Anda di halaman 1dari 8

Bumi merupakan planet ke 3 dari matahari setelah Merkurius dan Venus.

Karakteristik
bumi adalah sebagai berikut:
· Berbentuk seperti bola yang memepat di bagian kutub-kutubnya. 
·Jari-jari bumi pada ekuator adalah 6.378 km dan pada kutub-kutubnya 6.356 km.
Perbedaan jari-jari pada kutub dan ekuator adalah 22 km lebih panjang pada ekuator.
· Perbedaan keliling bumi pada kutub dan ekuator adalah 67,9 km. Keliling ekuator
40.076,5 km dan kelilling kutub 40.008,6 km
· Perbedaan diameter bumi pada kutub dan ekuator adalah 42,80 km. Diameter ekuator
12.756,34 km dan kelilling kutub 12.713,54 kilometer.
·Luas permukaan 510.100.000 km2 
· Volume 1.083.230.000.000 km3
· Berat Jenis rata-rata 5,52 (air =1)
· Massa diperkirakan 5,98 x 1021 metrik ton
· Temperatur tertinggi 58oC di Al Aziziyah – Libya – Afrika 
Temperatur terendah – 89,6oC di Stasiun Vostock – Antartika
Temperatur rata-rata 14oC

Kajian bagian dalam bumi sampai sekarang belum dapat dilakukan secara langsung.
Untuk meneliti mencapai kedalaman jari-jari bumi itu sangat menga-lami kesulitan.
Pengeboran yang telah dilakukan paling dalam tidak lebih dari 6.000 meter. Di
Oklahoma pernah dilakukan pengeboran mencapai 5.253 m. Kajian yang telah
dilakukan sampai saat ini secara tidak langsung, sehingga banyak pendugaan tentang
apa dan bagaimana yang ada di dalam bumi ini. 

Berdasarkan gradien geothermal bahwa semakin jauh ke dalam bumi, suhu semakin
tinggi, yaitu dengan pertambahan rata-rata 2o C/100 meter. Dengan ini para ahli
menghitung temperatur dalam bumi antara 2.000oC sampai  3.000oC. Dengan
tingginya suhu tersebut diperkirakan bahwa inti bumi berwujud gas, karena pada suhu
yang tinggi ini semua benda akan mencair dan selanjutnya berubah menjadi gas.

Pendapat lain mengatakan bahwa semakin ke dalam tekanan juga semakin besar.
Dengan panjang jari-jari bumi 6.000 km lebih, diperkirakan tekanan yang ada sekitar 3
juta atmosfer. Dengan tekanan yang besar ini maka inti bumi berwujud padat.

Pendapat berikutnya adalah menggabungkan dua pendapat di atas dan menyimpulkan


bahwa inti bumi berwujud kental, karena walaupun suhunya sangat tinggi tetapi dengan
tekanan yang sangat tinggi pula, maka akan menghalangi perubahan benda cair menjadi
gas.

Ahli Geofisika mengkaji bumi melalui catatan gempa bumi, Pada peristiwa gempa bumi
ada dua macam gelombang, yaitu gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S).
Gelombang primer bergerak menerobos bagian dalam bumi, yang padat maupun yang
cair. Pada batuan yang terletak dekat permukaan, gelombang primer bergerak dengan
kecepatan sekitar 5 km/detik dan kecepatan maksimal 14 km/detik pada kedalaman
2.800 km. Gelombang sekunder hanya bergerak pada bagian bumi yang bersifat padat
dengan kecepatan 2/3 dari kecepatan gelombang primer. Kecepatan gelombang primer
dan gelombang sekunder bervariasi sesuai dengan dalamnya bagian bumi yang di
laluinya. Variasi kecepatan ini oleh para Seismolog dijadikan dasar untuk
menggambarkan bagian-bagian bumi.

Dengan catatan dan perhitungan gelombang gempa ini para ahli membagi secara
vertikal susunan bumi dari permukaan ke bagian terdalam terdiri dari tiga lapisan yaitu
Kerak Bumi (Crust), Selimut (Mantle), dan Inti (Core).

1. Kerak Bumi (Crust)

Kerak bumi adalah bagian yang paling terluar dari bumi. Kerak ini bersifat padat dan
relatif tipis, dan terdiri atas massa daratan dan massa samudera. Bagian daratan
permukaan bumi disebut kerak benua dengan ketebalan antara 15 – 75 km. Kerak
samudera lebih tipis dari kerak benua dengan ketebalan antara 5 – 10 km. 

Kerak samudera dan kerak benua mempunyai komposisi yang berbeda. Kerak samudera
terbentuk oleh batuan padat dan gelap, seperti basalt dan gabro. Berbeda dengan kerak
benua yang terbentuk oleh batuan yang lebih cerah dan lebih padat, seperti granit dan
diorit. Pada kerak benua termasuk juga batuan metamorfosa dan batuan sedimen yang
tidak terdapat pada kerak samudera. Kerak benua mempunyai berat jenis rata-rata 2,8
sedangkan kerak samudera mempunyai berat jenis rata 2,9. 

Terhadap lapisan di bawahnya, kerak bumi dibatasi oleh bidang batas yang disebut
“Mohorovicic Discontinuity” dan biasa juga dingkat “Moho”. Mohorovicic ditemukan
sebagai batas pada tahun 1909 oleh Andrija Mohorovicic (geolog Croasia).

Elemen-elemen yang ringan, seperti silicon, aluminium, kalsium, potassium, sodium,


dan oksigen membentuk  kerak bumi bagian luar.
2. Selimut (Mantle)
Selimut (mantle), wilayah bagian dalam bumi yang terletak antara kerak bumi dan inti
bumi. Selimut merupakan wilayah paling besar dari wilayah-wilayah lainnya.
Dibandingkan dengan kerak bumi, mantel lebih tebal yaitu sampai sekitar 2.900 km.
Suhu di sini tinggi, mencapai sekitar 3700oC. Tekanan pada selimut juga tinggi,
mencapai sekitar 137 gigapascal (1,37 juta atmosfer).

Mantel terdiri dari mantel atas dan mantel bawah. Bagian atas mantel yang bersifat
padat dan bersama kerak bumi membentuk lithosfer. Ketebalan Lithosfer ± 65 – 100
km dan menyelubungi asthenosfer yang mempunyai ketebalan ± 100 – 350 km.
Asthenosfer mengandung material batuan yang halus dan lebih kaku dibandingkan
dengan material lithosfer. Hal ini karena dipengaruhi oleh tingginya tekanan dan suhu
sebagai penyebab batuan menjadi cair dan halus. Mesosfer adalah lapisan ketiga dari
mantel yang terletak di bawah astenosfer dengan ketebalan antara 2.400 km – 2.750
km. Materi mesosfer bersifat padat , sehingga gelombang primer kecepatannya semakin
tinggi, yaitu mencapai 13 km/detik. Diduga materi penyusun mesosfer jauh lebih padat
berupa mineral Peridotit dan Pallasit (campuran mineral batuan basa dan besi). 

Ukuran relatif dari mantel dapat diumpamakan pada penampang melintang dari telur
rebus. Kulit telur mewakili bagian yang tipis, yaitu kerak bumi, yang hanya
membandingkan kira-kira  satu setengah atau satu persen massa bumi.  Bagian putih
telur mewakili mantel yang lem-but, yang terdiri dari hampir 2/3 massa bumi dan
hampir 5/6 volume bumi. Kuning telur mewakili inti bumi. 

Mantel dipisahkan dari kerak bumi oleh batas yang tegas yaitu Mohorovicic
discontinuity atau Moho. Ia dipisahkan dari inti bumi dengan batas yang tegas juga
yaitu Gutenberg discontinuity. Kedua batas ini sebagai nama kehormatan orang yang
menemukan, yaitu Andrija Mohorovicic seismolog dari Croasia dan Berno Gutenberg
seismolog Jerman yang lahir di Amerika. 

Mohorovicic discontinuity terletak pada kedalaman kira-kira 8 km di bawah samudera


dan kedalaman rata-rata sekitar 35 km di bawah benua, tetapi bisa mencapai sedalam
80 km di bawah rangkaian pegunungan tinggi. Gutenberg discontinuity terletak pada
kedalaman sekitar 2900 km. Kedua penemu batas menggunakan fakta bahwa ketika
gempabumi, atau seismic, jangkauan gelombang membuat batas yang tegas  antara dua
material yang berbeda berat jenisnya, atau bersifat elastis. 

Mantel secara kimiawi berbeda dengan kerak bumi dan inti bumi. Terutama disusun
oleh batuan peridotit, yang pada prinsipnya terdiri dari mineral-mineral olivin,
piroksin, dan amphibol. Kerak bumi disusun oleh material-material yang cerah dan inti
bumi disusun oleh besi dan nikel. 

Struktur Mantel
Seismolog telah menemukan bahwa mantel terbagi dalam sejumlah lapisan. Mantel atas
meluas dari Moho sampai kedalaman sekitar 400 km. Mantel atas disusun oleh besi dan
magnesium silikat, seperti mineral-mineral olivin, piroksin, dan amphibol. Mantel atas
disebut disebut asthenosfer. Jarak kedalaman asthenosfer kira-kira 100 km – 350 km.
Asthenosfer merupakan zona yang lemah. Asthenosfer tersusun dari sejumlah kecil
larutan atau cairan dari batuan yang melebur. 
Zona dari 400 km sampai kira-kira 670 km disebut sebagai zone transisi. Pada zone
transisi, mineral-mineral dibentuk pada mantel atas melalui proses yang disebut phase
transisi, yang merubah  bentuk dan susunan atomnya. Tekanan pada kedalaman ini
mengkompres mineral menjadi lebih kompak. Contohnya, olivin dikompres menjadi
mineral spinel. Di bawah zone transisi, spinel telah melalui phase transisi yang menjadi
mineral perovskite. Dengan setiap phase transisi, batuan menjadi padat dan gelombang
seimik berjalan cepat. Transisi pada 670 kilometer juga tercatat pada kedalaman yang
rendah pada setiap perekaman gempabumi. 

Mantel di bawah 670 km disebut mantel bawah. Mantel bawah tersusun dari
magnesium, silikon, dan besi. Berbeda dengan mantel atas, pada region ini tidak terjadi
perubahan. Di sini material lebih padat dari mantel atas dan juga tekanan bertambah.
Pada mantel terjadi arus (aliran) yang bergerak lambat, yaitu arus konveksi yang
menggerakan lempeng-lempeng kerak bumi.

3. Inti (Core)

Inti (core) adalah bagian paling dalam dari bumi. Radius inti bumi ± 3.500 km. Radius
ini lebih besar dari planet Mares. Bentuk inti bumi ± 1/3 dari total massa dan sekitar
1/6 dari volumenya. Tekanan pada inti bumi jutaan kali lebih besar dan suhu ribuan
derajat lebih tinggi dari permukaan bumi. Suhu inti bumi berkisar dari 4000oC –
5000o C. Ilmuwan tidak dapat mendapatkan sampel material dari inti bumi karena
sangat tingginya tekanan dan suhu. Tetapi ilmuwan mempercayai bahwa penyusun
utama inti bumi adalah elemen-elemen berat, seperti besi dan nikel. Komposisi inti
bumi dipercayai sama dengan batu meteorit. 

Kajian seismik mengindikasikan bahwa inti bumi terdiri dari dua bagian, yaitu inti
dalam yang bersifat solid dan inti luar yang bersifat molten. Ilmuwan menges-timasikan
bahwa berat jenis inti bumi sangat ekstrim, sekitar 13,5 kali berat jenis air. Konsentrasi
yang tinggi dari besi di inti bumi dipercayai sebagai penyebab tingginya berat jenis ini. 
Ilmuwan telah mempelajari tentang inti bumi melalui pengukuran gelombang seismik.
Gelombang seismik berasal dari gempabumi. Ilmuwan telah mencatat data dari ribuan
stasion perekam gempabumi. Data seismik yang terekam ini dianalisis dan
dikombinasikan oleh kom-puter untuk mendapatkan gambaran dari bagian dalam
bumi. 

Inti luar memanjang dari sekitar 2.900 – 5.200 km di bawah permu-kaan. Inti dalam
memanjang dari sekitar 5.200 km sampai ke pusat bumi, pada kedalaman sekitar 6.400
km. 

Pada tahun 1936 geolog telah menemukan batas yang lain. Batas kedua yang
memisahkan inti luar yang cair dari inti dalam yang solid. Ilmuwan mempercayai bahwa
inti dalam mempunyai radius sekitar 1.220 km dan terbentuk oleh material yang solid. 

Inti bumi merupakan sumber magnet bumi. Banyak ilmuwan percaya bahwa  berbagai
gerakan convection pada molten, besi – material yang banyak dari pada inti luar yang
menentukan magnet bumi. Convection cells juga mengefektifkan bumi berotasi pada
sumbunya.  Gerakan-gerakan besi pada convention cells, berinterkasi dengan magnet
bumi.

Materi bumi secara garis besarnya terdiri dari unsur-unsur padat, cair, dan gas dengan
komposisi sebagai berikut. 

Pada umumnya orang percaya bahwa bumi maupun tubuh planet yang lain dalam sistem tata surya kita
dibentuk oleh kondensasi dan akresi dari nebula tata surya, sehingga komposisi matahari secara kasar
sebenarnya merefleksikan komposisi nebula tersebut.

Model sintetis inti untuk asal usul unsur-unsur hanya terbatas pada komposisi planet, sehingga untuk
meningkatkan pengetahuan, kita pelajari komposisi kerak bumi dan mantel bagian atas berdasarkan
data geokimia batuan beku kerak dan batuan ultrabasa. Disisi lain, komposisi meteorit dan data
percobaan gelombang getar menyediakan informasi seluruh komposisi bumi. Condie (1982)
menyebutkan bahwa data gelombang getar menunjukkan rata-rata berat atom bumi sekitar 27
(mantel=22,4 dan inti bumi=47) juga memperlihatkan bahwa sebagian besar disusun oleh besi, silikon,
magnesium, serta oksigen.

Untuk mengetahui komposisi bumi bagian dalam, tidak mungkin dilakukan secara langsung. Oleh karena
itu, digunakan metode tidak langsung untuk menginterpretasi komposisi bumi. Komposisi bumi secara
keseluruhan sangat dipengaruhi oleh komposisi inti maupun mantel bumi karena keduanya mempunyai
presentase yang berlimpah, yaitu lebih besar dari 90%. Oleh sebab itu, perhitungan komposisi bumi
akan selalu didasarkan pada komposisi inti serta mantel bumi.

Mason (1958) menyebutkan bahwa inti bumi mempunyai ketebalan paling tebal, setelah itu
mantel bumi. Sedangkan kerak bumi dan air mempunyai ketebalan jauh lebih tipis. Persentase
massa pada inti maupun mantel bumi adalah mencapai 99,6% dari seluruh berat bumi (lihat
gambar dibawah).
Gambar sebelah atas menunjukkan volume serta massa bagian-bagian bumi (Mason, 1958),
sedangkan gambar bagian bawah memperlihatkan komposisi bumi dalam persen berat (Mason,
1966). Mason (1966) menyebutkan bahwa komposisi unsur mineral utama inti bumi adalah besi dan
magnesium, ditambah silikat-silikat besi yang terkandung dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan
pada mantel. Silikat banyak terbentuk di kerak bumi (benua). Ernst (1969) menerangkan bahwa
kelompok mineral silikat yang paling banyak yaitu kelompok feldspar (K-feldspar dan plagioklas) dengan
58% volume (lihat gambar diatas). Selain kelompok feldspar, terdapat juga mineral-mineral utama
pembentuk batuan seperti piroksen, amfibol, kuarsa, mika, maupun olivin yang mencapai 37% volume.
Juga ada mineral-mineral penyerta pembentuk batuan berjumlah sangat kecil yaitu 5% volume seperti
karbonat, oksida, sulfida, halida, epidot, aluminosilikat, garnet, serta zeolit.

Dalam ilmu geologi, litosfer adalah sebuah konsep fundamental, namun agak membingungkan. Bahkan
oleh beberapa geologist sekalipun menyebut litosfer sebagai kerak. Namun, perlu diketahui bahwa
Litosfer dan Kerak Bumi TIDAK SAMA. Hal ini karena litosfer didefinisikan oleh sifat fisiknya, sedangkan
kerak didefinisikan oleh sifat kimia (atau komposisinya). Jadi sebenarnya pengertian litosfer adalah
lapisan yang terdiri dari kerak dan bagian mantel atas.

Ketika kamu membayangkan litosfer, maka kamu akan membayangkan dua pasang kata yaitu: "Litosfer
dan Astenosfer" serta "Kerak dan mantel". Litosfer dan astenosfer adalah lapisan Bumi yang
didefinisikan oleh sifat fisik atau secara khusus, litosfer terdiri dari kerak dan mantel atas (viskositas
lebih besar dari 10^21 Pa s) yang dapat berubah bentuk dengan mode rapuh saat dikenai tekanan ~100
MPa, sementara stenosfer lebih bersifat lemah secara mekanis, sedangkan lapisan mantel merupakan
lapisan tepat di bawah litosfer (Keary, 1996).

Singkatnya: ketika mengalami "stres" atau tegangan, lapisan litosfer akan berhenti, tetapi astenosfer
akan terus bergerak. Pada prinsipnya, litosfer adalah cangkang luar bumi yang dingin serta kaku dan
dapat pecah (berubah bentuk dengan mode rapuh) saat dikenai tegangan. Semua kerak bumi sangat
mudah mengalami perubahan bentuk. Selain itu, bagian dari mantel atas juga dapat mengalami
deformasi dengan mode rapuh. Litosfer dan astenosfer menghasilkan lempeng tektonik. Litosfer
akan terpecah menjadi lempeng tektonik yang perlahan-lahan bergerak di atas astenosfer.

Kedalaman transisi litosfer-astenosfer sangat bervariasi di seluruh Bumi karena bergantung pada
rezim termalnya. Litosfer dapat memiliki luas hanya 2 atau 3 kilometer di bawah kerak samudera
yang panas dan tipis. Namun, di belakang kerak benua tua dan dingin, litosfer bisa setebal 250
atau bahkan 500 kilometer.

Disisi lain, kerak dan mantel adalah lapisan Bumi yang didefinisikan oleh sifat kimia (atau
komposisinya) atau secara khusus kerak terdiri dari batuan kurang padat (misalnya granit, basal,
serta gabro), sedangkan mantel terdiri dari batuan padat (terutama peridotit). Kerak terbagi atas
kerak samudra yang lebih tipis (kurang dari 10 kilometer) dan kerak benua yang lebih tebal (70
kilometer atau lebih).

Bagaimana sobat, apakah sampai pada bagian ini pemahaman kamu mengenai "pengertian
litosfer" sudah mulai terbuka?. Baiklah, mari kita lanjutkan!.

Ahli geologi sebenarnya tidak pernah secara langsung mengamati batas lapisan kerak bumi.
Tidak ada seorangpun pernah mengebor hingga mencapai batas lapisan tersebut. Lubang
terdalam yang pernah dibor adalah "Kola Superdeep Borehole", mencapai kedalaman sekitar 12
kilometer. Namun, karena lubang ini dibor di kerak benua (kontinen) yang tebal, sehingga
lubang itu tidak sampai pada batas lapisan kerak.

Karena ahli geologi tidak bisa secara langsung mengamati batas lapisan kerak (batas litosfer-
astenosfer), maka batas tersebut ditentukan oleh pengamatan geofisika. Batas lapisan kerak
disebut Mohorovicic Discontinuity atau MOHO. MOHO adalah tempat di mana gelombang "P"
seismik tiba-tiba meningkat kecepatannya, mungkin karena gelombang tersebut dapat melakukan
perjalanan lebih cepat pada batuan mantel yang lebih padat.

Jadi, sekali lagi ditegaskan disini bahwa Litosfer TIDAK SAMA dengan Kerak Bumi.
Sebaliknya, litosfer terdiri atas kerak dan Mantel Atas, sedangkan MOHO BUKAN batas
litosfer-astenosfer, tetapi sebaliknya, MOHO adalah batas lapisan kerak bumi. Salam.

Demikianlah artikel mengenai Pengertian Litosfer. Diharapkan postingan ini bisa bermanfaat
untuk kamu. Sampai jumpa pada artikel terupdate Geologinesia berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai