1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi dan mengapa perusahaan perlu
menerapkan suatu strategidalam bisnisnya?
Jawaban :
Rencana strategis (Renstra) sebagaimana yang diatur dalam UU No 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencanan Pembangunan
Daerah merupakah salah satu dokumen perencanaan yang harus disusun oleh setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah. Renstra Rumah Sakit adalah dokumen perencanaan untuk periode waktu tertentu
dan merupakan upaya terencana untuk pemberdayaan dan peningkatan kapasitas serta potensi yang
dimiliki rumah sakit dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan. Upaya untuk
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan ini untuk selanjutnya akan dilakukan melalui serangkaian
pelaksanaan program dan kegiatan yang mengarah kepada kepuasan pelanggan.
Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman rumah sakit menjadi salah satu langkah
yang penting dalam menyusun rencana strategis. Identifikasi keempat hal ini dapat diliakukan dengan
menggunakan sistem analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat). Berpedoman pada visi
dan misi yang dimiliki oleh rumah sakit, analisa dapat disusun menjadi sebuah tabel yang kemudian
dapat dituangkan ke dalam diagram kartesius. Setelah dituangkan ke dalam diagram kartesius, hasil
dianalisa lebih lanjut tergantung pada kecondongan hasil yang kemudian dikelompokkan menjadi
Defensif (SW), Aggressif (SO), Rekonsiliasi Internal (OT), dan Likuidasi (WT). Posisi ini lah yang
kemudian dalam penyusunan rencana strategis akan sangat menentukan tiap poin strategi yang akan
diambil.
Ketika titik berat ada pada area Agresif maka rumah sakit berada pada area pertumbuhan, sehingga
strategi yang dapat diterapkan adalah pengembangan. Pengembangan pelayanan, pembentukan cabang
UJIAN AKHIR SEMESTER_DESI NURSANTI_8B_7122016
baru untuk rumah sakit swasta, pembentukan instansi-instansi satelit dan lain-lain. Sedangkan ketika
rumah sakit berada pada area Defensif maka hal yang harus dilakukan sebagai strategi rumah sakit
adalah joint venture atau melakukan kerjasama bersifat kontraktual dengan pihak lain untuk
memaksimalkan peluang bisnis serta meningkatkan mutu pelayanan atau dapat juga mulai
mempertimbangkan mengenai kemungkinan turn around atau mengganti haluan dari arah
pengembangan rumah sakit. Area Rekonsiliasi Internal di sisi lain akan mengarahkan manajemen
untuk melakukan strategi berupa pengurangan kegiatan, merger, diversifikasi ataupun akuisisi.
Sedangkan di area Likuidasi sebaiknya dibentuk suatu strategi untuk mengubah haluan dari arah
pengembangan rumah sakit, bersamaan dengan strategi lain seperti merger, akuisis dan pengurangan
layanan / kegiatan.
3. Berkaitan dengan konsep good corporate governance, dalam dunia medis juga
berkembang konsep good clinical governance. Analisis bagaimana penerapan konsep
bisnis dan etikabisnis didalam sistem pelayanan kesehatan, sertajelaskan upaya-upaya
yang dilakukan dalam mengembangkan etika bisnis di Rumah Sakit/Klinik/di
pelayanan kesehatan ?
Jawaban :
Rumah Sakit mcmiliki kewajiban untuk memberikan pertolongan (emergency) tanpa mengharuskan
pembayaran uang muka terlebih dahulu, hal ini tertuang dalam Pasal 32 ayat (1) dan (2) Undang -
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu, Pasal 32 ayat ( 1 ) Dalam keadaan darurat,
fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pecegahan kecacatan terlebih dahulu. Pasal 32 ayat
( 2 ) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta dilarang
menolak pasien dan/atau meminta uang muka.
Rumah Sakit bertanggung jawab atas tindakan tenaga kesehatan di rumah sakit, yang menyebabkan
kerugian pada seseorang / pasien, pada pasal 46 Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, dari jenis pelayanan yang ada di rumah sakit, diharapkan dapat memberikan pengobatan
dan pemulihan kesehatan kepada pasien. Salah satu pelayanan yang ada di rumah sakit adalah
pelayanan gawat darurat.
Oleh karena hal tersebut diatas maka di perlukan beberapa langkah manajemen strategi rumah sakit
untuk menghindari kasus penolakan pelayanan medis, diantaranya adalah :
1. Pembuatan Kebijakan yang Jelas : Rumah sakit harus memiliki kebijakan yang jelas dan
transparan mengenai pelayanan medis dalam situasi darurat. Kebijakan ini harus mengutamakan
kesejahteraan pasien di atas pertimbangan keuangan.
UJIAN AKHIR SEMESTER_DESI NURSANTI_8B_7122016
2. Pelatihan dan Kesadaran : Staf rumah sakit, termasuk tenaga medis dan manajemen, harus
diberikan pelatihan mengenai etika bisnis dan tanggung jawab sosial dalam konteks pelayanan
medis. Pelatihan berkelanjutan secara intensif dan teratur akan menumbuhkan tanngung jawab
akan tugas dan kewajiban sebagai tenaga pemberi pelayanan kesehatan.
3. Komunikasi yang Baik: Rumah sakit harus berkomunikasi dengan baik kepada pasien dan
keluarganya tentang pilihan perawatan yang tersedia, termasuk kemungkinan biaya yang akan
dikelurakan oleh rumah sakit.
4. Menjalankan sistem SPGDT di pelayanan unit gawat darurat sehingga jika dalam keadaan rumah
sakit tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai maka dapat dilakukan kerjasama dengan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya agar dilakukan rujukan ataupun kolaborasi sehingga pasien
dapat mendapatkan penanganan gawat darurat dalam upaya penyelamatan nyawa pasien yang
cepat, efektif dan efisien.
Dengan mengambil langkah-langkah keputusan yang tepat, diharapkan rumah sakit dapat menjaga
keseimbangan antara kewajiban etis dan tanggung jawab bisnis mereka dalam memberikan pelayanan
medis yang tepat dan adil kepada semua pasien, terutama dalam kasus perawatan darurat.
Dalam menjalankan bisnis perusahaan diperlukan analisis dan evaluasi keunggulan kompetitif,
hal ini penting dilakukan untuk menjadi alat ukur perkembangan bisnis dari waktu ke waktu. Evaluasi
strategi meliputi tiga aktivitas dasar antara lain memeriksa dasar strategi perusahaan, membandingkan
hasil yang diharapkan dengan hasil actual, dan mengambil tindakan koreksi untuk memastikan kinerja
sejalan dengan rencana.
Dalam perannya sebagai tolak ukur bagaimana produk tersebut menjadi hal yang unggul
dan kompetitif di pasaran, tentunya dihasilkan dari perencanaan, strategi dan promosi suatu
produk yang dipersiapkan. Hal dilakukan guna menonjolkan kelebihan produk dibandingkan
dengan produk sejenis lain yang ada pada lingkup pasar yang sama dengan produk atau
layanan yang Anda buat.
UJIAN AKHIR SEMESTER_DESI NURSANTI_8B_7122016
Beberapa strategi dalam membangun keunggulan kompetitif pada bisnis bisa dilakukan dengan cara
yang sudah ditentukan oleh masing-masing perusahaan. Strategi ini merupakan bagian dari persiapan
sebuah keunggulan kompetitif produk yang matang dan berkelanjutan.
Yaitu dengan pemberian harga yang lebih rendah dibandingkan dengan produk pesaing yang ada
dipasaran. Untuk mewujudkan biaya rendah ini melibatkan berbagai faktor, salah satunya
merampingkan proses produksi. Dan kelemahannya, perusahaan hanya menentukan keuntungan lebih
minim agar menghasilkan harga yang kompetitif dibandingkan kompetitor.
2. Strategi Diferensiasi
Pada strategi diferensiasi ini dilakukan untuk menjadi unggul dari produk pesaing lainnya. Misalnya
saja suatu produk harus memberikan sesuatu yang spesial dan memberikan sebuah pengalaman yang
menarik bagi pelanggan. Atau dengan memberikan keunikan lainnya dengan mengungkapkan rahasia
uniknya produk yang dipasarkan.
3. Fokus Strategi
Dalam strategi fokus perlu diperhatikan adanya hal berikut ini yaitu pada pasar mempunyai kondisi
potensial serta berkelanjutan. Untuk mewujudkan strategi yang berhasil Anda harus fokus pada
segmen pasar tertentu dan suatu kelompok masyarakat, misalnya saja produsen mobil mewah.
4. Strategi Inovasi
Ada dua strategi inovasi yang ada yaitu mengembangkan produk dan melakukan pembuatan produk
baru yang belum ada di pasaran. Salah satu contohnya yaitu adanya ojek online, inovasi ini dilakukan
oleh alat transportasi ini dengan melakukan bidang transportasi secara online.
5. Strategi Pertumbuhan
Strategi ini merupakan sebuah pertumbuhan yang akan dilakukan oleh pebisnis. Caranya dengan
melakukan pengembangan produk dengan menambah support pada produk, diversifikasi atau
keanekaragaman dari produk itu sendiri. Sehingga produk semakin luas dan terlihat semakin banyak
jenisnya, misal produk makanan dengan satu jenis namun berbagai rasa yang ditambahkan.
6. Aliancy Strategy
Merupakan sebuah strategi yang merupakan peran pelengkap yang dilakukan antar pebisnis,
konsumen, penyuplai, pebisnis lainnya dan produsen. Guna menghasilkan sebuah jawaban atau solusi
dengan cara yang praktis serta baru. Contohnya Google akhirnya mengeluarkan android sebagai
sistem operasi pada handphone.
UJIAN AKHIR SEMESTER_DESI NURSANTI_8B_7122016
7. Jelaskan menurut pendapat anda mengenai “Keputusan alokasi sumber daya organisasi
yang tidak dipanduoleh manajemen strategi cenderung didasarkan padafaktor politik
dan pribadi”.
Jawaban :
Manajemen strategi dan kepemimpinan strategik ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa
dipisahkan, manajemen strategi adalah alatnya dalam membuat sebuah perencanaan strategik di masa
datang, sementara di sisi lain, kepemimpinan lebih menekankan pada orang-orang yang ada di
organisasi (perilaku leader dan follower) yang akan mengimplementasikan perencanaan yang
diformulasikan tersebut sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai. Dalam lingkungan yang berubah
begitu cepatnya, seorang pemimpin dituntut untuk selalu bisa memonitor dan melihat semua
perubahan tersebut. Perubahan apapun yang terjadi pasti akan mempengaruhi proses pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Seorang pemimpin tidak hanya dituntut untuk bisa melihat
masa depan, membuat perencanaan (road map) dari organisasi tapi juga harus bisa berperilaku yang
mendukung pencapaian rencana tersebut.
Peranan pemimpin dalam mencapai tujuan sebuah organisasi sangat menentukan.Pemimpin
kapabel adalah pemimpin yang memiliki kemampuan, kesanggupan, kecakapanteknis atau profesional
sehingga dapat meraih visi dan misi organisasi
Peran pemimpin dalam sebuah organisasi :
Peran interpersonal adalah peran yang melibatkan orang (bawahan dan orang di luar organisasi) dan
tugas-tugas lain yang bersifat seremonial dan simbolis. Tiga peran interpersonal termasuk menjadi;
Figurehead (Sosok atau Figur). Leader (Pemimpin).
Peranan Informasional ialah bahwa dalam kedudukannya selaku unsur pimpinan dalam organisasi,
manajemen menjadi pemnatau arus informasi dalam organisasi di smaping peranan selaku penerima
dan pembagi informasi.
Pada tingkat yang berbeda-beda para manajer dalam suatu organisasi berperan selaku pengambil
keputusan, baik yang sifatnya strategis, fungsional, dan teknis operasional. Peranan tersebut timbul
karena manajemaen memiliki wewenang untuk bertindak selaku,
a) wirausahawan,
b) peredam ketidaktenangan,
d) selaku perunding.