Anda di halaman 1dari 23

KONSEP BANK SENTRAL

EKONOMI

Disusun Oleh
1. Dimas Natanael
2. Lukman Hanif
3. Michael Nico
4. Muhammad Bisma
5. Rayfan Axel
Mengenal Bank Sentral

Dalam definisi yang paling sederhana, bank sentral adalah bank yang
memegang simpanan bank lain dan menggunakannya untuk settlement
pembayaran antar bank (John Singleton, 2011)
Menurut Hawke (1973), bank sentral adalah sebuah organisasi yang
berdiri antara pemerintah dan perbankan
Menurut Kisch dan Elkin (1932), bank sentral adalah bagian dari
kebijakan publik dan bukan merupakan instrumen dari kepentingan
pribadi. Bank sentral menerapkan (dan kadang membantu
memformulasikan) kebijakan publik pada sektor perbankan, dan yang
terkait dengan variabel ekonomi yang dapat dipengaruhi melalui sektor
perbankan.
3
Mengenal Bank Sentral

Tujuh area utama tugas bank sentral (McKinley dan


Banaian, 2005)
1. Pengendalian kebijakan moneter;
2. Pengelolaan nilai tukar dan cadangan devisa;
3. Agen fiskal
4. Sebagai lender of last resort;
5. Mengawasi dan mengatur perbankan;
6. Mengelola sistem pembayaran;
7. Mengelola dan memelihara mata uang;
Menurut Charles Goodhart (1991, p.5), kenapa bank
sentral karena posisinya dalam sistem berada di tengah-
tengah/sentral, bank sentral memiliki kekuatan politik
sebagai bank pemerintah, kekuasaan yang dimiliki biasanya
sangat besar, dan yang terpenting adalah kemampuan bank
sentral untuk menyediakan uang dalam jumlah besar
menjadikan bank sentral sebagai bank-nya bank, yaitu
bank yang menyediakan likuiditas ekstra pada saat bank
4
KELEMBAGAAN BANK SENTRAL

Sebagai lembaga yang memiliki otoritas di bidang keuangan, sifat pelaksanaan tugas
bank sentral dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan makroprudensial
(macroprudential) dan mikroprudensial (microprudential).

a. Makroprudensial, yaitu bank sentral melakukan asesmen dan upaya-upaya untuk


menjaga kestabilan harga khususnya dan menjaga stabilitas sistem keuangan pada
umumnya. Dilakukan melalui peran sebagai lender of last resort dan menerbitkan
peraturan kehati-hatian terhadap bank dan lembaga keuangan yang menjadi bidang
pengawasannya.

b. Mikroprudensial, yaitu bank sentral melakukan asesmen terhadap lembaga


keuangan yang menjadi kewajiban bank sentral sebagai supervisor atau pengawas.
Bank sentral dapat menerbitkan ketentuan terhadap lembaga yang ada dalam
lingkup pengawasannya.
Status dan Kedudukan Bank Indonesia

Sesuai dengan Undang Undang Repuplik Indonesia tentang Bank


Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU
No.3 tahun 2004 dan UU No.6 tahun 2009
BI adalah Bank Sentral Republik Indonesia
BI adalah badan hukum dan lembaga negara yang independen dalam
melakukan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan
Pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal tertentu yang
secara tegas diatur dalam undang-undang
Pemberian independensi diimbangi dengan pelaksanaan
akuntabilitas dan transparansi.
Status dan Kedudukan Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah lembaga Negara yang mempunyai wewenang :


Mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Menjaga stabilitas sistem keuangan
Menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort
Tujuan Bank Indonesia 7

Kestabilan nilai rupiah terhadap barang


terhadap barang
dan jasa diukur dengan atau tercermin
& jasa (harga) dari perkembangan laju inflasi.

Mencapai dan memelihara


kestabilan nilai rupiah

Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang


terhadap mata negara lain diukur dengan atau tercermin
uang negara lain dari perkembangan nilai tukar rupiah
Kestabilan nilai rupiah sangat terhadap mata uang negara lain.
penting untuk mendukung
pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Wacana perubahan Tujuan BI (dual objectives) *:
Tujuan Bank Indonesia adalah
- mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah
- serta ikut mendorong terpeliharanya
kestabilan sistem keuangan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan

*Rekomendasi IMF (2010): mandat mendorong


SSK perlu dinyatakan secara eksplisit sebagai
tujuan di dalam UU BI
Keterkaitan Tugas Pokok BI 8

Stabilitas
Stabilitas
Sistem
Moneter
Keuangan

Stabilitas
Sistem
Pembayaran
Keterkaitan Tugas Pokok BI

Karena pelaksanaan kebijakan moneter dilakukan melalui sistem


keuangan, khususnya lembaga perbankan, maka sistem
keuangan sehat serta kelancaran dan keamanan sistem
pembayaran merupakan prasyarat efektivitas suatu kebijakan
moneter.
Kebijakan moneter yang tidak tepat dapat mengakibatkan
terganggunya stabilitas sistem keuangan
Kelancaran dan keamanan sistem pembayaran dapat
mengganggu stabilitas sistem keuangan dan efektivitas kebijakan
moneter.
10

STABILITAS MONETER
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN MONETER

Ruang Lingkup Kebijakan Moneter meliputi:


Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan
sasaran laju inflasi
Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada
operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta
asing, dan
Menetapkan tingkat diskonto, menetapkan cadangan minimum dan
mengatur kredit atau pembiayaan.
11
STABILITAS SISTEM PEMBAYARAN
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN SISTEM PEMBAYARAN

Ruang Lingkup Sistem Pembayaran meliputi:


Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran.
Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan kegiatannya, dan
Menetapkan penggunaan alat/instrumen pembayaran.
STABILITAS SISTEM PEMBAYARAN
INSTRUMEN SISTEM PEMBAYARAN

Instrumen sistem pembayaran secara umum terdiri dari:

a. Instrumen tunai :
uang kertas
uang logam

b. Instrumen non-tunai :
paper based: cek, bilyet giro, wesel dan lain-lain
electronic based: RTGS
card based: kartu debet, ATM, kartu kredit
Keterkaitan Tugas Bank Sentral 13

dengan Sektor Lain


SEKTOR RIIL 1. Kebijakan moneter tidak
Konsumsi terlepas dari kebijakan
Investasi makro lainnya seperti
Ekspor kebijakan fiskal.
Impor
SEKTOR EKSTERNAL
2. Keterkaitan antara sektor
Transaksi Berjalan SEKTOR PEMERINTAH (FISKAL)
Ekspor
ekonomi berdasarkan 4
Impor Anggaran Negara (APBN) pilar IMF, yaitu sektor riil,
Transfer Penerimaan, termasuk hibah sektor fiskal (keuangan
Penghasilan (Income) Pengeluaran
Keseimbangan (overall)
negara), sektor eksternal,
Transaksi Modal dan Keuangan
Investasi Langsung Pembiayaan dan sektor moneter.
Aliran Keuangan Dalam Negeri
Pemerintah Luar Negeri 3. Perlu koordinasi yang
Swasta ketat antara agen
Cadangan Devisa
pemerintah, lembaga
SEKTOR MONETER tinggi pemerintah (mis :
Otoritas Moneter Kemenkeu, OJK, BKPM,
Aktiva Luar Negeri Bersih
Uang Bappenas) dengan BI.
Aktiva Domestik Bersih Primer
Net Claim on Government

Bank Umum
Aktiva Luar Negeri Bersih Uang
Aktiva Domestik Bersih Beredar
14
HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH

Counterpart pemerintah dalam menetapkan sasaran


inflasi, penerbitan surat hutang pemerintah dan
penetapan asumsi-asumsi makro ekonomi dengan
penyusunan APBN
Sebagai pemegang kas pemerintah
Dapat mewakili pemerintah dalam berhubungan dengan
pihak creditor luar negeri
Memberikan masukan kepada pemerintah (pusat dan
daerah) dalam rangka memajukan perekonomian dan
pembangunan (nasional dan daerah)
15

BADAN SUPERVISI BANK INDONESIA


Membantu DPR dalam melaksanakan fungsi pengawasan di bidang anggaran
terhadap BI, yaitu berupa:
1. Telaah atas laporan keuangan tahunan BI
2. Telaah atas anggaran operasional dan investasi BI
3. Telaah atas prosedur pengambilan keputusan kegiatan operasional di luar
kebijakan moneter dan pengelolaan aset BI

BSBI dalam menjalankan tugasnya tidak melakukan penilaian terhadap kinerja


Dewan Gubernur dan tidak ikut mengambil keputusan serta tidak ikut
memberikan penilaian terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia, baik kebijakan di bidang moneter, sistem pembayaran, maupun
makroprudensial.
16
HUBUNGAN INTERNASIONAL

Bank Indonesia menjalin hubungan kerja dengan


lembaga-lembaga internasional :

Bidang Moneter IMF, G-20


Bidang Keuangan Perbankan BIS, EMEAP
Bidang Perdagangan dan Investasi WTO, GATS
Bidang Pembangunan World Bank, ADB, IDB
Kerjasama antar bidang yang berbasis kesamaan
daerah (regionalism) APEC, ASEAN
STRUKTUR ORGANISASI BANK INDONESIA 17

DEWAN GUBERNUR
BANK INDONESIA
Gubernur
Deputi Gubernur Senior
4 s.d 7 Deputi Gubernur

Asisten Gubernur

STABILITAS SISTEM
STABILITAS MONETER KEUANGAN & SISTEM MANAJEMEN INTERN JARINGAN KANTOR
PEMBAYARAN

1. Departemen Kebijakan Ekonomi STABILITAS SISTEM 1. Departemen Komunikasi REGIONAL


dan Moneter (DKEM) KEUANGAN (DKom) - 9 Kantor Perwakilan BI
2. Departemen Pengelolaan 1. Departemen Kebijakan 2. Departemen Manajemen Wilayah
Moneter (DPM) Makroprudensial (DKMP) Strategis dan Tata Kelola - 32 Kantor Perwakilan BI
3. Departemen Pengelolaan Devisa 2. Departemen Surveillance Sistem (DMST) Provinsi/Kota/Kabupaten
(DPD) Keuangan (DSSK) 3. Departemen Hukum (DHk)
4. Pusat Riset dan Edukasi Bank 3. Departemen Pengembangan 4. Departemen Sumber Daya INTERNASIONAL
Sentral (PRES) Akses Keuangan dan UMKM Manusia (DSDM) 1. Kantor Perwakilan BI New
5. Departemen Statistik (DSta) (DPAU) 5. Departemen Pengelolaan Sistem York
6. Departemen Pengelolaan dan Informasi (DPSI) 2. Kantor Perwakilan BI London
Kepatuhan Laporan (DPKL) SISTEM PEMBAYARAN 6. Departemen Keuangan Intern 3. Kantor Perwakilan BI Tokyo
7. Departemen Internasional (DInt) 1. Departemen Kebijakan dan (DKI) 4. Kantor Perwakilan BI
Pengawasan Sistem Pembayaran 7. Departemen Pengelolaan Singapore
(DKSP) Logistik, Arsip dan Pengamanan
2. Departemen Penyelenggaraan (DLP)
Sistem Pembayaran (DPSP) 8. Departemen Audit Intern (DAI)
3. Departemen Pengelolaan Uang 9. Departemen Pengelolaan Aset
(DPU) (DPA)
4. Departemen Pengelolaan
Pinjaman dan Transaksi
Pemerintah (DPTP)
STRUKTUR ORGANISASI BANK INDONESIA 18

DPR RI Membantu DPR melaksanakan


Menilai kinerja DG dan ADG fungsi pengawasan di bidang
Menyetujui/menolak calon anggota DG yang tertentu
diajukan Presiden
Menerima laporan tahunan dan triwulanan BI
mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang, serta BSBI
rencana kebijakan, penetapan sasaran, dan langkah-
langkah pelaksanaan tugas dan wewenang

Dalam melaksanakan tugasnya, BI Dewan Gubernur


dipimpin oleh Dewan Gubernur
Bank Indonesia
- DG dipimpin oleh Gubernur
dan DGS sebagai wakil;
- 4 -7 org Deputi Gubernur.*

Asisten Asisten Asisten Asisten


Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur
Ka Dept. Ka Dept. Ka Dept. Ka Dept.
Ka Dept. Ka Dept. Ka Dept. Ka Dept.
Ka Dept. Ka Dept. Ka Dept. Ka Dept.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA 19

Persyaratan Dewan Gubernur:


warga negara Indonesia;
memiliki integritas, akhlak, dan moral yang tinggi;
memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan, perbankan,
atau hukum.

Pengisian Jabatan Anggota Dewan Gubernur:


Gubernur, DGS, dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden
dengan persetujuan DPR.
Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden berdasarkan rekomendasi dari
Gubernur.
Anggota Dewan Gubernur diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 (satu)
kali masa jabatan berikutnya.

Pemberhentian Anggota Dewan Gubernur dalam Masa Jabatan:


mengundurkan diri;
terbukti melakukan tindak pidana kejahatan;
tidak dapat hadir secara fisik dalam jangka waktu 3 bulan berturut-turut
tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;
dinyatakan pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur; atau
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA 20

Gubernur, DGS, DpG, dan/atau pejabat BI tdk dpt


dihukum krn telah mengambil keputusan atau kebijakan
yg sejalan dengan tugas dan wewenangnya sebagaimana
dimaksud dalam UUBI sepanjang dilakukan dengan itikad
baik
Dalam hal anggota DG patut diduga telah melakukan
tindak pidana, pemanggilan, permintaan keterangan, dan
penyidikan, harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
tertulis dari Presiden
Pengambilan keputusan dapat dianggap telah memenuhi itikad baik
apabila:
a. dilakukan dengan maksud tidak mencari keuntungan bagi diri
sendiri, keluarga, kelompoknya sendiri, dan atau tindakan-
tindakan lain yang berindikasikan korupsi, kolusi dan nepotisme;
b. dilakukan berdasarkan analisis yang mendalam dan berdampak
positif;
c. diikuti dengan rencana tindakan preventif apabila keputusan yang
diambil ternyata tidak tepat;
d. dilengkapi dengan sistem pemantauan.
Sekian dan
Terima Kasih
Termin 1
Termin 11

Anda mungkin juga menyukai