Anda di halaman 1dari 11

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Eka Dwi Lestari (31402000058)


2. Masaid Hilmi (31402000093)
3. Difa Permatasari (31402100049)
4. Dwi Ana Sukma A. (31402100050)
5. Luthfiana Fajariyah (31402100067)

DAFTAR PERTANYAAN KELOMPOK PERTEMUAN 5 AKT KEPERILAKUAN

1. Nur Rohmad (31402000118)


Bagaimana anggaran dapat digunakan di dalam perencanaan dan pengendalian jangka
pendek Perusahaan?
Jawaban :
Anggaran dapat digunakan di dalam perencanaan dan pengendalian jangka pendek
Perusahaan dengan melakukan kegiatan seperti berikut.
• Manajer divisi harus menganalisis lingkungan umum industri.
• Divisi pemasaran harus menyiapkan ramalan penjualan untuk tiap-tiap produk.
• Divisi pabrik menyiapkan estimasi biaya untuk fasilitas baru pabrik dan produk.
• Para analisis keuangan mengevaluasi usulan pengeluaran modal, rencana-rencana
biaya operasi tiap divisi, dan menyajikan usulan sumber dan penggunaan dana.
• Untuk rencana 5 tahun harus dibuat oleh divisi perencanaan, dikoreksi oleh manajer
divisi, dan rencana ini belum merupakan rencana yang final.
• Rencana 5 tahunan itu kemudian diserahkan kepada ketua komisi perencanaan dan
seterusnya diajukan kepada dewan direktur untuk dimintakan persetujuan.

2. Annisa Auliya H. (31402100036)


Apa konflik kepentingan yang mungkin timbul dalam konteks perencanaan laba, dan
bagaimana perusahaan dapat mengelola konflik tersebut secara etis?
Jawaban :
Konflik kepentingan dalam konteks perencanaan laba dapat muncul karena tekanan
untuk mencapai target keuangan atau hasil yang telah ditetapkan. Berikut beberapa
konflik kepentingan yang mungkin terjadi:
1. Kepentingan Manajemen: Manajemen memiliki kepentingan untuk memastikan
perusahaan terlihat menguntungkan di mata pemegang saham dan pasar. Mereka
mungkin merasa tekanan untuk menghasilkan laba yang tinggi untuk memenuhi
ekspektasi.
2. Kepentingan Pemegang Saham: Pemegang saham ingin melihat hasil yang
menguntungkan yang mendukung nilai saham mereka. Mereka dapat mendesak
manajemen untuk mencapai laba yang tinggi.
3. Kepentingan Auditor : Auditor independen harus memverifikasi keuangan
perusahaan. Mereka memiliki kepentingan dalam menemukan dan melaporkan
ketidakpatuhan dengan standar akuntansi.
4. Kepentingan Karyawan: Karyawan mungkin memiliki insentif berdasarkan kinerja
perusahaan. Mereka dapat merasa tekanan untuk memastikan laba yang tinggi untuk
mendapatkan insentif mereka.

Untuk mengelola konflik kepentingan dalam perencanaan laba secara etis, perusahaan
dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Transparansi dan Komunikasi: Perusahaan harus mempromosikan komunikasi
terbuka dan transparan antara manajemen, pemegang saham, auditor, dan karyawan. Ini
membantu mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan pemahaman bersama tentang
ekspektasi.
2. Kode Etik dan Kepatuhan: Membuat dan menegakkan kode etik yang jelas yang
mengatur praktik perencanaan laba serta menekankan pada kepatuhan terhadap aturan
dan regulasi akuntansi yang berlaku.
3. Audit Independen: Mempertahankan auditor independen yang dapat menyelidiki
dan memeriksa laporan keuangan secara objektif.
4. Insentif yang Bijaksana: Mendesain program insentif karyawan dengan bijaksana
sehingga tidak mendorong perilaku yang tidak etis atau manipulasi laba.
5. Pelatihan Etika: Memberikan pelatihan etika kepada staf dan manajemen untuk
memahami implikasi etis dari tindakan mereka dalam perencanaan laba.
6. Komitmen terhadap Jangka Panjang: Mengembangkan budaya organisasi yang
berfokus pada keberlanjutan dan kinerja jangka panjang daripada mencari keuntungan
jangka pendek.
Dengan mematuhi prinsip-prinsip etika ini, perusahaan dapat mengelola konflik
kepentingan dalam perencanaan laba dengan cara yang menghormati nilai-nilai, norma,
dan standar bisnis yang etis.

3. Dyah Ayu Kusumawati (31402100051)


Hal apakah yang akan dilakukan manajemen ketika partisipasi karyawan sangat buruk
dalam rangka ikut menyusun anggaran?
Jawaban :

Ketika partisipasi karyawan dalam menyusun anggaran sangat buruk, manajemen perlu
mengambil langkah-langkah untuk memahami penyebab masalah dan
memperbaikinya. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil oleh manajemen:

• Identifikasi Penyebab Masalah:

Manajemen harus mengidentifikasi penyebab rendahnya partisipasi karyawan dalam


proses penganggaran. Hal ini bisa mencakup ketidakpuasan karyawan terhadap proses,
kurangnya pemahaman tentang tujuan dan manfaat anggaran, atau bahkan masalah
komunikasi.

• Komunikasi yang Efektif:

Manajemen harus memastikan bahwa tujuan dan manfaat dari penganggaran dipahami
oleh seluruh karyawan. Ini melibatkan komunikasi yang efektif dan transparan tentang
bagaimana anggaran digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

• Pelatihan dan Edukasi:

Dalam banyak kasus, karyawan mungkin memerlukan pelatihan atau edukasi tambahan
tentang penganggaran dan cara mereka dapat berkontribusi dalam proses ini.
Manajemen dapat menyelenggarakan pelatihan atau workshop untuk meningkatkan
pemahaman karyawan.

• Peningkatan Motivasi:

Manajemen dapat memotivasi karyawan dengan mengidentifikasi dan memberikan


insentif bagi mereka yang berpartisipasi aktif dalam penyusunan anggaran. Insentif
dapat berupa penghargaan, bonus, atau pengakuan publik.
• Keterlibatan Karyawan dalam Pengambilan Keputusan:

Manajemen dapat mencoba meningkatkan partisipasi karyawan dengan lebih banyak


melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan anggaran.
Ini memberikan rasa kepemilikan yang lebih besar kepada karyawan.

• Evaluasi Proses Anggaran:

Manajemen harus secara teratur mengevaluasi proses anggaran untuk memastikan


bahwa itu efisien dan efektif. Jika prosesnya terlalu rumit atau memakan waktu,
manajemen harus mempertimbangkan untuk menyederhanakan proses tersebut.

• Beri Dukungan dan Dorongan:

Manajemen harus memberikan dukungan dan dorongan kepada karyawan untuk


berpartisipasi dalam proses anggaran. Ini termasuk mendengarkan masukan dan ide
mereka, serta memberikan umpan balik konstruktif.

• Fleksibilitas dan Keterbukaan:

Manajemen perlu menjadi fleksibel dan terbuka terhadap masukan dan saran karyawan.
Mereka harus bersedia untuk mengubah rencana anggaran jika diperlukan berdasarkan
masukan yang diberikan oleh karyawan.

• Pemecahan Masalah:

Manajemen harus bersedia untuk menangani masalah yang muncul sehubungan dengan
anggaran dan mencari solusi bersama dengan karyawan. Pemecahan masalah bersama
dapat meningkatkan partisipasi karyawan.

• Evaluasi Kinerja Karyawan:

Jika partisipasi karyawan tetap buruk, manajemen mungkin perlu mengevaluasi kinerja
karyawan yang menunjukkan ketidakberanian atau ketidakpedulian yang berkelanjutan
dalam proses anggaran.

Penting untuk diingat bahwa partisipasi karyawan yang baik dalam proses anggaran
dapat membawa manfaat besar, seperti pemahaman yang lebih baik tentang
pengeluaran, tanggung jawab yang lebih jelas, dan pemotivasian. Oleh karena itu,
manajemen harus berupaya untuk meningkatkan partisipasi karyawan sebanyak
mungkin.
4. Siti Nada Nurchalisha (31402100099)
Apakah adanya konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham dapat
memengaruhi integritas perencanaan laba dan penganggaran?
Jawaban:
Ya, terdapat perbedaan perilaku dalam perencanaan laba dan penganggaran antara
industri atau sektor yang berbeda. Industri yang berbeda seringkali menghadapi
dinamika pasar yang unik, tingkat persaingan yang berbeda, dan tuntutan pelanggan
yang bervariasi. Sebagai hasilnya, pendekatan perencanaan laba dan penganggaran
dapat berbeda sesuai dengan karakteristik industri tersebut.
Sebagai contoh, industri teknologi dan startup mungkin menghadapi tekanan untuk
terus meningkatkan pertumbuhan dan inovasi, yang dapat memengaruhi proyeksi laba
dan penganggaran untuk investasi masa depan. Di sisi lain, industri manufaktur
mungkin lebih terfokus pada efisiensi operasional dan pengendalian biaya, yang dapat
tercermin dalam strategi perencanaan laba dan penganggaran mereka.
Dampaknya pada keberlanjutan bisnis adalah bahwa perusahaan perlu memahami
dinamika unik industri mereka dan mengadaptasi strategi perencanaan laba dan
penganggaran sesuai. Kesesuaian ini membantu perusahaan merespons perubahan pasar
dengan lebih fleksibel dan memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Perusahaan yang mampu mengintegrasikan pemahaman mendalam tentang industri
mereka ke dalam perencanaan laba dan penganggaran memiliki peluang yang lebih baik
untuk bertahan dan berkembang di pasar yang kompetitif.

5. Nuva Urbach (31402100228)


Tolong jelaskan kenapa anggaran selalu dinyatakan dalam satuan moneter? Apakah ada
satuan lain yang bisa digunakan untuk menyusun anggaran?
Jawaban :
Jadi dalam membuat sbuah anggaran biasanya kita memakai suatu satuan yang mana
agar bisa kita pahami ukurannya dan tentunya bisa kita bandingkan juga. Karena dalam
anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang (Moneter)seperti Rupiah, USD. Yen, Rupee,
Ringgit menempati posisi penting dalam arti segala kegiatan akan dikuantifikasikan
dalam satuan uang, sehingga bisa diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari
kegiatan yang dilakukan.
6. Sherina Asri Rosita (31402000138)
Apa yg dapat menjadi konsekuensi jika resistensi terhadap anggaran menyebabkan
konflik internal yg berkepanjangan dlm organisasi.
Jawaban :
Resistensi terhadap anggaran yang menyebabkan konflik internal yang berkepanjangan
dalam organisasi dapat memiliki beberapa konsekuensi yang merugikan, antara lain:
1. Gangguan produktivitas: Konflik internal yang berlarut-larut dapat mengganggu
produktivitas karyawan dan tim. Ini dapat menghambat kemajuan proyek-proyek dan
tujuan organisasi.
2. Atmosfer kerja yang tidak sehat: Konflik yang berkepanjangan dapat menciptakan
atmosfer kerja yang tidak sehat, yang dapat menyebabkan stres, ketidakpuasan, dan
penurunan semangat kerja di kalangan karyawan.
3. Pemborosan waktu dan sumber daya: Perdebatan dan pertengkaran berkepanjangan
terkait anggaran dapat memakan banyak waktu dan sumber daya organisasi yang
seharusnya digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif.
4. Ketidakpastian: Ketidaksepakatan dalam hal anggaran dapat menciptakan
ketidakpastian dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek, yang dapat mengganggu
strategi jangka panjang organisasi.
5. Pemecatan atau perpindahan karyawan: Konflik yang berlarut-larut dapat mengarah
pada pemecatan karyawan yang terlibat atau pemindahan mereka ke peran yang berbeda
dalam organisasi.
6. Dampak pada citra organisasi: Konflik internal yang terlihat oleh pihak luar, seperti
pelanggan atau mitra bisnis, dapat merusak citra organisasi dan kepercayaan mereka
terhadapnya.

Untuk mengelola situasi ini, organisasi perlu mengadopsi pendekatan yang bijak dalam
mengatasi resistensi terhadap anggaran, seperti komunikasi yang lebih baik, melibatkan
semua pihak yang terlibat dalam proses perencanaan anggaran, dan mencari solusi yang
dapat meredakan konflik.

7. Hana Regita Cahyani (31402000074)


Apakah terdapat kaitan antara pengendalian internal dan perilaku terkait perencanaan
laba dan anggaran
Jawaban :
Terdapat kaitan yang kuat antara pengendalian internal dan perilaku terkait perencanaan
laba dan anggaran dalam suatu organisasi. Berikut adalah beberapa cara bagaimana
kaitan ini bisa terjadi:
1. *Pengendalian Anggaran*: Pengendalian internal mencakup langkah-langkah untuk
memastikan bahwa anggaran yang telah ditetapkan diikuti dengan baik. Dalam konteks
perencanaan laba, pengendalian anggaran memastikan bahwa target laba yang telah
ditetapkan tidak diabaikan atau dimanipulasi secara tidak etis.
2. *Pelaporan dan Pemantauan*: Pengendalian internal mencakup pemantauan dan
pelaporan yang berkelanjutan. Pemantauan dan pelaporan yang ketat dapat
mengidentifikasi perilaku yang mencurigakan atau manipulatif dalam perencanaan laba
atau pelaporan anggaran.
3. *Kepatuhan Terhadap Kebijakan*: Pengendalian internal memastikan bahwa
karyawan dan manajemen mengikuti kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Ini
mencakup kepatuhan terhadap prosedur-prosedur terkait perencanaan laba dan
anggaran yang ada.
4. *Pengendalian atas Keuangan*: Beberapa aspek pengendalian internal melibatkan
pengawasan terhadap aktivitas keuangan dan akuntansi, yang relevan dalam
perencanaan laba dan anggaran untuk memastikan bahwa data dan informasi keuangan
yang digunakan adalah akurat dan dapat diandalkan.
5. *Tindakan Korektif*: Jika terjadi pelanggaran atau perilaku yang mencurigakan
terkait perencanaan laba atau anggaran, pengendalian internal mencakup tindakan
korektif yang harus diambil untuk memperbaikinya.

Sebagian besar organisasi mengandalkan pengendalian internal untuk memastikan


bahwa proses perencanaan laba dan anggaran berjalan dengan benar, sesuai dengan
prinsip-prinsip etika dan aturan yang berlaku. Hal ini membantu mencegah tindakan
yang tidak etis atau manipulatif yang dapat merugikan kepentingan organisasi dan
pemangku kepentingan lainnya.

8. Nadhifatul Muna (31402000104)


Mengapa penting bagi perusahaan untuk memahami kondisi bisnis, ekonomi sosial, dan
politik saat menyusun anggaran? Bagaimana faktor-faktor ini dapat memengaruhi
perencanaan anggaran?
Jawaban :
Penting bagi perusahaan untuk memahami kondisi bisnis, ekonomi sosial, dan politik
saat menyusun anggaran karena faktor-faktor ini dapat memiliki dampak signifikan
pada perencanaan anggaran. Berikut adalah beberapa cara di mana hal ini
memengaruhi:
1. *Kondisi Bisnis:* Memahami pasar, persaingan, dan tren industri adalah penting
karena dapat memengaruhi pendapatan perusahaan. Saat kondisi bisnis sedang lesu,
perusahaan mungkin perlu merinci anggaran dengan lebih cermat dan
mempertimbangkan strategi pemasaran yang berbeda.
2. *Kondisi Ekonomi:* Fluktuasi ekonomi, seperti inflasi, suku bunga, atau
pertumbuhan ekonomi, dapat mempengaruhi biaya operasional dan pendapatan.
Perubahan ini harus dipertimbangkan dalam anggaran untuk menghindari defisit atau
ketidakmampuan memenuhi target keuangan.
3. *Kondisi Sosial:* Perubahan dalam preferensi dan perilaku konsumen dapat
memengaruhi permintaan atas produk atau jasa perusahaan. Misalnya, perubahan tren
konsumen yang cepat dapat memerlukan penyesuaian anggaran untuk mengikuti
permintaan yang berubah.
4. *Kondisi Politik:* Kebijakan pemerintah, peraturan, atau perubahan pajak dapat
memiliki dampak besar pada keuangan perusahaan. Pemahaman terhadap perubahan ini
memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi biaya tambahan atau peluang insentif.

Dengan memperhatikan faktor-faktor ini dalam perencanaan anggaran, perusahaan


dapat menjadi lebih responsif terhadap perubahan lingkungan dan lebih baik dalam
mengelola risiko keuangan. Itu juga dapat membantu perusahaan mengidentifikasi
peluang baru yang mungkin muncul dalam konteks yang berubah.

9. Salis Jazilah (31402000134)


Kriteria penyusunan yang baik seperti apa, dan apabila perusahaan dapat menyusun
anggaran yg baik, apakah perusahaan yg bersangkutan dapat dipastikan telah mencapai
tujuan yg baik
Jawaban :
Adapun kriteria penyusunan anggaran dengan baik yaitu:
a. Anggaran harus dimuat dalam unit moneter.
b. Anggaran harus ditinjau, diproses dan disetujui oleh otoritas yang lebih tinggi dari
pihak yang menganggarkan (budgetee).
c. Anggaran minimal harus mencakup periode satu tahun.
d. Anggaran dapat diubah hanya dalam kondisi tertentu saja.
e. Anggaran dapat memprediksi potensi tingkat laba bisnis dimasa yang akan datang
f. Anggaran adalah komitmen. Oleh karena itu mau tidak mau manajer harus
melaksanakan tangggung jawab anggaran dengan sebaik-baiknya untuk mencapai
tujuan telah yang dianggarkan.
g. Kinerja finansial bisnis perusahaan harus dibandingkan dengan anggaran secara
berkala dan selisihnya harus dianalisis dan dijelaskan guna mencapai target anggaran
yang telah ditetapkan.

Iya, perusahaan tersebut akan mencapai tujuan karena dalam sebuah perusahaan
anggaran dapat berfungsi sekaligus menyusun perencanaan dengan baik sehinggaa
kegiatan pun akan berjalan dengan semestinya. Anggaran pada dasarnya merupakan
prediksi perusahaan mengenai perolehan laba dan pembelanjaan sumber daya moneter
untuk waktu tertentu.

10. Ria Dwi Munfaridza (31402000128)


Bagaimana perilaku pemimpin organisasi dapat memengaruhi pencapaian tujuan
anggaran?
Jawaban :
Perilaku pemimpin organisasi memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian
tujuan anggaran. Berikut adalah beberapa cara di mana perilaku pemimpin dapat
memengaruhi proses anggaran dan pencapaian tujuan:
1. *Pengalokasian Sumber Daya:* Pemimpin yang bijaksana dalam pengalokasian
sumber daya anggaran dapat memastikan bahwa anggaran ditempatkan pada proyek
dan inisiatif yang mendukung tujuan strategis organisasi.
2. *Kommunikasi Tujuan:* Pemimpin yang jelas dalam menyampaikan tujuan
anggaran kepada timnya akan membantu memotivasi anggota tim untuk bekerja
menuju pencapaian tujuan tersebut.
3. *Penetapan Standar Kinerja:* Pemimpin dapat menetapkan standar kinerja yang
tinggi untuk timnya, mendorong mereka untuk bekerja lebih keras dalam mencapai
tujuan anggaran.
4. *Membangun Budaya Organisasi:* Pemimpin yang mempromosikan budaya
organisasi yang mendukung akuntabilitas dan efisiensi akan memengaruhi perilaku
anggota tim dalam mematuhi anggaran.
5. *Reaksi Terhadap Varians Anggaran:* Cara pemimpin menanggapi ketidaksesuaian
antara anggaran dan kinerja aktual juga dapat memengaruhi apakah tujuan anggaran
dicapai. Mereka dapat mendorong perbaikan dan perubahan, atau sebaliknya.
6. *Pemberian Insentif:* Pemimpin bisa memberikan insentif kepada anggota tim
yang mencapai atau melampaui tujuan anggaran, yang dapat memotivasi perilaku
yang mendukung pencapaian anggaran.
7. *Etika dan Integritas:* Pemimpin yang menunjukkan integritas dan etika dalam
proses anggaran akan memberikan contoh yang kuat bagi seluruh organisasi,
mendorong perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaan.

Pemimpin yang memiliki pemahaman yang baik tentang konsep keperilakuan dan
mampu mengelola dengan bijak dalam konteks anggaran akan berkontribusi
signifikan pada pencapaian tujuan anggaran perusahaan.

11. Luluk Syafiatin Desi (31402100066)


Dalam konsep keperilakuan yang relevan dalam proses penyusunan anggaran,
menurut kalian apa saja keuntungan dan kerugian yang dapat timbul akibat
keperilakuan yang tidak tepat dalam proses penyusunan anggaran?
Jawaban :
Dalam konteks penyusunan anggaran, keperilakuan yang tidak tepat dapat memiliki
berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Berikut adalah beberapa keuntungan
dan kerugian yang dapat muncul akibat keperilakuan yang tidak tepat:
Keuntungan:
1. *Pencapaian Target*: Keperilakuan yang agresif dalam menetapkan target anggaran
dapat mendorong tim atau departemen untuk mencapai hasil yang lebih baik daripada
yang diharapkan.
2. *Motivasi Karyawan*: Anggaran yang menantang bisa memotivasi karyawan untuk
bekerja lebih keras dan lebih efisien untuk mencapai sasaran anggaran yang
ditetapkan.
3. *Efisiensi Penggunaan Sumber Daya*: Penetapan anggaran yang ketat dapat
mendorong manajemen untuk mengelola sumber daya dengan lebih efisien.

Kerugian:
1. *Manipulasi Anggaran*: Keperilakuan yang tidak tepat dapat mengakibatkan
manipulasi anggaran, di mana tim atau departemen mencoba memanipulasi angka-
angka dalam anggaran untuk mencapai target dengan cara yang tidak etis, seperti
mengurangi pengeluaran penting.
2. *Fokus Jangka Pendek*: Anggaran yang sangat ketat dapat mendorong manajemen
dan karyawan untuk fokus hanya pada tujuan jangka pendek, mengorbankan investasi
jangka panjang yang mungkin lebih menguntungkan bagi perusahaan.
3. *Stres dan Ketegangan*: Anggaran yang terlalu ketat dapat menciptakan stres dan
ketegangan di antara karyawan, terutama jika mereka merasa tekanan untuk mencapai
target yang tidak realistis.
4. *Menyebabkan Perilaku yang Tidak Etis*: Keperilakuan yang tidak etis dapat
muncul dalam bentuk manipulasi anggaran atau pelaporan yang tidak jujur, yang dapat
merusak reputasi perusahaan dan berpotensi melanggar hukum.

Untuk menghindari dampak negatif dari keperilakuan yang tidak tepat dalam proses
penyusunan anggaran, perusahaan harus mempromosikan budaya etika, komunikasi
terbuka, dan transparansi dalam proses anggaran. Selain itu, anggaran harus disusun
dengan bijaksana, dengan mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang perusahaan,
bukan hanya fokus pada target jangka pendek yang sulit dicapai.

Anda mungkin juga menyukai