Defenisi Caving
Caving berasal dari kata cave, yang artinya adalah
gua. Jadi Caving itu adalah kegiatan penelusuran yang
ditelusuri oleh manusia. Kegiatan penelusuran gua juga
biasa di kenal dengan Caving merupakan gabungan dari
kegiatan mendaki gunung, memanjat, berenang bahkan
menyelam semuanya dilakukan dalam kondisi gelap
gulita.
10. Speleokronologi
Speleokronologi yaitu ilmu yang mempelajari
tentang urutan atau kejadian dari pembentukan
hingga perkembangan gua
D. Jenis dan Fungsi Gua
1. Jenis Jenis Gua
a. Berdasarkan ukurannya gua dibagi menjadi dua
jenis, antara lain:
1) Gua Mikro yaitu gua yang berukuran kecil,
hanya bisa dilewati binatang kecil. Seperti gua
yang dibuat oleh semut.
2) Gua Makro yaitu gua yang ukurannya cukup
besar yang bisa dimasuki oleh manusia.
b. Berdasarkan letak dan batuan pembetukannya,
dibagi menjadi beberapa yaitu:
1) Gua Lava, yaitu terbentuk akibat pergeseran
permukaan bawah tanah akibat gejala keaktifan
vulkanologi, biasanya sangat rapuh karena
terbentuk dari batuan muda (endapan lahar)
dan tidak memililki batuan yang khas.
2) Gua Es, yaitu gua yang terbentuk dari desakan
air atau es yang mencair sehingga membentuk
lorong-lorong.
3) Gua Fosil yaitu gua kering yang tidak ada aliran
didalamnya.
4) Gua Litoral yaitu gua yang terbentuk akibat
terpaan air laut (abrasi), sesuai dengan
namanya terdapat didaerah pantai, palung laut
ataupun ditebing muara sungai.
5) Gua Batu Kapur yaitu gua yang
pembentukannya terdiri dari batu kapur atau
batu gamping.
c. Berdarkan bentuknya, gua dibagi menjadi dua
diantaranya:
1) Gua Vertikal yaitu gua yang mulutnya
berbentuk dinding terjal atau tegak, sehingga
dalam menuruninya memerlukan peralatan naik
(ascender) dan peralatan turun (descender).
2) Gua horizontal yaitu gua yang berbentuk relatif
mendatar, ditelusuri dengan berjalan,
merangkak, berenang dan teknik-teknik
penelusuran gua lainnya.
2. Fungsi Gua
a. Tempat berlindung hewan dan manusia
b. Tempat pengembangan mineral
c. Fasilitas penyangga microekosistem yang sangat
peka dan vital bagi kehidupan makroekosistem di
luar gua
d. Sebagai obyek wisata
e. Sebagai obyek sosial budaya
f. Gudang air tanah potensial sepanjang tahun
g. Laboratorium Ilmiah yang peka, lengkap dan
langka.
E. Teknik dan Peralatan Penelusuran Gua
1. Teknik Penelusuran Gua
a. Gua Vertikal
Teknik yang digunakan dalam penelusuran
gua tersebut adalah dengan cara SRT (Single
Rope Technique) ini adalah teknik untuk melewati
lintasan vertikal, atau dengan lintasan tali. Namun
di Indonesia khususnya di Yogyakarta memakai
sistem frog rig. Adapun peralatan yang
digunakan dalam system ini adalah:
1) Seat harness: digunakan untuk mengikat tubuh
yang dipasang pada pinggang dan paha.
2) Chest harnest: digunakan untuk mengikat seat
harness di dada, biasanya menggunakan
webbing.
3) Ascender: digunakan untuk naik atau memanjat
lintasan. Ascender dibedakan menjadi hand
ascender (jummar) digunakan unutk dipegang
ditangan dan chest ascender (croll) digunakan
untuk dikaitkan didada.
4) Descender: digunakan untuk menuruni
lintasan. Ada banyak descender yang
digunakan seperti auto stop, gri-gri dan figure
of eight.
5) Mailon Rapid (MR): ada tiga macam yaitu delta
MR digunakan untuk menyambung dua loop
seat harness, semi circular MR digunakan
untuk menyambung dua loop seat harness,
ovar MR digunakan untuk menyambung chest
discender dengan delta MR atau semi circular
MR.
6) Cowstail: dibuat dengan tali dynamic yang
disimpul dengan salah satu talinya yang
pendek. Tali yang pendek digunakan sebagai
pengaman atau tambatan pengaman. Tali yang
panjang digunakan untuk menghubungkan
hand ascender dengan tubuh. Di kedua ujung
cowstail dipasang dua carabiner delta non
screw.
7) Foot loop dan karmantel rope: digunakan
sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan
ascender. Ada beberapa macam foot loop yang
digunakan, yaitu single foot loop, double foot
loop dan stirrup.
Karena lorong vertikal tidak merata dan
berbeda-beda, maka untuk keselamatan dan
kemudahan saat melewati lintasan, maka ada
beberapa variasi atau cara melakukan lintasan
sebagai konsekuensinya, yaitu:
a) Lintasan lurus: yaitu lintasan yang lurus atau
lurus kebawah tanpa ada gesekan lintasan
dengan dinding gua.
b)Lintasan deviasi: berguna untuk
menghilangkan friksi tali dengan dinding gua,
dibuat dengan cara menarik tali kearah luar
gesekan.
c) Lintasan sambungan: dipakai pada lintasan
dimana satu buah tali terpaksa disambung
untuk mencapai dasar pitch.
d)Lintasan intermediate: bertujuan untuk
menghilangkan friksi tali dengan dinding gua,
dengan membuat anchor pada titik gesekan.