjara paling lama lima tahun atau paling banyak enam puluh rupiah”.

Berdasarkan pada Pasal 406 KUHP ayat (1) yang berbunyi : “Barang siapa dengan
sengaja dan melawan hukum menghancurkan,merusakan,dan membikin tak dapat dipakai
atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan
orang lain, di ancang dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
denda paling banyak tiga ratus rupiah”.
Kasus III

1. Berita tersebut menjelaskan pada tahap apa kasus itu terjadi?

Pada berita tersebut menjelaskan pada tahapan penyidikan pelaku tindak pidana
perdagangan orang (Mucikari) yang terjadi di sebuah hotel di wilayah Labuhan Sumbawa.

2. Siapa (Aparat Penegak Hukum) yang menangani kasus tersebut?

Kasus tersebut langsung ditangani oleh Kapolres Sumbawa melalui Kasat Reskrim,
AKP Prasetiyo, Minggu (8/5) pada saat sedang melaksanakan kegiatan Patroli Operasi
Pekat.

3. Tindakan dan atau upaya paksa apa saja yang dilakukan Aparat Penegak Hukum pada kasus
tersebut?

Polisi langsung melakukan penangkapan serta mengevakuasi pelaku tindak pidana


perdagangan orang (Mucikari)yang berinisial RSH dan telah mengamankan seorang gadis
dibawah umur berinisial S ke Kapolres Sumbawa.

4. Apakah tersangka telah diketahui atau belum?

Aparat Kepolisian langsung menangkap tersangka pelaku tindak pidana


perdagangan orang yang berinisial RSH di sebuah Hotel di Wilayah Labuhan Sumbawa.

5. Alat bukti dan atau barang apa saja yang diperoleh aparat penegak hukum?

Polisi tidak mengumpulkan barang bukti apapun terkait penangkapan pelaku tindak
pidana perdagangan orang (Mucikari), dan pelaku serta korban menjalani pemeriksaan di
Unit PPA Polres Sumbawa.
6. Pasal berapa yang disangkakan terhadap pelaku tindak pidana tersebut?

Terduga yang bersangkutan disangkakan dengan Pasal 76 Ayat (1) jo Pasal 88


Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan atau Pasal 296
KUHP, serta pasal 506 KUHP.

Pasal 296 KUHP yang berbunyi : “ Barang siapa dengan sengaja menghubungkan
atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain, dan menjadikannya
sebagai pencarian atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun
empat bulan atau denda paling banyak seribu rupiah”.

Pasal 506 KUHP yang berbunyi : “ Barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan
cabul seorang wanita dan menjadikan sebagai pencarian, diancam dengan kurungan paling
lama satu tahun ”.

7. Tindakan apa yang dilakukan pelaku tindak pidana terhadap pasal yang disangkakan
terhadapnya?

Berdasarkan Pasal 296 KUHP yang disangkakan pada pelaku melakukan tindakan
berupa menghubungkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh korban dengan orang lain
dan menjadikannya sebagai pencarian. Dan berdasarkan pasal 506 KUHP pelaku melakukan
tindakan berupa menarik keuntungan dari perbuatan cabul korban dan menjadikannya
sebagai pencarian.

Kasus IV
1. Berita tersebut menjelaskan pada tahap apa kasus itu terjadi?

Dalam berita tersebut pertama, menjelaskan tentang tahap penyidikan yang


dilakukan tersangka dari tahun 2013 sampai tahun 2021. Karena pelaku tersebut diduga
melakukan tindakan asusila terhadap tujuh siswinya.

Kedua, tahap penuntutan setelah mendapatkan barang bukti berupa ponsel,


flashdisk, laptop dan kasur yang memperjelas tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka
tindak pidana tersebut.

Yang ketiga menuju pada tahap pemeriksaan yang dilimpahkan pada Pengadilan
Negeri mengenai tindak pidana yang dilaporkan disertai dengan pemberian bukti oleh jaksa
penuntut umum yang didapat atas hasil penyidikan dari pihak kepolisian.

Kemudian setelah melewati tahap pemeriksaan, yang terakhir adalah tahap


eksekusi yang apabila putusan peradilan dari Hakim sudah disetujui oleh semua pihak
maka putusan tersebut akan memiliki kekuasaan hukum yang tetap. Namun pada kasus ini,
tim kuasa hukum menilai ada ketidakkonsistenan dari pernyataan saksi terkait waktu
kejadian dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Sehingga persidangan akan dilanjutkan
dengan agenda masih pemeriksaan saksi dalam kasus tersebut.

2. Siapa (aparat penegak hukum) yang menangani kasus tersebut?

Kasus tersebut ditangani oleh Aparat Kepolisian Polres Purbalingga pada tahap
penyidikan, kemudian jasa penuntut umum dan tim kuasa hukum pada tahap penuntutan
sebelum akhirnya dibawa ke Pengadilan Negeri dan dan sampai pada tahap pemeriksaan
dan eksekusi.

3. Tindakan dan atau upaya apa saja yang dilakukan aparat penegak hukum pada kasus
tersebut?

Aparat kepolisian melakukan pendalaman, penyelidikan dan pemeriksaan dan


langsung melakukan penangkapan terhadap tersangka dan ditahan di Polres Purbalingga.
Lalu hakim melakukan persidangan atas dakwaan terhadap pelaku tindak pidana tersebut.

4. Apakah tersangka telah diketahui atau belum?

Dalam kasus tersebut, tersangka yang diduga melakukan tindakan asusila berinisial
AS (32 Tahun) yang merupakan guru di SMP Negeri di Purbalingga.

5. Alat bukti dan atau barang bukti apa saja yang dipeproleh aparat penegak hukum?

Aparat kepolisian menyita barang bukti berupa ponsel, flashdisk, laptop dan kasur
serta beberapa koleksi video pornografi yang diakui tersangka diperoleh dari mengunduh
di internet.

6. Pasal berapa yang disangkakan terhadap pelaku tindak pidana tersebut?

Tersangka dijerat dengan Pasal 81 Ayat (1), (2), dan (3) Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2012 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 32 Undang-Undang
Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi.

Pasal 64 Ayat 1 KUHP dan pasal 294 Ayat 2 ke-1 KUHP juncto Pasal 64 ayat 1 KUHP.
7. Tindakan apa yang dilakukan pelaku tindak pidana terhadap pasal yang disangkakan
terhadapnya?

Dalam pasal 81 Ayat 1, pelaku melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan


memaksa anak untuk melakukan persetubuhan dan diperakukan cabul.

Pasal 81 Ayat 2 karena pelaku melakukan modus tipu muslihat sebagai ancaman
atas tindakan asusila kepada korban.

Pasal 81 Ayat 3 karena pelaku melakukan ancaman kekerasan kepada korban yang
menimbulkan rasa takut pada korban.

Pasal 32 Undang-undang nomor 44 bahwa pelaku telah melakukan tindakan


pornografi.

Pasal 294 Ayat 2 ke-1 bahwa pelaku telah melakukan perbuatan cabul dengan orang
yang karena jabatannya.

Anda mungkin juga menyukai