Anda di halaman 1dari 8

1.

KASUS
 Etika dalam Pengendalian Manajemen Terkait dengan Pengurangan Biaya di Sektor Kesehatan
Masalah Etis dalam Pengendalian Anggaran Penelitian Medis:
Sebuah perusahaan farmasi besar memiliki departemen penelitian dan pengembangan yang bertanggung
jawab untuk mengembangkan obat-obatan baru. Departemen ini memiliki anggaran penelitian besar
untuk mengejar inovasi medis yang dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup.
Namun, dalam proses pengendalian manajemen, manajemen menetapkan target yang sangat ambisius
untuk tim penelitian, yang mendorong mereka untuk menghasilkan obat-obatan baru dengan cepat.
Masalah etis muncul ketika tekanan untuk mencapai target ini menyebabkan tim penelitian merasa
terdorong untuk memotong sudut dan mempercepat proses penelitian tanpa memadai menguji
keamanan dan efikasi obat-obatan. Hal ini meningkatkan risiko potensial terhadap keselamatan pasien
yang menggunakan obat-obatan tersebut.
Manajemen perlu mempertimbangkan etika dalam pengendalian anggaran penelitian medis mereka.
Mereka harus menemukan keseimbangan antara mencapai target yang memadai dan memastikan bahwa
produk-produk yang dihasilkan aman dan efektif. Mengabaikan aspek etis dapat merugikan pasien dan
citra perusahaan dalam jangka panjang.
Jadi di dalam Kasus ini menekankan pentingnya mempertimbangkan etika dan kepentingan jangka
panjang dalam pengendalian manajemen, terutama ketika melibatkan industri yang berhubungan dengan
kesehatan dan keselamatan manusia.

2. ANALISIS
Dalam kasus "Etika dalam Pengendalian Manajemen Terkait dengan Pengurangan Biaya di Sektor
Kesehatan", ada beberapa aspek yang perlu dianalisis:
1. Tekanan Keuangan dan Pengendalian Biaya: Rumah sakit swasta menghadapi tekanan keuangan yang
signifikan. Pengendalian biaya adalah tindakan yang umum diambil oleh banyak organisasi dalam situasi
serupa. Ini adalah praktek manajemen yang wajar dalam usaha untuk memastikan kelangsungan bisnis.
Mengantisipasi tekanan keuangan dan mencari solusinya merupakan bagian penting dari manajemen
bisnis yang efektif. Berikut adalah beberapa cara untuk mengantisipasi tekanan keuangan dan solusinya:
Mengantisipasi Tekanan Keuangan:
1. Perencanaan Keuangan yang Teliti: Buatlah perencanaan keuangan yang teliti yang mencakup
semua aspek bisnis, termasuk proyeksi pendapatan dan pengeluaran.
2. Identifikasi Potensi Risiko: Kenali potensi risiko yang dapat memberikan tekanan keuangan pada
bisnis Anda, seperti fluktuasi pasar atau peningkatan biaya operasional.
3. Pemantauan Keuangan Rutin: Lakukan pemantauan keuangan rutin untuk memantau kesehatan
keuangan bisnis Anda dan mengidentifikasi perubahan yang perlu diatasi.
4. Pengelolaan Utang yang Bijak: Kelola utang dengan bijak dan pastikan bahwa utang tidak
melebihi kapasitas untuk membayar.
5. Evaluasi Efisiensi Operasional: Evaluasi proses bisnis Anda untuk mencari cara meningkatkan
efisiensi operasional dan mengurangi biaya.
6. Diversifikasi Sumber Pendapatan: Cobalah untuk memiliki beberapa sumber pendapatan
daripada bergantung pada satu sumber tunggal.
Solusi untuk Tekanan Keuangan:
1. Penghematan Biaya: Identifikasi area-area di mana Anda dapat mengurangi biaya tanpa
mengorbankan kualitas atau efisiensi. Ini bisa mencakup negosiasi dengan pemasok atau
pengurangan biaya administratif.
2. Optimalkan Pendapatan: Cari cara untuk meningkatkan pendapatan, seperti meluncurkan
produk atau layanan baru, menargetkan pasar yang lebih luas, atau menaikkan harga secara
berhati-hati.
3. Ketahanan Keuangan: Selalu simpan cadangan keuangan yang dapat digunakan untuk mengatasi
tekanan keuangan tiba-tiba atau perubahan pasar.
4. Pertimbangkan Investasi Strategis: Pertimbangkan investasi yang mungkin membantu bisnis
berkembang dalam jangka panjang, seperti investasi dalam peningkatan teknologi atau ekspansi
ke pasar baru.
5. Kerja Sama dan Kemitraan: Pertimbangkan kerja sama dengan mitra bisnis atau organisasi lain
yang dapat membantu mengurangi tekanan keuangan atau berbagi sumber daya.
6. Berfokus pada Pelanggan: Tingkatkan layanan pelanggan dan pertimbangkan bagaimana Anda
dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih baik untuk meningkatkan pendapatan dan
retensi pelanggan.
7. Pertimbangkan Rencana Kontinjensi: Buatlah rencana darurat atau rencana kontinjensi untuk
mengatasi tekanan keuangan yang tiba-tiba. Rencana ini dapat membantu mengurangi dampak
negatif.
8. Konsultasi dengan Ahli Keuangan: Jika diperlukan, berkonsultasilah dengan ahli keuangan atau
konsultan keuangan yang dapat memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang situasi
bisnis Anda.

2. Dampak Pengurangan Biaya pada Perawatan Pasien: Pengurangan jumlah perawat menyebabkan beban
kerja yang berlebihan bagi perawat yang tersisa. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas
perawatan, waktu tunggu yang lebih lama, dan risiko kesalahan medis yang lebih tinggi. Dalam konteks
kesehatan, dampak seperti ini dapat memiliki konsekuensi serius bagi pasien.
Mengantisipasi dan mencari solusi untuk dampak pengurangan biaya pada perawatan pasien adalah
kunci dalam menjaga kualitas pelayanan kesehatan. Berikut adalah cara untuk mengantisipasi dan solusi
untuk mengatasi dampak pengurangan biaya pada perawatan pasien:
Mengantisipasi Dampak Pengurangan Biaya:
1. Analisis Dampak Potensial: Lakukan analisis mendalam untuk memahami bagaimana
pengurangan biaya akan memengaruhi perawatan pasien. Identifikasi area-area yang mungkin
terdampak secara langsung atau tidak langsung.
2. Konsultasi dengan Tim Kesehatan: Diskusikan rencana pengurangan biaya dengan tim
perawatan kesehatan, termasuk dokter, perawat, dan staf medis. Mereka memiliki wawasan
langsung tentang dampak pengurangan biaya pada perawatan pasien.
3. Pantau Kualitas Perawatan: Tetap pantau dan ukur kualitas perawatan pasien secara rutin.
Waspadai perubahan yang mungkin mengindikasikan penurunan kualitas perawatan.
4. Transparansi dan Komunikasi: Komunikasikan secara jelas kepada pasien dan keluarganya
tentang perubahan dalam perawatan yang mungkin terjadi akibat pengurangan biaya. Ini dapat
membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan pemahaman.
5. Edukasi dan Pelatihan Staf: Pastikan bahwa staf perawatan kesehatan menerima pelatihan yang
cukup untuk menghadapi perubahan dalam perawatan. Peningkatan efisiensi dan adaptasi
terhadap perubahan bisa membantu meminimalkan dampak negatif.
Solusi untuk Dampak Pengurangan Biaya:
1. Prioritaskan Keamanan dan Kualitas: Pastikan bahwa keamanan dan kualitas perawatan tetap
menjadi prioritas utama. Jangan mengorbankan aspek-aspek ini dalam upaya penghematan
biaya.
2. Optimalkan Proses: Identifikasi proses perawatan yang mungkin dapat ditingkatkan efisiensinya
tanpa mengorbankan kualitas. Peninjauan kembali proses-proses ini dapat menghasilkan
penghematan biaya.
3. Diversifikasi Pendapatan: Cari sumber pendapatan tambahan atau investasi yang dapat
membantu mengatasi tekanan keuangan. Ini bisa termasuk layanan tambahan atau kerjasama
dengan penyedia asuransi.
4. Pantau dan Tinjau Secara Berkala: Setelah perubahan diterapkan, pantau dampaknya secara
teratur dan evaluasi apakah perlu ada perubahan lebih lanjut.
5. Berfokus pada Pencegahan: Meningkatkan upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
dapat membantu mengurangi biaya jangka panjang dalam perawatan pasien.
6. Kerja Sama dengan Organisasi Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan organisasi kesehatan lain,
seperti rumah sakit atau pusat kesehatan komunitas, untuk berbagi sumber daya dan
pengurangan biaya bersama.
3. Etika dalam Pengambilan Keputusan: Kasus ini menggarisbawahi dilema etis. Manajemen rumah sakit
dihadapkan pada pertanyaan tentang sejauh mana mereka harus pergi dalam mengorbankan kualitas
perawatan pasien demi mencapai tujuan pengendalian biaya. Mereka harus mempertimbangkan
kewajiban mereka terhadap pasien, tenaga kerja, dan masyarakat secara umum. Ini menggambarkan
perdebatan antara keuntungan jangka pendek dan dampak jangka panjang, serta pertimbangan etis.
Mengantisipasi etika dalam pengambilan keputusan adalah langkah yang penting untuk memastikan
bahwa keputusan yang diambil sesuai dengan prinsip-prinsip etika. Berikut adalah cara mengantisipasi
dan solusinya:
Mengantisipasi Etika dalam Pengambilan Keputusan:
1. Identifikasi Nilai dan Prinsip-Prinsip Etis Inti: Mulailah dengan mengidentifikasi nilai-nilai dan
prinsip-prinsip etis inti yang akan memandu pengambilan keputusan, seperti kejujuran, keadilan,
rasa hormat, dan tanggung jawab.
2. Kode Etik atau Pedoman Etis: Rujuk kode etik atau pedoman etis yang berlaku dalam organisasi
Anda atau dalam profesi Anda. Ini akan memberikan panduan yang jelas tentang tindakan yang
diharapkan dalam situasi tertentu.
3. Diskusi Tim Etika: Dalam konteks organisasi, buatlah tim etika atau komite etika yang dapat
membahas dan mengevaluasi keputusan yang berkaitan dengan etika. Tim ini dapat memberikan
wawasan berharga.
4. Pelatihan Etika: Melakukan pelatihan etika untuk staf dan anggota tim. Pelatihan ini akan
membantu meningkatkan pemahaman etika dan kemampuan untuk menghadapi dilema etis.
5. Pengembangan Kasus Etika: Buatlah skenario atau kasus-kasus etika yang berkaitan dengan
kegiatan organisasi Anda dan diskusikan cara-cara yang etis untuk menanganinya.
6. Konsultasi dengan Ahli Etika: Jika keputusan yang akan diambil sangat kompleks dari segi etika,
pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli etika yang memiliki pengetahuan khusus dalam
masalah etika.
Solusi Etika dalam Pengambilan Keputusan:
1. Evaluasi dan Analisis Mendalam: Ketika dihadapkan pada dilema etis, lakukan evaluasi dan
analisis mendalam terhadap berbagai opsi yang tersedia. Pertimbangkan konsekuensi dan
implikasi etis dari setiap pilihan.
2. Pentingkan Prinsip-Prinsip Etis: Pada tahap pengambilan keputusan, pastikan bahwa prinsip-
prinsip etis yang telah diidentifikasi adalah yang paling penting. Jangan mengorbankan nilai-nilai
etis untuk keuntungan jangka pendek.
3. Konsultasi: Diskusikan keputusan dengan rekan-rekan atau anggota tim yang memiliki
pandangan etis yang sejalan dengan prinsip-prinsip yang telah diidentifikasi. Mereka dapat
memberikan perspektif tambahan.
4. Tes Etis: Terapkan tes etis seperti tes utilitarian (mengukur dampak positif dan negatif bagi
semua yang terlibat), tes keadilan (memastikan keputusan adil bagi semua pihak), dan tes hak
asasi manusia (melindungi hak asasi manusia) untuk menguji apakah keputusan tersebut etis.
5. Transparansi dan Akuntabilitas: Pastikan bahwa proses pengambilan keputusan adalah
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dokumentasikan keputusan dan pertimbangan
etis.
6. Pantau Dampak: Setelah keputusan diambil, pantau dampaknya dengan cermat. Jika ada
masalah atau dampak yang tidak diinginkan, tindaklanjuti dengan perbaikan yang sesuai.
7. Pelajaran dari Pengalaman: Pelajari dari pengalaman pengambilan keputusan etis sebelumnya
dan terapkan wawasan yang diperoleh dalam keputusan di masa depan.
4. Transparansi dan Akuntabilitas: Dalam kasus seperti ini, penting bagi manajemen rumah sakit
untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas. Mereka harus berkomunikasi dengan baik kepada staf
perawatan dan pasien tentang tindakan yang diambil dan potensi dampaknya.
Mengantisipasi dan memastikan transparansi serta akuntabilitas adalah prinsip penting dalam
manajemen bisnis dan organisasi. Berikut adalah cara untuk mengantisipasi dan solusinya:
Mengantisipasi Transparansi dan Akuntabilitas:
1. Perencanaan dan Kebijakan yang Jelas: Membuat perencanaan bisnis dan kebijakan yang jelas
yang menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam seluruh organisasi.
2. Pendidikan dan Pelatihan: Melakukan pelatihan dan pendidikan untuk anggota tim dan staf
tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam tindakan dan pengambilan keputusan.
3. Identifikasi Risiko: Identifikasi potensi risiko atau masalah yang dapat menghambat transparansi
dan akuntabilitas, seperti konflik kepentingan atau kurangnya prosedur audit yang efektif.
4. Audit Internal: Menerapkan praktik audit internal yang berkala untuk memastikan bahwa seluruh
operasi dan keuangan diorganisasi diawasi dengan baik dan akuntabel.
5. Kebijakan Proteksi Pelapor: Menerapkan kebijakan yang melindungi pelapor yang jujur atau
whistleblower yang ingin mengungkapkan ketidakpatuhan atau masalah etis dalam organisasi.
Solusi untuk Transparansi dan Akuntabilitas:
1. Kebijakan Transparansi: Terapkan kebijakan transparansi yang memerlukan publikasi informasi
penting dan keputusan organisasi kepada semua pemangku kepentingan.
2. Auditor Eksternal: Melibatkan auditor eksternal yang independen untuk mengaudit laporan
keuangan dan operasi organisasi, yang memberikan tingkat akuntabilitas yang lebih tinggi.
3. Keterbukaan Komunikasi: Mendorong komunikasi yang terbuka dan jujur antara manajemen dan
staf, serta antara manajemen dan pemangku kepentingan eksternal.
4. Pelaporan Berkala: Menyediakan pelaporan berkala tentang kinerja organisasi yang mencakup
pencapaian tujuan, kepatuhan terhadap kebijakan, dan penerimaan umpan balik.
5. Komitmen Kepemimpinan: Kepemimpinan organisasi harus menunjukkan komitmen yang kuat
terhadap transparansi dan akuntabilitas melalui tindakan dan kata-kata.
6. Komitmen terhadap Etika: Pastikan bahwa etika dan nilai-nilai organisasi mengedepankan
transparansi dan akuntabilitas sebagai prinsip inti.
7. Penegakan Kebijakan: Memastikan bahwa kebijakan transparansi dan akuntabilitas dijalankan
dan ditegakkan secara konsisten di seluruh organisasi.
8. Respon Terhadap Temuan: Jika terdapat ketidakpatuhan atau masalah, segera tindaklanjuti
dengan tindakan perbaikan yang sesuai dan pastikan bahwa pelaku bertanggung jawab.
9. Evaluasi Terus-menerus: Terus-menerus melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan praktik
transparansi dan akuntabilitas untuk memastikan bahwa mereka tetap efektif.

5. Pilihan Alternatif: Analisis kasus ini juga harus mencakup pertimbangan terhadap alternatif
lain yang mungkin tersedia. Apakah ada cara untuk mengendalikan biaya tanpa mengorbankan
kualitas perawatan? Apakah ada peluang untuk meningkatkan efisiensi tanpa merugikan pasien

Mengantisipasi dan memilih solusi terbaik di antara berbagai pilihan alternatif adalah penting
dalam pengambilan keputusan yang efektif. Berikut adalah cara untuk mengantisipasi dan
mencari solusi dalam memilih pilihan alternatif:

Mengantisipasi Pilihan Alternatif:


1. Analisis Situasi: Lakukan analisis mendalam tentang situasi atau masalah yang Anda hadapi.
Pahami konteks, kendala, dan tujuan yang perlu dicapai.
2. Identifikasi Pilihan Alternatif: Identifikasi semua pilihan alternatif yang tersedia. Jangan terburu-
buru dalam mengevaluasi atau memilih satu pilihan.
3. Konsultasi dengan Tim: Jika Anda bekerja dalam tim, berdiskusi dengan anggota tim atau orang-
orang yang memiliki wawasan berharga tentang situasi.
4. Riset dan Informasi: Kumpulkan data dan informasi yang relevan untuk setiap pilihan alternatif.
Hal ini dapat mencakup riset pasar, data historis, atau analisis biaya-manfaat.

Solusi untuk Pilihan Alternatif:


1. Evaluasi Konsekuensi: Untuk setiap pilihan alternatif, pertimbangkan konsekuensi positif dan
negatifnya. Pertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang.
2. Uji Pilihan dengan Kriteria: Terapkan kriteria atau parameter yang relevan untuk menguji pilihan-
pilihan alternatif, seperti keuntungan finansial, dampak lingkungan, atau kesesuaian dengan
tujuan organisasi.
3. Gunakan Teknik Keputusan: Gunakan teknik keputusan seperti analisis SWOT (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman), analisis cost-benefit, atau analisis risiko untuk membantu
dalam pengambilan keputusan.
4. Perbandingan Pilihan: Lakukan perbandingan langsung antara pilihan-pilihan alternatif dengan
mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan.
5. Konsultasi dengan Pakar: Jika diperlukan, konsultasikan dengan ahli atau pakar yang memiliki
pengetahuan khusus dalam konteks yang relevan.
6. Pertimbangkan Kemungkinan Kombinasi: Pertimbangkan apakah ada kemungkinan kombinasi
dari beberapa pilihan alternatif yang dapat memberikan solusi yang lebih baik.
7. Pantau Dampak: Setelah Anda memilih pilihan, pantau dampaknya secara rutin. Jika perlu, Anda
dapat melakukan perubahan atau penyesuaian berdasarkan hasil yang Anda amati.
8. Pelajari dari Pengalaman: Pelajari dari pengalaman pengambilan keputusan sebelumnya dan
terapkan wawasan yang Anda peroleh dalam keputusan di masa depan.
9. Komitmen pada Keputusan: Setelah Anda memilih pilihan, berkomitmen pada keputusan
tersebut dan terus bergerak maju dengan keyakinan.
6. Pertimbangan Hukum: Manajemen juga harus mempertimbangkan aspek hukum dalam
pengurangan biaya dan peningkatan beban kerja staf perawat. Beberapa tindakan dapat
melibatkan kewajiban hukum dan peraturan yang harus diikuti
Mengantisipasi dan menangani pertimbangan hukum adalah langkah penting dalam pengambilan
keputusan yang tepat dalam konteks bisnis atau organisasi. Berikut adalah cara untuk mengantisipasi
dan mencari solusi untuk pertimbangan hukum:
Mengantisipasi Pertimbangan Hukum:
1. Konsultasi dengan Ahli Hukum: Jika Anda memiliki pertanyaan atau keraguan hukum,
konsultasikan dengan seorang ahli hukum yang memiliki pengetahuan tentang bidang hukum
yang relevan.
2. Pemahaman Hukum: Pastikan bahwa tim manajemen dan anggota organisasi memahami dasar-
dasar hukum yang relevan untuk bisnis atau organisasi mereka.
3. Analisis Kontrak: Saat mengevaluasi kontrak atau kesepakatan bisnis, lakukan analisis yang
cermat untuk memahami implikasi hukumnya.
4. Peninjauan Kebijakan Internal: Tinjau dan perbarui kebijakan internal organisasi secara berkala
untuk memastikan kepatuhannya terhadap perubahan peraturan atau hukum yang berlaku.
5. Lingkungan Regulasi: Pantau perkembangan dalam lingkungan regulasi yang relevan untuk bisnis
atau organisasi Anda.
Solusi untuk Pertimbangan Hukum:
1. Konsultasi Hukum: Jika Anda menghadapi masalah hukum yang kompleks, segera konsultasikan
dengan ahli hukum yang kompeten untuk memberikan pandangan hukum yang tepat.
2. Perubahan Kebijakan: Jika perubahan hukum atau regulasi mempengaruhi operasi organisasi
Anda, pertimbangkan perubahan dalam kebijakan dan praktik bisnis sesuai dengan ketentuan
hukum yang baru.
3. Kepatuhan yang Teliti: Pastikan bahwa organisasi Anda mematuhi semua ketentuan hukum yang
berlaku. Ini mencakup pajak, kontrak, perlindungan data, dan peraturan lainnya.
4. Pengendalian Risiko Hukum: Identifikasi dan kelola risiko hukum yang mungkin muncul dalam
bisnis Anda. Ini bisa mencakup asuransi yang sesuai atau praktik yang mengurangi risiko.
5. Pelatihan Hukum: Berikan pelatihan hukum kepada staf dan anggota tim yang perlu memahami
dan mematuhi ketentuan hukum dalam aktivitas mereka.
6. Dokumentasi yang Teliti: Pastikan bahwa semua transaksi bisnis dan aktivitas organisasi
didokumentasikan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan hukum.
7. Audit Internal: Selenggarakan audit internal yang berkala untuk memastikan bahwa prosedur
dan praktik bisnis sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
8. Evaluasi Risiko Hukum: Evaluasi risiko hukum secara teratur dan identifikasi perubahan dalam
lingkungan hukum yang mungkin mempengaruhi organisasi Anda.
9. Sumber Eksternal: Jika diperlukan, manfaatkan layanan sumber eksternal, seperti firma hukum
atau konsultan hukum, untuk memberikan pandangan hukum yang mendalam.

Anda mungkin juga menyukai