Anda di halaman 1dari 6

Berbagai Isu Seputar Etika Manajemen

1. Penggunaan obat-obatan terlarang


2. Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
3. Konflik Kepentingan
4. Pengawasan Kualitas atau Quality Control
5. Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
6. Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
7. Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
8. Pemecatan tenaga kerja
9. Polusi Lingkungan
10.

Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis

11.

Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur

12.

Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait

dengan pemegang kebijakan


Tujuh PNS Kementerian Keuangan suap CPNS Rp 30 Triliun
praktek suap-menyuap yang dilakukan sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dalam perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
bentuk korupsi suatu tindakan penyimpangan dan penyalahgunaan dana suapmenyuap yang termasuk suatu tindak pidana atas nama pejabat maupun
pegawai negeri hanya untuk memperkaya diri.
pelanggaran etika dalam Whistle Blowing menyangkut tindakan yang dilakukan
oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan suatu
kecurangan, yang dalam kasus ini adalah kecurangan atau tindakan
penyalahgunaan PNS dengan menyuap CPNS, dengan tujuan masyarakat pada
umumnya tahu tentang keburukan, yang dapat merusak nama baik pegawai
ataupun intansi pemerintahan di mata masyarakat apabila tidak di bongkar dan
tindak lanjuti sumber permasalahan dari kasus suap ini.
Isu-isu utama manajemen bagi penerapan strategi meliputi :
1.

Penetapan tujuan tahunan

2.

Pembuatan kebijakan

3.

Alokasi sumber daya

4.

Perubahan struktur organisasi yang ada

5.

Restrukturisasi dan rekayasa ulang

6.

Perbaikan program penghargaan dan insentif

7.

Minimalisasi penolakan terhadap perubahan

8.

Pengenalan manajer pada strategi

9.

Pengembangan budaya yang mendukung strategi

10. Adaptasi proses produksi/operasi


11. Pengembangan fungsi sumber daya manusia yang efektif

Tujuan Tahunan
Penetapan tujuan tahunan merupakan sebuah aktivitas terdesentralisasi yang secara langsung melibatkan seluruh
manajer dalam suatu organisasi.
Tujuan tahunan penting bagi penerapan strategi karena :
1.

Merupakan landasan untuk alokasi sumber daya

2.

Merupakan mekanisme utama untuk mengevaluasi manajer

3.

Merupakan instrumen utama untuk memonitor kemajuan ke arah pencapaian tujuan jangka panjang

4.

Menetapkan prioritas organisasional, divisional dan departemental

Waktu dan tenaga yang besar perlu diluangkan untuk memastikan bahwa tujuan tahunan direncanakan dengan
baik, sejalan dengan tujuan jangka panjang, dan mendukung strategi yang hendak diterapkan.

Kebijakan
Perubahan dalam arah strategis perusahaan tidak terjadi secara otomatis.
Dalam kenyataan sehari-hari, kebijakan dibutuhkan untuk membuat suatu strategi berjalan.
Kebijakan memfasilitasi pemecahan masalah yang berulang kali muncul dan memandu penerapan strategi. Apa pun
cakupan dan bentuknya, kebijakan berfungsi sebagai mekanisme untuk menerapkan strategi dan mencapai tujuan.

Sebisa mungkin, kebijakan harus dinyatakan dalam bentuk tulisan. Kebijakan merepresentasikan sarana untuk
menjalankan keputusan strategis.

Alokasi Sumber Daya


Alokasi sumber daya merupakan aktivitas (kegiatan) utama manajemen yang memungkinkan pelaksanaan strategi.
Manajemen strategis memampukan sumber daya dialokasikan berdasarkan prioritas yang ditetapkan dalam tujuan
tahunan.
Tidak ada yang lebih menghambat manajemen strategis dan keberhasilan organisasi melebihi sumber daya
yang dialokasikan secara tidak konsisten dengan prioritas yang ditetapkan dalam tujuan tahunan.
Semua organisasi mempunyai setidaknya empat jenis sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan :
1.

sumber daya keuangan,

2.

sumber daya fisik,

3.

sumber daya manusia, dan

4.

sumber daya teknologi.

Mengelola Konflik
Interdependensi tujuan dan kompetisi untuk sumber daya yang terbatas seringkali mengakibatkan konflik. Konflik
dapat didefinisikan sebagai perselisihan kedua belah pihak atau lebih mengenai satu atau beberapa isu atau
masalah.
Berbagai pendekatan untuk mengelola dan menyelesaikan konflik dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori :
1.

penghindaran,

2.

defusi, dan

3.

konfrontasi.

Mencocokkan Struktur dengan Strategi


Ada dua alasan utama perubahan dalam strategi sering kali mengharuskan adanya perubahan dalam struktur yaitu :
1.

Struktur sangat menentukan bagaimana tujuan dan kebijakan ditetapkan

2.

Struktur mendikte bagaimana sumber daya akan dialokasikan

Perubahan dalam strategi menyebabkan perubahan dalam struktur organisasi.


Struktur seharusnya dirancang untuk memfasilitasi upaya-upaya strategis sebuah perusahaan dan karenanya
mengikuti strategi tersebut.
Kita mencermati isu ini dengan cara berfokus pada tujuh jenis struktur organisasi dasar :
1.

fungsional,

2.

divisional,

3.

unit bisnis strategis (Strategic business unit-SBU) dan

4.

matriks.

Restrukturisasi dan Rekayasa Ulang


Restrukturisasi menyangkut pengurangan ukuran perusahaan dalam hal jumlah karyawan, jumlah divisi atau unit,
serta jumlah tingkat hierarkis dalam struktur organisasi perusahaan.
Pengurangan dalam hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Restrukturisasi berkaitan
terutama dengan kepentingan pemegang saham (shareholder) dan bukannya kepentingan karyawan.
Rekayasa ulang lebih berfokus pada kepentingan karyawan dan konsumen daripada kepentingan pemegang
saham.
Rekayasa ulang menyangkut menyusun ulang atau merancang ulang tugas, kerja, dan proses demi peningkatan
atau perbaikan biaya, kualitas layanan, dan kecepatan. Rekayasa ulang biasanya tidak memengaruhi struktur atau
bagan organisasi, dan juga tidak mengimplikasikan hilangnya pekerjaan atau pemecatan karyawan.

Menghubungkan Kinerja dan Gaji dengan Strategi


Kebanyakan perusahaan saat ini menggunakan bentuk kompensasi atas dasar kinerja untuk para manajer dan
karyawan.
Sekitar 80 persen dari seluruh perusahaan dewasa ini menawarkan bentuk-bentuk program bonus tertentu, yang
menyediakan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menghemat biaya selama masa-masa sulit dan berbagi laba
selama masa-masa baik. Banyak perusahaan juga menggolongkan karyawan atas dasar kinerja alih-alih fungsi
pekerjaan mereka sebab perusahaan ingin menarik dan mempertahankan karyawan terbaik.

Mengelola Resistensi terhadap Perubahan


Resistensi terhadap perubahan bisa dianggap sebagai ancaman terbesar bagi penerapan strategi yang berhasil.

Resistensi terhadap perubahan bisa muncul di tahap atau di tingkat manapun dari proses penerapan strategi.
Meskipun ada beragam pendekatan untuk menerapkan perubahan, tiga strategi yang lazim digunakan adalah:
1.

strategi perubahan paksa,

2.

strategi perubahan edukatif, dan

3.

strategi perubahan rasional atau demi kepentingan sendiri.

Mengelola Lingkungan Hidup


Perusahaan perlu merumuskan dan menerapkan strategi dari perspektif lingkungan hidup.
Strategi-strategi lingkungan bisa mencakup pengembangan atau akuisisi bisnis ramah lingkungan, divestasi atau
beralih dari bisnis yang merusak lingkungan, upaya untuk menjadi produsen berbiaya rendah melalui minimalisasi
limbah dan konservasi energi, serta pelaksanaan strategi diferensiasi melalui fitur produk yang hijau.

Menciptakan Budaya yang Mendukung Strategi


Para penyusun strategi harus berusaha keras untuk melestarikan, menekankan, dan membangun berdasarkan
aspek-aspek budaya (culture) yang ada yang mendukung strategi baru yang diusulkan.
Banyak riset mengindikasikan bahwa strategi baru sering kali digerakkan oleh pasar dan didikte oleh berbagai
kekuatan kompetitif.
Oleh karena alasan ini, mengubah budaya sebuah perusahaan agar sesuai dengan strategi baru biasanya lebih
efektif daripada mengubah strategi agar sesuai dengan budaya yang ada. Beragam teknik tersedia untuk mengubah
budaya suatu perusahaan, diantaranya rekrutmen, pelatihan, transfer, promosi, restrukturisasi rancangan organisasi,
model peran, dan penegasan positif.

Masalah-masalah Produksi/Operasi Ketika Menerapkan Strategi


Kapabilitas, keterbatasan, dan kebijakan produksi/operasi dapat secara signifikan membantu atau menghambat
pencapaian tujuan.
Proses produksi biasanya merupakan lebih dari 70 persen total aset sebuah perusahaan.
Bagian terbesar dari proses penerapan strategi terjadi di bagian produksi. Keputusan-keputusan yang terkait dengan
produksi dapat memiliki dampak yang dramatis terhadap keberhasilan atau kegagalan upaya-upaya penerapan
strategis.

Masalah-masalah Sumber Daya Manusia Ketika Menerapkan Strategi


Sistem manajemen strategis yang dirancang dengan baik bisa gagal jika tidak ada perhatian yang memadai pada
dimensi sumber daya manusia.
Masalah-masalah sumber daya manusia yang muncul ketika bisnis menerapkan strategi biasanya dapat dilacak
pada salah satu dari tiga penyebab berikut :

Gangguan struktur sosial dan politik

Kegagalan untuk memadukan keahlian seseorang dengan tugas-tugas penerapan, dan

Kurangnya dukungan dari manajemen puncak pada aktivitas penerapan

Anda mungkin juga menyukai