Pada awal tahun 2014 oleh Agus Martowardojo selaku Gubernur BI di kantor Presiden,
Jakarta menyebutkan Pada saat OJK menerima pengalihan pengawasan perbankan dari BI,
OJK akan lebih mengawasi aspek mikroprudensialnya, sedangkan umum tetap ada di BI dari
segi makroprudensial, namun tidak bisa betul-betul dipisahkan karenanya perlu ada sinergi
dimana implementasi pengawasan mikroprudensial dan makroprudensial itu perlu dilakukan
dengan baik. Dari sini bisa kita tangkap tugas BI berfokus menjaga stabilitas keuangan
contohnya aturan batas minimal uang muka kredit kendaraan bermotor, pemilikan rumah
serta aturan giro wajib minimum (GWM), sedangkan tugas OJK lebih kepada pengaturan dan
pengawasan individual perbankan atau lembaga keuangan. Contoh kasus yang ditangani oleh
OJK yakni kasus tindak pidana perbankan, baik dari sisi nominal, kepengurusan bank,dan
kualitas sumberdaya manusianya.
Tujuan OJK :
a. Agar kegiatan jasa keuangan di sektor keuangan terselenggara secara teratur, adil,
transparan, dan akuntabel.
b. Agar mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
c. Agar mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Fungsi OJK :
Tugas OJK :
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, OJK berkoordinasi dengan otoritas lain, yaitu
Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dalam hal terjadi bank bermasalah
dalam kesehatannya, OJK memberikan informasi kepada LPS. LPS juga dapat melakukan
pemeriksaan terhadap bank terkait. dengan fungsi, tugas, dan wewenangnya melalui
koordinasi dengan OJK. Demikian pula apabila bank inengalami kesulitan likuiditas atau
kesehatan bank memburuk, OJK menginformasikan bank tersebut ke Bank Indonesia agar
melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai dengan kewenangannya