Anda di halaman 1dari 40

Mata kuliah ayat & hadits

SUMBER DAYA ALAM

By
Muhamad Harry Naldi 0806450842
Dionne Akbar
Sumber daya Alam adalah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera.
Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti
di dalam tanah, di dalam air, di permukaan tanah, di
udara, mulai dari kutub utara dan selatan hingga di
daerah khatulistiwa.
Sebagai contoh sumber daya alam seperti barang
tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan
banyak lagi lainnya. Sumber daya alam yang
diciptakan oleh Allah SWT, berjenis-jenis yang ada di
permukaan bumi ini
Semua orang tahu alam Indonesia sangat kaya. Areal hutan Indonesia
termasuk paling luas di dunia; tanahnya subur, alamnya indah. Indonesia juga
adalah negeri yang memiliki potensi kekayaan laut menakjubkan. Wilayah
perairannya sangat luas, belum lagi kandungan ikan yang diperkirakan
mencapai 6,2 juta ton, mutiara, minyak dan kandungan mineral lainnya,
termasuk di dalamnya keindahan alam bawah laut.

Menteri
Kelautan

Potensi ikan di laut Indonesia bisa menghasilkan devisa lebih


dari 8 miliar US dolar setiap tahunnya. Sementara itu, di
daratan terdapat berbagai bentuk barang tambang berupa
emas, nikel, timah, tembaga, batu bara, dan sebagainya. Di
bawah perut bumi sendiri tersimpan gas dan minyak yang juga
termasuk cukup besar
ٍ ‫اس َي َوأَن َب ْت َنا ِفي َها ِمن ُك ِّل َشىْ ٍء م َّْو ُز‬
‫ون‬ ِ ‫َو ْاألَرْ ضض َمد َْد َنا َها َوأَ ْل َق ْي َنا ِفي َها َر َو‬
}20{ ‫ين‬ َ ‫از ِق‬ َ ‫} َو َج َع ْل َنا َل ُك ْم ِفي َها َم َع ِاي‬19{
ِ ‫ش َو َمن لَّسْ ُت ْم َل ُه ِب َر‬
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan
padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya
segala sesuatu menurut ukuran. (QS. Al Hijr 15:19)

Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumikeperluan-


keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-
makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki
kepadanya. (QS. Al Hijr 15:20
َ ‫هللا ِر ْزقُ َها َو َيعْ َل ُم مُسْ َت َقرَّ َها َومُسْ َت ْو‬
‫دَع َها ُك ٌّل ِفي‬ ِ ْ‫َو َما ِمن َدآ َّب ٍة ِفي ْاألَر‬
ِ ‫ض إِالَّ َع َلى‬
}6{ ‫ين‬ ٍ ‫ب م ُِّب‬ٍ ‫ِك َتا‬

Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi


melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. 11:6)
Dari ayat di atas jelas menerangkan bahwa sumber daya alam yang
di berikan Alloh tidak terbatas jumlahnya

Oleh karena itu, jika dalam ekonomi sekular dinyatakan, bahwa


masalah ekonomi itu muncul karena adanya kelangkaan, yang
diakibatkan: sumber daya alam terbatas dan kebutuhan manusia tak
terbatas.
Konsep ini juga diikuti oleh pemikir ekonomi Islam, yang tergabung
dalam mazab mainstream, seperti: Muhammad Nejatullah Siddiqi,
Muhammad Abdul Mannan, Muhammad Umar Chapra, dll.

Konsep tersebut sangat ditentang oleh para pemikir ekonomi Islam –


utamanya mereka yang tergabung dalam mazab iqtishaduna,
seperti: Baqir Sadr, Kadzim Sadr, dll – kemudian mereka
mengkonsepkan, bahwa: kebutuhan manusialah yang terbatas,
namun sumber daya dalam adalah tidak terbatas.
Dari dua pandangan atau konsep tersebut, maka di simpulkan,
bahwa:

Sumber daya alam tidak terbatas, kebutuhan manusia juga


tidak terbatas, namun kebutuhan manusia perlu dibatasi.
UNTUK APA ALLAH
MENCIPTAKAN INI
SEMUA?!?!?!?
َ ‫ك ألَ َي ًة َو َما َك‬
‫ان‬ ِ ْ‫أَ َو َل ْم َي َر ْوا إِ َلى ْاألَر‬
َ ِ‫} إِنَّ ِفي َذل‬7{ ‫ض َك ْم أَن َب ْت َنا فِي َها ِمن ُك ِّل َز ْو ٍج َك ِر ٍيم‬
}8{ ‫ين‬ َ ‫أَ ْك َث ُرهُم م ُّْؤ ِم ِن‬
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah
banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang baik? (QS. Asy Syuara 26:7)

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar


terdapat suatu tanda kekuasaan Allah.Dan kebanyakan
mereka tidak beriman. (QS. Asy Syuara 26:8)

ِ ‫ت أل ُ ْولِي ْاألَ ْل َبا‬


‫ب‬ ٍ ‫ار ألَ َيا‬
ِ ‫ف الَّي ِْل َوال َّن َه‬ ِ ْ‫ت َو ْاألَر‬
ْ ‫ض َو‬
ِ َ‫اخ ِتال‬ ِ ‫إِنَّ ِفي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬
}190{
Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (QS. Ali Imran :190)
Alam diciptakan
Allah berfungsi:

1. Sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan kekuasaan


Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta, karena alam semesta
adalah tanda atau ayat-ayat Allah. Manusia dilarang memperhamba alam dan
dilarang menyembah kecuali kepada Allah yang Menciptakan alam.

2. Alam dengan segala sumberdayanya diciptakan Tuhan untuk memenuhi


kebutuhan hidup manusia. Dalam memanfaatkan sumberdaya alam guna
menunjang kehidupannya ini harus dilakukan secara wajar (tidak boleh
berlebihan).

3. Manusia mempunyai kewajiban untuk memelihara alam untuk keberlanjutan


kehidupan, tidak hanya bagi manusia akan tetapi bagi semua makhluk hidup
yang lainnya.
ُّ ‫} َو ِفي َخ ْل ِق ُك ْم َو َما َيب‬3{ ‫ين‬
‫ُث ِمن دَ آ َّب ٍة‬ َ ‫ت لِّ ْلم ُْؤ ِم ِن‬ٍ ‫ض ألَ َيا‬ ِ ْ‫ت َو ْاألَر‬ِ ‫إِنَّ ِفي ال َّس َم َاوا‬
‫نز َل هللا ُ ِم َن ال َّس َمآ ِء ِمن رِّ ْز ٍق‬ َ َ‫ار َو َمآأ‬
ِ ‫ف الَّي ِْل َوال َّن َه‬ ْ ‫} َو‬4{ ‫ون‬
ِ َ‫اخ ِتال‬ َ ‫ات لِّ َق ْو ٍم يُوقِ ُن‬
ٌ ‫َءا َي‬
}5{ ‫ون‬َ ُ‫ات لِّ َق ْو ٍم َيعْ قِل‬ ٌ ‫اح َءا َي‬
ِ ‫يف الرِّ َي‬ ِ ‫ض َبعْ دَ َم ْو ِت َها َو َتصْ ِر‬ َ ْ‫َفأَحْ َيا ِب ِه ْاألَر‬
Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. (QS. 45:3)
Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang
bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk
kaum yang meyakini, (QS. 45:4)
dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari
langit lalu dihidupkanNya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan
pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang berakal. (QS. 45:5)

Alam merupakan sarana untuk mengenal


dan memahami Tuhan (yakni: alam
adalah ayat-ayat kauniah Tuhan).
BAGAIMANA
SEBAIKNYA DALAM
PEMANFAATAN SUMBER
DAYA ALAM ?
Dalam pandangan sistem ekonomi Islam, harta kekayaan yang ada di bumi ini
tidaklah bebas untuk dimiliki oleh individu, sebagaimana yang ada dalam
pemahaman sistem ekonomi kapitalisme.

Sebaliknya juga tidak seperti dalam pandangan sistem ekonomi sosialisme, yang
memandang bahwa harta kekayaan yang ada di bumi ini harus dikuasai oleh negara.

Di dalam sistem ekonomi Islam, status kepemilikan terhadap seluruh harta kekayaan
yang ada di bumi ini dapat dikategorikan dalam 3 kelompok, yaitu:

Pertama: Kepemilikan individu, yaitu hukum syara’ yang berlaku bagi zat atau
manfaat tertentu, yang memungkinkan bagi yang memperolehnya untuk
memanfaatkannya secara langsung atau mengambil kompensasi (iwadh) dari barang
tersebut.

Kedua: Kepemilikan umum, yaitu ijin Asy-Syariâh kepada suatu komunitas untuk
bersama-sama memanfaatkan suatu benda.

Ketiga:Kepemilikan negara, yaitu harta yang tidak termasuk kategori milik umum
melainkan milik individu, namun barang-barang tersebut terkait dengan hak kaum
muslimin secara umum.
Dari pembagian kepemilikan dalam ekonomi Islam tersebut,
maka yang menjadi pertanyaan adalah, dimana posisi
sumber daya alam seperti pertambangan, energi, hutan, air
dsb?
Jawabnya adalah masuk kategori yang kedua, yaitu kepemilikan umum.
Pendapat ini dapat difahami berdasarkan pada dalil Hadits yang berasal
dari Imam At-Tirmidzi yang meriwayatkan hadits dari Abyadh bin
Hamal, bahwa ia telah meminta kepada Rasul untuk mengelola
tambang garamnya, lalu Rasul memberikannya. Setelah dia pergi, ada
seorang laki-laki dari majlis tersebut bertanya:

Wahai Rasulullah, tahukah engkau, apa yang engkau berikan


kepadanya? Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu yang
bagaikan air mengalir, Rasulullah kemudian bersabda: Tariklah
tambang tersebut darinya

Hadis tersebut menyerupakan tambang garam garam dengan air yang


mengalir, karena jumlahnya tidak terbatas
Hadits ini menjelaskan bahwa Rasullah SAW memberikan tambang
garam kepada Abyadh

Hal itu menunjukkan kebolehan memberikan tambang garam jika


tambangnya kecil. Namun, tatkala beliau tahu bahwa tambang tersebut
merupakan tambang yang besar (seperti air yang mengalir), maka
beliau mencabut pemberiannya dan melarang dimiliki oleh pribadi,
berarti tambang tersebut merupakan milik umum.

Dalam hadits tersebut, yang dimaksudkan bukan hanya garamnya itu


sendiri, melainkan tambangnya.
Hal itu berdasarkan bukti, bahwa ketika Rasul SAW mengetahui bahwa
tambang tersebut tidak terbatas jumlahnya, maka beliau
mencegahnya, sementara itu beliau sejak awal sudah mengetahui
bahwa itu merupakan garam yang diberikan kepada Abyadh.

Dengan demikian, pencabutan tersebut bukan karena garam, tetapi


karena tambang yang tidak terbatas jumlahnya.
Abu Ubaid memberi komentar terhadap Hadits ini dengan penjelasan
sebagai berikut:

Adapun pemberian Nabi SAW kepada Abyadh bin Hambal terhadap


tambang garam, kemudian beliau mengambilnya kembali dari tangan
Abyadh, sesungguhnya beliau mencabutnya semata karena menurut
beliau tambang tersebut merupakan tanah mati yang dihidupkan oleh
Abyadh lalu dia mengelolanya.

Ketika Nabi SAW mengetahui bahwa tambang tersebut (laksana) air


yang mengalir, yang mana air tersebut merupakan benda yang tidak
pernah habis, seperti mata air dan air bor, maka beliau mencabutnya
kembali, karena sunnah Rasulullah SAW dalam masalah padang, api
dan air menyatakan bahwa semua manusia berserikat dalam masalah
tersebut, maka beliau melarang bagi seseorang untuk memilikinya,
sementara yang lain tidak dapat memilikinya
Apabila garam tersebut termasuk dalam kategori tambang, maka
pencabutan kembali Rasul terhadap pemberian beliau kepada Abyadh
tersebut dianggap sebagai illat ketidakbolehan dimiliki individu, di mana
garam tersebut merupakan tambang yang tidak terbatas jumlahnya,
bukan karena garamnya itu sendiri yang tidak terbatas jumlahnya. Dari
hadits di atas nampak jelas bahwa illat larangan untuk tidak memberikan
tambang garam tersebut adalah karena tambang tersebut mengalir,
yakni tidak terbatas.

Manusia itu berserikat (punya andil) dalam tiga perkara, yaitu: air,
padang rumput, dan api (BBM, gas, listrik, dsb). (HR Ahmad dan Abu
Dawud).

Dalam Hadits di atas, selain menyebut air, padang rumput, Rasul


SAW juga menyebut lafadz api, yang dimaksudkan adalah energi,
seperti: listrik, BBM, gas, batubara, nuklir
Pengelolaan kepemilikan umum oleh negara dapat dilakukan dengan dua
cara, yakni:

Pertama; Pemanfaatan Secara Langsung Oleh Masyarakat Umum.

Air, padang rumput, api, jalan umum, laut, samudra, sungai besar, adalah benda-
benda yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh setiap individu. Siapa saja
dapat mengambil air dari sumur, mengalirkan air sungai untuk pengairan
pertanian, juga menggembalakan hewan ternaknya di padang rumput milik
umum.

Bagi setiap individu juga diperbolehkan menggunakan berbagai peralatan yang


dimilikinya untuk memanfaatkan sungai yang besar, untuk menyirami tanaman
dan pepohonan. Karena sungai yang besar cukup luas untuk dimanfaatkan seluruh
masyarakat dengan menggunakan peralatan khusus selama tidak membuat
kemudharatan bagi individu lainnya. Sebagaimana setiap individu diperbolehkan
memanfaatkan jalan-jalan umum secara individu, dengan tunggangan, kendaraan.
Juga diperbolehkan mengarungi lautan dan sungai serta danau-danau umum
dengan perahu, kapal, dan sebagainya, sepanjang hal tersebut tidak membuat
pihak lain yaitu seluruh kaum muslim dirugikan, tidak mempersempit keluasan
jalan umum, laut, sungai, dan danau.
Kedua; Pemanfaatan Di Bawah Pengelolaan Negara

Kekayaan milik umum yang tidak dapat dengan mudah dimanfaatkan secara
langsung oleh setiap individu masyarakat—karena membutuhkan keahlian,
teknologi tinggi, serta biaya yang besar—seperti minyak bumi, gas alam, dan
barang tambang lainnya, maka negaralah yang berhak untuk mengelola dan
mengeksplorasi bahan tersebut. Dimana hasilnya nanti akan dimasukkan ke
dalam kas baitul mal. Khalifah adalah pihak yang berwenang dalam
pendistribusian hasil tambang dan pendapatannya sesuai dengan ijtihadnya demi
kemashlahatan umat.

Dalam mengelola kepemilikan tersebut, negara tidak boleh menjualnya kepada


rakyat—untuk konsumsi rumah tangga—dengan mendasarkan pada asas mencari
keuntungan semata. Namun diperbolehkan menjualnya dengan mendapatkan
keuntungan yang wajar darinya jika dijual untuk keperluan produksi komersial.
Sedangkan jika kepemilikan umum tersebut dijual kepada pihak luar negeri, maka
diperbolehkan pemerintah mencari keuntungan.
Dari hasil keuntungan pendapatan dari harta pemilikan umum itu kemudian
didistribusikan dengan cara sebagai berikut:

Pertama, dibelanjakan untuk segala keperluan yang berkenaan dengan kegiatan


operasional badan negara yang ditunjuk untuk mengelola harta pemilikan umum,
baik dari segi administrasi, perencanaan, eksplorasi, eksploitasi, produksi,
pemasaran dan distribusi. Pengambilan hasil dan pendapatan harta pemilikan
umum untuk keperluan ini, seperti pengembalian bagian zakat untuk keperluan
operasi para amil yang mengurusi zakat (lihat QS. At Taubah: 60).

Kedua, dibagikan kepada kaum muslimin atau seluruh rakyat. Dalam hal ini
khalifah boleh membagikan air minum, listrik, gas, minyak tanah, dan barang lain
untuk keperluan rumah tangga atau pasar-pasar secara gratis atau menjualnya
dengan semurah-murahnya, atau dengan harga wajar yang tidak memberatkan.
Barang-barang tambang yang tidak dikonsumsi rakyat,

misalnya minyak mentah, dijual ke luar negeri dan keuntungannya—termasuk


keuntungan pemasaran dalam negeri—dibagi keseluruh rakyat, dalam bentuk
uang, barang, atau untuk membangun sekolah-sekolah gratis, rumah-rumah sakit
gratis, dan pelayanan umum lainnya. Juga untuk menutupi tanggungan Baitul Mal
yang wajib dipenuhi lainnya, seperti anggaran belanja untuk jihad fi sabilillah.
Surat At-Thaha: 53-54
ٍ ‫نز َل م َِن ال َّس َمآ ِء َمآ ًء َفأ َ ْخ َرجْ َنا ِب ِه أَ ْز َواجً ا مِّن َّن َبا‬
‫} ُكلُوا‬53{ ‫ت َش َّتى‬ َ َ‫ك َل ُك ْم فِي َها ُس ُبالً َوأ‬ َ ْ‫الَّذِي َج َع َل َل ُك ُم ْاألَر‬
َ َ‫ض َم ْه ًدا َو َسل‬
‫ت أل ُ ْولِي ال ُّن َهى‬
ٍ ‫ك ألَ َيا‬ َ ِ‫} َوارْ َع ْوا أَ ْن َعا َم ُك ْم إِنَّ فِي َذل‬54{
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan
yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan
menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan
dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan
yang bermacam-macam. (QS. 20:53)
Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah
Surat Yasiin: bagi orang-orang yang berakal. (QS. 20:54)
33-35;

ٍ ‫ِيل َوأَعْ َنا‬


‫ب‬ ٍ ‫} َو َج َع ْل َنا فِي َها َج َّنا‬33{ ‫ون‬
ٍ ‫ت مِّن َّنخ‬ َ ُ‫َو َءا َي ٌة لَّ ُه ُم ْاألَرْ ضُ ْال َم ْي َت ُة أَحْ َي ْي َنا َها َوأَ ْخ َرجْ َنا ِم ْن َها َح ًّبا َف ِم ْن ُه َيأْ ُكل‬
َ ‫ِيه ْم أَ َفالَ َي ْش ُكر‬ ْ
‫ُون‬ ِ ‫} لِ َيأ ُكلُوا مِن َث َم ِر ِه َو َما َع ِم َل ْت ُه أَ ْيد‬34{ ‫ُون‬ ِ ‫َو َفجَّ رْ َنا فِي َها م َِن ْال ُعي‬
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka
adalah bumi yang mati.Kami hidupkan bumi itu dan Kami
keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka
makan. (QS. 36:33)
Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur
dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, (QS. 36:34)
supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang
diusahakan oleh tangan mereka.Maka mengapakah mereka
Surat Yasiin: 71-73

َ ُ ‫} َو َذلَّ ْل َنا َها َل ُه ْم َف ِم ْن َها َر ُكو ُب ُه ْم َو ِم ْن َها َيأْ ُكل‬71{ ‫ون‬


}72{ ‫ون‬ َ ‫ت أَ ْيدِي َنآ أَ ْن َعامًا َف ُه ْم َل َها َمالِ ُك‬
ْ ‫أَ َولَ ْم َي َر ْوا أَ َّنا َخ َل ْق َنا َلهُم ِّممَّا َع ِم َل‬
}73{ ‫ُون‬ َ ‫اربُ أَ َفالَ َي ْش ُكر‬ ‫َو َل ُه ْم فِي َها َم َنا ِف ُع َو َم َش‬
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya ِ Kami telah
menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari
apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu
mereka menguasainya? (QS. 36:71)
Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka
sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya
mereka makan. (QS. 36:72)
Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan
minuman.Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (QS. 36:73)
Surat An-Nahl: 14

َ ‫َوه َُو الَّذِي َس َّخ َر ْال َبحْ َر لِ َتأْ ُكلُوا ِم ْن ُه َلحْ مًا َط ِر ًّيا َو َتسْ َت ْخ ِرجُوا ِم ْن ُه ح ِْل َي ًة َت ْل َبسُو َن َها َو َت َرى ْالفُ ْل‬
‫ك َم َواخ َِر فِي ِه‬
َ ‫َولِ َت ْب َت ُغوا مِن َفضْ لِ ِه َولَ َعلَّ ُك ْم َت ْش ُكر‬
‫ُون‬
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar
kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan
kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai;
dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu
mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu
bersyukur. (QS. 16:14)
Q.S At taubah 60

‫ِين‬
َ ‫ارم‬ ِ ‫ب َو ْال َغ‬
ِ ‫ِين َعلَ ْي َها َو ْالم َُؤلَّ َف ِة قُلُو ُب ُه ْم َوفِي الرِّ َقا‬
َ ‫ِين َو ْال َعا ِمل‬
ِ ‫ات ل ِْلفُ َق َرا ِء َو ْال َم َساك‬ َّ ‫ِإ َّن َما ال‬
ُ ‫ص َد َق‬
ِ ‫ض ًة ِم َن‬
‫هللا َوهللاُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬ َ ‫يل َف ِري‬ ِ ‫ْن الس َِّب‬ ِ ‫هللا َواب‬ ِ ‫يل‬ِ ‫َو ِفي َس ِب‬

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para Mu'allaf yang
dibujuk hatinya,untuk (memerdekaan) budak, orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Biajaksana. (QS. 9 A t taubah 60)
Q.S Adz Zaariyat 19

ٌ ‫اخ َر إِ ِّني َل ُكم ِّم ْن ُه َن ِذي ٌر م ُِّب‬


‫ين‬ ِ ‫َوالَ َتجْ َعلُوا َم َع‬
َ ‫هللا إِ َلهًا َء‬
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin
yang tidak mendapat bahagian. (QS. 51:19)

Kedua ayat ini jelas menerangkan bahwa kita harus berbagi kepada saaudara
saudara kita sebagai rasa syukur
BAGAIMANA BILA KITA
SALAH MEMANFAATKAN
SUMBER DAYA
ALAM?!?!?!?!?
Surat Ar-Ruum: 41-42
Telah َ nampak ْ kerusakan
َ ‫ض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم َيرْ ِجع‬
‫} قُ ْل‬41{ ‫ُون‬ َ ْ‫اس لِ ُي ِذي َقهُم َبع‬
ِ ‫ن‬ َّ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫ي‬ْ ‫أ‬ ْ
‫ت‬ ‫ب‬
َ ‫س‬
َ َ
‫ك‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫ب‬
ِ ‫ر‬
ِ ْ‫ح‬ ‫ب‬
َ ‫ال‬‫و‬َ ِّ‫ر‬ ‫َظ َه َر ْال َف َسا ُد ِفي ْال َب‬
di darat danُ di laut
}42{ ‫ين‬ َ ‫ان أَ ْك َث ُرهُم ُّم ْش ِر ُك‬
َ ‫ِين مِن َق ْب ُل َك‬ َ ‫ان َعا ِق َب ُة الَّذ‬ َ ‫ْف َك‬ َ ‫انظرُوا َكي‬ ‫ض َف‬ ِ ْ‫سِ يرُوا فِي ْاألَر‬
disebabkan karena
perbuatan tangan
manusia, supaya Allah
merasakan kepada
mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan
mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang
benar). (QS. 30:41)

Katakanlah:"Adakanlah
perjalanan di muka bumi
dan perhatikan
bagaimana kesudahan
orang-oramg yang
dahulu.Kebanyakan dari
mereka itu adalah orang-
orang yang
Surat Al-Furqaan: 66-67

}67{ ‫ك َق َوامًا‬ َ ‫ِين إِ َذآ أَن َفقُوا َل ْم يُسْ ِرفُوا َولَ ْم َي ْق ُترُوا َو َك‬
َ ِ‫ان َبي َْن َذل‬ َ ‫} َوالَّذ‬66{ ‫ت مُسْ َت َق ًّرا َو ُم َقامًا‬
ْ ‫إِ َّن َها َسآ َء‬
Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap
dan tempat kediaman. (QS. 25:66)
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),
mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan
adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian. (QS. 25:67)

Surat Al-Araf: 56

َ ‫هللا َق ِريبٌ م َِّن ْالمُحْ سِ ن‬


‫ِين‬ ِ ‫ت‬ ِ ْ‫َوالَ ُت ْفسِ ُدوا فِي ْاألَر‬
َ ‫ض َبعْ دَ إِصْ الَ ِح َها َو ْادعُوهُ َخ ْو ًفا َو َط َمعًا إِنَّ َرحْ َم‬

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,


sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik. (QS. 7:56)
Khatimah

Disimpulkan bahwa salah satu faktor yang dominan yang menjadi akar lahirnya
permasalahan ekonomi dalam kehidupan manusia, bukan karena akibat terbatasnya
alam atau karena ketidakmampuan alam dalam merespon setiap dinamika kebutuhan
manusia.
Masalah tersebut hanya dapat teratasi dengan mengakhiri keserakahan dan
keingkaran manusia, sebab sumber daya alam jika dihadapakan pada keserakahan
manusia maka sebesar apapun sumber daya alamnya tidak akan mencukupi
keinginan manusia.

Dalam menjelaskan hal ini Imam Ali as menyatakan,


“Wahai anak Adam, jika engkau menginginkan dari dunia sesuatu yang (dapat)
mencukupimu maka sesungguhnya apa yang ada didunia sangatlah mudah untuk
mencukupimu. Dan jika engkau menginginkan sesuatu yang tidak (dapat)
mencukupimu maka sesungguhnya segala sesuatu didunia tidak (dapat)
mencukupimu”.

Paradigma sistem sekuler yang menyatakan bahwa sumber daya alam adalah
terbatas yang dihadapkan pada kebutuhan manusia yang tidak terbatas sebagai
kunci lahirnya permasalahan ekonomi, adalah sebagai sesuatu penghindaran
sesuatu yang sudah ada solusinya, dengan menyuguhkan penyebab imajiner yang
tidak ada solusinya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai