Anda di halaman 1dari 28

PERBANKAN PRINSIP SYARIAH

Sesi-13
Presented by :
Rizky Maulana Pribadi, SE, MSi
Perbankan Berdasarkan Prinsip Syariah
Kemampuan yang diharapkan :
Memahami tentang Pengertian Lembaga Keuangan berdasarkan Prinsip Syariah dan
landasan hukumnya, Konsep Operasional Bank Syariah dan Alur Operasional Bank
Syariah, Karakteristik dan Fungsi Bank Syariah, Bentuk Usaha dan Organisasi Bank
Syariah, Perbedaan Bank Syariah dan Bank Umum, Dewan Pengawas Syariah (DPS),
Rukun Akad dan Jenis Akad Syariah serta Penerapan Produk Bank Syariah.
Materi :
• Pengertian Lembaga Keuangan berdasarkan Prinsip Syariah dan landasan
hukumnya,
• Konsep Operasional Bank Syariah dan Alur Operasional Bank Syariah,
• Karakteristik dan Fungsi Bank Syariah
• Bentuk Usaha dan Organisasi Bank Syariah,
• Perbedaan Bank Syariah dan Bank Umum,
• Dewan Pengawas Syariah (DPS)
• Rukun Akad dan Jenis Akad Syariah serta Penerapan Produk Bank Syariah.
Bank Syariah di Indonesia
Definisi Bank
Definisi umum BANK :
“Lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi dengan
menghimpun dana masyarakat berbentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit dan pembiayaan kepada
masyarakat”

Bisnis standar industri perbankan :


– Simpanan dan investasi
– Pembiayaan dan perkreditan
– Jasa perbankan dan Lalu-lintas Giro
LANDASAN HUKUM

UUD NO 7/92 Tentang Perbankan

UU No 10/98 tentang
Perubahan UU 7/92
PP No 72/92 tentang
Bank berdasarkan
Bagi Hasil

Dicabut dengan
PP 30/99

BANK SYARIAH
LANDASAN HUKUM

• Ketentuan BI tentang Bank Umum Syariah


SE BI No. 32/2/UPPB tanggal 12 Mei 1999
SK Dir BI No.32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999

• Ketentuan BI tentang BPR Syariah


SE BI No. 32/4/UPPB tanggal 12 Mei 1999
SK Dir BI No. 32/36/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999
BANK SYARIAH
Menerima pendapatan
Pembayaran bagi hasil

Tergantung pendapatan/ hasil yang diterima Bagi hasil/ Margin

Shahibul Maal
Shahibul Maal Mudharib Mudharib

Penghimpunan Dana Penyaluran Dana

Deposan Bank Nasabah debitur

Membayar bunga deposito tetap Menerima bunga kredit tetap

Tidak ada pengaruh pendapatan yang diterima

BANK KONVENSIONAL
Alur Operasional Bank Syariah
Tabel
Mudharib Bagi
Penghimpunan Dana Hasil
Penyaluran Dana Pendapatan
Wadiah Yad dhamanah

POOLING DANA
Prinsip Bagi Hasil Bagi Hasil/
Mudharabah Mutlaqah Laba Rugi
(Investasi Tdk terikat)
Prinsip Jual Belil Margin
Lainnya (modal dsb)

TABEL
Laporan Laba Rugi BAGI HASIL
Pendapatan Mdh Mutlaqah
(Investasi Tidak Terikat)
Agen : Mdh Muqayyadah/ Investasi terikat
Pendapatan berbasis
Imbalan (fee base Income) Jasa keuangan : wakalah, kafalah, sharf
Karakteristik Bank Syariah
 Berdasarkan prinsip syariah
 Implementasi prinsip ekonomi Islam dengan ciri :
Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
Tidak mengenal konsep “Time Value Of Money”
Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yang diperdagangkan
 Beroperasi atas dasar bagi hasil
 Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa
 Tidak menggunakan “Bunga” sebagai alat untuk memperoleh
pendapatan
 Azas utama => Kemitraan, Keadilan, Transparansi dan universal
 Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil =>
dapat melakukan transaksi-transaksi sektor riil
Syarat transaksi sesuai Syariah a.l :

 Tidak mengandung unsur kedzaliman


 Bukan riba
 Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain
 Tidak ada penipuan (gharar)
 Tidak mengandung materi-materi yang diharamkan
 Tidak mengandung unsur judi (maisyir)
FUNGSI BANK SYARIAH

Penghimpunan Dana :
MANAGER
Prinsip Wadiah
INVESTASI Prinsip Mudharabah
TAMWIL

Penyaluran Dana :
INVESTOR Prinsip Jual Beli (murabahah, salam, isthisna)
Prinsip Bagi Hasil (mudharabah, musyarakah)

Produk Jasa :
JASA LAYANAN Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh
Hawalah, Rahn
TAMWIL

Daba Kebajikan :
SOSIAL Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan
Penghimpunan dan penyaluran ZIS
Intermediasi di Bank Syariah
• Produk Simpanan :
– Berlandaskan Akad Wadiah (titipan)
– Berlandaskan Akad Mudharabah (Bagi hasil)
• Produk Pembiayaan :
– Berlandaskan Akad Murabahah (Jual beli)
– Berlandaskan Akad Mudharabah (Bagi hasil)
– Berlandaskan Akad Musyarakah (sindikasi)
– Berlandaskan Akad Qardh (kebajikan)
BENTUK USAHA

• Bank Umum Syariah


Contoh : Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah
Indonesia (BSI)

• Bank Konvensional membuka cabang syariah


Unit Usaha Syariah (satu tingkat dibawah Direksi)
Contoh : Bank Niaga Syariah, Bank IFI Syariah,
Danamon Syariah, Bukopin Syariah, dsb
Tugas Unit Usaha Syariah/Unit Bank Konvensional

 Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang


syariah
 Melaksakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan
penempatan dana yang bersumber dari KCS (Kantor Cabang
Syariah)
 Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh KCS
 Melaksankan tugas penatausahaan LK-KCS
Contoh Bagan Organisasi Bank Umum Syariah

RUPS/ Rapat Anggota

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Dewan Audit Dewan Direksi

Divisi/ Urusan Divisi/ Urusan Divisi/ Urusan Divisi/ Urusan

Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang


Contoh Bagan Organisasi Bank Umum Konvensional yang membuka Kantor Cabang Cabang Syariah

PSAK 31 PSAK 59
RUPS/ Rapat Anggota

Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Dewan Audit Dewan Direksi

Divisi/ Urusan Divisi/ Urusan Divisi/ Urusan Unit Usaha Syariah

Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang


Konvensional Konvensional Syariah Syariah
Bank Syariah di Indonesia

• Bank Umum Syariah dipelopori oleh Bank Muamalat yang berdiri pada
1 November 1991 dan beroperasi pada 1 Mei 1992
• Landasan hukum pertama adalah UU no 7/1992 yang mengakomodir
bank bersistem bagi hasil
• Memiliki landasan hukum UU No 10/1998 mengenai Perbankan
• Pangsa pasar perbankan syariah terhadap perbankan nasional per
Desember 2021 masih < 7%
• Berdiri dalam 3 bentuk dasar :
– Badan usaha independen
– Badan usaha subsidiari (perusahaan anak)
– Unit Usaha Syariah (unit usaha internal)
Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional

Bank Syariah Bank Konvensional

Fungsi dan kegiatan Bank Manager Investasi, Investor, Intermediary Unit, Jasa
Sosial, Jasa Keuangan Keuangan

Mekanisme dan obyek usaha Anti MAGHRIB Pro MAGHRIB

Hubungan dengan nasabah Kemitraan Pinjam Meminjam

Maisir Gharar Riba Bathil


(judi/gambling) (ada unsur penipuan) (tambahan yg zalim) (rusak/ tidak syah)
Perbedaaan Bank Syariah dan Konvensional

Permasalahan Bank Syariah Bank Konvensional


Landasan Operasional • Tidak bebas nilai (berdasarkan prinsip syariah • Bebas Nilai (berdasarkan prinsip
islam) materialistis)
• Uang sebagai alat tukar bukan komoditi • Uang sebagai komoditi yang
• Bunga dalam berbagai bentuknya dilarang diperdagangkan)
• Menggunakan prinsip bagi hasil dan keuntungan • Bunga sebagai instrumen imbalan
atas transaksi riil terhadap pemilik uang yang
ditetapkan dimuka

Fungsi dan Peran • Lembaga Intermdiari • Lembaga Intermediari


• Agen investasi/ manager investasi • Penghimpun dana masyarakat dan
• Investor meminjamkan kembali kepada
• Penyediaan jasa lalu lintas pembayaran (tidak masyarakat dalam kredit dengan
bertentangan dengan syariah) imbalan bunga
• Pengelola dana kebajikan, ZIS, (fungsi sosial) • Penyedia jasa/ lalu lintas
• Hubungan dengan nasabah adalah hubungan pembayaran
kemitraan (investor timbal balik pengelola • Hubungan bank dengan nasabah
investasi) adalah debitur kreditur
Perbedaaan Bank Syariah dan Konvensional

Permasalahan Bank Syariah Bank Konvensional


Resiko Usaha • Dihadapi bersama antara bank dengan nasabah • Resiko bank tidak terkait langsung
dengan prinsip keadilan dan kejujuran dengan debitur, resiko debitur tidak
• Tidak mengenal kemungkinan terjadinya selisih terkait dengan bank
negatif (negatif spread) karena sistem yang • Kemungkinan terjadi selisih negatif
digunakan antara pendapatan bunga dan
bunga

Sistem Pengawasan Adanya dewan pengawas syariah untuk memastikan operasional bank Aspek moralitas sering kali terlanggar karena tidak
tidak menyimpang dari syariah, disamping tuntutan moralitas pengelola adanya nilai-nilai yang mendasari operasional
bank dan nasabah sesuai dengan akhlakul karimah
PERBEDAAN BUNGA DENGAN BAGI HASIL

BUNGA BAGI HASIL


• Dihitung dari pokok (uang yg • Dihitungan dari keuntungan
dipinjamkan) • Nisbah tetap sesuai akad
• Barubah sesuai kondisi (bunga) • Nominal berubah sesuai
pasar kondisi usaha
• Nominal tetap sesuai suku bunga • Tidak ada keraguan
• Diragukan semua agama
Dewan Pengawas Syariah (DPS)

 Badan Independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional


(DSN)
 Terdiri dari pakar dibidang syariah muamalah yang memiliki pengetahuan
bidang perbankan
 Persyaratan anggota ditetapkan DSN
 Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, DPS wajib mengikuti fatwa DSN
yang merupakan otoritas tertinggi dalam mengeluarkan fatwa produk dan
jasa
 TUGAS : Mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpang dari
ketentuan dan prinsip syariah yang telah di fatwakan
Fungsi Dewan Pengawas Syariah (DPS)

 Sebagai penasehat dan memberi saran


 Kepada direksi, UUS dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan syariah
 Sebagai mediator antara bank dan DSN
 Dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan bank syariah
yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya setahun sekali
 Sebagai perwakilan DSN
 Yang ditempatkan pada bank => wajib melaporkan kegiatan usaha serta
perkembangan bank syariah yang diawasi ke DSN sekurang-kurangya
setahun sekali
Kewenangan Dewan Syariah Nasional (DSN)

 Memberi atau mencabut rekomendasi nama anggota DPS pada suatu


lembaga keuangan syariah
 Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS dimasing-masing LKS dan
menjadi dasar tindakan hukum fihak terkait
 Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti BI dan Bapepam
 Memberikan peringatan kepada pihak LKS untuk menghentikan
penyimpangan dari fatwa yang dikeluarkan oleh DSN
 Mengusulkan kepada pihak yang berwenang untuk mengambil tindakan
apabila peringatan tidak diindahkan
RUKUN PERJANJIAN/AKAD SYARIAH

RUKUN AKAD

‘Aqidan Ma’qud ‘Alayh Sighat (Ijab & Qabul)


(Two Contracting Parties) (Subject Matters) (Offer and Acceptance)
Barang (Goods)
•Aqil (Sound Mind) dan Harga (Price) •Jelas (Clarity)
•Baligh (Mature)
•Ijab & Qabul bersesuaian
•Mengerti konsekuensi •Halal (Lawful)
(Corresponding)
akad yang sedang •Jelas Jenisnya (Quality)
•Ijab & Qabul bersambung
dilaksanakannya •Jumlah (Quantity)
(Connection)/Ittihad al-Majlis
•Niat (Intention) menurut •Waktu Penyerahannya
sebagian Ulama (Time of Delivery)
•Berharga (Valuable)
•Dapat diserahterimakan

SYARAT RUKUN
JENIS-JENIS AKAD
MEMBERI MEMBERI
PERTUKARAN TITIPAN PERCAMPURAN
KEPERCAYAAN IZIN

JUAL BELI
WADIAH MUSYARAKAH KAFALAH WAKALAH
(GUARANTEE)
Perbandingan Harga
Jual & Harga Beli Syarikah Amlak HIWALAH Mutlaqah
Musawamah YAD AMANAH Amlak Jabr (Anjak Piutang)
Tauliyah Amlak Ikhtiar
Murabahah Muqayyadah
Muwadhaah YAD DHAMANAH Syarikah Uqud JU’ALAH
(Imbalan)
Berdasarkan Barang Inan
Pengganti Mufawadah
Wujuh
Muqayadhah
Abdan
Mutlaq
Sharf
Ijarah (Usufruct)
MUDHARABAH
Waktu Penyerahan
Barang/Dana MUZARA’AH
(Hasil Panen)
Bai’ Bi Thaman Ajil
Bai’ Salam
Bai’ Isthisna MUSAQAAT
Bai’ Istijrar (Hasil Panen)
PENERAPAN PRODUK BANK SYARIAH

APLIKASI PRODUK BANK SYARIAH

Penghimpunan Dana Jasa Penyaluran Dana

Ju’alah (Imbalan) Inisiatif Nasabah


Wadiah BAGI JUAL SEWA
Amanah HASIL BELI
(Safe De-
WADIAH MUDHARABAH QARD/DAYN posit Box)
(Dhamanah) Ijarah
Investasi Mudharabah Bai’
Wakalah
Titipan Mutlaq Muajjir
Deposito Kafalah Musyarakah Yuajjir
BBA
Tabungan
Hawalah Ijarah
Tabungan Murabahah
Wa Iqtina
Giro Qard
Salam
Giro
Rahn
Isthisna

Sharf

Anda mungkin juga menyukai