BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) merupakan bagian tak
terpisahkan dari sejarah perkembangan alam, memiliki komitmen,
memelihara dan berjuang turut serta sebagai problem solver alam yang
semakin kompleks. Generasi muda indonesia adalah penerus bangsa ini. Jadi,
merakalah yang harus menjaga dan melindungi alam ini tapi melihat kondisi
alam indonesia yang semakin lama mengalami kerusakan oleh para perusak.
materi dasar bagi para calon anggota baru tidak hanya sangat penting untuk
belajar bertahan dialam bebas dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan untuk memenuhi syarat perektrutan anggota sehingga saya ikut dalam
kegiatan DIKSAR XVII WANAPANCA FMIPA UNM dan menyelesaikan
laporan ini. Dengan berakhirnya proses DIKSAR WANAPANCA FMIPA
UNM dan begitu banyak pembelajaran yang kami dapakan dari proses
tersebut.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini:
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori
1. Mountaineering
Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung.
Mountaineering adalah kegiatan mendaki gunung.Motivasi mendaki gunung
memang bermacam-macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis,
kebutuhan akan pengalaman baru, dan kebutuhan untuk diakui oleh manusia
lainnya. Rasa ingin tahu adalah yang mendasari dan menjadi jiwa setiap
manusia. Mendaki gunung pada dasarnya adalah olah raga berjalan.karenanya
penguasaan teknik berjalan yang benar wajib diketahui terlebih dahulu.
Berjalan di gunung tentu saja tak sama dengan berjalan di trotoar. Di gunung
anda harus berjalan dengan beban di punggung, melintasi lembah, mendaki
tebing, menuruni lereng-lereng, atau meniti punggungan-punggungan yang
tipis. Dengan medan seperti itu ditambah dengan beban yang harus dibawa
maka keseimbangan dalam berjalan di gunung adalah mutlak.
(LoodreamerAdventure,2009)
2. Caving
Pengertian serta histori penelusuran gua caving yaitu caving datang dari
kata cave= gua. namun orang yang menelusuri gua dimaksud caver. lantas
caving dapat disimpulkan sebagai aktivitas penelusuran gua yang mana
merupakan salah satu bentuk aktivitas dari speleologi. namun speleologi
dengan morfologi datang dari bahasa yunani, yakni : spalion = gua serta logos
= ilmu. lantas, dengan harfiah speleologi yaitu ilmu yang pelajari perihal gua,
namun dikarenakan perubahan speleologi itu sendiri, spleologi juga pelajari
perihal lingkungan di sekitar gua. Ada sebagian pengertian penelusuran gua
caving menurut beberapa pakar penemu mamupun beberapa caver, yaitu :
MENURUT IUS ( international union of speleology ) bagian komisi
kali unesco pbb : “gua yaitu tiap-tiap area bawah tanah yang bisa
dimasuki orang”.
4
bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh
penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga
ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan
lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport). (baleadventure,2012)
4. Diving
Ada 2 jenis Diving yaitu:
a) Free Diving
adalah kegiatan menyelam dengan menahan nafas selama beberapa waktu
di bawah permukaan air. Berbeda dengan Scuba Diving yang menggunakan
tabung udara saat menyelam, Free Diving dilakukan murni hanya
mengandalkan udara yang terdapat di paru-paru penyelam saja. Melakukan
free diving membutuhkan kemampuan menahan nafas yang baik dan benar.
b) Scuba Diving
adalah kegiatan menyelam dengan menggunakan alat bantu pernafasan
dengan menggunakan udara dari tabung udara. SCUBA (Self Contain
Underwater Breathing Apparatus) dirancang oleh Jacques Cousteau dimana
udara permukaan tinggi dimasukkan ke dalam tangki kemudian tekanannya
dikurangi sehingga dapat digunakan untuk bernafas di dalam air. Udara yang
digunakan di dalam tangki adalah oksigen murni.
Untuk seseorang yang belum familiar, mungkin ingin mengetahui apa
perbedaan antara snorkeling dan diving, padahal dua-duanya sama sama
menggunakan masker, snorkel, dan fin dalam kegiatannya. Namun Snorkeling
adalah aktivitas berenang di permukaan air dan melihat apa yang ada di bawah
permukaan air. Alat yang digunakan adalah masker, snorkel, dan fin. Jadi,
pada dasarnya snorkeling hanya dilakukan di permukaan saja. Karena
menggunakan peralatan yang sangat standard, snorkeling hanya dapat
dilakukan di siang hari karena sangat mengandalkan sinar matahari.
(tentangoseanografi,2014)
5. Navigasi darat
Navigasi Darat adalah suatu tekhnik untuk menentukan kedudukan suatu
tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat baik di medan sebenarnya
6
Survival Kelompok
Berkelompok dalam keadaan survival lebih banyak keuntungannya dari
pada survival perorangan, karena pada survival perorangan seluruh bahaya
akan dihadapi seorang diri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tenaga
untuk melakukan pekerjaan dan adanya komunikasi serta saling menjaga.
Walaupun dalam berkelompok banyak hal yang dapat dilakukan untuk
kepentingan bersama tetapi banyak hal juga yang dapat merugikan
kepentingan bersama. Menyamakan persepsi, tujuan, prioritas pekerjaan
adalah hal yang tak mudah, akan banyak waktu pula yang akan terbuang.
Untuk menjaga agar kebersamaan tetap terkontrol pada keadaan survival
kelompok, seluruh anggota harus segera memilih seorang pemimpin. Dimana
seorang yang dipilih mempunyai beberapa kretaria yang berhubungan dengan
pengetahuan dan tehnik survival. Dengan mengakui salah seorang dari
anggota untuk dijadikan pemimpin sudah dapat menyelesaikan satu masalah
dalam kebersamaan.(survival491m. 2011)
B. Manajemen Perjalanan
Manajemen Perjalanan adalah syarat penting ketika Anda atau Kelompok
yang ingin melakukan perjalanan.tanpa itu, maka bisa kita bilang perjalanan
tidak akan berjalan baik. Kuncinya ada di Persiapan Sebelum memulai
kegiatan/perjalanan biasakanlah untuk mempersiapkan diri/kelompok anda
secara seksama. artinya melihat kebutuhan kegiatan/perjalanan dengan
lengkap,tuntas dan teliti. sebisa mungkin tidak ada yang tercecer. Karena ini
adalah wujud tanggung jawab awal kita atas diri kita sendiri maupun
kelompok yang kita pimpin. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan secara konsep yaitu 4W + 1H:
Who = Siapa?
Siapa yang akan melakukan perjalanan, dengan siapa, bagaimana sikap
mental dan kondisi fisiknya.
What = Apa?
Apa tujuan kegiatannya (Sport, Hoby,Education,research,ekspedisi dll).
When = Kapan?
8
Peta Perjalanan :
12
13
D. P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan
dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti
pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang
sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh
orang yang pertama kali melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara
cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat
kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat
atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian.
1. Tujuan P3K
Tujuan dari P3K adalah sebagai berikut:
a. Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian:
b. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban.
c. Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu.
d. Mencari dan mengatasi pendarahan.
2. Tindakan Pertama Saat Menemukan Korban
Pastikan pernapasan korban telah stabil, kalau perlu lakukan RJP.
Mengadakan diagnosa (mendapatkan informasi tentang keadaan korban).
a. Riwayat, yaitu cerita tentang bagaimana insiden itu terjadi, bagaimana
cedera atau penyakit yang didera.
b. Petunjuk luar, semua petunjuk yang mungkin ada pada korban seperti
catatan medis korban, obat-obatan yang dibawa korban.
c. Keluhan, adalah sesuatu yang dirasakan atau dialami atau dijelaskan oleh
korban seperti mual, nyeri panas, dingin atau lemah.
d. Gejala, adalah rincian dari pengamatan yang anda lihat, cium dan raba
dalam suatu pemeriksaan korban (pemeriksaan dari ujung rambut sampai
ujung kaki).
e. Melakukan pertolongan dan perawatan terhadap hasil diagnosa diatas
sesuai dengan prioritas pertolongan. (Smallcrab.2015)
14
BAB III
KEGIATAN PERJALANAN
karst. Tidak ada tanah untuk berpijak. Tetapi jalan itu dipenuhi gugusan
batuan karst yang tajam. Sehingga setiap yang melintas harus berhati-hati.
B) Tahap Persiapan
1) Technical Meeting
Adalah tahapan awal yang dilakukan untuk menyesuaikan dan
menyepakati jadwal panitia dan peserta yang dilaksanakan pada hari Minggu,
06 Oktober 2019.
2) Indoor
Tahapan ini merupakan tahapan materi pada peserta yang dilakukan
tanggal 14 sampai 16 oktober 2019, adapun materi yang didapat dari indoor
sebagai berikut:
a. Selayang Pandang
Profil Ketua Umum WANAPANCA Dari Periode Pertama Hingga Ketua Umum
Periode 2019/2020
18
Tabel. 3.1 Profil ketua umum WANAPANCA dari periode pertama hingga ketua
umum periode 2019/2020
Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita, sudut bidikan
dari kompas itu disebut sudut azimuth
Pindahkan sudut-sudut bidikan yang didapat ke peta, kemudian hitung sudut
back azimuth sudut tersebut (sudut back azimuth didapat dengan
mengurangi/menambahkan sudut azimuth dengan 180, jika sudut azimuth
lebih besar dari 180 makan back azimuthnya di kurangi 180, sebaliknya
kalau sudut azimuth lebih kecil dari 180 makan back azimuthnya di tambah
180)
Tarik garis memanjang dengan sudut back azimuth dari posisi tanda medan
yang sudah diketahui ke posisi kita yang belum diketahui pasti
Perpotongan garis yang ditarik dari back azimuth tersebut adalah posisi kita
di peta.
Syarat resection
1. Berada pada tempat yang luas
2. Tempat yang tinggi
3. Objek yang terlihat
Prinsip intersection adalah menentukan posisi objek di peta dengan
menggunakan dua kali resection. Intersection digunakan untuk mengetahui atau
memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk
dicapai dan tidak terdapat di peta. Pada intersection, kita sudah yakin pada
posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection :
Lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita di peta
Bidik objek yang kita amati dan mau kita cari posisinya di peta
Pindahkan sudut azimuth yang kita dapat dipeta dan tarik garis
memanjang dari posisi kita dipeta ke posisi benda yang belum diketahui pasti
Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, kemudian
lakukan langkah 2 dan 3
Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah
posisi objek yang dimaksud di peta.
c) Manajemen Perjalanan Alam Terbuka
24
Gambar 3.6
Jika korban memiliki berat badan yang cukup besar, maka dapat
dilakukan evakuasi dengan 6 penolong. Tekniknya sama seperti
evakuasi dengan 4 penolong.
Cara mengendalikan perdarahan dari luar :
Tekan pusat perdarahan secara langsung tapi jika memungkinkan
gunakan sesuatu sebagai pelindung antara tangan dan darah
korban.
Tinggikan alat gerak yang mengalami perdarahan
Tekan titik tekan ( nadi) sampai darah yang keluar berhenti
f) Advokasi Lingkungan Hidup
Kemudian materi terakhir dibawakan oleh Kakak dari Wahana
Lingkungan Hidup (WALHI), Aswan Sulfitra. Advokasi adalah pembelaan
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih bertujuan untuk perubahan
kebijakan yang mengarah pada kesejahteraan rakyat.
Advokasi lingkungan merupakan kegiatan terstruktur untuk mengubah
kebijakan yang berlaku yang tidak relevan dan berdampak pada pelestarian
lingkungan hidup.
Advokasi lingkungan hidup terbagi 2:
29
3) Tahap Perjalanan
Hari Rabu, tanggal 13 November 2019 kami berkumpul di sekret
WANAPANCA FMIPA UNM. Persiapan perjalanan dilakukan depan kantin
MIPA, setelah persiapan kamiipun pelepasan dan berangkat ke lokasi
DIKSAR pukul 14.30 WITA dan sampai dilokasi pukul 16.01 WITA. Setelah
sampai Dusun Bonto bonto Desa Balleangin Kec. Balocci Kab. Pangkep kami
sholat dan beristirahat sebentar di lokasi, pukul 16.15 WITA kami mulai jalan
dan singgah dirumah pak RT untuk mengambil air dan beristirahat sambil
menunggu panitia yang lain datang. Setelah panitia yang lain datang pukul
16.30 WITA kami mulai jalan lagi ke Titik Camp yaitu Kampung Lembah
Biku Desa Balleangin Kec. Balocci Kab. Pangkep saat diperjalanan kami
sempat mengalami kendala kami tidak tau kearah mana kami harus berjalan,
saat tau bahwa kami tersesat saat itujuga kami memutuskan untuk berhenti
berjalan, karena tidak memperhatikan tanda yang ada dijalan akibatnya kami
salah melewati jalan, setelah mendapat penjelasan kami kembali melanjutkan
perjalanan dan sampai ke lokasi camp pada pukul 20.00 WITA. Sampai
dilokasi kami beristirahat beberapa menit,kemudian mulai memasak dan
membangun tenda bagi kelompok yang mempunyai tenda. Pukul 22.10
WITA semua selesai makan kemudian tidur.
31
Dini hari kamis, 14 November 2019 pukul 03.00 WITA kami dibangunkan
untuk penerimaan materi outdoor mengenai “Makna Logo WANAPANCA
FMIPA UNM” oleh kakanda Gri gri. Setelah materi pukul 05.00 WITA kami
disuruh membongkar barang kami untuk melihat kelengkapan alat-alat yang
dibawa oleh setiap kelompok, setelah itu kami sholat subuh berjamaah.
Kemudian pukul 05.30 WITA kami di kumpulkan kembali untuk
survival,kami di berikan korek, benang, tasi, kail, beras secukupnya, garam,
telur satu butir, dan nesting, pukul 05.35 WITA kami dilepas untuk mulai
survival, selanjutnya kami mencari lokasi untuk membangun bivak, pertama-
tama kami mencari lokasi bivak yang dekat dengan sumber air namun lokasi
itu sudah diambil terlebih dahulu oleh kelompok Apis dan Celocia. Kamipun
mencari lokasi lain tapi tidak menemukan Lokasi yang dekat dengan Sumber
air tapi kami akhirnya menemukan lokasi yang cocok meskipun tidak dekat
dengan sumber air. Setelah akhirnya menemukan lokasi yang bagus untuk
membangun bivak, saya dan viola pun mulai mencari kayu untuk membuat
perapian kami, untungnya lokasi kami banyak dijumpai kayu kering dan
daundaun kering yang mudah tersuut api sehingga memudahkan kami uuntuk
membuat perapian. Pukul 05.50 WITA perapian kami sudah ada dan
sementara kumbang mulai membangun bivak pukul 06.00 WITA, Pukul 6.20
WITA bivak berdiri, pukul 06.35 WITA kami mulai memasak nasi dan pergi
memancing pukul 8.00 WITA namun tidak mendapatkan apa-apa, kami pun
kembali ke bivak pukul 08.30 WITA untuk beristirahat. Kemudian dari pukul
09.30 WITA sampai 11.30 WITA kami hanya memancing jika tidak
mendapatkan ikan kami beristirahat. Pukul 16.15 WITA kami membakar ikan
yang kami peroleh bersama-sama dan memakannya bersama. Setelah makan
pukul 17.00 WITA kami dikumpulkan untuk resque,disini kami diuji sampai
di mana kami memahami dan dapat mengaplikasikan materiyg di dapatkan
saat indor yaitu teknik penyelamatan korban gawat darurat,kami dibentuk
menjadi kelompok besar dan di beri petunjuk untuk menemukan alat-alat
resque karena ada korban yang harus diselamatkan,waktu yang diberikan
duajam untuk menemukannya. Namun hingga pukul 20.00 WITA kami tidak
32
BAB IV
PENUTUP
A) Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan DIKSAR XVII WANAPANCA FMIPAyang
berlokasi di Kampung Lembah Biku Desa Balleangin Kec. Balocci Kab.
Pangkajene dan Kepulauan peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan
yang telah didapat pada saat indoor berlangsung, salah satunya
pengaplikasian yaitu untuk bertahan hidup di alam bebas dengan bekal
seadanya (Survival). Kami bisa bertahan hidup dialam bebas dengan
kekompakan antar peserta yang terjalin selama proses DIKSAR XVII
WANAPANCA FMIPA.
B) Saran
a) Untuk Panitia
1) Selalu berusaha memberikan yang terbaik
2) Melaksanaan seluruh rangkaian kegiatan dengan penuh karena ada
salah satu rangkaian kegiatan yang tidak terlaksana
b) Untuk Peserta
1) Melakukan latihan fisik secara rutin
2) Peserta harusnya membawa perlengkapan dan obat-obat yang di
butuhkan
3) Lebih memperhatikan arahan yang diberikan oleh panitia sehingga tidak
melakukan kesalahan
34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
-Dokumentasi perjalanan kegiatan
Technical Meeting
Tahap Wawancara
Dokumentasi Indoor
36
Cek Kesehatan
Dokumentasi penutupan
LAMPIRAN III
-Bukti Keuangan
Adapun pemasukan dan pengeluaran selama proses DIKSAR XVII
WANAPANCANCA FMIPA UNM,yaitu sebagai berikut:
No Pemasukan Pengeluaran
1, Kontribusi 130.000
2. Perlengkapan Angkatan 15.000
3. Perlengkapan Kelompok 30.000
Jumlah 175.000
38
-CV
Nila Hanriyani panggilan Nila, lahir pada
tanggal 17 Maret 2001, di tobadak salah satu
nama daerah di Mamuju Tengah, Sulawesi
Barat. Penulis anak pertama dari 4
bersaudara dari pasangan Hatta dan Nisra.
Penulis menempuh pendidikan di mulai dari
SDI Bayor Desa Topoyo (lulus tahun 2012)
melanjutkan ke MTS Al-Ikhwan Desa
Topoyo (lulus tahun 2015) dan MAS Plus Ypui Al-Ikhwan Topoyo (lulus tahun
2018).
Kemudian pada tahun 2018 penulis mengikuti Program S1 di perguruan
tinggi negeri,tepatnya di Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam(FMIPA) Jurusan Geografi. Sampai
dengan penulisan laporan ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswi di
Universitas Negeri Makassar (UNM).