Anda di halaman 1dari 3

Nama : DIAN FADILAH

NIM : 2108202069

Kelas / Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah B / 4

Mata Kuliah : Fatwa DSN MUI

FATWA

DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA

NO: 124/DSN-MUI/XI/2018

Tentang

PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM PELAKSANAAN LAYANAN JASA PENYIMPANAN DAN


PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK SERTA PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR INVESTASI TERPADU

Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:

Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
tanda bukti utang, Unit Penyertaan, Kontrak Investasi Kolektit kontrak berjangka atas Efek, dan setiap
derivatif dari Efek.

Efek Syariah adalah Efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar Modal baik dari segi:
a. Akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha;
b. Aset yang menjadi landasan akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha; dan lalu

c. Aset yang terkait dengan Efek dimaksud dan penerbitnya.

Produk Investasi adalah Reksa Dana, Dana Investasi Real Estat, Pengelolaan Portofolio Efek Nasabah
Secara Individual, dan produk investasi lain yang ditetapkan oleh Otoritas berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Produk Investasi Syariah adalah Produk Investasi yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di
Pasar Modal baik dari segi:
a. Akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha;
b. Aset yang menjadi landasan akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha; dan atau

c. Aset yang terkait dengan Produk Investasi dimaksud dan penerbitnya.


Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek serta Pengelolaan Infrastruktur
Investasi Terpadu boleh dilakukan dengan syarat sesuai prinsip syariah sebagaimana ketentuan yang
terdapat dalam fatwa ini.

Ketentuan tentang Subjek Hukum dan Akad

1. Subjek hukum dalam Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek serta
Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu antara lain:

a. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP);


b. Perusahaan Efek;
c. Bank Kustodian;
d. Penerbit Efek;
e. Biro Administrasi Efek;
f. Agen Penjual Efek Reksa Dana; dan
g. Manajer Investasi.
Akad antara LPP dengan para subyek hukum yang terdapat pada point huruf b sampai dengan g
dilakukan dengan akad ijarah atau akad wakalah bil ujrah.

ARGUMENTASI

Pada penerapannya, pasar modal syariah adalah bagian dari ruang lingkup pasar modal, sehingga pasar
modal syariah juga mengacu kepada Peraturan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, tentang pasar
modal. Ini juga mengacu kepada peraturan hukum positif yang sudah berdasarkan prinsip syariah seperti
dalam POJK Nomor 15/POJK.04/2015, tentang penerapan prinsip syariah di pasar modal, POJK Nomor
16/POJK.04/2015 tentang ahli syariah pasar modal dan POJK Nomor 17 POJK tentang penerbitan dan
persyaratan efek syariah berupa saham oleh emiten syariah atau perusahaan publik syariah.
Sebagai rujukan utama dalam penerapan implementasi prinsip syariah dalam hukum positif, maka tentu
adanya fatwa menjadi bagian penting dalam terwujudnya ekosistem pasar modal syariah yang sesuai. Di
antara fatwa yang terkait dengan pasar modal syariah antara lain Fatwa DSN-MUI No.
40/DSN-MUI/X/2003 tentang pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip syariah di bidang
pasar modal. Fatwa DSN-MUI No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang penerapan prinsip syariah dalam
mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar reguler bursa efek, Fatwa DSN-MUI No. 124/DSN-
MUI/XI/2018 tentang penerapan prinsip syariah dalam pelaksanaan layanan jasa penyimpanan dan
penyelesaian transaksi efek serta pengelolaan infrastruktur investasi terpadu.
Adapun landasan hukum yang bersumber dari Al-Quran terdapat di dalam Q.S. Al-Hasyr (59): 18, sebagai
berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr (59): 18)
Adapun Kaidah Fiqih yang digunakan dalam transaksi di pasar modal syariah adalah:

"Pada dasarnya, segala sesuatu dalam muamalah boleh dilakukan sampai ada dalil yang
mengharamkannya."

“Segala madharat (bahaya, kerugian) harus dihilangkan.”

ANALISIS

Sejatinya pengawasan dan penerapan prinsip syariah di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
mengacu kepada Fatwa 124/DSN-MUI/XI/2018, tentang penerapan prinsip syariah dalam pelaksanaan
layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek serta pengelolaan infrastruktur investasi
terpadu.

Dijelaskan di dalam Fatwa tersebut mengenai ketentuan kusus bahwa LPP harus :

1. Membuat, melaksanakan dan memonitor aturan yang melarang teriadinya pelanggaran prinsip
syariah.

2. Memberikan layanan jasa sesuai dengan prinsip Syariah pada kegiatan Penyimpanan dan
Penyelesaian Transaksi Efek.

3. Menyediakan fasilitas yang memisahkan Rekening Efek untuk keperluan syariah dengan Rekening Efek
untuk keperluan selain syariah.

4. Mengarahkan pembuatan Rekening Dana Nasabah (RDN) oleh investor Pasar Modal Syariah melalui
Perbankan Syariah dan

5. Memberikan layanan jasa sesuai prinsip Syariah pada Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu.

Anda mungkin juga menyukai