MATERI PEMBAHASAN
2. Struktur Bumi
a.Litosfer/Kerak bumi (Lapisan Batuan Pembentuk kulit Bumi atau Crust).
Litosfer berasal dari kata Lithos berarti batu bara dan sfhere/sphaira berarti lapisan.
Kesimpulan litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentik kulit bumi. Dalam pengertian
lain, litosfer adalah lapisan yang [aling atas dengan ketebalan ± 70 km yang tersusun dari
batuan penyusun kulit bumi. Batuan yang melapisi kerak bumi terdiri dari batuan basa dan
masam. Lapisan ini sebagai tempat tinggal manusia.
Dalam Teori ini juga dikemukakan beberapa analisis antara lain, yaitu ;
- Adanya formasi geologi yang sama antara lain pantai timur Benua Amerika dengan pantai
barat Eropa dan Afrika, pembuktiannya bahwa formasi geologi di pantai barat Afrika sama
dengan pantai timur Amerika.
- Adanya Gerakan Pulau Greenland menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36m/tahun.
Pulau Madagaaskar menjauhi AfSel sejauh 9m/tahun.
Bukti adanya teori pengapungan benua yaitu adanya pegunungan dengan arah timur-Barat di
Tanjung Harapan pinggir pantai dan didekat Buines Aires, Argentina ditemukan struktur yang
sama baik umur maupun corak deformasinya. Kenampakan lain yang cukup berarti untuk
mendukung toeri ini adalah tipe-pite batuan, meliouti batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan metaforf juga dijumpai didaerah tersebut.
b. Teori Ed Suess
Adanya persamaan formasi geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan
Antartika desebabkan pernah bersatunya daratan. Daratan yang menyatu ini disebut benua
Gondwana. Benua ini sekarang yang tertinggal hanya sisa-sisa karena yang lain sudah
ditutupi oleh laut.
b. Batas Konvergen
Merupakan batas dimana terjadi dua lempeng yang bergerak saling mendekati, sehingga
terjadi tumbukan. Flint dan Skinner menyebutkan jika kedua lempeng yang saling
bertumbukan adalah tempeng samudra, maka salah satu lempeng akan menyusup kebawah
dengan sudut 35°-45°. Masuknya lempeng kedalam mantel ini menyebabkan terjadinya partial
melting. Partial melting adalah padatan sudah meleleh tapi belum menjadi fase cair
seutuhnya. Proses ini akan menghasilkan andesit yang muncul kepermukaan dan membentuk
kepulauan rantai gunung api aktif didunia.
Apabila salah satu lempeng samudra dan lempeng benua, maka lempang samudra akan
menyusup kelempeng benua, sehingga menyebabkan terjadinya partial melting,
menghasilkan magma andesit, dan terbentuk rantaian pegunungan aktif yang muncul
dipermukaan lempeng benua. Apabila tumbukan antar lempeng benua, maka akan
menyebabkan pembubungan raksasa. Lempeng benua tak mampu menunjam kebawah, yang
dapat menyebabkan retakan-retakan deformasi, membentuk pegunungan lipatan. Pada
batas konvergen ini merupakan jalur gempa yang kuat.
Berikut fenomena yang terjadi didaerah pertemuan dua lempeng.
1) Hancurnya lempeng karena pergesekan lempeng.
2) Adanya akitivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi.
3) Terbentuknya palung laut di tempat tubukan.
4) Pembengkakan tepi lempeng benua merupakan deretan pegunungan.
5) Merupakan daerah hiposentrum gempa dangkal dan dalam.
6)Lempeng dasar samudra menunjam kebawah lempeng benua.
Indonesia termasuk wilayah dimuka bumi yang memiliki aktifitas tektonik yang tinggi, yang
memberikan konsekwensi terhadap tatanan geologi yang rumit. Keadaan ini disebabkan letek
Indonesia diantara tiga lempeng dasar yang saling berinteraksi. Suhu yang sangat tinggi
melelehkan pinggiran lempeng sehingga menghasilkan magma. Dibanyak tempat, makgma
ini kemudian muncul melalui retakan dipermukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api.
Busur gunung-gunung api di Indonesia terbentuk dengan cara tersebut. Gempa bumi
umumnya terjadi pada kawasan ini karena lempeng benua mengeluarkan tekanan pada saat
lempeng tersebut menurun melalui parit samudra. Gunung api yang terbentuk dengan cara ini
disebut gunung api andesit karena lava yang dikeluarkan membentuk batu-batu andesit. Gung
api andesit sifatnya sangat mudah meletus dan tak terduga. Sistem gunung api di Indonesia
dibedakan menjadi :
a. Sistem Pegunungan Sirkum Mediterania
Sistem ini memanjang mulai dari Pegunungan Atlas (Afrika Utara) yang bersambung dengan
Pegunungan Alpen (Eropa Selatan) dan Pegunungan Himalaya (Asia). Akhirnya, pegunungan
ini berbelok ke selatan dan berangkai dengan pegunungan-pegunungan di Kep. Indonesia. Di
Indonesia, kelajuran Peg. Sirkum Mediterania terbagi menjadi:
1) Busur Luar
Jalur pegunungan yang termasuk busur ini bersifat nonvulkanik, artinya tidak menampakkan
sifat-sifat kegunungapian(merupakan rangkaian pegunungan lipatan saja). Jalur pegunungan
busur luar sebagian berada di bawah laut. Busur luar berpangkal di Pulau Simeumelue,
Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano, kemudian sebagian tenggelam sepanjang
bagian Pulau Jawa dan muncul kembali keatas permukaan bumi sepanjang Pulau(Sawu, Roti,
Timor, Babar, Kep. Kai, Seram, berakshir di Pulau Buru).
2) Busur Dalam (Bersifat Vulkanik)
Merupakan rangkaian pegunungan lipatan dan menampakkan kegunungapian. Busur ini
membujur sepanjang Bukit Barisan, pegunungan yang ada diseluruh Pulau (Jawa, Bali,
Lombok, Flores, Alor, Solor, Wetar, Kep. Banda, dan berakhir di Pulau Saparua).
Geologi sejarah yang merupakan salah satu cabang geologi digunakan sebagai acuan dalam
mempelajari dalam terjadinya bumi dan peristiwa yang pernah terjadi. Beberapa teori yang
mendukung sejarah terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi yaitu:
~ Teori Malapetaka (Baron Georges Cuvier)
Penelitiannya disimpulkan bahwa kehidupan dialam pada saat itu ditemui dalam jumlah yang
sangat berlimpah dan diketahui lebih lanjut bahwa pada setiap lapisan kulit bumi tertentu
mengandung fosil tertentu pula. Perbedaan yang ada pada kelompok kehidupan yang tedapat
pada setiap lapisan mempunyai ukuraan yang sama besar dengan kelompok kehidupan yang
hidup sekarang. Kehidupan dari tiap zaman tak mengalami perubaahan dan pada waktu
terjadi revolusi maka hewan-hewan maupun tumbukan punah. Setelah malapeteka terjadi
maka muncullah dewan dan tumbuhan baru yang pada akhirnya juga akan mengalami
revolusi yang memusnahkannya, pada tahap selanjutnya manusia, hewan, tumbuhan zaman
sekarang terbentuk setelah malapetaka berakhir.
~ Hukum Steto(Steto)
Ia ahli geologi Italia, hasil pengamatannya muncul 3 hukum yang berlaku untuk batuan
sedimen, yaitu:
a) Hukum Superposisi, menyatakan bahwa pada batuan sedimen dalam kedudukan yang
belum berubah, bagian atas merupakan bagian yang relative muda.
b) Hukum Keadaan Horizontal, menyatakan bahwa dalam satu tahap perlapisan pada saat
mula terbentuk mempunyai kedudukan horizontal. Jika lapisan hal tersebut sudah
membentuk sudut dengan bidang horizontal menunjukkan bahwa perlapisan itu sudah pernah
terangkat.
c) Hukum Kejadian Menerus, menyatakan bahwa dalam proses sedimentasi akan
menghasilkan perlapisan yang tebalnya sama jika tak terjadi gangguan di tempat
terjadinya(dalam cekungan sedimentasi). Jika ditemui lapisan yang makin tipis, bias
disebabkan adanya gangguan pada saat proses sedimentasi sedang berlangsung.
Masa ini terjadi pada 4,5 sampai 2,5 miliar tahun yang lalu dan disebut juga kehidupan purba.
Yup, pada masa ini merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang mulai
berkembang menjadi prokontinen. Kalian perlu tahu nih, kalau di masa ini juga terbentuknya
hidrosfer dan atmosfer, serta kehidupan primitif di samudra.
Memang ada kehidupan primitif di dalam samudra? Ada dong. Kehidupan ini ditandai dengan
munculnya mikroorganisme bakteri dan ganggang tertua yakni Scromatolit dan
Cyanobakteria.
b.Masa Paleozoikum
Setelah masa Arkeozoikum, bumi memasuki masa Paleozoikum yang terjadi 590 sampai 250
juta tahun yang lalu. Ada enam zaman yang terjadi pada masa ini yakni Zaman Kambrium,
Zaman Ordovisium, Zaman Silur, Zaman Devon, Zaman Karbon Kwali, dan Zaman Perm.
Pada zaman Kambrium, sudah bermunculan hewan invertebrata dengan kerangka luar dan
cangkang sebagai pelindung seperti, koral, molusca, echinodermata, brachiopoda dan
artropoda. Di zaman Ordovisium muncul hewan tanpa rahang (Agnathan) dan beberapa jenis
hewan bertulang belakang seperti landak laut, bintang laut, dan lili laut. Di zaman ini
echinodermata dan brachiopoda mulai menyebar.
Setelah zaman Ordovisum, masuk ke zaman Silur. Di zaman ini merupakan waktu peralihan
kehidupan air ke darat. Mulai ada tumbuhan darat yang muncul seperti tumbuhan paku.
Hewan kalajengking raksasa (eurypterid) dan ikan yang memiliki rahang juga sudah mulai
berburu dalam laut. Zaman Silur berganti dan memasuki zaman Devon. Di Zaman Devon ini
jenis ikan dan tumbuhan di darat berkemgbang secara pesat. Ada juga hewan amfibi yang
berkembang dan pindah menuju daratan. Selain itu, di zaman ini serangga muncul untuk
pertama kalinya.
Zaman kelima dari masa Paleozoikum ialah Zaman Karbon Kwali. Inget ya Squad, Karbon
Kwali ini bukan kuali yang bisa kamu pakai buat masak, atau nama lainnya penggorengan. Di
zaman ini muncul reptil dan serangga raksasa. Benua menyatu dan membentuk massa
daratan yang disebut Pangea dan iklim di suatu daerah sudah bergantung pada letak
geografis dan astronomisnya. Lalu zaman terakhir ialah Zaman Perm di mana pada zaman ini
amfibi kurang begitu berperan dan muncul tumbuhan konifer, seperti pohon pinus dan pohon
cemara.
c.Masa Mesozoikum
Pada masa ini terbagai menjadi tiga zaman yakni, Zaman Trias, Zaman, Jura, dan Zaman
Kapur. Masa Mesozoikum ini terjadi 250 sampai 65 juta tahun yang lalu. Di Zaman Trias,
dinosaurus, reptilia laut dan kura-kura berukuran besar pertama kali muncul. Ada reptilia yang
menyerupai mamalia pemakan daging mulai berkembang.
Beralih ke Zaman Jura, merupakan zaman di mana dinosaurus berukuran besar menguasai
daratan, laut, dan udara. Di zaman ini, Benua Pangea memisahkan diri (Amerika Utara
memisahkan diri dari Afrika, serta Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan
Australia). Terakhir, pada masa Mesozoikum ini ialah Zaman Kapur. Pada zaman ini
merupakan akhir dari kehidupan binatang-binatang raksasa. Banyak tumbuhan mulai
berkembang dalam berbagai bentuk yang berlainan.
d.Masa Kenozoikum
Pada masa ini terbagi menjadi dua zaman yakni Zaman Tersier dan Zaman Kwarter. Pada
Zaman Tersier yang terjadi 65 sampai 1,5 juta tahun yang lalu dibagi menjadi lima kala yakni
Kala Palaeosen (munculnya hewan pemakan rumput), Kala Eosen (punahnya mamalia purba),
Kala Oligosen (lautan menyempit), Kala Meosen (padang rumput semakin meluas), dan Kala
Pliosen (suhu bumi semakin dingin).
Kemudian masuk pada Zaman Kwarter yang terjadi 1,5 juta tahun yang lalu sampai saat ini
terbagi menjadi dua yakni Kala Pleitosen (Zaman Es) dan Kala Holosen. Pada Kala Pleitosen
ini iklim di bumi menjadi hangat dan muncul manusia purba. Memasuki Kala Holosen, pada
masa ini manusia modern muncul sampai saat ini.