Pasar modal
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Beberapa di antara adalah perbedaan berikut:
Pada investasi pasar modal konvensional, instrumen yang dijual adalah saham,
obligasi, reksa dana, opsi, right, dan warrant. Sedangkan pasar investasi pasar modal
syariah, saham, obligasi, dan reksa dana yang dijual merupakan instrumen yang telah
sesuai hukum syariah.Dengan adanya saham syariah, obligasi syariah, dan reksa dana
syariah, Anda yang mengutamakan kehalalan dalam transaksi dan aset yang dimiliki
tidak perlu susah-susah mencari dan memilah sendiri. Selain itu, produk investasi
syariah saat ini juga sudah bisa ditemukan dengan mudah.
Sedangkan dalam pasar modal syariah, emiten yang menjual saham sangat
memperhatikan dan telah memenuhi syarat-syarat syariah yang sesuai. Transaksi
yang dilakukan bebas bunga, begitu pula instrumen transaksi yang digunakan. Pada
pasar modal syariah, instrumen transaksi yang digunakan menggunakan
prinsip mudharabah, musyarakah, dan salam. Selain itu, pasar modal syariah juga
bebas dari manipulasi pasar dan transaksi yang meragukan.
#3 Indeks Saham
Indeks saham syariah yang ada, dikeluarkan oleh pasar modal syariah. Karena itu,
seluruh saham yang tercantum pada bursa pasar modal syariah sudah terjamin
halalnya. Sedangkan pada pasar modal konvensional, indeks yang ada terbuka secara
bebas dan tidak memisahkan saham yang halal secara khusus.
#4 Mekanisme Transaksi
Mekanisme transaksi di pasar modal konvensional tidak menetapkan batasan apapun. Arah
perputaran uang juga dibuka secara bebas. Sehingga konsep bunga pada pasar modal
konvensional adalah hal yang pasti ada.
Transaksi yang tidak jelas, spekulatif, manipulatif, dan judi juga diizinkan dalam pasar modal
konvensional. Serta saham yang dimiliki dapat bergerak di bidang apapun secara bebas
selama mampu memberikan keuntungan.
Sedangkan pada pasar modal syariah, hal-hal tersebut diatur secara ketat. Dana yang Anda
tanam tidak akan digunakan untuk menggerakkan bidang yang tidak sesuai dengan prinsip
syariat. Misalnya seperti rokok, alkohol, makanan yang diharamkan dan lain sebagainya.
Selain itu, pasar modal syariah juga bebas dari transaksi ribawi, gharar atau meragukan,
manipulatif, dan juga judi.
#5 Obligasi
Anda yang berminat terhadap obligasi juga harus tahu apa yang membedakan antara
obligasi konvensional dan syariah.
Secara umum, pada obligasi konvensional, prinsip yang digunakan adalah prinsip bunga
dengan pemegang obligasi sebagai kreditur atau orang yang berpiutang. Perhitungan
nisbahnya pun didasarkan kepada perkembangan suku bunga yang berlaku.
Sedangkan obligasi syariah telah diatur dalam fatwa DSN – MUI No.7/DSN-MUI/IV/2000
tentang pembiayaan mudharabah. Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa pihak pemegang
obligasi bukanlah kreditur, tapi pemodal atau shahibul mal. Sedangkan emiten disebut
sebagai pengelola atau mudharib.
Selain itu, perhitungan nisbahnya pun sudah disebutkan di awal pada saat akad transaksi
dilakukan. Dalam penggunaan modal saham pun emiten diwajibkan untuk mengalokasikan
modal tersebut sesuai dengan hukum-hukum syariat yang berlaku.
Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa
Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000
yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya
secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah
disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan
prinsip syariah.
Meskipun fatwa sifatnya tidak mengikat, tetapi pada prakteknya fatwa DSN-MUI adalah
salah satu rujukan dalam mengembangkan pasar modal syariah Indonesia. Sampai dengan
saat ini, terdapat 17 fatwa DSN-MUI yang berhubungan dengan pasar modal syariah. Tiga
(3) fatwa DSN-MUI yang menjadi dasar pengembangan pasar modal syariah adalah:
2. Regulasi Pasar Modal Syariah Indonesia
Regulasi yang berhubungan dengan pasar modal syariah Indonesia dikeluarkan oleh OJK
dalam bentuk peraturan dan pemerintah langsung dalam bentuk Undang-undang dan
peraturan pendukungnya. Khusus regulasi OJK, saat ini terdapat 10 peraturan tentang pasar
modal syariah sebagai berikut:
JUDUL PENJELASAN
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada
perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk
mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal
dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau
syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham merupakan efek yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang
diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu
saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:
Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip syariah.
Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya
bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan
kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam
peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha:
1. perjudian dan permainan yang tergolong judi;
2. perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
3. perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
4. bank berbasis bunga;
5. perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
6. jual beli risiko yang mengandung unsur ketidak pastian(gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi konvensional. 7
7. memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan
barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa yang
merusak moral dan bersifat mudarat.
8. melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
i. rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%,
dan
ii. rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
2. Sukuk
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah obligasi syariah
(islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dari kata "sakk" dalam
bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Sementara itu, Peraturan
Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 memberikan definisi Sukuk sebagai berikut :
"Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili
bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu'/undivided share)
atas:
Karakteristik Sukuk
Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang berbeda dengan obligasi.
Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan bersama atas suatu
aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar
penerbitan (underlying asset ). Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek
yang spesifik. Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal.
Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan
jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
Jenis Sukuk
Jenis sukuk berdasarkan Standar Syariah AAOIFI No.17 tentang Investment Sukuk, terdiri
dari :
Risiko yang berasal dari perubahan kebijakan ekonomi dan politik yang berpengaruh
pada kinerja bursa dan perusahaan sekaligus, sehingga akhirnya membawa efek
pada portofolio yang dimiliki suatu reksadana.
4. ASPM
Dalam hal ASPM merupakan anggota Dewan Pengawas Syariah, ASPM memiliki
tugas, tanggung jawab, dan wewenang sebagai berikut:
Dalam hal ASPM merupakan anggota Tim Ahli Syariah, ASPM memiliki tugas,
tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut:
B. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia atau yang biasa disingkat sebagai KSEI,
adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian(LPP) di Pasar Modal Indonesia yang
menyediakan layanan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek yang
teratur, wajar, dan efisien.
peran KSEI tidak lepas dari fungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian Efek di pasar modal Indonesia. Sebagaimana institusi lainnya
yang memiliki portofolio Efek, Reksadana juga menyimpan portofolio Efek-
nya berupa saham atau obligasi dalam Sub Rekening Efek yang dibukakan di
KSEI.
Maka atas dasar catatan kepemilikan efek yang tercatat tersebut, KSEI
melakukan proses perhitungan hak pemilik efek, misalnya berupa cash
dividend atau bunga obligasi, termasuk juga perhitungan pajaknya sesuai
ketentuan terkait perpajakan yang berlaku.
6. Yang Haram di Pasar Modal Syariah
Pre-arrange trade yaitu transaksi yang terjadi melalui pemasangan order beli dan
jual pada rentang waktu yang hampir bersamaan yang terjadi karena adanya
perjanjian pembeli dan penjual sebelumnya. Tujuannya untuk membentuk harga
(naik, turun atau tetap) atau kepentingan lainnya baik di dalam maupun di luar
bursa.
Pump and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu Efek diawali oleh pergerakan
harga uptrend, yang disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang
membentuk harga naik hingga mencapai level harga tertinggi. Setelah harga
mencapai level tertinggi, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan
harga yang telah terjadi,
melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan
dan dapat mendorong penurunan harga. Tujuannya adalah menciptakan
kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh
keuntungan.
Hype and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu Efek yang diawali oleh
pergerakan harga uptrend yang disertai dengan adanya informasi positif yang
tidak benar, dilebih-lebihkan, misleading dan juga disebabkan oleh
serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga
mencapai level harga tertinggi. Setelah harga mencapai level tertinggi, pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi,
melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan
dan dapat mendorong penurunan harga. Pola transaksi tersebut mirip
dengan pola transaksi pump and dump, yang tujuannya menciptakan
kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh
keuntungan.
Creating fake demand/supply (Permintaan/Penawaran Palsu), yaitu adanya 1
(satu) atau lebih pihak tertentu melakukan pemasangan order beli/jual pada
level harga terbaik, tetapi jika order beli/jual yang dipasang sudah mencapai
best price maka order tersebut di-delete atau di- amend (baik dalam
jumlahnya dan/atau diturunkan level harganya) secara berulang kali.
Tujuannya untuk memberi kesan kepada pasar seolah-olah terdapat
demand/suplpy yang tinggi sehingga pasar terpengaruh untuk membeli/
menjual.
Alternate trade atawa kongkalikong, yaitu transaksi dari sekelompok Anggota Bursa
tertentu dengan peran sebagai pembeli dan penjual secara bergantian serta
dilakukan dengan volume yang berkesan wajar. Adapun harga yang diakibatkannya
dapat tetap, naik atau turun. Tujuannya untuk memberi kesan bahwa suatu efek
aktif diperdagangkan.
Sumber
https://www-finansialku-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.finansialku.com/perbedaan-
pasar-modal-syariah-dan-konvensional/amp/?
amp_js_v=a3&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15843598373609&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari
%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fwww.finansialku.com%2Fperbedaan-pasar-
modal-syariah-dan-konvensional%2F
https://www.idx.co.id/idx-syariah/fatwa-regulasi/
https://www.ajarinvestasi.com/pengertian-ksei-dan-perannya-bagi-investor-saham
https://www.kpei.co.id/page/sekilas-kliring-transaksi-bursa
http://mysharing.co/transaksi-terlarang-saham-syariah/
https://ngada.org/ojk16-2015.htm