Anda di halaman 1dari 51

TUGAS MAKALAH

WIDYA SELAM

Dosen Pengampu :DR.IR.ABDUL RAUF, M.Si

Nama: Auliyah Syahrani (07320220009)

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
PENDAHULUAN

Dalam sejarah penyelaman tidak di ketahui kapan pertama kali manusia


mulai menyelam. Manusia primitif sudah mulai menciba melakukan
poenyelaman walaupun dengan teori yang paling sederhana. Jadi usaha
manusia melakukan penyelaman telah dimulai sejak zaman purba seumur
peradaban manusia sendiri.Pada mulanya penyelaman dilakukan dengan
menahan napas, tanpa bantuan alat.Untuk mempercepat mencapai dasar
air, penyelam sering terjun dari satuketinggian dengan memeluk batu
sebagai pemberat. Setelah sampai padakedalaman yang dituju batu
tersebut dilepaskan dan mereka bergerak sesuaidengan kebutuhan untuk
apa penyelaman itu. Dengan demikian kedalaman danlamanya penyelaman
sangat terbatas dan tergantung kepada kemampuan menahannapas. Untuk
memperjelas penglihatan dalam air penyelam tradisional banyak memakai
kaca mata renang yang bingkainya terbuat dari bambu, biji kenari ataukayu
(Shibayama, Mano, & Okubo, 1987). Pada penyelaman tahan napas,
adaptasi manusia terhadap lingkungan penyelaman (air) sangat terbatas,
bahkan dapat dikatakan dengan menyelammanusia melawan kodratnya
sendiri. Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia berusaha menciptakan
alat selam berupa alat bantu pernapasan, pakaian selam,serta alat lain
pendukung penyelaman. Alat-alat bantu selam itu diperlukan untuk
beradaptasi terhadap media (lingkungan) penyelaman, sehingga perubahan-
perubahan flsiologis pada tubuh sejak terjun ke dalam air, menyelam ke
dasar air,selama berada di kedalaman, sampai muncul kembali ke
permukaan dapat berlangsung dengan wajar tanpa tinibul komplikasi
(Lucrezi et al., 2018).Alat-alat yang diciptakan manusia diantaranya: SCUBA
(Self ContainedUnderwater Breathing Apparatus) dan SSBA (Surface
Supplied BreathingApparatus). Dengan alat-alat tadi manusia dapat
menyelami sungai, laut, danaudan bahkan bawah es di daerah kutub (ice
diving), lebih lama dan lebih dalam.Dewasa ini telah dicapai suatu
kemaju-an yang sangat pesat baik dari segi teknik penyelaman maupun
peralatan penyelaman namun dalam tulisan ini penulis hanya akan
membicarakan teknik dasar penyelaman yang menggunakan
peralatanSCUBA (Scuba Diving) (Zheng, Yang, & Ni, 2018).
A. KONSEP DASAR PENYELAMAN
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan
atau tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Jenis Kegiatan menyelam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
tergantung antara lain kepada, kedalaman, tujuan dan jenis peralatan yang
digunakan. Jika kedalaman yang dijadikan tolok ukur, penyelaman dapat
dibedakan menjadi : a. Penyelaman dangkal Yaitu penyelaman dengan
kedalaman maksimum 10 m b. Penyelaman sedang Yaitu penyelaman
dengan kedalaman < 10 m s/d 30 m. c. Penyelaman dalam Penyelaman
dengan kedalaman > 30 m. Jika didasarkan kepada tujuan yang hendak
dicapai dalam kegiatan itu, penyelaman bisa dibedakan menjadi:
a. Penyelaman untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara,
antara lain : - Tactical (Combat) diving yaitu penyelaman untuk tugas-tugas
tempur - Submarine Rescue, penyelamatan kapal selam - Search & Rescue
(SAR) - Inspection & Repair (inspeksi dan perbaikan) - Ship Salvage
Penyelaman-penyelaman jenis ini pada umumnya dilaksanakan oleh para
penyelam Angkatan Bersenjata
b. Penyelaman komersial Yaitu penyelaman professional antara lain untuk
kepentingan konstruksi dibawah permukaan air, penambangan lepas pantai
(Off shore drilling). Salvage, dll.
c. Penyelaman Ilmiah (Scientific Diving) Penyelaman yang dilakukan untuk
kepentingan ilmiah, antara lain : penelitian biologi, geologi, arkeologi dan
kelautan pada umumnya.
d. Penyelaman Olah Raga (Sport Diving) Penyelaman yang dilakukan untuk
kepentingan mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan dan
kebugaran jiwa dan raga. Penyelaman olah raga (sport diving) ini dapat
dibedakan berdasarkan peralatan yang digunakan yaitu :
- Skin Diving : penyelaman yang dilakukan dengan menggunakan peralatan
dasar selam (masker, snorkel dan fins).
- Scuba Diving : penyelaman menggunakan peralatan Scuba. Pada
umumnya seseorang harus terlebih dahulu mahir dalam skin diving
sebelum menjadi penyelam scuba (Scuba Diver). Meskipun pada
uraian-uraian selanjutkan pembahasan lebih dititikberatkan pada hal
penyelaman olah raga, namun juga berlaku bagi semua jenis penyelaman
yang lain, karena hampir semuanya menggunakan media/peralatan yang
sama yaitu : SCUBA

● Sejarah
Menyelam merupakan kegiatau atau aktivitas outdoor yang menyenangkan
dikarenaka kita dapat melihat dan menjelajahi keindahan dan kecantikan
dunia bawah lawat yang penuh warna-warni serta ketakjuban. Selain dapat
menikmati keindahan bawah laut, meyelam juga memiliki tantangan yang
berat serta beresiko sehingga mampu memacu adrenalin, rasa keingin
tahuan serta kebahagian tersendiri bagi pelaku.
Kapan Manusia pertama kali menyelam??? Tidak ada seorangpun yang
tahu pasti kapan manusia pertama kali menyelam, namun bukti sejarah
menunjukkan bahwa manusia pertama kali menyelam menggunakan kulit
domba yang terisi udara, hal dicatat dan tertulis pada relief dinding batu
yang menggambarkan expedisi Assyiria di abad ke 9. Relief tersebut dapat
dilihat di Great Britain museum di U.K. Relief tersebut
menggambarkan seorang serdadu menyelam menggunakan sebuah
kantong udara yang terbuat dari kulit domba, Inilah awal permulaan
manusia memasuki dunia bawah laut hingga sekarang. Jadi bias dikatakan
bahwa menyelam merupakan sebuah kegiatan, ekspedisi, dan olahrag yang
sudah tua. Sejarah Singkat Penyelaman:
● Tahun 820 SM (Sebelum Masehi): Penyelaman Pertama kali
menggunakan kantung udara yang terbuat oleh kulit domba
● Tahun 400 SM (Sebelum Masehi): Penyelaman menggunakan
drum kayu dimana penyelam masuk kedalam drum yang
tertutup rapat dan diturunkan kedalam air.
● Tahun 320 SM (Sebelum Masehi): Penyelaman sudah
mengalami peningkatan dengan menggunakan besi baja,
dimana orang masuk didalam besi baja yang berbentuk doom
tersebut dan diturunkan kedalam air
● Tahun 1700 (Tahun Masehi): Penyelaman telah mngalami
kemajuan dimana penyelam sudah memperoleh suplai udara
dari permukaan yang dikenal dengan ASK (Alat Selam Klasik)
sehingga penyelam sudah bisa bergerak bebas.
● Tahun 1900 (Tahun Masehi): Penyelam sudah menggunakan
tabung bertekanan serta penyelam sudah dapat beraktivitas
bebas dibawah air, penyelaman ini hingga sekarang.

● JENIS
Kegiatan menyelam dapat di bedakan menjadi beberapa jenis tergantung:
● Kedalaman
● Tujuan
● Jenis peralatan

1. Kedalaman
Jika di dasarkan pada kedalaman, maka penyelaman dapat di bagi
menjadi 3:
A. Penyelaman dangkal (maks 10 m)
B. Penyelaman sedang (10-30 m)
C. Penyelaman dalam (> 30 m)

2. Tujuan
Jika di dasarkan pada tujuan yang hendak di capai, maka
penyelaman dapat di bagi menjadi 4 jenis yaitu:
a. Penyelaman untuk kepentingan pertahanan&keamanan
✓ Tactical(combat) diving
✓ Submarine rescue(dislambar)
✓ Inspection& repair
✓ Ship salvage
b. Penyelaman untuk komersial
Adalah penyelaman-penyelaman profesional antara lain untuk
kepentingan-kepentingan konstruksi di bawah permukaan air,
penambangan lepas pantai (off shore drilling), salvage , budi
daya perairan, pariwisata, film dan fotografi bawah air, dll

c. Penyelaman ilmiah (Scientific diving)


Adalah penyelaman yang di lakukan untuk kepentingan ilmiah,
antara lain penelitian-penelitian biologi, geologi, arkeologi, dan
kelautan pada umumnya.
d. Penyelaman olahraga (sport diving)
Adalah penyelaman yang di lakukan untuk kepentingan
mepertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan dan
kebugaran jiwa dan raga.

PENYELAMAN FILM DAN FOTOGRAFI


PAKAIAN & ALAT SELAM
DAFTAR PUSTAKA

ADSI. 2015. Diving. Basic Diver and Open water Training. Panduan Pelatihan
untuk Scuba Diver. 27 pp.

Priosambodo D. 2014. Buku Ajar Widya Selam. Makassar. LKPP Pusat


Kajian dan PJacques-Yves Cousteau, The Ocean World of Jacques
Cousteau,Vol. 20, Revised Edition, The Danbury Press, Santa Anna, 1975.
Jeppesen, Sport Diver Manual, Vol. II, Jeppeson-Sanderson, Inc., Denver,
Colorado, 1980. P.B. Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia,
Persyaratan & Persatuan Dasar Selam Olahraga Indonesia, Jakarta, 1980. ---
--------, Standart Instruksi Selam Olahraga Indonesia, Jakarta, 1979 Robert W.
Smith, New Science of Skin and Scuba Diving, Sixth Edition, New Century
Publishers, Inc., 1980. Santosa, Kesehatan Kelautan, Jakarta,
1983eningkatan Aktivitas Instruksional Universitas Hasanuddin.
B. PRESEPEKTIF KEGIATAN PENYELAMAN DALAM IMPLEMENTASI
BEBERAPA BIDANG ILMU

✓ Teknik lingkungan
✓ Kimia & teknik kimia
✓ Biologi
✓ Oseanografi
✓ Geologi
✓ Arsitektur
✓ Perencanaan wilayah (pesisir dan laut)
✓ Perikanan
✓ Wisata bahari
✓ Dll

A. Teknik lingkungan
Sistem pengelolaan lingkungan merupakan kajian spesifik
untuk penyediaan tenaga penyelam dan pengelolaan
berkelanjutan.

B. Kimia & teknik kimia


Penelitian kelautan bidang kimia belum lama ini
berkembang ke arah sumber baru dari bahan kimia yang di
bawah laut. Respon beberapa biodata terhadap perubahan
kimia lingkungan.

C. Biologi
Penelitian kelautan bidang biologi ( flora & fauna) banyak
berekmbang dengan baik underwater research maupun
surface water research. Mtetode penelitiannya sendiri
sudah banyak berkembang berdasarkan kepentingan dan
kegunaan dari data itu sendiri. Metode penelitian terumbu
karang dari transect line, t.square. t. Point (reef check).dll
D. Oseanografi
Penelitian kelautan fisika oseanografi yang di
kembangkan di itb sebaiknya lebih banyak di kembangkan
pada hal-hal yang bersifat survey lapangan. Penelitian
selama ini banyak ke arah modeling...?
Penelitian yang bersifat empiris dan survey lapangan
dengan bidang kajian terhadapa fenomena fisik dari suatu
kawasan akan sangat menarik untuk support research
bidang-bidang yg lain. (pasang surut, arus, gelombang,
suhu, salinitas, kecerahan, kekeruhan, dll) yang dapat
menampilkan profil suatu kawasan.

E. Geologi
Geoformologi, litologi, kelautan merupakan hal menarik
untuk menjadi kajian penelitian. Hidrogeologi, masalah
terpopuler dari masyarakat pesisir adalah ketersediaan air
tawar.

F. Arsitektur
Salah satu implementasi hasil-hasil penelitian fisik dapat
di buat menjadi maket kawasan atau pulau yang dapat
menampilkan potensi sember daya yang dimilikinya atau
potensi pengembangannya.

G. Perencaan wilayah pesisir


Implementasi lain dari hasil-hasil penelitian dasar adalah
perencanaan wilayah pesisir, walaupun bidang ini
merupakan kajian komprehensif dari berbagai bidang
seperti yang telah di bahas di tambah kajian lain misalnya
demografi, perikanan, sosial ekonomi dan budaya.

H. Perikanan
Kegiatan perikanan khususnya informasi ikan ikan dasar
(demersal) membutuhkan kajian bawah air melalui
kegiatan selam. Penyajian informasi sangat di butuhkan
untuk pemanfaatan ikan-ikan demersal secara
berkelanjutan.
I. Wisata bahari
Kegiatan wisata bahari khususnya informasi destinasi
wisata yang berpotensi untuk di kembangkan
membutuhkan kajian bawah air melalui kegiatan selam.
Penyajian informasi sangat di butuhkan untuk menetukan
spot-spot diving yang menarik untuk wisatawan .
C. Peralatan selam

1. Masker
Masker selam adalah jendela kedap air yang melindungi
sebagian wajah, terutama mata dan hidung dari air. Bagian lensa
dibuat dari kaca pengaman sementara kantong hidung serta
kerangka masker dibuat dari silikon atau karet. Di bagian sisi
masker terdapat tempat untuk memasang snorkel. Sewaktu
mengenakan masker, penyelam bernafas dengan mulut. Masker
dapat menjadi berembun atau kemasukan air bila penyelam
memaksa untuk bernafas melalui hidung. Rambut penyelam juga
tidak boleh terjepit di antara masker dan wajah supaya masker
tidak kemasukan air.Masker tersedia dalam berbagai ukuran,
termasuk untuk anak-anak dan wanita. Dibandingkan masker
selam scuba, masker snorkeling umumnya berukuran lebih kecil
agar kantong udara di dalam masker menjadi sekecil mungkin.
Penyelam harus memakai ukuran masker yang pas dengan wajah
agar masker tidak kemasukan air. Ukuran masker yang pas bisa
diperiksa tanpa perlu memasangkan tali pengikat di kepala.
Masker diletakkan di wajah, dan ditekan sambil menarik nafas
perlahan-lahan. Bila masker tidak jatuh maka ukuran masker
sesuai dengan wajah pemakainya. Tekanan air membuat masker
menjadi kedap udara, sementara tali pengikat hanya menahan
masker agar tidak terlepas.
2. Snorkel
Snorkel terdiri dari dua bagian: selang udara dan pelindung mulut.
Selang dibuat dari pelastik atau karet keras, dengan ukuran
diameter sekitar 2 cm dan panjang sekitar 30 cm. Selang yang
terlalu panjang membuat bernafas menjadi sulit, dan
memperbesar kemungkinan penyelam menghisap kembali
karvon dioksida yang tertahan di dalam selang. Pelindung mulut
dibuat dari silikone atau karet, dan terdiri dari penutup berbentuk
lengkung dan bagian untuk digigit. Ukuran pelindung mulut juga
harus sesuai dengan ukuran mulut. Ketika menyelam di bawah air,
udara di dalam snorkel keluar, dan air masuk ke dalam snorkel.
Ketika sampai di permukaan, air dalam snorkel dikuras dengan
cara menghembuskan udara keras-keras dari dalam mulut.
3. Kaki katak (fin)
Kaki katak adalah sepatu karet dengan sirip yang melebar di
bagian ujung kaki. Snorkeling bisa saja dilakukan tanpa kaki
katak, tapi alat ini bisa menambah daya dorong kaki manusia
ketika berenang. Kaki katak terdiri dari dua jenis: tumit terbuka
(open heel) dan kaki tertutup (full foot atau pocket foot). Jenis
kaki katak kaki tertutup tersedia dalam berbagai ukuran seperti
halnya ukuran sepatu. Dibandingkan kaki katak tumit terbuka,
jenis kaki katak tertutup memiliki ujung sirip yang lebih pendek.
Ketika memakai kaki katak tumit terbuka, penyelam mengenakan
sepatu boot dari bahan neoprena. Sepatu bot berfungsi sebagai
pelindung kaki dari dari luka, dinginnya air, atau pencegah lecet.
Kaki katak tumit terbuka hanya dibuat dalam beberapa ukuran:
kecil, sedang, besar, dan ekstra besar. Ukuran kaki katak
disesuaikan dengan kaki pemakainya dengan mengencangkan
sabuk di bagian tumi.
4. Wet Suit
Pakaian pelindung penyelam yang kini umum dipakai adalah
foam neoprene wet suit, bahan yang terbuat dari karet neoprene
yang mempunyai gelembung –gelembung busa berudara. Bahan
ini tidak menyerap air dan dibuat dalam berbagai ukuran
ketebalan bahan.Adapun kegunaan alat ini adalah untuk
melindungi penyelam dari goresan karang dan pengurangan
panas badan dibawah permukaan air. Namun wet suit sama
sekali tidak membuat penyelam menjadi hangat, hanya
mencegah penyelam dari kedinginan dan bukan berate penyelam
tidak basah.
5. Tabung selam
Merupakan botol udara yang bertekanan tinggi dibuat untuk
menampung udara yang dimampatkan secara
aman.Tabung-tabung masa kini dibuat dari bahan baja atau
campuran alumunium dan diperoleh dalam beberapa
ukuran.· Pada tabung biasa terdapat tulisan-tulisan DOT 3 AA
2250, H 474829, 7 + 89 +. Tulisan ituberarti, tabung ini telah
memiliki lisensi dari Department of Transportation (DOT) cap ini
biasanya merupakan produk buatan amerika.3 AA memiliki arti
tabung menggunakan kelas dan macam logam penahan tekanan
tinggi(Chromenolybdenum stell – 4130). 2250 merupakan
tekanan kerja maksimum pada tabung dalam satuan Psi, namun
dapat diisi hingga
2475 Psi. H 474829 merupakan nomer seri tabung dan 7 + 89 +
merupakan tanggal pengujian.
6. Regulator
Suatu alat yang sederhana untuk mengubah udara bertekanan
tinggi dari sebuah tabung scuba menjadi udara bertekanan
rendah sesuai dengan kebutuhan penyelam dan hanya
memberikan udara yang diperlukan sesuai dengan tekanan
sekelilingnya.
7. Buoyancy Compensator Device/BCD
Berbentuk seperti sebuah rompi yang didalamnya terdapat air cell.
Air cell pada sebuah BCD berfungsi untuk mengatur buoyancy
(daya apung) sang penyelam.Komponen lain dari sebuah BCD
diantaranya adalah inflator/deflator dan dump valve.
8. PERLENGKAPAN TAMBAHAN
● Pisau untuk membantu melepaskan seoran penyelam jika
terjerat tali atau jaring piranti pengungkit, palu dan lain-lain.
● Sarung tangan tiap penyelaman pada lokasi manapun
sebaiknya menjadi lembut dikalau terendam air dan
apabila egores sangat sulit untuk menghentikan
pendarahan.
● tas selam menyimpan piranti selam agar tidak tececer
melindungi peralatan dari panas matahari.
HAL DASAR UNTUK MENJADI SEORANG PENYELAM

1.Kenali Perlengkapannya

2. Pahami Teknik Dasarnya

3. Tenangkan Pikiran

4. Kenali Batasanmu

5. Ikut Tes Sertifikas

DAFTAR PUSTAKA

Coremap, 2014. http://www.coremap.or.id. Diakses pada 20 Mei 2014

Dinas Kesehatan Angkatan Laut. 2000 . Ilmu Kesehatan Penyelaman dan


Hiperbarik. Jakarta.
P.B. Persatuan Olahraga selam Seluruh Indonesia, Persyaratan dan
Persatuan Dasar Selam Olahraga Indonesia. Jakarta. 1980

Under the sea, 2014. http//underthesea.org. Diakses pada 20 Mei 2014

universitas-lambung-mangkurat/widya-selam/widya-selam-peralatan-selam
/44635111

D. PERSYARATAN KESEHATAN PENYELAMAN


A. Snorkeling (skin diving)
Snorkeling merupakan kegiatan dasar yang harus di kuasai
seorang calaon penyelam. Ini bertujuan untuk melatih
pernapasan menggunakan mulut dan gerakan kaki yang berguna
pada saat nyelam yang harus di perhatikan dalam snorkeling
yaitu:
1. Kekurangan Oksigen (Hypoksia)
Seorang penyelam skin yang berusaha menahan napas untuk
dapat beradadi dalam air lebih lama, apabila dipaksakan
mengakibatkan penyelam akanmengalami kekurangan
oksigen(anoksia) sehingga jaringan tubuh tidak mendapat O2.
2. Dead Air Space
Pada umumnya snorkel yang dipakai penyelam tidak lebih
dari 30 cm panjangnya. Hal ini untuk menghindari Dead Air
space atau volume ruang udaramati yang mengakibatkan
udara hanya bergerak di daerah itu saja dan tidak
kelingkungan bebas. sehinga bertambah panjang snorkel
akan bertambah besar ruang udara mati.

3. Shallow Water Blackout


pingsan di air dangkal. Hal ini di karenakan penyelam
melakukan hiperventilasi berlebih sehingga kadar
karbondioksida menurun tajam dan selama penyeleman
tubuh mengalami hipoksia sedangkan respon/keinginan
tubuh untuk bernapas belum ada.
4. Squeeze Paru
Merupakan barotrauma yang sangat jarang yang bisa terjadi
pada breath hold diving/skin diving. Penyelam mengalami
sesak napas setelah mencapai permukaan dari kedalaman
>100 FSW. Dapat disertai dengan batuk berdarah/berbuih
dan harus diberikan Oksigen. Gejala tersebut menurun dalam
beberapa hari Hal ini terjadi ketika penyelam turun ke
kedalaman dimana volume total Paru (TLV) berkurang kurang
dari volume Residu (RV) pada poin itu tekanan transpulmonal
melebihi tekanan alveoli, hal ini akan menyebabkan
pengeluaran cairan dan darah membuat penyelam sesak
napas. Penyelam normal dengan TLV 6 liter dan RV 1,2 L
hanya dapat menyelam hingga tekanan 5 ATA (132 FSW)
lebih dalam dari itu akan mengalami squeeze paru.Akan
tetapi beberapa penyelam dapat menyelam lebih dari itu
tanpa masalah.
B. SCUBA DIVING
Efek dan bahaya perubahan tekanan pada tubuh. Karena adanya
perbedaan tekanan di kedalaman air, maka penyelam yang
menyelam ke dalam akan mengalami efek langsung tekanan air.
Untuk itu di perlukan equalisasi yaitu penyesuaian tekanan.

1. EFEK LANGSUNG TEKANAN


Pada tubuh manusia terdapat rongga-rongga udara dan
apabila untuk menyelam akan mengalami tekanan langsung
yang dapat berpengaruh terhadap rongga-rongga tersebut.
Rongga tersebut yaitu kulit( jika mengalami dry suit), lubang
telinga dan telinga tengah, sinus, gigi, paru-paru, dan saluran
pencernaan. Ketidakseimbangan tersebut akan menyebabkan
baratrauma dapat berupa squeeze adalah pengerutan
jaringan tubuh akibat dari tidak dapat jaringan tubuh
menyamankan tekanan atau equalisasi.

● Mark squeeze
Terjadi pada saat penyelam lupa mengeluarkan udara
ke dalam masker pada saat equalisasi sehingga
terbentuk tekanan negatif pada ruangan masker. Hal
ini mengakibatkan kapiler darah di muka rusak dan
menyebabkan pendarahan ke dalam kulit (ecchymosis)
dan pendarahan konjungtiva.
● Squeeze Lubang Telinga
Terjadi karena adanya udara yang terperangkap di
dalam lubang telinga. Udara tersebut dapat
terperangkap karena:

✓ Serumen (kotoran telinga)


✓ Earplug (tidak boleh di pakai penyelam)
✓ Hood atau penutup kepala
✓ Wet suit/dry suit yang menutup telinga.

● Squeeze sinus (Barosinusitis)


Mekanismenya sama dengan squeeze lain. Jika pada
saat turun ke dalam. Jika terdapat sumbatan pada
saluran sinus akan menyebabkan sinus squeeze.
Sumbatan ini di sebabkan oleh:

✓ Sinusitis (infeksi/alergi) dimana pembengkakan


jaringan menyebabkan penyumbatan saluran ke
hidung.
✓ Rhintis (hay fever), prosesnya sama dengan
sinusitis.
✓ Polip, yaitu pertumbuhan jaringan kecil yang
dapat menutupi saluran sinus, polip terdapat
pada rongga hidung.
✓ Lipatan jaringan yang berlebihan
✓ Sumbatan oleh lendir yang mengering

2. Efek tidak langsung tekanan

✓ Oxygen Toxicity (keracunan Oksigen)


oksigen merupakan gas yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme. oksigen yang dihirup adalah 1/5 dari
semua oksigen yang ada. bila campuran gas yang
dihirup terdiri dari O2 100% maka oksigen yang
terpakai oleh tubuh adalah hanya 4%nya sedangkan
16% dihembuskan. Meskipun dibutuhkan oleh tubuh,
peningkatan tekanan parsial oksigen menyebabkan
keracunan. sesuai dengan hukum Dalton, tekanan yang
tinggi pada penyelaman meningkatkan tekanan parsial
oksigen. Pada kedalaman 40 m (5 ATA), maka
penyelam akan menghirup tekanan O2 1 ATA atau O2
100% seperti menghirup udara murni di permukaan.
oksigen yang tinggi menyebabkan terlalu cepatnya
proses metabolisme, merusak protein tubuh dan syarat.
Hal dapat terjadi pada penyelam yang menggunakan
Nitrox. Manifestasi gejala pada pernapasan yaitu batuk
dan rasa sakit saat bernapas, padasistem saraf pusat
gejalanya yaitu pelintiran pada otot muka sekitar bibir,
gangguan penglihatan, mual, banyak berkeringat dan
kejang. Apabila terjadi di air maka berakibat fatal.

Penangananya dengan di berikan udara segar, jaringan


oksigen murni oleh karena itu jangan menyelam terlalu dalam
dan gunakan udara biasa yang bersih bukan O2.
3. Efek dan bahaya lingkungan selam non tekanan pada tubuh
Fungsi tubuh manusia berfungsi dengan baik dalam suhu
internal dengan kisaran pendek. Suhu tubuh normal 98.6 f (37
c) dan di pertahankan oleh tubuh, di tambah dengan
dintambah dengan pakaian dan dingin. Sebelum melakukan
selam ualang sebaiknya tubuh di panaskan karena absorpsi
nitrogen meningkat tubuh bila suhu tubuh turun.

✓ Sunburn ( terbakar matahari)


Kenyamanan suatu kegiatan penyelaman adalah
sangat mutlat bagi penyelam. Penyelaman di atas
ruber (sekoci karet) di bawa teriknya matahari
sangatlah tidak menyenangkan. Untuk menghindari diri
dari terik matahari di perlukan pakaian yang dapat
meredam panas. Pada saat snorkelling juga dapat
tertimpa terik panas matahari. Gunakan vasen
pelindung kulit karena panas dapat melindungi kulit.
Panas juga dapat meningkatkan metabolisme
sehingga tenaga penyelam cepat habis. Gunakan
sunblock, semakin tinggi angkat UF semakin efektif,
tetapu gunakanlah sunblock yang tahan lama oleh air
dan keringat.
✓ Heat exahaustion/Heat stroke (tersengat matahari)

Seorang penyelam snorkeling yang berada di bawah


terik matahari dapat meningkatkan suhu badan
penyelam' Apabila kepanasan dibiarkan begitu saja
berakibat heat exhaustaion/heat stroke. Suhu badan
yang meningkat kulit kering, napas cepat dan pendek
mengakibatkan heat stroke dan biasanya diawali
dengan heat exhastaion gejalanya adalah gelisah,
pucat, mual, berkeringat, dan denyut nadi lemah. Untuk
menghindari ini berlindung di tempat teduh, pemakaian
perahu kapal yang ada tempat berteduh sangat efektif.
Minum air untuk mencegah dehidrasi jika waktu
menyelam masih lama. Gunakan pakaian yang tidak
menyerap panas ( yang baik berwarna putih) dapat
pula di cegah dengan membasahi topi atau rambut
dengan air.

✓ Hipotermia (kehilangan panas badan)


Kondisi medan penyelaman dapat membuat keadaan
yang tidak nyaman. Terutama perairan yang dingin,
penyelam dapat mengigil dan dapat terjhadi hipotermia
yaitu kehilangan panas badan. Pemakaian pakaian
selam yang sesuai sangat di perlukan apalagi daerah
perairan yang amat sangat akan berakibat kelelahan
karena metabolisme tubuh banyak di pakai untuk
menghasilkan panas. Bila terjadi dalam air, hentikan
penyelaman dan naik ke permukaan lalu istirahat.
Pulihkan suhu badan dengan menghangatkan tubuh.
✓ Mabuk Laut
Mabuk laut terjadi sebagai akibat dari hilangnya
keseimbangan tubuh karena kondisi yang tidak sehat.
Gejalanya mual, lemas, berkeringat dingin, pusing dan
muntah. Pencegahannya jika kondisi tidak sehat
jangan menyelam, istirahat yang cukup, tenpat yang
tenang, dan udara segar.

✓ Dehidrasi
Dehidrasi biasanya terjadi pada penyelam di zona
daerah tropis. Dehidrasi adalah hilangnya air dari
tubuh yang di sertai dengan ketidakseimbangan
elektrolit darah seperti natrium, kalium dan klorida.
Penyebanya yaitu banyaknya keringat atau lama
bernapas dengan udara kering/tidak lembab.

DAFTAR PUSTAKA
http://cahyogio.blogspot.com/p/aspek-medis-selam-part-1.html

http://mdc.undip.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=81
&Itemid=98

E. ASPEK FISIK PENYELAMAN

Pengetahuan terapan hukum-hukum fisika yang berhubungan


dengan penyelaman adalah persyaratan dengan penyelaman adalah
persyaratan terpenting bagi teknik penyelaman yg aman.
Beberapa materi yang perlu di ketahui dalam fisika penyelaman
antara lain;
- Satuan tekanan
- Hukum-hukum gas
- Daya apung/bouyancy
- Suhu/temperatur
- Penglihatan dan cahaya
- Suara di bawah air

Tekanan udara di permukaan laut tekanan ini konstan 760mmhg


(14,7 Psi) = 1atm1 atmosfir = 10,07 m air laut33,05 kaki air laut33,
93 kaki air tawar1,033 kg/cm214,7 Psi1.1013 bars101
kilopascal760 mmHg760 tor

Penyelaman pada kedalam lebih dari 20 meter beresiko Besar


terhadap keselamatan dan kesehatan penyelam sehingga harus
di lakukan dengan syarat tertentu dan menggunakan alat selam
terstandar. Penyelam berdampak terhadap organ terutama paru.
Hukum fisika berperan penting menjelaskan proses pengaruh
tekanan kedalaman bawah laut terhadap tubuh dan organ
manusia m unsur faija berperan pada proses penyelaman yaitu,
tekanan serta komposisi gasm penyelam harus mentoleransi dan
mengkomensasi perubahan tekanan,suhu dan komposisi gas.

Tekanan
Tekanan adalah faktor lingkungan terpenting mempengaruhi
penyelam.pada saat penyelam akan terpapar peningkatan
tekanan berbanding lurus dengan kedalaman.
Tekanan atmosfer adalah berat atmosfer pada permukaan tubuh
bervariasi sesuai ketinggian di atas permukaan air laut dan
kondisi cuaca lokal.tekanan atmosfer konstan 76p milimeter
Hidragyum (mmHg) setara. 14,7 pounds square inch (PSI) di
jadikan dasar ukuran untuk 1 atmosfer (ATM).
SUHU
Penyelam terpapar suhu air yang menyebabkan hilangnya panas
secara progresif selama penyelaman. Hipotermia terajdi pada
penyelam tanpa pakaian pelindung dan suhu air di bawah suhu
termoneutal. Penyelam pada suhu air tropis atau setara 76-82
memerlukan perlindungan termal efektif dalam mencegah
hipotermia dan di sesuaikan dengan suhu air yang di harapkan.
Penurunan suhu lingkungan sekitar saat penyelaman
menpengaruhi mukosa saluran panas. Suhu air laut dan perairan
di pengaruhi cuaca, musim dan iklim.

Hukum – hukum fisika yang berhubungan dengan penyelaman


perlu kita ketahui karena hal ini penting sebagai dasar untuk
melakukan teknik penyelaman yang aman. Secara fisiologi,
banyak masalah kesehatan penyelaman yang berhubungan
langsung dengan hukum-hukum fisika tsb. Untuk memahami
prinsip-prinsip dasar penyelaman yang aman, penyelam harus
mengenal aspek-aspek fisika yang berhubungan tekanan dan
berat jenis zat cair dan gas-gas. Pengetahuan inipun amat
berguna untuk para dokter yang menangani kasus para penyelam.
Hukum hukum fisika tersebut diantaranya adalah :
1. HUKUM ARCHIMEDES
Hukum ini berhubungan dengan daya apung. Daya apung
(bouyancy) ada 3 macam, yaitu :
1) Daya apung positif ( positif bouyancy ) : bila
suatu benda mengapung
2) Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu
benda tenggelam.
3) Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila
benda dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam
penyelaman. Selama bergerak dalam air dengan scuba, penyelam
harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.

2. HUKUM BOYLE
Menurut hukum ini, dimana temperatur dianggap konstan, maka
perkalian antara tekanan dan volume akan tetap konstan. Dari
hukum inilah kita dapat mengetahui bagaimana keadaan
rongga-ronga didalam tubuh, seperti paru, sinus dll.
3. HUKUM CHARLES
Menurut Hukum ini dapat dijelaskan mengapa tabung scuba
dapat meledak setelah diisi.
Tabung scuba yang telah diisi penuh kita letakkan di atas deck
kapal sebelum menyelam dan terpapar dengan sinar matahari
yang lama, maka Volume gas di dalam tabung tsb akan memuai
sehingga tabung bisa meledak.

4. HUKUM DALTON
Menurut hukum ini, Tekanan Total suatu gas campuran adalah
jumlah dari tekanan parsial gas-gas di dalam campuran tsb.

5. HUKUM GAY - LUSSAC


Menurut hukum ini, dapat dijelaskan juga tentang ledakan saat
mengisi tabung scuba. Bila kita mengisi tabung scuba, dimana
Volume nya konstan, dengan bertambahnya Tekanan tabung
maka Temperaturnya juga meningkat. Hal ini berbahaya karena
sebelum mencapai tekanan yang diinginkan, tabung dapat
meledak. Jadi, pada saat kita mengisi tabung, sebaiknya tabung
tsb diisi sambil diremdam di dalam ember yang berisi air dingin,
agar temperatur tabung tetap dingin.

SINAR DAN KEJERNIHAN AIR

Agar penyelam dapat bekerja dengan baik, maka harus dilengkapi


peralatan untuk melihat sejelas mungkin. Mata manusia
memerlukan sinar untuk melihat sesuatu. Apapun yang dilihat
manusia adalah suatu gambaran yang diciptakan oleh pantulan
sinar dari benda yang sedang dilihat. Sinar di dalam air
dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat langsung
mempengaruhi kemampuan melihat seorang penyelam dan
menginterpretasikan apa yang dilihatnya. Faktor-faktor utama tsb
adalah :
1) Kekeruhan
a) Diffusi : pemancaran sinar oleh molekul-molekul air dan
partikel
b) Penyerapan : kemampuan untuk merubah warna dan
intensitas cahaya
c) Refraksi : pembelokan sinar yang masuk dari 1 media ke
media yang lain.
d) Refleksi : kembalinya sinar matahari ke atmosfer yang
mengenai permukaan air; akan direfleksikan (dipantulkan)
tergantung pada sudutnya pada saat mengenai air.
Sinar matahari tidak dapat menembus lebih dari 1650 ft,
meskipun di air yang sangat jernih.
Di udara, kecepatan sinar adalah 186.000 mil/detik, di dalam air
kecepatan berkurang menjadi 135 mil/detik. Index refraksi udara
dan air = 4 : 3. Karena refraksi ini, dengan pemakaian masker di
dalam air, benda-benda akan terlihat lebih dekat dan lebih besar
dari yang sebenarnya.

2) Suara
Kecepatan suara di udara adalah 1100 ft/detik sedangkan di
dalam air rata-rata 4900 ft/detik. Suara yang dihasilkan oleh
pemukulan tabung baja scuba dengan benda logam (misalnya
dengan pisau selam) dapat didengar pada jarak yang cukup jauh
oleh penyelam lain.

3) Transfer panas
Panas badan dapat hilang bila berada di dalam air melalui
beberapa cara:
a) Konduksi adalah transfer panas langsung dari molekul ke
molekul. Air mempunyai kapasitas konduksi 25 kali dari pada
udara. Jadi kecepatan hilangnya panas di air 25 x lebih cepat dari
pada di udara.
b) Konveksi adalah transfer panas dengan adanya pergerakan
arus air
c) Radiasi adalah transfer panas dengan cara pancaran
d) Evaporasi keringat dari kulit dan keluarnya uap air dari paru
menyebabkan hilangnya panas dari badan secara signifikan.
Bila menyelam sangat dalam dengan menggunakan
Helium-Oxygen (Heliox), hilangnya panas badan dapat
menimbulkan hypothermia klinis yang serius. Pada penyelaman
sangat dalam dengan gas campuran heliox, gas pernafasan ini
dipanaskan untuk menghindari hypothermia
4) Efisiensi Gerak
kerapatan air lebih besar dari pada udara, maka tahanan yang
dialami oleh tubuh pada saat bergerak akan menjadi lebih besar
pula. Maka gerakan kita di air menjadi lebih lamban. Pergerakan
yang tidak teratur hanya akan menghabiskan energi saja. Saat
bergerak di dalam air sebaiknya bergerak secara perlahan dan
stabil. Bergerak secara horisontal akan mengurangi tahanan &
kita akan dapat bergerak lebih cepat.

Penyebab Perubahan Efek samping


patofisiologis klinis

Peningkatan Hiperoksia Stres oksidatif


tekanan Oksigen inflamasi saluran
napas.

Nitrogen Mikrouble gas penurunan


vena kapasitas difusi
hipertensi
pulmonal sesak
napas.

Tenggelam Pengumpulan Sesak napas


darah sentral
penurunan
komplians paru

SCUBA Gas napas Gas kering dan Kehilangan suhu


dingin pernapasan
peningkatan inflamasi saluran
densitas gas napas obstruksi
peningkatan saluran napas.
resistensi saluran
napas

Regulator tekanan Peningkatan Sesak napas


usaha napas pengeringan dan
pendinginan
mukosa saluran
napas

Pengerahan Peningkatan kerja Sesak napas


tenaga pernapasan retensi karbon
dioksida (CO2)

Air Peningkatan Cold stress,


konduksi dan hipotermia,
konveksi panas hiponea, apnea
peningkatan
kehilangan panas
saluran napas
DAFTAR PUSTAKA

Coremap, 2014. http://www.coremap.or.id. Diakses pada 20 Mei


2014
Dinas Kesehatan Angkatan Laut. 2000 . Ilmu Kesehatan
Penyelaman dan Hiperbarik. Jakarta.

P.B. Persatuan Olahraga selam Seluruh Indonesia, Persyaratan


dan Persatuan Dasar Selam Olahraga Indonesia. Jakarta. 1980

Under the sea, 2014. http//underthesea.org. Diakses pada 20 Mei


2014
F. ASPEK FISIK PENYELAMAN

Fisika penyelaman , atau fisika penyelaman bawah air adalah aspek


dasar fisika yang menggambarkan pengaruh lingkungan bawah air
terhadap penyelam bawah air dan perlengkapannya, serta pengaruh
pencampuran, pemadatan, dan penyimpanan campuran gas
pernapasan, serta menyuplainya untuk digunakan. pada tekanan
sekitar. Efek-efek ini sebagian besar disebabkan oleh perendaman
dalam air, tekanan hidrostatik kedalaman, dan efek tekanan dan suhu
pada gas pernapasan. Pemahaman fisika berguna ketika
mempertimbangkan efek fisiologis penyelaman, perencanaan dan
pengelolaan gas pernapasan, kontrol dan keseimbangan daya apung
penyelam , serta bahaya dan risiko penyelaman. Perubahan
kepadatan gas pernapasan mempengaruhi kemampuan penyelam
untuk bernapas secara efektif, dan variasi tekanan parsial konstituen
gas pernapasan mempunyai efek besar pada kesehatan dan
kemampuan penyelam untuk berfungsi di bawah air.
Hukum utama fisika yang menggambarkan pengaruh lingkungan
penyelaman bawah air terhadap penyelam dan peralatan menyelam antara
lain:

● Kemampuan mengapung

Prinsip Archimedes ( Daya Apung ) - Dengan mengabaikan pengaruh kecil


tegangan permukaan, suatu benda, yang dicelupkan seluruhnya atau
sebagian ke dalam zat cair, akan terapung ke atas oleh gaya yang sama
dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Jadi, ketika
berada di dalam air, berat volume air yang dipindahkan dibandingkan
dengan berat tubuh penyelam dan perlengkapan penyelam, menentukan
apakah penyelam tersebut terapung atau tenggelam. Kontrol daya apung,
dan khususnya kemampuan mempertahankan daya apung netral ,
merupakan keterampilan keselamatan yang penting. Penyelam perlu
memahami daya apung agar dapat mengoperasikan pakaian kering ,
kompensator daya apung , sistem pembobotan selam , dan tas pengangkat
secara efektif dan aman.

● Tekanan
Konsep tekanan sebagai gaya yang didistribusikan ke
seluruh area, dan variasi tekanan berdasarkan
kedalaman penyelaman merupakan inti pemahaman
fisiologi penyelaman, khususnya fisiologi dekompresi
dan barotrauma . Tekanan absolut pada seorang
penyelam adalah jumlah dari tekanan atmosfer lokal
dan tekanan hidrostatik . Tekanan hidrostatik adalah
komponen tekanan lingkungan akibat berat kolom air
di atas kedalaman, dan biasanya digambarkan dalam
satuan meter atau kaki air laut .Tekanan parsial
gas-gas komponen dalam campuran gas pernapasan
mengontrol laju difusi masuk dan keluar darah di
paru-paru, dan konsentrasinya dalam darah arteri, dan
konsentrasi gas darah mempengaruhi efek
fisiologisnya dalam jaringan tubuh. Perhitungan
tekanan parsial digunakan dalam pencampuran dan
analisis gas pernapasan. Kelas bahaya penyelaman
yang biasa disebut bahaya delta-P disebabkan oleh
perbedaan tekanan selain tekanan lingkungan, yang
menyebabkan aliran yang dapat menjebak penyelam
dan membawanya ke tempat di mana cedera dapat
terjadi, seperti di saluran masuk ke saluran masuk.
pendorong laut, atau pintu air.
● Perubahan sifat gas

Dalam campuran gas pernapasan, konsentrasi


masing-masing komponen campuran gas sebanding dengan
tekanan parsial dan fraksi volumetrik gas . Fraksi gas konstan
untuk komponen-komponen campuran, tetapi tekanan parsial
berubah sebanding dengan perubahan tekanan total. Tekanan
parsial adalah ukuran yang berguna untuk menyatakan
batasan untuk menghindari pembiusan nitrogen dan
keracunan oksigen. Hukum Dalton menjelaskan kombinasi
tekanan parsial untuk membentuk tekanan total
campuran.Gas sangat dapat dimampatkan tetapi cairan
hampir tidak dapat dimampatkan. Ruang gas di tubuh
penyelam dan gas yang disimpan dalam peralatan fleksibel
berkontraksi saat penyelam turun dan mengembang saat
penyelam naik. Ketika dibatasi oleh ekspansi dan kontraksi
bebas, gas akan memberikan tekanan yang tidak seimbang
pada dinding wadahnya, yang dapat menyebabkan kerusakan
atau cedera jika berlebihan.
Fenomena fisik yang ditemukan di perairan besar yang
mungkin mempunyai pengaruh praktis bagi penyelam meliputi:

Pengaruh cuaca seperti angin yang menimbulkan gelombang ,


serta perubahan suhu dan tekanan atmosfer pada dan di
dalam air. Bahkan angin yang cukup kencang pun dapat
menghalangi penyelaman karena meningkatnya risiko
tersesat di laut atau cedera. Suhu air yang rendah
mengharuskan penyelam untuk mengenakan pakaian selam
dan dapat menyebabkan masalah seperti pembekuan
pengatur selam .Haloklin , atau gradien salinitas vertikal yang
kuat . Misalnya ketika air tawar masuk ke laut, air tawar
tersebut mengapung di atas air asin yang lebih padat dan
mungkin tidak langsung tercampur. Terkadang efek visual,
seperti kilauan dan pantulan, terjadi pada batas antar lapisan,
karena indeks biasnya berbeda.Arus laut dapat mengangkut
air sejauh ribuan kilometer, dan dapat membawa air dengan
suhu dan salinitas berbeda ke suatu wilayah. Beberapa arus
laut mempunyai pengaruh besar terhadap iklim setempat,
misalnya air hangat dari arus Atlantik Utara memoderasi iklim
di pantai barat laut Eropa. Kecepatan pergerakan air dapat
mempengaruhi perencanaan dan keselamatan
penyelaman.Termoklin , atau perubahan suhu yang tiba-tiba.
Jika suhu udara lebih tinggi daripada suhu air, perairan
dangkal mungkin menjadi hangat oleh udara dan sinar
matahari, namun perairan yang lebih dalam tetap dingin
sehingga mengakibatkan penurunan suhu saat penyelam
turun. Perubahan suhu ini mungkin terkonsentrasi pada
interval vertikal kecil, yang disebut termoklin. Ketika air tawar
yang dingin memasuki laut yang lebih hangat, air tawar
tersebut mungkin mengapung di atas air asin yang lebih padat,
sehingga suhunya meningkat seiring dengan turunnya
penyelam.

Di danau yang terkena aktivitas panas bumi, suhu air yang


lebih dalam mungkin lebih hangat dibandingkan air
permukaan. Hal ini biasanya akan menimbulkan arus konveksi.

Air pada suhu mendekati titik beku memiliki massa jenis yang
lebih kecil dibandingkan air yang sedikit lebih hangat - massa
jenis air maksimum adalah sekitar 4°C - jadi ketika mendekati
titik beku, air mungkin sedikit lebih hangat di kedalaman
daripada di permukaan.

Arus pasang surut dan perubahan tinggi muka air laut


disebabkan oleh gaya gravitasi dan rotasi bumi . Beberapa
lokasi penyelaman hanya dapat menyelam dengan aman di
perairan sepi ketika siklus pasang surut berbalik dan arus
melambat. Arus yang kuat dapat menimbulkan masalah bagi
penyelam. Kontrol daya apung bisa jadi sulit ketika arus kuat
bertemu dengan permukaan vertikal. Penyelam mengonsumsi
lebih banyak gas pernapasan saat berenang melawan arus.
Penyelam di permukaan dapat dipisahkan dari penutup
perahunya oleh arus. Di sisi lain, penyelaman melayang hanya
dapat dilakukan jika arusnya wajar.

● Efek viskositas

Viskositas absolut (dinamis) air lebih tinggi (100 kali lipat)


dibandingkan udara. [10] Hal ini meningkatkan gaya hambat
pada suatu benda yang bergerak melalui air, dan diperlukan
lebih banyak tenaga untuk mendorong benda tersebut di
dalam air dibandingkan udara dibandingkan dengan
kecepatan gerakannya.

● Penglihatan bawah air


Perbandingan penetrasi cahaya dengan panjang gelombang
berbeda di laut terbuka dan perairan pantai

Penglihatan di bawah air dipengaruhi oleh indeks bias air,


yang mirip dengan indeks bias kornea mata , dan sekitar 30%
lebih besar dari udara. Hukum Snell menjelaskan sudut bias
relatif terhadap sudut datang. Kesamaan indeks bias inilah
yang menjadi alasan seorang penyelam tidak dapat melihat
dengan jelas di bawah air tanpa masker selam dengan ruang
udara internal. Penyerapan cahaya bergantung pada panjang
gelombang, hal ini menyebabkan hilangnya warna di bawah
air. Ujung merah spektrum cahaya diserap dalam jarak dekat,
dan hilang bahkan di perairan dangkal. Penyelam
menggunakan cahaya buatan di bawah air untuk mengungkap
warna-warna yang diserap ini. Di perairan yang lebih dalam,
tidak ada cahaya dari permukaan yang menembus, dan
pencahayaan buatan diperlukan untuk melihatnya.Penglihatan
bawah air juga dipengaruhi oleh kekeruhan, yang
menyebabkan hamburan, dan material terlarut yang menyerap
cahaya.

Tekanan medium di sekitarnya


Tekanan atmosfer – Tekanan statis yang diberikan oleh berat
atmosfer

Daya Apung – Gaya ke atas yang melawan berat suatu benda


yang direndam dalam fluida

Tekanan – Kekuatan yang didistribusikan ke suatu area

DAFTAR PUSTAKA

C. (1999). "Pengacara" yang menyelam: Resume singkat


hidup mereka ". Jurnal Masyarakat Kedokteran Bawah Air
Pasifik Selatan. 29. ISSN 0813-1988. OCLC 16986801.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2011. Diakses
tanggal 07-07-2008 .

Taylor, Larry "Harris". "Kontrol Daya Apung Praktis" .


Universitas Michigan . Diakses 10 Oktober 2008 .

NOAA Diving Program (AS) (28 Feb 2001). Tukang kayu,


James T. (ed.). Panduan Menyelam NOAA, Menyelam untuk
Sains dan Teknologi (edisi ke-4). Silver Spring, Maryland:
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional, Kantor
Penelitian Kelautan dan Atmosfer, Program Penelitian Bawah
Laut Nasional. ISBN 978-0-941332-70-5.CD-ROM disiapkan
dan didistribusikan oleh National Technical Information
Service (NTIS) bekerja sama dengan NOAA dan Best
Publishing Company

"Tekanan" . Oracle ThinkQuest. Diarsipkan dari versi asli


tanggal 12 Oktober 2008 . Diakses 10 Oktober 2008 .

Scully, Reg (April 2013)Manual Teoritis Penyelam Bintang


Tiga CMAS-ISA(Edisi ke-1st). Pretoria: Instruktur CMAS Afrika
Selatan. ISBN 978-0-620-57025-1.

"Hukum Amonton" . Universitas Purdue . Diakses pada 8 Juli


2008 .

"Kompresibilitas dan Perkiraan Gas Ideal" . UNC-Chapel Hill .


Diakses tanggal 10-10-2008 .

"Hukum Henry" . Kamus Kedokteran Online. Diarsipkan dari


versi asli tanggal 13 Agustus 2007 . Diakses 10 Oktober 2008 .

"Kepadatan dan Penyelam" . Menyelam dengan Deep-Six .


Diakses 10 Oktober 2008 .

Dougherty, RL; Franzini, JB (1977). Mekanika Fluida dengan


Aplikasi Teknik (Edisi ke-7). Kogakusha: McGraw-Hill. ISBN
978-0-07-085144-3.

"Konduktivitas Termal Beberapa Bahan Umum". Kotak


Peralatan Teknik. Diakses 10 Oktober 2008.

Nuckol, ML; Giblo, J; Kayu-Putnam, JL (15-18 September


2008). "Karakteristik Termal Pakaian Selam Saat
Menggunakan Argon sebagai Gas Inflasi Setelan" .
Proceedings of the Oceans 08 MTS/IEEE Pertemuan Quebec,
Kanada . MTS/IEEE. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Juli
2009 . Diakses pada 2 Maret 2009 .

Maiken, Eric. "Kenapa Argon" . www.dekompresi.org . Diakses


pada 11 April 2011 .

"Hukum Snell" . scienceworld.wolfram . Diakses 10 Oktober


2008 .
, SM; Kinney, JA (Maret 1970). "Penglihatan bawah air". Sains.
167(3924): 1454–61. Kode Bib:1970Sci...167.1454L.
doi:10.1126/sains.167.3924.1454. PMID5415277.

Braun, Charles L.; Smirnov, Sergei N. (1993). "Mengapa Air


Berwarna Biru" . J.kimia. Mendidik . 70 (8): 612. Kode Bib :
1993JChEd..70..612B . doi : 10.1021/ed070p612 . Diakses 10
Oktober 2008 – melalui Dartmoth College.

Anda mungkin juga menyukai