Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) merupakan bagian tak
terpisahkan dari sejarah perkembangan alam, memiliki komitmen,
memelihara dan berjuang turut serta sebagai problem solver alam yang
semakin kompleks. Generasi muda indonesia adalah penerus bangsa ini. Jadi,
merakalah yang harus menjaga dan melindungi alam ini tapi melihat kondisi
alam indonesia yang semakin lama mengalami kerusakan oleh para perusak.

WANAPANCA FMIPA UNM adalah salah satu dari sekian banyak


komunitas kepecintaalaman. WANAPANCA merupakan lembaga
keorganisasian bidang kepecintaalaman tingkat Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar. WANAPANCA
sendiri merupakan singkatan dari Wahana MIPA Pencinta Alam. Berdiri pada
tahun 2002 dan alhamdulillah masih eksis sampai sekarang. Dalam organisasi
WANAPANCA sendiri dikenal ada dua jenis keanggotaan yakni Anggota
muda yang merupakan anggota yang baru saja menyelesaikan tahapan
pendidikan dasar dan Anggota tetap yakni keanggotaan dimana anggota muda
tersebut telah menyelesaikan mekanisme dan proses-proses yang ada untuk
memperoleh keanggotaan penuh.Sama dengan aktifitas Organisasi
Kepecintaalaman lainnya, anggota WANAPANCA aktif dalam kegiatan di
alam bebas, melakukan eksplorasi dan penelitian lingkungan dengan
mengandalkan asas keilmuan disetiap jurusan yang berada di Fakultas MIPA
UNM sebagai instansi perguruan tinggi yang menaunginya. Perspektif
kemipaan yang bersifat ilmiah menjadi landasan utama dalam pelestarian
lingkungan yang dilakukan oleh WANAPANCA FMIPA UNM sebagai
organisasi yang masuk kedalam ruang lingkup Fakultas MIPA itu sendiri.
Kegiatan Pendidikan dasar atau DIKSAR merupakan salah satu
kegiatan atau proses dalam pengrekrutan anggota muda dengan pemberian
2

materi dasar bagi para calon anggota baru tidak hanya sangat penting untuk
belajar bertahan dialam bebas dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan untuk memenuhi syarat perektrutan anggota sehingga saya ikut dalam
kegiatan DIKSAR XVII WANAPANCA FMIPA UNM dan menyelesaikan
laporan ini. Dengan berakhirnya proses DIKSAR WANAPANCA FMIPA
UNM dan begitu banyak pembelajaran yang kami dapakan dari proses
tersebut.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini:

1) Untuk melatih fisik dan mentalanggota muda WANAPANCA FMIPA


UNM
2) Mengaplikasikan pengetahuan yang berkaitan dengan kepecintaalaman
yang telah didapat pada saat indoor
3) Belajar tentang kedisiplinan, persaudaraan, loyalitas dan tanggung jawab
di alam bebas. Serta menanamkan pengetahuan-pengetahuan tentang
kepencintaalaman itu sendiri.
4) Memenuhi syarat menjadi Anggota Muda Wanapanca
C. Manfaat
1) Dapat mengaplikasikan beberapa materi tentang kepencintaalaman yang
didapatkan saat Indoor
2) Mendapatkan pelajaran tentang arti penting kedisiplinan, persaudaraan,
loyalitas dan tanggung jawab.
3) Terpenuhinya salah satu rangkaian kegiatan sebagai persyaratan untuk
menjadi anggota muda WANAPANCA FMIPA UNM.
3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teori
1. Mountaineering
Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung.
Mountaineering adalah kegiatan mendaki gunung.Motivasi mendaki gunung
memang bermacam-macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis,
kebutuhan akan pengalaman baru, dan kebutuhan untuk diakui oleh manusia
lainnya. Rasa ingin tahu adalah yang mendasari dan menjadi jiwa setiap
manusia. Mendaki gunung pada dasarnya adalah olah raga berjalan.karenanya
penguasaan teknik berjalan yang benar wajib diketahui terlebih dahulu.
Berjalan di gunung tentu saja tak sama dengan berjalan di trotoar. Di gunung
anda harus berjalan dengan beban di punggung, melintasi lembah, mendaki
tebing, menuruni lereng-lereng, atau meniti punggungan-punggungan yang
tipis. Dengan medan seperti itu ditambah dengan beban yang harus dibawa
maka keseimbangan dalam berjalan di gunung adalah mutlak.
(LoodreamerAdventure,2009)
2. Caving
Pengertian serta histori penelusuran gua caving yaitu caving datang dari
kata cave= gua. namun orang yang menelusuri gua dimaksud caver. lantas
caving dapat disimpulkan sebagai aktivitas penelusuran gua yang mana
merupakan salah satu bentuk aktivitas dari speleologi. namun speleologi
dengan morfologi datang dari bahasa yunani, yakni : spalion = gua serta logos
= ilmu. lantas, dengan harfiah speleologi yaitu ilmu yang pelajari perihal gua,
namun dikarenakan perubahan speleologi itu sendiri, spleologi juga pelajari
perihal lingkungan di sekitar gua. Ada sebagian pengertian penelusuran gua
caving menurut beberapa pakar penemu mamupun beberapa caver, yaitu :
 MENURUT IUS ( international union of speleology ) bagian komisi
kali unesco pbb : “gua yaitu tiap-tiap area bawah tanah yang bisa
dimasuki orang”.
4

 MENURUT R. K. T. KO ( speleologiawan ) : “setiap area bawah tanah


baik terang ataupun gelap, luas ataupun sempit, yang terbentuk
melewati system percelahan, rekahan atau aliran sungai yang
membentuk satu lintasan aliran sungai di bawah tanah. ”
Adapun histori penelusuran gua caving, yang diawali dari tahun ke tahun,
yaitu :
Penelusuran gua diawali oleh john beaumont, pakar bedah dari somerset,
england ( 1674 ) ia seorang pakar tambang serta geologi amatir. Orang yang
sangat berjasa mendeskripsikan gua-gua pada tahun 1670-1680 yaitu baron
johann valsavor dari slovenia. ia berkunjung ke 70 goa, bikin peta, sketsa serta
melahirkan buku setebal 2800 halaman. Joseph nagel, pada tahun 1747 sukses
memetakan system perguaan di kerajaan astro-hongaria. Stephen bishop,
pemandu wisata gua yang sangat berjasa serta membawa gua mammoth di
terima unicef sebagai warisan dunia. (beesalawatadventure,2014 )
3. Climbing
Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing
merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan
salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara
berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik
tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada
daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih
dari 45o dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang
mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja
sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati
tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat
batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta
pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak
pemanjatan. Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat
petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring
dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada
5

bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh
penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga
ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan
lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport). (baleadventure,2012)
4. Diving
Ada 2 jenis Diving yaitu:
a) Free Diving
adalah kegiatan menyelam dengan menahan nafas selama beberapa waktu
di bawah permukaan air. Berbeda dengan Scuba Diving yang menggunakan
tabung udara saat menyelam, Free Diving dilakukan murni hanya
mengandalkan udara yang terdapat di paru-paru penyelam saja. Melakukan
free diving membutuhkan kemampuan menahan nafas yang baik dan benar.
b) Scuba Diving
adalah kegiatan menyelam dengan menggunakan alat bantu pernafasan
dengan menggunakan udara dari tabung udara. SCUBA (Self Contain
Underwater Breathing Apparatus) dirancang oleh Jacques Cousteau dimana
udara permukaan tinggi dimasukkan ke dalam tangki kemudian tekanannya
dikurangi sehingga dapat digunakan untuk bernafas di dalam air. Udara yang
digunakan di dalam tangki adalah oksigen murni.
Untuk seseorang yang belum familiar, mungkin ingin mengetahui apa
perbedaan antara snorkeling dan diving, padahal dua-duanya sama sama
menggunakan masker, snorkel, dan fin dalam kegiatannya. Namun Snorkeling
adalah aktivitas berenang di permukaan air dan melihat apa yang ada di bawah
permukaan air. Alat yang digunakan adalah masker, snorkel, dan fin. Jadi,
pada dasarnya snorkeling hanya dilakukan di permukaan saja. Karena
menggunakan peralatan yang sangat standard, snorkeling hanya dapat
dilakukan di siang hari karena sangat mengandalkan sinar matahari.
(tentangoseanografi,2014)
5. Navigasi darat
Navigasi Darat adalah suatu tekhnik untuk menentukan kedudukan suatu
tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat baik di medan sebenarnya
6

maupun pada peta, sedangkan personil yang menggunakannya disebut


Navigator. Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman tentang kompas
dan peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai.Pada prinsipnya
navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju
dan posisi keberadaan navigator berada di medan sebenarnya yang
diproyeksikan pada peta.Alat yang diperlukan untuk melakukan Navigasi
Darat, antara lain : Peta – Kompas – Alat Tulis – Penggaris. (Barripandapa.
2013)
6. Survival.
Survival berasal dari kata Survive, yang artinya bertahan hidup. Sedang
survival sendiri adalah suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh
seorang atau sekelompok orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir
bagi orang/kelompok yang sedang mengalaminya. Keadaan tidak menentu
(survival) ini bisa terjadi pada setiap orang yang tengah melakukan perjalanan,
petualangan atau penjelajahan di alam bebas. Pengetahuan dan tehnik survival
harusnya difahami oleh setiap orang, khususnya para penggiat alam
bebas/terbuka, hingga apabila suatu saat ia mengalami kondisi ini, paling tidak
ia telah mempunyai gambaran serta tindakan apa saja yang harus
dilakukannya. Berhasil tidaknya seseorang atau sekelompok orang keluar dari
kondisi survival ini, tergantung dari kesiapan mental dan fisiknya.
 Survival Individu
Berada pada keadaan survive seorang diri, selain menghadapi masalah
tehnis juga akan mengalami masalah kejiwaan. Sendiri dalam kondisi survival
akan mengundang rasa kesepian, bosan, takut ataupun panik. Kesepian dan
bosan dalam kondisi ini seorang diri adalah masalah besar yang harus dapat
diatasi ataupun dihindarkan, karena hal tersebut dapat menimbulkan rasa
tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan hidup saat
survival. Secara Psikologis mencegah kesepian dan kebosanan sama seperti
menanggulangi rasa takut dan panik. Jaga pikiran kita dengan mengerjakan
sesuatu yang akan berguna bagi kondisi survival ini, tapi tetap menjaga dan
memlihara emosi, kesadaran dan fisik kita.
7

 Survival Kelompok
Berkelompok dalam keadaan survival lebih banyak keuntungannya dari
pada survival perorangan, karena pada survival perorangan seluruh bahaya
akan dihadapi seorang diri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tenaga
untuk melakukan pekerjaan dan adanya komunikasi serta saling menjaga.
Walaupun dalam berkelompok banyak hal yang dapat dilakukan untuk
kepentingan bersama tetapi banyak hal juga yang dapat merugikan
kepentingan bersama. Menyamakan persepsi, tujuan, prioritas pekerjaan
adalah hal yang tak mudah, akan banyak waktu pula yang akan terbuang.
Untuk menjaga agar kebersamaan tetap terkontrol pada keadaan survival
kelompok, seluruh anggota harus segera memilih seorang pemimpin. Dimana
seorang yang dipilih mempunyai beberapa kretaria yang berhubungan dengan
pengetahuan dan tehnik survival. Dengan mengakui salah seorang dari
anggota untuk dijadikan pemimpin sudah dapat menyelesaikan satu masalah
dalam kebersamaan.(survival491m. 2011)
B. Manajemen Perjalanan
Manajemen Perjalanan adalah syarat penting ketika Anda atau Kelompok
yang ingin melakukan perjalanan.tanpa itu, maka bisa kita bilang perjalanan
tidak akan berjalan baik. Kuncinya ada di Persiapan Sebelum memulai
kegiatan/perjalanan biasakanlah untuk mempersiapkan diri/kelompok anda
secara seksama. artinya melihat kebutuhan kegiatan/perjalanan dengan
lengkap,tuntas dan teliti. sebisa mungkin tidak ada yang tercecer. Karena ini
adalah wujud tanggung jawab awal kita atas diri kita sendiri maupun
kelompok yang kita pimpin. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan secara konsep yaitu 4W + 1H:
 Who = Siapa?
Siapa yang akan melakukan perjalanan, dengan siapa, bagaimana sikap
mental dan kondisi fisiknya.
 What = Apa?
Apa tujuan kegiatannya (Sport, Hoby,Education,research,ekspedisi dll).
 When = Kapan?
8

Ini mencakup perencanaan mengenai kapan memulai kegiatan perjalanan,


kapan berakhirnya, dan berapa lama kegiatan ini berlangsung.
 Where = Dimana?
Bagian ini adalah sebuah tujuan dari perjalanan yang harus ditentukan.agar
perjalanan menjadi fokus.
 How = Bagaimana?
Bagaimana kita dapat melakukan perjalanan dengan melaksanakan
4W.selain itu, bagaimana kita menentukan bentuk perjalanan misalnya
mendaki gunung (hiking), Panjat tebing (rock climbing), penelusuran gua
(caving) arung jeram (rafting), menyelam (diving), selancar
(surving).bentuk kegiatan ini akan terkait dengan tujuan dan persiapan
kebutuhan yang harus dipersiapkan.
1) Pelaksanaan
Setelah perencanaan dan persiapan tersusun, dengan merencanakan
lintasan perjalanan baik perkiraan jarak maupun estimasi waktu, anggaran
biaya,dan kebutuhan logistik yang mencakup (konsumsi, perlengkapan), maka
dengan demikian perjalanan siap dilakukan.
2) Evaluasi
Menjadi hal penting untuk proses pembelajaran. di mana kita bisa melihat
kekurangan dan kelebihan dari proses perjalanan yang sudah berlangsung.
dengan demikian kita mampu memperbaiki kekurangan dan mengembangan
kelebihan untuk proses perjalanan yang akan kita lakukan kemudian hari.
3) Perlengkapan Perjalanan
Perlengkapan untuk suatu perjalanan harus selengkap mungkin, tetapi juga
harus sepraktis mungkin dan seringan mungkin dengan prinsip maximum
utility in minimum weight. Alat – alat khusus untuk aktifitas di alam terbuka
dibuat sedemikian rupa sehingga dalam satu alat dapat menggabungkan
beberapa fungsi atau kegunaan, seperti contoh : Pisau lipat/ serba guna
(Victorinox) dapat memotong, membuka kaleng, membuka tutup botol. Ponco
dapat berfungsi sebagai pelindung saat hujan ketika berjalan dan dapat
digunakan sebagai penutup untuk bivak (tempat perlindungan saat
9

survival).tentunya kebutuhan harus disesuikan dengan bentuk kegiatan yang


akan kita lakukan. di bawah ini adalah standart kebutuhan untuk mendaki
gunung (hiking)
Beberapa perlengkapan perjalanan atau pendakian :
Angkatan :
1. Tali Webbing
2. Botol UC 5
Kelompok :
1. Flysheet
2. Tenda
3. Matras
4. Nasting
5. Peralatan Navigasi (Kompas, Peta Topografi, Penggaris dan Buku
Tulis)
6. Pisau lipat/serba guna (Victorinox)
7. Korek Api
8. Tissue kering dan basah
9. Bahan makanan
10. P3K
11. Lilin
12. Kompor Gas + Gas Hi-Cook
Individu :
1. Carrier/ Daypack + Cover bag
2. Sepatu Trekking
3. Rain Coat/ Ponco/ Jas hujan
4. Sleeping Bag
5. Topi Rimba
6. Pakaian Ganti Secukupnya
7. Lampu Senter/ Head Lamp
8. perlengkapan makan dan minum plastik atau alumunium
9. Trash Bag/ Kantung Plastik Sampah
10

C. Rute Perjalanan & Peta Lokasi Kegiatan Perjalanan


Rute perjalanan :
Pelepasan dilakukan di Kampus UNM Parang Tambung -> Perjalanan
menggunakan kendaraan menuju Kab. Pangkajene dan Kepulauan -> Dusun
Bonto bonto Desa Balleangin Kec. Balocci Kab. Pangkajene dan,Kepulauan
(Pangkep) -> Titik Camp Kampung Lembah Biku Desa Balleangin Kec.
Balocci Kab. Pangkep -> Jalan dari titik camp -> Titik finish Dusun Bungaeja
Desa Tukamasea Kec. Bantimurung Kab. Maros -> Perjalanan menggunakan
kendaraan menuju kampus
11

Peta Perjalanan :
12
13

D. P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan
dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti
pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang
sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh
orang yang pertama kali melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara
cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat
kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat
atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian.
1. Tujuan P3K
Tujuan dari P3K adalah sebagai berikut:
a. Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian:
b. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban.
c. Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu.
d. Mencari dan mengatasi pendarahan.
2. Tindakan Pertama Saat Menemukan Korban
Pastikan pernapasan korban telah stabil, kalau perlu lakukan RJP.
Mengadakan diagnosa (mendapatkan informasi tentang keadaan korban).
a. Riwayat, yaitu cerita tentang bagaimana insiden itu terjadi, bagaimana
cedera atau penyakit yang didera.
b. Petunjuk luar, semua petunjuk yang mungkin ada pada korban seperti
catatan medis korban, obat-obatan yang dibawa korban.
c. Keluhan, adalah sesuatu yang dirasakan atau dialami atau dijelaskan oleh
korban seperti mual, nyeri panas, dingin atau lemah.
d. Gejala, adalah rincian dari pengamatan yang anda lihat, cium dan raba
dalam suatu pemeriksaan korban (pemeriksaan dari ujung rambut sampai
ujung kaki).
e. Melakukan pertolongan dan perawatan terhadap hasil diagnosa diatas
sesuai dengan prioritas pertolongan. (Smallcrab.2015)
14

BAB III
KEGIATAN PERJALANAN

A) Lokasi Kegiatan Perjalanan


1) Kondisi Umum
Kampung Lembah Biku Desa Balleangin Kec. Balocci Kab. Pangkep
dikelilingi oleh lahan karst yang besar,kondisi ini membuat masyarakat
disana harus menempuh jarak tempuh yang cukup jauh untuk mengambil air
dan karena dikelilingi oleh lahan karst sehingga akses jalan susah dilalui,
harus melewati gunung batu karst dan memakan waktu yang cukup lama
untuk mencapainya sehingga listrik tidak masuk ke kampung ini,masyarakat
hanya mengandalkan lilin atau pelita sebagai penerangan dan kayu bakar
untuk memasak. Walaupun begitu masyarakat disana sebagian besar
merupakan petani karena adanya beberapa sumber daya alam yang bisa
mereka manfaatkan disana juga banyak tempat air yang memiliki ikan itu
pula yang kemudian dipelihara oleh masyarakat setempat.
2) Kondisi geografis
secara administratif luas wilayah kabupaten pangkajene dan kepulauan
12.362,73 km2 untuk wilayah laut seluas 11.464,44 km2, dengan daratan
seluas 898,29 km2, dan panjang garis pantai di kabupaten pangkajene dan
kepulauan yaitu 250 km, yang membentang dari barat ke timur. Kabupaten
pangkajene dan kepulauan terdiri dari 3 kecamatan, dimana 9 kecamatan
terletak pada wilayah daratan dan 4 kecamatan terletak di wilayah kepulauan.
Adapun batas Administrasi dan batas fisik kabupaten Pangkajene dan
kepulauan adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Barru
- Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Maros
- Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Bone
- Sebelah Barat berbatasan dengan pulau Kalimantab, Pulau Jawa dan
Madura, Pulau Nusa Tenggara dan Pulau Bali
15

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan kabupaten yang struktur


wilayah terdiri atas 2 bagian utama yang membentuk kabupaten ini yakni
secara garis besar wilayah daratan kabupaten Pengkajene dan Kepulauan
ditandai dengan bentang alam wilayah dari daerah dataran rendah sampai
pegunungan.
Kampung Lembah Biku Desa Balleangin Kec. Balocci Kab. Pangkep
merupakan desa yang letaknya tersembunyi diatas gunung karst Pangkep.
Luas wilayahnya mencapai 143,48 km2 atau 12,90 persen dari luas
keseluruhan kabupaten Pangkep. Secara administratif, kecematan Balocci
terbagi atas 4 kelurahan, 1 desa, 8 lingkungan, 2 dusun, 25 RW, dab 83 RT.
Kelima kelurahan/Desa tersebut adalah Kassi, Tonasa, Balocci Baru,
Balleangin, dan Tompobulu. Tidak hanya tempat tinggal yang dari kayu dan
bambu, sarana prasana seperti jalan, sekolah dan kesehatan serta listrik belum
pernah mereka nikmati sama sekali. Perkampungan ini terletak di dalam
lembah sebuah gunung batu di kelurahan Balleangin, kecamatan Balocci,
kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.letaknya sangat terpencil, jauh
dari ibu kota Kabupaten Pangkep dan hanya ada 15 rumah di kampung yang
terletak di atas pegunungan karst ini. Tidak ada akses untuk tembus ke
kampung ini selain jalan kaki di lereng gunung. Sehingga, listrik tidak sampai
ke rumah mereka. Jaraknya yang sangat jauh menyulitkan pemerintah untuk
pasang listrik. Warga di kampung ini masih seperti hidup di jaman batu jika
malam tiba mereka hanya mengandalkan penerangan dari pelita kayu bakar
yang dinyalakan setiap malam. Di Kampung ini juga hanya bisa memasak
menggunakan kayu bakar. Tidak ada kompor seperti yang digunakan
masyarakat pada umumnya.
Butuh perjuangan untuk sampai di kampung ini sebab waktu yang
digunakan untuk dapat mencapai kampung ini sekitar lima kilometer berjalan
kaki dari Ibu kota Kelurahan Balleanging, kemudian menanjak dan mendaki
melewati empat gugusan karst. Diperlukan waktu dua hingga tiga jam untuk
sampai ke Kampung Biku. Semua jalan yang dilewati ini terdiri dari batuan
16

karst. Tidak ada tanah untuk berpijak. Tetapi jalan itu dipenuhi gugusan
batuan karst yang tajam. Sehingga setiap yang melintas harus berhati-hati.

B) Tahap Persiapan
1) Technical Meeting
Adalah tahapan awal yang dilakukan untuk menyesuaikan dan
menyepakati jadwal panitia dan peserta yang dilaksanakan pada hari Minggu,
06 Oktober 2019.
2) Indoor
Tahapan ini merupakan tahapan materi pada peserta yang dilakukan
tanggal 14 sampai 16 oktober 2019, adapun materi yang didapat dari indoor
sebagai berikut:
a. Selayang Pandang

Pada hari senin,14 oktober 2019 materi pertama di bawakan oleh


Kanda Kadri (kanda Grigri). Dimana beliau memaparkan bahwa
WANAPANCA merupakan singkatan dari Wahana Mipa Pencinta Alam
yang dibentuk pada tanggal 22 Agustus 2002. Dimana Hariono Ketua
BEM pada saat itu membuat Lokakarya untuk membahas mengenai akan
dikemanakan potensi masyarakat MIPA dibidang Lingkungan pada saat
itu. Setelah Pembicaraaan itu maka menghasilkan Biro Pelestarian
Lingkuungan Hidup (BPLH) tahun 2000,dimana masing-masing jurusan
memiliki perwakilan didalamnya ( 5 jurusan pada saat itu Matematika,
Fisika, Kimia, Biologi, dan Geografi ) yang ada pada saat itu untuk
mewadah minat masyarakat MIPA di bidang Lingkungan Hidup. Namun
lambat laun eksistensinya mulai meredup. Pada Tahun 2001 orang-orang
yang bergabung didalamnya,dimana diketaioleh Imran Rosadi Jurusan
Biologi angkatan 2000. Kemudian BPLH itu meredup dan mengganti
nama untuk menarik minat masyarakat MIPA,yan diganti dengan nama
Biro PALAPA UNM (Biro Pencinta Alam MIPA UNM) dan berupaya
merekrut anggota baru sebelum periode berakhir dengan nama kegiatan
17

DIKSAR I dan memunculkan 16 orang peserta/kurang lebi 20 orang yang


dominan dari jurusan Fisika, Kimia, dan Biologi.

Pada periode selanjutnya saat Musyawarah Biro I (MUSYABIR I)


mengangkat saudara Maman S sebagai (ketua umum). Pada periode ini
terjadi lagi perubahan nama organisasi yang sebelumnya Biro PALAPA
FMIPA UNM menjadi WANAPANCA FMIPA UNM (Wahana MIPA
Pencinta Alam FMIPA UNM) terjadinya perubahan nama ini karena nama
PALAPA saat itu sama dengan nama organisasi daerah di Sulawesi
selatan, sehingga harus diganti. Setelah ditetapkannya nama
WANAPANCA FMIPA UNM dibawah naungan BEM maka berdirinya
22 agustus 2002. Langkah pertama yang dilakukan pada kepengurusan ini
adalah pengadaan sekretariat kemudian program kerja penguatan internal
pengurus, perekrutan anggota baru dengan nama kegiatan DIKSAR II.

Berikut ini merupakan profil ketua umum WANAPANCA dari periode


pertama hingga ketua umum periode 2019/2020, yaitu:

Profil Ketua Umum WANAPANCA Dari Periode Pertama Hingga Ketua Umum
Periode 2019/2020
18

Ketua Umum I Ketua Umum II


Maman Suparman Muh. Angga Wasita

Ketua Umum III Ketua Umum IV


Beniardi A. Adi Kurniawan

Ketua Umum V Ketua Umum VI


Ahmad Tri Sakti Jaya Patma
19

Ketua Umum VII Ketua Umum VIII


NurFajrinMa’ruf Lukman Amir

Ketua Umum IX Ketua Umum X


Maftuhah Fadil Muhammad

Ketua Umum XI Ketua Umum XII


Quraisy Taslim Yudha Pranata
20

Ketua Umum XIII Ketua Umum XIV


Sarmianto Makbul Faturahman

Ketua Umum XV Ketua Umum XVI


Haswandi Muh. Kadri

Tabel. 3.1 Profil ketua umum WANAPANCA dari periode pertama hingga ketua
umum periode 2019/2020

Gambar 3.1 Logo WANAPANCA


21

Makna Logo WANAPANCA


Tulisan Hitam = Memiliki batasan dari organisasi lain
Lima Bentuk Teratai = Manifestasi dari lima jurusan
Tiga Layar = Tri Darma Perguruan Tinggi
Arah Mata Angin =Kreatifitas dan Petualangan tidakhanya 1 arah
Akar Kalpataru = Bahwa ppelestarian itu sangat susah
Warna hijau = Mewakili Lingkungan Hidup
Berbentuk telur = Dalam mendirikan organisasi butuh perjuangan
Warna Orange = Almamater UNM

a) Adventure dan Kepecintaalaman


Materi Adventure dan kepencintaalaman dibawakan oleh Kanda
Haswandi (Kak Hook) pada hari yang sama senin,14 oktober 2019. Adventure
berasal dari bahasa inggris yang bermakna petualangan.Petualangan memang
sudah ada dari nenek moyang kita sedangkan Kepecintaalaman baru ada saat
ini. Jadi, kepencintaalaman itu ada sebab adanya petualangan(bagian dari
kepencintaalaman itu sendiri) sementara petualangan (adventure) itu berdiri
sendiri. Kepencintaalaman adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan yang menunjang baik secara langsung maupun tidak lanjut
tentang pecinta alam.
Pelaku = Pecinta Alam
Objek = Alam itu
Sementara petualangan itu hal yag dilakukan seseorang dialam bebas
tanpa memperhatikan resiko dan kondisi yang ada disekitarnya. Namun tidak
bisa di pungkiri keduanya selalu berbicara dan berkaitan dengan alam bebas.
Kepencintaalaman selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu:
a. Adventure
Ada beberapa bagian dari adventure:
1.Mountenering (Gunung hutan/Mendaki)
2.Climbing (Panjat Tebing)
3.Caving (Susur Gua)
22

4.Rafting (Arum Jeram)


5.Diving (Menyelam)
b. Hobi dan Kegemaran
Dimana kita bisa mengembangkan hobi dan kegemaran kita menjadi sebuah
prestasi dalam bidang kepencintaalan dan petualangan.
Ada 4 hal yang harus dikuasai seseorang saat berpetualang:
1) Fisik
2) Mental
3) Emosional
4) Jiwa
c. Konservasi
Dalam hal ini selalu berbicara tentang pelestarian lingkungan hidup. Jadi
saat melakukan pendakian kita bukan hanya sekedar mendaki namun juga
harus tetap memperhatikan alam dan lingkungan sekitar
Kemudian 3 hal yang harus diingat saat berpetualang:
1. Jangan mengambil sesuatu kecuali gambar
2. Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak
3. Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu

b) Teknik Navigasi Darat


Materi ini dibawakan oleh kakanda Zaenal pada hari Selasa, 15 Oktober
2019. Navigasi Darat adalah penentuan lokasi atau suatu tempatatau objek atau
arah. Hal yang terpenting dari navigasi darat yaitu kompas dan peta. Resection
adalah metode untuk menentukan kedudukan/posisi di peta dengan cara
membidik dua objek berbeda yang dikenali kemudian objek tersebut ada dipeta
dan ada dilapangan. Langkah-langkah resection :
 Lakukan orientasi peta dengan menggunakan kompas
 Cari minimal dua atau lebih tanda medan yang mudah dikenali dilapangan
dan di peta kemudian tandai. Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat
tanda-tanda medan itu untuk memudahkan orientasi
23

 Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita, sudut bidikan
dari kompas itu disebut sudut azimuth
 Pindahkan sudut-sudut bidikan yang didapat ke peta, kemudian hitung sudut
back azimuth sudut tersebut (sudut back azimuth didapat dengan
mengurangi/menambahkan sudut azimuth dengan 180, jika sudut azimuth
lebih besar dari 180 makan back azimuthnya di kurangi 180, sebaliknya
kalau sudut azimuth lebih kecil dari 180 makan back azimuthnya di tambah
180)
 Tarik garis memanjang dengan sudut back azimuth dari posisi tanda medan
yang sudah diketahui ke posisi kita yang belum diketahui pasti
 Perpotongan garis yang ditarik dari back azimuth tersebut adalah posisi kita
di peta.
Syarat resection
1. Berada pada tempat yang luas
2. Tempat yang tinggi
3. Objek yang terlihat
Prinsip intersection adalah menentukan posisi objek di peta dengan
menggunakan dua kali resection. Intersection digunakan untuk mengetahui atau
memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk
dicapai dan tidak terdapat di peta. Pada intersection, kita sudah yakin pada
posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection :
 Lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita di peta
 Bidik objek yang kita amati dan mau kita cari posisinya di peta
 Pindahkan sudut azimuth yang kita dapat dipeta dan tarik garis
memanjang dari posisi kita dipeta ke posisi benda yang belum diketahui pasti
 Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, kemudian
lakukan langkah 2 dan 3
 Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah
posisi objek yang dimaksud di peta.
c) Manajemen Perjalanan Alam Terbuka
24

Manajemen merupakan seni mengatur dan perjalanan ialah suatu


kegiatan yang keluar pada luar ruangan, berpindah dari satu titik ke titik
lain. Jadi manajemen perjalanan adalah seni atau cara mengatur segala
sesuatu dalam perjalanan untuk mengurangi resiko dan masalah dalam
perjalan dengan mempertimbangkan dan mengatur waktu, tujuan,
transportasi, logistik, kondisi fisik dan mental, serta mempersiapkan segala
perlengkapan agar perjalanan berjalan dengan lancar. Manajemen
perjalanan adalah syarat penting ketika Anda atau kelompok yang ingin
melakukan perjalanan.tanpa itu, maka bisa kita bilang perjalanan tidak
akan berjalan baik.
Kuncinya ada di persiapan sebelum memulai kegiatan/perjalanan
biasakanlah untuk mempersiapkan diri/kelompok anda secara seksama.
artinya melihat kebutuhan kegiatan/perjalanan dengan lengkap, tuntas dan
teliti. Sebisa mungkin tidak ada yang tercecer. Karena ini adalah wujud
tanggung jawab awal kita atas diri kita sendiri maupun kelompok yang
kita pimpin. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
secara konsep yaitu Rencana Operasional Perjalanan (ROP) : 4W + 1H.
 Who = Siapa?
Siapa yang akan melakukan perjalanan, dengan siapa,bagaimana sikap
mental dan kondisi fisiknya.
 When = Kapan?
Ini mencakup perencanaan mengenai kapan memulai kegiatan
perjalanan, kapan berakhirnya, dan berapa lama kegiatan ini
berlangsung.
 Where = Dimana?
Bagian ini adalah sebuah tujuan dari perjalanan yang harus
ditentukan.agar perjalanan menjadi fokus.
 How=Bagaimana?
Bagaimana kita dapat melakukan perjalanan dengan melaksanakan
4W.selain itu, bagaimana kita menentukan bentuk perjalanan misalnya
mendaki gunung (hiking), Panjat tebing (rock climbing), penelusuran
25

gua (caving) arung jeram (rafting), menyelam (diving), selancar


(surving). bentuk kegiatan ini akan terkait dengan tujuan dan persiapan
kebutuhan yang harus dipersiapkan.
 Why = Mengapa ?
Alasan Mengapa kita melakukan perjalanan.
d) Teknik Survival
Materi dibawakan oleh kakanda Arfian Akhmar rabu, 16
November 2019. Survival berasal dari kata Survive, yang artinya bertahan
hidup. Sedang survival sendiri adalah kemampuan atau teknik bertahan
hidup pada suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang
atau sekelompok orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi
orang/kelompok yang sedang mengalaminya. Survival ini bisa terjadi pada
setiap orang yang tengah melakukan perjalanan, petualangan atau
penjelajahan di alam bebas (survival di Gunung Hutan, Laut, Gurun,
Rawa).
Hal yang mempengaruhi seseorang berada pada survival pada
umumnya:
 Segi Psikilogis (Cemas,takut)
 Segi Fisiologis (Kekurangan makanan,minum,dll)
 Segi Lingkungan (Bencana alam)
Faktor yang mempengaruhi seseorang berada di kondisi survival
yang lebih khusus :
 Faktor Subjektif: Takut, kurang latfis, keteledoran, dan sebagainya
(Berasal dari diri sendiri).
 Faktor Objektif: Serangan binatang buas,bencana alam, iklim atau
cuaca
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
 Kepercayaan diri dan Semangat untuk tetap hidup
 Akal sehat
 Disiplin dan rencana matang
26

 Kemampuan belajar dari pengalaman


2. Pengetahuan
 Cara membuat bivak
 Cara memperoleh air dan mendapatkan makanan
 Cara membuat api
 Pengetahuan orientasi medan
 Cara mengatasi gangguan binatang
 Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan
 Latihan mengidentifikasikan tanaman
 Latihan membuat trap, dll
Ketika kita menghadapi situasi yang mengharuskan kita survival
seperti tersesat misalnya, hal yang perlu diingat adalah melakukan metode
STOP+P.
S = Stop and seating (berhenti dan duduk setenang)
T = Thingking (Berfikirlah)
O = Observe (Amati keadaan sekitar)
P = Planning (Buat rencana yang harus dilakukan segera mungkin) +
P = Pray (Do`a)
e) Teknik penyelamatan Korban Gawat Darurat
Materi ini dibawakan oleh kakak KSR yaitu kakanda Lkman
Saputra. Pertolongan yang diberikan pada korban sebaiknya dipilih secara
tepat agar dapat menyelamatkan korban tanpa menyebabkan timbulnya
cedera yang fatal. Keterampilan penyelamatan sangatlah penting dan
sebaiknya dikuasai agar dapat mempertahankan diri.
Tujuan pertolongan pertama yaitu:
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dn menunjang proses penyembuhan
a. Korban Tidak Sadar
27

 Teknik sampir bahu (korban dalam kondisi tengkurap). Teknik ini


dilakukan ketika sudah dipastikan bahwa korban tidak mengalami
patah tulang, urai sendi, atau cedera semacamnya. Jika korban
mengalami patah tulang punggung, maka teknik ini jangan dilakukan.
Sebab hanya akan menyebabkan kondisi korban semakin fatal.

Gambar 3.2. Korban dalam kondisi tengkurap


b. Korban Sadar
 Teknik gendong

Gambar 3. 3 Teknik gendong


Jika korban dalam kondisi lemah dan tidak mampu untuk berjalan,
penolong dapat menggunakan teknik ini.
 Teknik memapah
Jika korban masih mampu berjalan namun dengan kondisi yang lemah,
maka penolong diajurkan memilih teknik ini. Teknik ini juga
disarankan bagi penolong yang tidak memiliki cukup tenaga untuk
mengangkat korban.
28

Gambar 3.4 Teknik memapah

Gambar 3.6

Teknik menolong korban dengan berat badan cukup besar

Jika korban memiliki berat badan yang cukup besar, maka dapat
dilakukan evakuasi dengan 6 penolong. Tekniknya sama seperti
evakuasi dengan 4 penolong.
Cara mengendalikan perdarahan dari luar :
 Tekan pusat perdarahan secara langsung tapi jika memungkinkan
gunakan sesuatu sebagai pelindung antara tangan dan darah
korban.
 Tinggikan alat gerak yang mengalami perdarahan
 Tekan titik tekan ( nadi) sampai darah yang keluar berhenti
f) Advokasi Lingkungan Hidup
Kemudian materi terakhir dibawakan oleh Kakak dari Wahana
Lingkungan Hidup (WALHI), Aswan Sulfitra. Advokasi adalah pembelaan
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih bertujuan untuk perubahan
kebijakan yang mengarah pada kesejahteraan rakyat.
Advokasi lingkungan merupakan kegiatan terstruktur untuk mengubah
kebijakan yang berlaku yang tidak relevan dan berdampak pada pelestarian
lingkungan hidup.
Advokasi lingkungan hidup terbagi 2:
29

 Litigasi (Jalur hukum ,audiensi)


 Non Litigasi(Aksi,kampanye kreatif, atau pasang spanduk)
Cara ini dilakukan agar kita mendapatkan apa yang kita inginkan.
Hal yang harus dilakukan saat ingin melakukan advokasi lingkungan:
1. Menentukan isu apa saja yang harus diangkat mengenai lingkungan
hidup.
2. Melakukan riset, ketika aturan-aturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah tidak memihak kepada masyarakat dan mempengaruhi
kelestarian alam hal itu patut untuk diadvokasikan.
Saat ini tak jarang ada organisasi kepencintaalaman yang hanya
sekedar mendaki tanpa tau bagaimana cara mengadvokasi lingkungan
hidup padahal itu merupakan tugas dari sebuah organisasi
kepencintaalaman.namun terkadang ketidaktauan dan ketidakpahaman
(kondisi) yang membuat seseorang tidak peduli terhadap segala sesuatu
apalagi lingkungan hidup.
1) Praoudoor
Praoudoor adalah tahapan sebelum melakukan kegiatan oudoor, adapun
tahapan yang harus dilakukan :
a) Latihan Fisik
Tahapan ini adalah persiapan tubuh peserta untuk melakukan
outdoor adapun olahraga yang di lakukan yaitu lari, naik turun tangga,
push up, sit up.
b) Simulasi Navigasi Darat dan Teknik Penyelamatan Korban Gawat
Darurat
Pada tahap ini para peserta di tes kemampuannya dalam
mengaplikasikan materi indoor yaitu navigasi darat dimana peserta
melakukan resection dan intersection kemudian untuk teknik
penyelamatan korban gawat darurat peserta diajarkan dan
mempraktekkan secara langsung cara menangani korban gawat darurat
dan cara membuat tandu untuk si korban.
c) Persiapan Perlengkapan
30

Tahapan ini kita membutuhkan perlengkapan yang lengkap untuk


melakukan perjalan dan salah satu contohnya untuk mendapatkan alat
tersebut yaitu peminjaman alat di Mapala lain.
d) Cek kesehatan
Di tahap ini sangat penting karena saat akan melakukan outdoor
kondisi fisik harus memungkinkan untuk elakukannya sehingag diadakan
cek kesehatan untuk para peserta juga panitia sebelum melakukan
outdoor.
e) Evaluasi Perlengkapan
Perlengkapan disiapkan pada hari Rabu, 13 November 2019 dan
diperiksa kelengkapannya sebelum keberangkatan.

3) Tahap Perjalanan
Hari Rabu, tanggal 13 November 2019 kami berkumpul di sekret
WANAPANCA FMIPA UNM. Persiapan perjalanan dilakukan depan kantin
MIPA, setelah persiapan kamiipun pelepasan dan berangkat ke lokasi
DIKSAR pukul 14.30 WITA dan sampai dilokasi pukul 16.01 WITA. Setelah
sampai Dusun Bonto bonto Desa Balleangin Kec. Balocci Kab. Pangkep kami
sholat dan beristirahat sebentar di lokasi, pukul 16.15 WITA kami mulai jalan
dan singgah dirumah pak RT untuk mengambil air dan beristirahat sambil
menunggu panitia yang lain datang. Setelah panitia yang lain datang pukul
16.30 WITA kami mulai jalan lagi ke Titik Camp yaitu Kampung Lembah
Biku Desa Balleangin Kec. Balocci Kab. Pangkep saat diperjalanan kami
sempat mengalami kendala kami tidak tau kearah mana kami harus berjalan,
saat tau bahwa kami tersesat saat itujuga kami memutuskan untuk berhenti
berjalan, karena tidak memperhatikan tanda yang ada dijalan akibatnya kami
salah melewati jalan, setelah mendapat penjelasan kami kembali melanjutkan
perjalanan dan sampai ke lokasi camp pada pukul 20.00 WITA. Sampai
dilokasi kami beristirahat beberapa menit,kemudian mulai memasak dan
membangun tenda bagi kelompok yang mempunyai tenda. Pukul 22.10
WITA semua selesai makan kemudian tidur.
31

Dini hari kamis, 14 November 2019 pukul 03.00 WITA kami dibangunkan
untuk penerimaan materi outdoor mengenai “Makna Logo WANAPANCA
FMIPA UNM” oleh kakanda Gri gri. Setelah materi pukul 05.00 WITA kami
disuruh membongkar barang kami untuk melihat kelengkapan alat-alat yang
dibawa oleh setiap kelompok, setelah itu kami sholat subuh berjamaah.
Kemudian pukul 05.30 WITA kami di kumpulkan kembali untuk
survival,kami di berikan korek, benang, tasi, kail, beras secukupnya, garam,
telur satu butir, dan nesting, pukul 05.35 WITA kami dilepas untuk mulai
survival, selanjutnya kami mencari lokasi untuk membangun bivak, pertama-
tama kami mencari lokasi bivak yang dekat dengan sumber air namun lokasi
itu sudah diambil terlebih dahulu oleh kelompok Apis dan Celocia. Kamipun
mencari lokasi lain tapi tidak menemukan Lokasi yang dekat dengan Sumber
air tapi kami akhirnya menemukan lokasi yang cocok meskipun tidak dekat
dengan sumber air. Setelah akhirnya menemukan lokasi yang bagus untuk
membangun bivak, saya dan viola pun mulai mencari kayu untuk membuat
perapian kami, untungnya lokasi kami banyak dijumpai kayu kering dan
daundaun kering yang mudah tersuut api sehingga memudahkan kami uuntuk
membuat perapian. Pukul 05.50 WITA perapian kami sudah ada dan
sementara kumbang mulai membangun bivak pukul 06.00 WITA, Pukul 6.20
WITA bivak berdiri, pukul 06.35 WITA kami mulai memasak nasi dan pergi
memancing pukul 8.00 WITA namun tidak mendapatkan apa-apa, kami pun
kembali ke bivak pukul 08.30 WITA untuk beristirahat. Kemudian dari pukul
09.30 WITA sampai 11.30 WITA kami hanya memancing jika tidak
mendapatkan ikan kami beristirahat. Pukul 16.15 WITA kami membakar ikan
yang kami peroleh bersama-sama dan memakannya bersama. Setelah makan
pukul 17.00 WITA kami dikumpulkan untuk resque,disini kami diuji sampai
di mana kami memahami dan dapat mengaplikasikan materiyg di dapatkan
saat indor yaitu teknik penyelamatan korban gawat darurat,kami dibentuk
menjadi kelompok besar dan di beri petunjuk untuk menemukan alat-alat
resque karena ada korban yang harus diselamatkan,waktu yang diberikan
duajam untuk menemukannya. Namun hingga pukul 20.00 WITA kami tidak
32

mampu menemukan semua alat-alat yang dibutuhkan untuk menyelamatkan


si korban dan itu menjadi kesalahan yang sangat fatal bagi kami. Pukul 21.20
WITA kami kembali ke bifak masing-masing kelompok untuk beristrahat dan
tidur.
Jum`at, 15 November 2019 Pukul 03.00 WITA kami dibangunkan untuk
kumpul ke lokasi camp panitia lalu evaluasi materi pada saat indoor dan
ditanya mengenai tugas untuk menghafal lirik “MARS WANAPACA”, pukul
06.30 WITA evaluasi oleh panitia telah selasai. Pukul 08.30 WITA semua
peserta selesai mandi,berganti pakaian dan mulai memasak. Selesai memasak
pukul 09.00 WITA kami makan bersama panitia. Pukul 09.20 WITA
penutupan dan pemberian gelang prusik kepada masing-masing peserta
sebagai tanda telah mengikuti kegiatan DIKSAR XVII WANAPANCA
FMIPA UNM dan foto bersama dengan pengurus dan panitia yang ada.
Setelah itu, pada pukul 10.00 WITA meninggalkan lokasi camp menuju
Dusun Bungaeja Desa Tukamasea Kec. Bantimurung Kab. Maros, kami
sampai dilokasi untuk menunggu mobil pukul 13.00 WITA, kemudian pukul
13.50 WITA setelah mobil datang dan kami meninggalkan lokasi untuk
kembali ke Makassar, kami tiba di kampus UNM Parang Tambung pukul
16.30 WITA.
4) Tahap Pasca Perjalanan
a) Pencucian Alat
Pencucian alat dilakukan agar alat yang ada bias bertahan lama
b) Pengembalian alat
Pengembalian alat dilakukan jika ada alat yang di pinjam oleh peserta
c) Membuat Laporan Perjalanan Diksar
Laporan perjalanan diksar adalah tahapan akhir yang memiliki format
laporan yang diberikan oleh panitia untuk mencapai pengukuhan.
33

BAB IV
PENUTUP

A) Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan DIKSAR XVII WANAPANCA FMIPAyang
berlokasi di Kampung Lembah Biku Desa Balleangin Kec. Balocci Kab.
Pangkajene dan Kepulauan peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan
yang telah didapat pada saat indoor berlangsung, salah satunya
pengaplikasian yaitu untuk bertahan hidup di alam bebas dengan bekal
seadanya (Survival). Kami bisa bertahan hidup dialam bebas dengan
kekompakan antar peserta yang terjalin selama proses DIKSAR XVII
WANAPANCA FMIPA.
B) Saran
a) Untuk Panitia
1) Selalu berusaha memberikan yang terbaik
2) Melaksanaan seluruh rangkaian kegiatan dengan penuh karena ada
salah satu rangkaian kegiatan yang tidak terlaksana
b) Untuk Peserta
1) Melakukan latihan fisik secara rutin
2) Peserta harusnya membawa perlengkapan dan obat-obat yang di
butuhkan
3) Lebih memperhatikan arahan yang diberikan oleh panitia sehingga tidak
melakukan kesalahan
34

DAFTAR PUSTAKA

Akapela.2014. Manajemen Perjalanan.


Indonesia.https://akapela.wordpress.com/artikel/manajemen-perjalanan/
Diakses pada tanggal 26 november 2019 di Makassar
Baleadventure,2012,mengenal-rock-climbing-panjat-tebing.
http://baleadventure.blogspot.com/2012/09/mengenal-rock-climbing-panjat-
tebing.html/ Diakses pada tanggal 6 Desember 2019 di Makassar
Barripandapa.2013.Navigasi Darat.Indonesia
https://barripandapa.wordpress.com/2013/03/17/3/Navigasi
Darat.Indonesia/. Diaskes pada tanggal 25 november 2019di Makassar
Beesalawatadventure ,2014
https://beesalawatadventure.wordpress.com/2014/09/07/. Diakses pada
tanggal 6 Desember 2019 di Makassar
LoodreamerAdventure,2009.Dasar Dasar Mountaineering
https://loopdreamer.wordpress.com/2009/05/05/dasar-dasar-
mountaineering/diakses pada tanggal 25 november 2019
Smallcrab.2015. Sekilas Mengenal Tujuan dan Prinsip Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan.Indonesia https://www.smallcrab.com/kesehatan/1356-
sekilas-mengenal-tujuan-dan-prinsip-pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-
p3k. Diaskes pada tanggal 25 november 2019 di Makassar
Survival49, 2011. apa-survival-itu
https://survival491m.blogspot.com/2011/04/apa-survival-itu.html/ Diakses
pada tanggal 6 Desember 2019 di Makassar
Tentangoseanografi, 2014. apa-perbedaan-snorkeling-diving
https://tentangoseanografi.wordpress.com/2014/08/30/apa-perbedaan-
snorkeling-diving/ Diakses pada tanggal 6 Desember 2019 di Makassar
35

LAMPIRAN

LAMPIRAN I
-Dokumentasi perjalanan kegiatan

Technical Meeting

Tahap Wawancara

Dokumentasi Indoor
36

Cek Kesehatan

Dokumentasi Latihan Fisik

Dokumentasi pelepasan DIKSAR XVII WANAPANCA FMIPA UNM


37

Dokumentasi saat survival

Dokumentasi penutupan

LAMPIRAN III
-Bukti Keuangan
Adapun pemasukan dan pengeluaran selama proses DIKSAR XVII
WANAPANCANCA FMIPA UNM,yaitu sebagai berikut:
No Pemasukan Pengeluaran
1, Kontribusi 130.000
2. Perlengkapan Angkatan 15.000
3. Perlengkapan Kelompok 30.000
Jumlah 175.000
38

-CV
Nila Hanriyani panggilan Nila, lahir pada
tanggal 17 Maret 2001, di tobadak salah satu
nama daerah di Mamuju Tengah, Sulawesi
Barat. Penulis anak pertama dari 4
bersaudara dari pasangan Hatta dan Nisra.
Penulis menempuh pendidikan di mulai dari
SDI Bayor Desa Topoyo (lulus tahun 2012)
melanjutkan ke MTS Al-Ikhwan Desa
Topoyo (lulus tahun 2015) dan MAS Plus Ypui Al-Ikhwan Topoyo (lulus tahun
2018).
Kemudian pada tahun 2018 penulis mengikuti Program S1 di perguruan
tinggi negeri,tepatnya di Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam(FMIPA) Jurusan Geografi. Sampai
dengan penulisan laporan ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswi di
Universitas Negeri Makassar (UNM).

Anda mungkin juga menyukai