Perputaran bumi pada porosnya memiliki kemiringan 23,5 derajat. Jadi saat ini rotasi
bumi tidak dalam keadaan tegak, tetapi dalam keadaan miring. Lalu revolusi bumi
adalah peristiwa pergerakan bumi mengelilingi matahari. Kecepatan bumi ketika
melakukan revolusi berkisar 30 km/detik. Jika pada rotasi bumi akan terjadi siang dan
malam, maka revolusi bumi akan menghasilkan perubahan musim di bumi. Oleh
karena itu, revolusi bumi dijadikan sebagai acuan untuk membuat kalender masehi.
Dalam perhitungan kalender masehi, waktu yang digunakan adalah satu kali putaran
revolusi bumi yaitu 365 ¼ hari.
c. Karakteristik Lapisan Bumi
Lapisan Kerak
Kerak merupakan lapisan terluar dari bumi, dengan ketebalan sekitar 5 hingga 70
kilometer. Lapisan ini baru muncul 100 juta tahun setelah bumi terbentuk.
Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu bumi mengalami proses peleburan yang
menyebabkan zat yang padat tenggelam ke tengah sementara bahan yang lebih cair
akan berpindah ke bagian luar. Zat yang berada disisi luar kemudian membentuk
kerak bumi.
Dalam studi yang dipublikasikan oleh Universitas Riau (UNRI) kerak bumi terbentuk
atas tiga jenis batuan utama, yaitu batuan beku, metamorf, dan sedimen. Meskipun
kerak membentuk seluruh permukaan bumi (termasuk benua dan samudera), lapisan
ini hanya membentuk 1 persen dari seluruh volume bumi.
Lapisan Mantel
Mantel terdiri atas dua bagian, yaitu mantel atas dan mantel bawah. Menurut Phys,
lapisan ini membentuk 84 persen volume bumi. Mantel atas, membentuk litosfer dan
kerak bumi yang membentang di kedalaman 7 hingga 450 kilometer.
Kemudian zona transisi di kedalaman 410 hingga 660 kilometer, lalu lapisan mantel
bawah yang terletak di kedalaman 660 hingga 2.891 kilometer.
Lapisan ini merupakan lapisan yang terdapat aktivitas tektonik atau pergerakan
lempeng. Aktivitas ini bertanggung jawab atas pergeseran benua, gempa bumi,
pembentukan rantai pegunungan, dan sejumlah proses geologi lainnya.
Lapisan mantel tersusun atas besi dan nikel. Suhu lapisan ini juga tinggi, yaitu sekitar
500° hingga 900° Celsius pada mantel atas, dan 4.000° Celcius pada mantel bawah.
Inti Luar
Berdasarkan penyelidikan seismik, bagian inti bumi memiliki struktur yang cair.
Lapisan inti luar diprediksi memiliki kepadatan yang jauh lebih tinggi daripada
mantel atau kerak, berkisar antara 9.900 dan 12.200 kg/m3.
Inti luar memiliki ketebalan 2.300 kilometer, dengan radius kurang lebih 3.400
kilometer. Inti luar dibentuk oleh besi, nikel, dan sejumlah elemen ringan.
Diperkirakan, lapisan ini memiliki suhu 4.030° hingga 5.730° Celcius.
Inti Dalam
Lapisan inti dalam memiliki komposisi yang sama dengan inti luar, tetapi lebih padat.
Inti dalam memiliki radius seluas 1.200 kilometer atau sekitar 70 persen dari jari-jari
bulan.
Suhu inti dalam diperkirakan sekitar 5.400° Celsius. Meski suhu inti dalam tinggi,
tetapi tekanan lingkungannya juga tinggi, yaitu sekitar 330 hingga 360 gigapascal.
Hal ini yang menyebabkan besi dan logam lainnya tidak meleleh dan cenderung
memadat pada lapisan ini.
Dilansir dari Live Science, inti dalam bumi diperkirakan mengembang sebesar 1
milimeter setiap tahun. Peneliti memperkirakan hal ini disebabkan karena inti dalam
tidak dapat melarutkan jumlah elemen cahaya yang sama dengan inti luar.
Akibatnya, besi cair membentuk, membeku dan mengkristal pada batas inti dalam.
Sementara, cairan sisa yang mengandung lebih banyak unsur ringan mengapung dan
membantu dorongan konveksi ke inti luar. Pertumbuhan inti dalam bumi ini dipercaya
dapat memengaruhi medan magnet bumi melalui aksi dinamo.
d. Pergeseran Benua
Pergeseran Benua adalah Dua ratus juta tahun yang lalu benua Bumi bergabung
bersama untuk membentuk satu benua super raksasa yang disebut Pangea. Ketika
lempeng-lempeng batu yang diduduki oleh benua-benua bergerak, superbenua pecah
dan mulai bergerak terpisah. Proses ini dikenal sebagai pergeseran benua. Pergeseran
benua merupakan gagasan yang dituangkan Alfred L. Wegener pada hipotesisnya
yang dituangkan dalam buku berjudul The Origin of Continent and Oceans.
Isinya, benua tersusun dari batuan sial yang terapung pada batuan sima yang lebih
besar berat jenisnya. Hipotesis utamanya merupakan di bumi pernah berada satu
benua raksasa yang dikata Pangaea (artinya "semua daratan") yang dikelilingi oleh
Panthalassa ("semua lautan"). Selanjutnya, 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah
dijadikan benua-benua yang bertambah kecil yang akhir memainkan usaha menuju ke
tempatnya seperti yang dijumpai ketika ini.
e. Sejarah Kehidupan Bumi Berdasarkan Kala Geologi
Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar (4,54×109) tahun yang lalu melalui akresi dari
nebula matahari. Pelepasan gas vulkanik diduga menciptakan atmosfer tua yang
nyaris tidak beroksigen dan beracun bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup
masa kini. Sebagian besar permukaan Bumi meleleh karena vulkanisme ekstrem dan
sering bertabrakan dengan benda angkasa lain. Sebuah tabrakan besar diduga
menyebabkan kemiringan sumbu Bumi dan menghasilkan Bulan. Seiring waktu,
Bumi mendingin dan membentuk kerak padat dan memungkinkan cairan tercipta di
permukaannya. Bentuk kehidupan pertama muncul antara 2,8 dan 2,5 miliar tahun
yang lalu. Kehidupan fotosintesis muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu, nan
memperkaya oksigen di atmosfer. Sebagian besar makhluk hidup masih berukuran
kecil dan mikroskopis, sampai akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks mulai
lahir sekitar 580 juta tahun yang lalu. Pada periode Kambrium, Bumi mengalami
diversifikasi filum besar-besaran yang sangat cepat.
Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di planet ini sejak terbentuk. Organisme
terus berevolusi, berubah menjadi bentuk baru atau punah seiring perubahan Bumi.
Proses tektonik lempeng memainkan peran penting dalam pembentukan lautan dan
benua di Bumi, termasuk kehidupan di dalamnya. Biosfer memiliki dampak besar
terhadap atmosfer dan kondisi abiotik lainnya di planet ini, seperti pembentukan
lapisan ozon, proliferasi oksigen, dan penciptaan tanah.