b. Kelemahan
Perencanaan strategik yang dilakukan secara formal memiliki keterbatasan-keterbatasan bahkan potensi
menimbulkan permasalahan
1) Sebatas pengisian form sebagai formalitas
Perencanaan strategik yang disusun secara formal membuat para manager menjadi jenuh karena merasa
adanya paksaan yang sangat tinggi dari pimpinan. Akibat yang membahayakan perusahaan adalah para
manager akan bersikap seolah-olah penyusunan rencana strategik hanya kegiatan rutin yang bersifat
formalitas semata. Jika para manager bersikap demikian, maka ada kemungkinan rencana strategik yang
tersusun bukan hasil pemikiran sehingga akan muncul potensi masalah dalam pengimplementasiannya di
kemudian hari.Para manager yang sudah jenuh dengan penyusunan rencana strategik secara formal dan
dalam paksaan akan cenderung untuk bertindak lebih kurang baik dalam menyusun rencana strategik,
yang pada akhirnya rencana strategik hanya sebuah simbol formalitas tanpa adanya manfaat yang berarti
bagi perusahaan.
Berdasarkan tiga keterbatasan yang telah disampaikan di atas, maka wajar jika kemudian muncul
pertanyaan, apakah rencana strategik formal harus ada dalam satu prerusahaan? Perencanaan strategik
formal dibutuhkan oleh perusahaan besar yang dengan kompleksitas tinggi serta memiliki kemampuan
untuk memprediksi mengenai potensi yang akan dihadapi pada periode berikutnya dengan kepastian yang
cukup tinggi.
2) Perspektif Pelanggan
Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua kelompok yaitu core measurement group (kelompok inti) dan
customer value proposition (kelompok penunjang).
Kelompok inti atau core meansurement terdiri dari:
Pangsa pasar atau market share
Tingkat perolehan pelanggan baru atau customer acqutition
Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama atau customer retention
Tingkat kepuasan pelanggan atau customer satisfaction
Tingkat profitabilitas pelanggan atau customer profitability
Sedangkan kelompok penunjang ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
Atribut-atribut produk (harga, mutu, fungsi)
Hubungan dengan pelanggan
Citra dan reputasi
Kunci perspektif konsumen: Kepuasan, retensi, akuisisi, nilai manfaat, dan market share konsumen
a. Sasaran startegik yang diperoleh akan lebih lengkap, dapat diukur dan berimbang
Kerangka berpikir yang ditawarkan dengan penggunaan balanced scorecard akan menghasilkan
rangkaian rencana strategik yang lengkap dan menyeluruh. Balanced scorecard mengunakan 4
perspektif yang memuat seluruh aspek dalam sebuah perusahaan. Keempat perspektif yang ada dalam
balanced scorecard saling terkait dan kesuksesan dari 1 perspektif akan menentukan kesuksesan
pencapaian perspektif yang lain. Perspektif yang digunakan adalah keuangan, pelanggan, internal
proses serta pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced scorecard membantu manager unit bisnis
untuk lebih teliti dalam menganalisis hubungan sebab akibat antar program kerja.
b. Scorecard perusahaan dapat secara langsung tersusun, sekaligus menjadi titik awal pengelolaan
kinerja.
c. Memungkinkan penerapan open book management.
Penggunaan open-book management memungkinkan setiap personil dalam unit bisnis untuk
mengakses informasi mengenai kondisi keuangan dan operasional perusahaan secara keseluruhan.
Setiap personil diperkenankan untuk menyalurkan ie0ide untuk mendukung tercapainya strategi
perusahaan dan rencana strategik agar selalu sesuai dengan kondisi persaingan saat ini. Penggunaan
open book management membuat rencana strategik yang telah tersusun menjadi dengan mudah
terupdate dengan kondisi terkini internal maupun eksternal perusahaan.
Sumber :
1. Penganggaran/ EKMA 4570/Modul1-9/Edisi3
2. https://www.jurnal.id/id/blog/balanced-scorecard/#1_Perspektif_Keuangan