Anda di halaman 1dari 6

1.

Keunggulan dan kelemahan dari perencanaan strategik adalah :


a. Keunggulan
Penyusunan rencana strategik bukan proses yang dapat dengan mudah diselesaikan. Namun dengan
menyusun rencana strategik, diharapkan dapat memberikan manfaat seperti :
1) Adanya kerangka kerja untuk menyusun anggaran tahunan,
2) Tersedianya alat untuk mengembangkan managemen,
3) Tersedianya mekanisme untuk mendorong managemen merencanakan jangka panjang, dan
4) Tersedianya seperangkat alat untuk menyelaraskan manager unit dengan strategi.

Empat manfaat tersebut akan dijelaskan di bawah ini.


1). Sebagai Kerangka Kerja Untuk Menyusun Anggaran
Setiap program yang disusun membutuhkan dukungan sumber daya milik perusahaan. Keterbatasan
sumber daya yang dimiliki tentunya akan menghambat pelaksanaan program-program yang disusun
sebagai bagian dari rencana strategik. Untuk dapat mengendalikan pemanfaatan sumber daya yang
terbatas, maka satu set anggaran yang sesuai dengan strategi korporat harus tersedia. Rencana strategik
yang diturunkan dari rencana strategis perusahaan akan sangat bermanfaat bagi manager unit untuk
merencanakan pemanfaatan sumber daya perusahaan. Pemanfaatan sumber daya akan lebih optimal,
terukur dan terarah jika tersedia anggaran yang baik. Tidak tersedianya perencanaan strategik akan
mengaburkan kebijakan manajer dalam menghadapi permasalahan. Manajer akan mempertimbangkan
lebih banyak alternatif rencana strategik dalam menyikapi permasalahan sehingga sumber daya yang
dibutuhkan untuk satu periode tidak dapat ditentukan secara pasti.

2). Alat untuk Mengembangkan Managemen


Perencanaan strategik yang terstruktur dapat menjadi alat bagi managemen puncak untuk melatih
managemen unit untuk mampu berpikir dan merencanakan strategi serta cara untuk menerapkannya.

3). Mekanisme Untuk Mendorong Managemen Merencanakan Jangka Panjang


Perencanaan strategik yang selaras dengan rencana strategi membutuhkan pemikiran yang panjang, atas
karena alasan tersebut, maka perencanaan strategik mungkin tidak segera tersusun ketika rencana strategi
diturunkan atau disampaikan kepada manager pada tingkat yang lebih rendah. Dalam dunia bisnis yang
sangat dinamis, kondisi persaingan dapat sangat cepat berubah. Perubahan kondisi persaingan ini harus
dapat segera direspon oleh perusahaan. Kegagalan perusahaan dalam merespon perubahan lingkungan
bisnis dapat mempengaruhi posisi perusahaan dalam kancah persaingan. Untuk menjaga agar perusahaan
tetap dapat berkompetisi dalam persaingan, pimpinan perusahaan harus dapat segera menyusun strategi
yang baru. Untuk mengantisipasi perubahan strategi perusahaan, seorang manager harus mampu
memperkirakan permasalahan yang berpotensi akan dihadapi oleh perusahaan. Kemampuan seorang
manager unit bisnis dalam membuat perkiraan yang akurat akan sangat membantu perusahaan dalam
merespon perubahan pasar pada tingkat rencana strategik

4). Menyelaraskan Manager Unit Dengan Strategi


Rencana strategi perusahaan yang mungkin akan ditafsirkan berbeda oleh setiap manager unit akan
memaksa mereka untuk melakukan diskusi lebih panjang. Diskusi yang panjang diharapkan dapat
mempersatukan persepsi para manager atas rencana strategi yang ditetapkan.

b. Kelemahan
Perencanaan strategik yang dilakukan secara formal memiliki keterbatasan-keterbatasan bahkan potensi
menimbulkan permasalahan
1) Sebatas pengisian form sebagai formalitas
Perencanaan strategik yang disusun secara formal membuat para manager menjadi jenuh karena merasa
adanya paksaan yang sangat tinggi dari pimpinan. Akibat yang membahayakan perusahaan adalah para
manager akan bersikap seolah-olah penyusunan rencana strategik hanya kegiatan rutin yang bersifat
formalitas semata. Jika para manager bersikap demikian, maka ada kemungkinan rencana strategik yang
tersusun bukan hasil pemikiran sehingga akan muncul potensi masalah dalam pengimplementasiannya di
kemudian hari.Para manager yang sudah jenuh dengan penyusunan rencana strategik secara formal dan
dalam paksaan akan cenderung untuk bertindak lebih kurang baik dalam menyusun rencana strategik,
yang pada akhirnya rencana strategik hanya sebuah simbol formalitas tanpa adanya manfaat yang berarti
bagi perusahaan.

2). Pendelegasian tugas kepada departemen khusus


Untuk mencegah hal pada nomor satu di atas terjadi, perusahaan mungkin akan membuat satu unit
tertentu yang bertanggung jawab untuk menyusun rencana strategik untuk kemudian didelegasikan pada
unit-unit pelaksana. Pembentukan unit khusus untuk membuat rencana strategik akan sangat berpengaruh
bagi perusahaan. Para manager unit menjadi kehilangan proses pembelajaran dalam penyusunan rencana
strategik, selain itu, informasi mengenai kondisi sesungguhnya adalah para manager unit. Cara yang
mungkin dilakukan oleh pimpinan jika memaksa terbentuknya unit khusus ini adalah dengan membatasi
fungsi penyusun rencana strategik. Unit khusus ini hanya bertugas untuk mengawal proses penyusunan
rencana strategik atau hanya sebagai mentor bagi manager unit-unit lain dalam penyusunannya.

3). Proses yang mahal


Perencanaan strategik yang benar-benar dapat selaras dengan keinginan pimpinan membutuhkan waktu
yang lama dalam penyusunannya. Mengingat waktu yang dibutuhkan tidak sebentar, sedangkan kegiatan
operasional harus terus berjalan, maka akan ada periode operasional yang berjalanan tanpa rencana.
Kegiatan operasional yang berjalan tanpa adanya rencana dapat merugikan perusahaan karena kegiatan
tersebut mungkin sesungguhnya tidak diperlukan lagi jika rencana strategik yang baru tersusun. Kegiatan-
kegiatan tersebut tentunya membutuhkan biaya yang tidak dapat dihindari, itulah alasan mengapa
perencanaan strategik bisa dikatakan mahal. Alasan yang lain adalah, dalam penyusunan rencana strategik
membutuhkan kajian-kajian atas berbagai faktor baik internal maupun eksternal.

Berdasarkan tiga keterbatasan yang telah disampaikan di atas, maka wajar jika kemudian muncul
pertanyaan, apakah rencana strategik formal harus ada dalam satu prerusahaan? Perencanaan strategik
formal dibutuhkan oleh perusahaan besar yang dengan kompleksitas tinggi serta memiliki kemampuan
untuk memprediksi mengenai potensi yang akan dihadapi pada periode berikutnya dengan kepastian yang
cukup tinggi.

2. Perspektif-perspektif yang terdapat dalam balance scorecard adalah sebagai berikut :


1) Perspektif Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan serta
strategi memberikan perbaikan mendasar.
Perbaikan tersebut dapat berupa gross operating income, return on investement atau economic value-
added.
Balance scorecard dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam
mewujudkan pertambahan kekayaan sebagai berikut:
 Peningkatan kepuasan customer melalui peningkatan revenue
 Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan melalui cost effectiveness sehingga terjadi
peningkatan laba
 Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns dengan mengurangi
modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang menghasilkan return yang
tinggi.
Prinsip balanced scorecard ( BSC ) harus ada keseimbangan antara perspektif keuangan dan perspektif
non keuangan. Pengukuran perspektif keuangan bisa dilakukan dengan analisis rasio keuangan.Misalnya
dengan menganalisis tren keuangan, common size value antara perusahaan dan pesaing, dan rasio
keuangan seperti; rasio liabilitas, rasio aktivitas, rasio hutang, rasio keuntungan, dan rasio solvabilitas.
Perspektif keuangan juga berguna seberapa perusahaan atau bisnis Anda memiliki daya tarik kepada para
investor. Kunci perspektif keuangan: keuntungan, tren pertumbuhan, economic value-added, return of
equity and investment, dan arus kas

2) Perspektif Pelanggan
Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua kelompok yaitu core measurement group (kelompok inti) dan
customer value proposition (kelompok penunjang).
Kelompok inti atau core meansurement terdiri dari:
 Pangsa pasar atau market share
 Tingkat perolehan pelanggan baru atau customer acqutition
 Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama atau customer retention
 Tingkat kepuasan pelanggan atau customer satisfaction
 Tingkat profitabilitas pelanggan atau customer profitability
Sedangkan kelompok penunjang ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
 Atribut-atribut produk (harga, mutu, fungsi)
 Hubungan dengan pelanggan
 Citra dan reputasi
Kunci perspektif konsumen: Kepuasan, retensi, akuisisi, nilai manfaat, dan market share konsumen

3) Perspektif Bisnis Internal


Secara umum, hal tersebut terbagi menjadi 3 prinsip dasar prespektif proses bisnis internal, yaitu:
 Proses Inovasi
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tapi ada juga perusahaan
yang menempatkan inovasi di luar proses produksi. Dalam proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua
komponen, yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan melakukan proses perancangan produk yang
sesuai dengan keinginan pelanggan.
 Proses Operasi
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan yang dapat dilihat dari perencanaan,
pembentukan bahan mentah hingga menjadi produk jadi, proses marketing, hingga proses transaksi antara
perusahaan dan pembeli.
 Pelayanan Purna Jual
Layanan purna jual merupakan layanan yang diberikan oleh perusahaan atau bisnis kepada konsumen
sebagai jaminan mutu produk yang telah dibeli oleh konsumen. Banyak bentuk layanan purna jual
misalnya layanan konsultasi, perbaikan, perawatan, hingga garansi.

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


Perspektif balanced scorecard ( BSC ) ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif
sebelumnya serta untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang. Perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip kapabilitas yang terkait dengan kondisi internal
perusahaan, yaitu:
 Kapabilitas Pekerja
Kapabilitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan. Sehubungan dengan
kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh manajemen:
 Kepuasan pekerja.
Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk meningkatkan produktivitas, tanggungjawab, kualitas, dan
pelayanan kepada konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja adalah keterlibatan
pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk mendapatkan informasi, dorongan untuk
bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta dukungan dari atasan.
 Retensi pekerja.
Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana
kita mengetahui pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi, keluamya seorang
pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan loss pada intellectual capital dari
perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di perusahaan.
 Produktivitas pekerja.
Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral,
inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output yang
dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.
Menurut Kaplan dan Norton, terdapat dua keunggulan utama dari pendekatan empat perspektif Balanced
Scorecard (BSC), yaitu adalah:
1. Balanced scorecard menyatukan elemen-elemen yang berbeda dari agenda kompetitif perusahaan
dalam satu laporan.
2. Dengan menggabungkan semua metrik operasional yang krusial, manajer per divisi atau
departemen dipaksa untuk mempertimbangkan suatu pencapaian dengan risiko-risiko yang
berpotensi terjadi.
3. Penerapan balanced scorecard dalam penyusunan rencana strategik memiliki dampak yang
menguntungkan bagi perusahaan karena ada beberapa keunggulan yang sebenarnya dapat dirasakan oleh
unit bisnis dengan menerapakan balanced scorecard dalam penyusunan rencana strategik, yaitu:

a. Sasaran startegik yang diperoleh akan lebih lengkap, dapat diukur dan berimbang
Kerangka berpikir yang ditawarkan dengan penggunaan balanced scorecard akan menghasilkan
rangkaian rencana strategik yang lengkap dan menyeluruh. Balanced scorecard mengunakan 4
perspektif yang memuat seluruh aspek dalam sebuah perusahaan. Keempat perspektif yang ada dalam
balanced scorecard saling terkait dan kesuksesan dari 1 perspektif akan menentukan kesuksesan
pencapaian perspektif yang lain. Perspektif yang digunakan adalah keuangan, pelanggan, internal
proses serta pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced scorecard membantu manager unit bisnis
untuk lebih teliti dalam menganalisis hubungan sebab akibat antar program kerja.
b. Scorecard perusahaan dapat secara langsung tersusun, sekaligus menjadi titik awal pengelolaan
kinerja.
c. Memungkinkan penerapan open book management.
Penggunaan open-book management memungkinkan setiap personil dalam unit bisnis untuk
mengakses informasi mengenai kondisi keuangan dan operasional perusahaan secara keseluruhan.
Setiap personil diperkenankan untuk menyalurkan ie0ide untuk mendukung tercapainya strategi
perusahaan dan rencana strategik agar selalu sesuai dengan kondisi persaingan saat ini. Penggunaan
open book management membuat rencana strategik yang telah tersusun menjadi dengan mudah
terupdate dengan kondisi terkini internal maupun eksternal perusahaan.

Sumber :
1. Penganggaran/ EKMA 4570/Modul1-9/Edisi3
2. https://www.jurnal.id/id/blog/balanced-scorecard/#1_Perspektif_Keuangan

Anda mungkin juga menyukai