Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN STUDY TOUR

MUSEUM KAA DAN MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Disusun oleh :
Wahyu Ageng Haryanto
XI IPS
1. MUSEUM GEOLOGI

  BAB I
     PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Kali ini saya akan menerangkan mengenai tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah
seperti fosil-fosil, batuan, mineral, dan sebagainya berdasarkan kunjungan edukatif ke
Museum Geologi Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 26 November 2013. Dalam
makalah ini penulis akan memaparkan mengenai latar belakang Museum Geologi, Benda-
benda yang ada pada Museum Geologi seperti Fosil-fosil (Manusia, hewan, tumbuhan),
Batuan dan Mineral, Tektonisme dan vulkanisme.

B.     Tujuan Penulisan


· Untuk mengetahui dan melihat benda-benda temuan prasejarah dan lain-lain berupa replika
maupun asli.
· Untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Alam
·  Untuk menambah pengetahuan mengenai benda bersejarah dan mengajak masyarakat untuk
melestarikan dan mengenal benda-benda bersejarah yang ada di Meseum Geologi Bandung
·  Untuk mendorong motivasi penulis untuk mengembangkan ilmu dengan mencari
pengetahuan tentang benda-benda bersejarah di Internet

                                                            BAB II
                                                      PEMBAHASAN

BENDA-BENDA YANG ADA DI MESEUM GEOLOGI


Berbagai batuan dan Mineral
Batuan
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu.Bisa terdiri dari satu atau lebih
mineral.Lapisan lithosphere di bumi terdiri dari batuan. Sedangkan mineral adalah substansi
yang terbentuk karena kristalisasi dari proses geologi, yang memiliki komposisi fisik dan
kimia.

Penggolongan batuan
1.      Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari hasil pembekuan magma. Magma adalah massa
batuan dalam keadaan cair, bersuhu sangat tinggi (1000o-2000oC).
Komposisi mineral batuan beku tidak selalu sama dengan magma asalnya karena ada
kemungkinan bereaksi dengan batuan yang dilalui atau diterobos.
a.      Batuan beku dalam (intrusive rocks)
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terjadi dari magma yang membeku di dalam
bumi.Batuan beku dalam ada berberapa macam bentuk, yaitu batolit, lakolit, diatrema, gang,
dan urat.
b.      Batuan beku luar (extrusive rocks) 
Batuan beku luar/ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi dari magma yang membeku di
permukaan/luar bumi.Magma yang mengalir ke permukaan bumi melalui lubang kawah
gunungapi disebut lava.Magma yang keluar permukaan bumi masih mempunyai suhu yang
tinggi yaitu 800ohingga 1200o C. 

2.      Batuan sedimen


Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses pelapukan, erosi,
pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, sediment
maupun batuan metamorf. Batuan sedimen yang terbentuk melalui proses-proses ini
dinamakan batuan sdimen klastik.

3.      Batuan metamorf


Batuan metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil ubahan dari batuan yang sudah
ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi dalam waktu yang cukup
lama.Batuan metamorf dapat berasal dari batuan beku, batuan sediment maupun batuan
metamorf sendiri.
Batuan metamorf yang sangat terkenal antara lain : marmer (merupakan ubahan dari
batugamping), batusabak (merupakan hasil ubahan dari batulempung) dan kwarsit
(merupakan ubahan dari kwarsa).
Contoh beberapa gambar bebatuan :

Mineral
Mineral adalah benda alam yang bersifat homogen dan mempunyai sifat fisik dan kimia
tertentu. Sifat fisik mineral antara lain : warna, cerat, kilap, kekerasan, belahan, pecahan,
berat jenis, struktur dan sifat optik. Sifat kimia mineral antara lain kandungan unsur atau
senyawa kimia.
Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi :
1.      Mineral utama
2.      Mineral tambahan
3.      Mineral penyerta

Mineral utama sebagai penyusun utama batuan antara lain : kuarsa (SiO2), felspar (ortoklas
KalSiO2 dan plagioklas (Na,Ca) AlSi3O8)  , mika (muskovit KAl2(OH)2(AlSi3O10) dan
biotit K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10) ), amfibol (Ca2 (MgFeAl)3 (OH)2 (SiAl14O11)2,
piroksen (Ca (MgFe)(SiO3)2 ((AlFe)2O3), olivin (FeMg)2SiO4), kalsit (CaCO3), grafit (C).
Mineral tambahan merupakan mineral yang berfungsi sebagai tambahan, berasal dari hasil
pelapukan atau metamorfose, antara lain klorit (Mg5(AlFe)(OH)8(AlSi4O10) yang berasal
dari metamorfose mineral biotit, amfibol, dan piroksen.
Mineral penyerta berfungsi sebagai penyerta di dalam batuan, terdapat dalam jumlah sangat
sedikit di dalam batuan, antara lain magnetit (Fe3O4),  hematit (Fe2O3).

Beberapa fosil hewan, tumbuhan, dan yang dianggap manusia purba


Ada beberapa fosil di Meseum Geologi diantaranya:
1.      Fosil hewan
Sekretaris Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Minelar (ESDM), DR. Yun
Yunus Kusumabrata, didampingi Kabag Umum, Ir. Agung Pribadi mengatakan, Museum
Geologi memiliki berbagai fosil hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berasal dari
Indonesia. Berikut contoh beberapa fosil hewan yang terdapat pada Museum Geologi:
Ø  Fosil Ular Phyton Reticulatus
Fosil ular ini ialah fosil ular yang pertama kali ditemukan di Indonesia. Fosil ini ditemukan di
Ciharuman, kabupaten bandung. Diameter penampang hewan ini kurang lebih 30 cm dan
panjangnya diperkirakan lebih dari 5 m. Morfologinya mendekati jenis phyton (Phyton
Reticulatus). Berdasarkan penanggalan karbon (C – 14) umur fosil ular ini antara 30.000 –
40.000 tahun yang lalu.
Ø  Fosil gajah purba “sinomastodon bumiayuensis”, gajah purba berumur 1,2 hingga 1,5 juta
tahun lalu yang bentuk badannya lebih kecil dan gading lurus.
Ø  Fosil gajah purba generasi berikutnya, yakni “stegodon trigonocephaus” yang hidup
sekitar 1 hingga 1,2 juta tahun lalu, dengan ukuran lebih besar dan gadingnya melengkung.
Ada dua subspesies gajah ini yaitu florensis dan martin. Martin berasal dari Jawa dan
florensis dari Flores. Subsepsies Martin ditemukan di Cisaat, Jawa Barat. Subspesies dari
Flores merupakan fosil vertebrata Pleistosen pertama ditemukan di Flores. Ia ditemukan oleh
Raja Nagekeo, Josef Dapangole di Ola Bula, kabupaten Ngada, pada bulan Desember 1956.
Temuan ini dilaporkan pada Dr. Th. Verhoeven, seorang pendeta Belanda di Mataloko.
Setelah penggalian lebih lanjut dan dibawa ke Leiden, fosil kemudian diklasifikasi sebagai
fosil Stegodon trigonocephalus florensis. Penggalian lebih lanjut oleh ilmuan Indonesia
menemukan fosil Stegodon lebih banyak lagi ditambah fosil-fosil lainnya seperti fosil
pengerat, Hooijeromys nusatenggara.
Ø  Gajah purba lainnya adalah jenis “elephus lysudrindicus” yang hidup sekitar 800 ribu
tahun lalu, dengan bentuk badan lebih besar dan gading melengkung. Masih diperdebatkan
apakah spesies ini berasal dari Asia atau asli Jawa.
Ø  “Elephus maximum”, Kelompok gajah yang masih ada saat ini. Umumnya hidup di benua,
kecuali gajah Srilanka dan Sumatera. Gajah Jawa yang baru ditemukan di Sabah, Kalimantan,
juga merupakan jenis gajah modern yang ditemukan masih hidup di daerah pulau.
Ø  Dinosaurus, yang menguasai daratan pada zaman “Mesozoikum”, jauh sebelum manusia
ada. Dinosaurus muncul pada zaman Trias, berkembang pada zaman Jura, dan punah pada
zaman Kapur.
Ø  Badak Sunda “Rhinoceros Sondaicus”, ditemukan di Trinil dan Kedungbrubus. Berkerabat
dengan Badak Jawa, Rhinoceros kendengindicus dari Trinil. Memiliki tiga varian yaitu
annamiticus, guthi, dan sondaicus. Berasal dari Indochina.
Ø  Kuda Nil “Hippopotamus Simplex”, Berasal dari Jawa.
Ø  Kerbau “Bubalus Palaeokeraba”, Kerbau purba. Ditemukan di Kedungbrubus.
Ø  Kura-kura raksasa “Geochelone Atlasi”, Kura-kura raksasa. Fosil ini berasal dari era
Pleistosen dan ditemukan di Jawa, Sulawesi, Raebia (Atambua, Timor), dan India.
Ø  Babi rusa “Celebochoerus Heekereni”, Babi besar dari Sulawesi. Lebih dekat
kekerabatannya dengan Phacochoerus dari Afrika daripada dengan babi rusa.
Ø  Varanus Komodoensis(Komodo), Hewan ini masih hidup hingga sekarang. Dahulu juga
hidup di Pulau Flores dan Atambua, Timor, karena ditemukan fosil-fosilnya disana.
Kerabatnya, Varanus bolkayi ditemukan di Trinil dan Kedung Brubus. Hooijer (1973) juga
menduga kalau kedua spesies ini sebenarnya sama dan berdistribusi mulai dari Jawa hingga
Timor.
Ø  Stagodon Sompoensis, Gajah kerdil dari Sulawesi.
Ø  Stegodon Soondari, Spesies gajah kerdil lainnya yang diberi nama seorang arkeolog,
Soondar.
Ø  Elephas celebensis, Gajah kerdil dari Sulawesi. Tengkoraknya dapat dibedakan dari gajah
besar karena tidak memiliki cekungan parietal dan adanya reduksi fungsional jaringan tulang
pneumatik yang mencirikan gajah kerdil (Palombo, 2001). Walaupun ditemukan di Sulawesi,
dan Hooijer sendiri mengatakan gajah ini berasal dari Sulawesi, penelitian lebih lanjut
olehnya (1974) menyimpulkan kalau Elephas celebensis berasal dari Jawa dan sama dengan
Stegodon hypsilophus dari Jetis.
Foto-0679.jpg Foto-0703.jpg

2. Fosil Tumbuhan
a. Fosil daun
b. Fosil Batang
c. Fosil Kayu

3.      Fosil Manusia Purba


Di Museum Geologi terdapat fosil manusia purba serta fosli mahluk hidup lainnya. Beberapa
Fosil manusia purba yang ada disana yaitu :
a.       Meganehtropus Palaeojavanicus
Perawakan Megantropus Paleojavanicus diperkirakan tegap, diperkirakan masif dengan
tulang pipi tebal tonjokannya belakang kepala yang tajam serta tempat pelekatan yang besar
bagi otot-otot tengkuh yang kuat. Dengan gerakan yang besar, maka permukaan tengah
banyak kerutan-kerutan dengan gigi yang sangat kuat.
b.      Phythecanthropus Erectus
Fosil ini banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi badan diperkirakan antara 165 – 180 cm
dengan tubuh dan anggota badan yang tegap, mukanya memiliki tonjolan kuning yang kua,
hidung yang lebar dengan belakang kepala menyudut, isi tengkorak berkisar antara 750 – 100
cm. Fosil manusia yang ditemukan di sepanjang aliran Bengawan Solo, yakni fosil
“Pithecanthroupus Erectus” yang disebur-sebut sebagai “The Missing Lin” oleh penemunya
Eugine Dubois yang melakukan eskavasi tahun 1891 – 1893.
c. Homosapiens
Jenis Homosapiens memiliki ciri yang lebih maju dengan Phytecanthropus erectus. Berjalan
dan berdiri tegak serta lebih sempurna, tinggi badannya antara 130 – 210 cm, mulanya datar
dan lebar, akar hidung lebar dan bagian mulutnya agak sedikit menonjol, dahi membulat serta
tinggi, sementara bagian belakang tengkorak juga membulat dengan rahang dan gigi
mengecil dan lidah terlalu menonjol ke bagian depan. Volume tengkorak rata-rata antara
1350 – 1450 cm.
d. Fosil manusia Ngandong,  “Homo Javanthropus Soloensis”.
e. Fosil lainnya adalah fosil manusia purba “Pithecantrophus” II dan “Pithecantropus” VII,
Sangiran 17. Para pengunjung selain bisa menyaksikan berbagai fosil tadi, juga bisa
mendapat pengetahuan tentang evolusi manusia yang dicetuskan Charles Darwin, Ernest
Haeckel, Eugine Dubois, dan dua teori evolusi yang dianut dunia, yaitu teori Multi Regional
dan teori Out Of Africa, serta sejumlah penjelasan seputar manusia.
Foto-0710.jpg

Hal-hal yang berhubungan dengan tektonisme dan vulkanisme


Secara geologis, tenaga endogen meliputi tektonisme , vulkanisme, dan seisme (gempa).
1. Hasil dari proses tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi secara horizontal
maupun vertical.Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme dibedakan atas
epirogenesa dan orogenesa.
Epirogenese adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat
pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta meliputi
wilayah yang sangat luas. Gerakan epirogenese dibagi menjadi dua sebagai berikut :
·         Epirogenese positif, yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah
mengalami kenaikan.
·         Epirogenese negative, yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah
mengalami penurunan.
Orogenese adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat
pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi secara cepat seperti meliputi
wilayah yang sempit.Misalnya, pembentukan deretan sirkum pasifik
2. Hasil dari Proses Vulkanisme
Vulkanisme yaitu peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut
bumi.Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang
berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan
banyaknya gas yang terkandung didalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan danper
geseran lempeng kulit bumi.Magma dapatberbentuk gas padat dan cair. Proses terjadinya
vulkanisme dipengaruhi olehaktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulitbumi).
Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulitbumi bagian dalam dinamakan intrusi
magma.Sedangkan penyusupan magma sampai keluar kepermukaan bumi disebut ekstrusi
magma

Maket eksplorasi barang tambang (emas dan minyak bumi)


Emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka
Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan tembaga
1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan
tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton.
Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada
tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta
dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik.
2. MUSEUM KAA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Laporan ini mempunyai latar belakang masalah tentang sejarah Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika Tingkat Tinggi ( di singkat KTT Asia Afrika atau KAA, kadang juga
di sebut konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara – negara baru saja
memperoleh kemerdekaan.
Sebelum perang dunia II, negara – negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua
Asia Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II
pada agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara bangsa -- bangsa
di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata di belahan bumi di beberapa
peloksok dunia masih ada masalah dan muncul masalah yang mengakibatkan permusuhan
yang terus berlangsung.
Sementara itu bangsa – bangsa di dunia, terutama bangsa – bangsa Asia Afrika, sedang
di landa kekhawatiran akibat makin di kembangkannya pembuatan senjata nuklir yang bisa
memusnahkan umat manusia. Situasi dalam negeri di beberapa negara Asia Afrika yang telah
merdeka pun masih terjadi konflik antar kelompok masyarakat sebagai akibat masa
penjajahan ( politik devide et impera ) dan perang dingin antar blok dunia tersebut.
Walaupun pada masa itu telah ada badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa –
Bangsa ( PBB ) yang berfungsi menangani masalah – masalah dunia, namun nyatanya badan
ini belum berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangkan kenyataannya, akibat yang
di timbulkan oleh masalah – masalah ini, sebagian besar di derita oleh bangsa – bangsa di
Asia Afrika.
Bangsa Indonesia menjunjung tinggi perdamaian dunia sebagaimana amanat
Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945. Karenanya, bangsa Indonesia selalu ingin
menciptakan perdamaian dunia. Usaha Indonesia ternyata mendapat dukungan dari empat
negara Asia, yaitu India, Pakistan, Burma (Myanmar) dan Srilanka yang kemudian
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika antara 18 – 24 April 1955, di Gedung Merdeka,
Bandung yang di koordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Sunario dengan
tujuan  mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia – Afrika dan melawan
kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis
lainnya.
Kondisi tersebutlah yang mendorong negara – negara yang baru merdeka untuk
menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan
memelihara perdamaian.

B.     Perumusan Masalah
1.         Bagaimana museum Konferensi Asia Afrika ?
2.         Bagaimana Sejarah Konferensi Asia Afrika ?
3.         Apakah Manfaat Konferensi Asia Afrika Bagi Indonesia dan Negara – Negara Asia Afrika
lainnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Museum Konferensi Asia Afrika
Museum Konperensi Asia Afrika (KAA) atau Gedung Merdeka merupakan Museum
Sejarah Politik Luar Negeri Republik Indonesia yang berlokasi di Jl. Asia Afrika No. 65
Bandung. Gedung yang digunakan sebagai ruang tata pameran museum  dibangun pada tahun
1940 oleh Arsitek A.F. Aalbers dengan gaya arsitektur Moderism with Art Deco Influences.
Sedangkan Gedung Merdeka, dibangun untuk pertamakalinya pada tahun 1895 dan
selanjutnya secara berturut-turut pada tahun 1920 dan 1928 gedung tersebut direnovasi
kembali sehingga menjadi gedung dalam bentuknya yang  sekarang. Pembangunan gedung
ini dirancang oleh dua arsitek berkebangsaan Belanda bernama VAN GALLEN LAST dan
CP. WOLFT SCHOEMAKER, Profesor di Techniche hogeschool atau ITB sekarang. Di
gedung inilah Konferensi Asia Afrika berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955.
Pendirian Museum KAA merupakan gagasan dan prakarsa Prof. Dr. Mochtar
Kusumaatmaja, SH.,LL.M. Sebagai Menlu RI (1978-1988) beliau kerap bertatap muka dan
berdialog dengan para pemimpin Negara dan Bangsa Asia Afrika. Dalam kesempatan
tersebut, beliau sering memperoleh pertanyaan tentang Gedung Merdeka dan Kota Bandung.
Berulangkali pembicaraan tersebut diakhiri oleh pernyataan keinginan mereka untuk dapat
mengunjungi kota Bandung dan Gedung Merdeka. Terilhami oleh hal tersebut, maka
muncullah gagasan untuk mengabadikan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955
sebagai  tonggak terbesar keberhasilan politik luar negeri Indonesia.  Jiwa, semangat dan
pengaruh KAA telah menyebar ke seluruh dunia, terutama bumi Asia Afrika, sehingga
mereka ingin bernostalgia mengunjungi tempat diselenggarakannya.
Gagasan tersebut di aktualisasikan dalam bentuk pendirian Museum KAA di Gedung
Merdeka Bandung. Maka pada kesempatan Forum Rapat Panitia Peringatan 25 tahun KAA
tahun 1980 yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio
sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dilontarkanlah gagasan
pendirian museum tersebut . Gagasan tersebut memperoleh sambutan  baik, terutama dari
Presiden Republik Indonesia Soeharto. Sejak itu, salah satu aktivitas Panitia Peringatan 25
tahun Konferensi Asia Afrika adalah mewujudkan rencana tersebut.
Gagasan pendirian museum kemudian diwujudkan oleh Joop Ave, sebagai Ketua
Harian Panitia Peringatan 25 tahun KAA dan Dirjen Protokol dan Konsuler Deplu (1980-
1982), bekerjasama dengan Depdikbud, Deppen, Pemda Provinsi  Jawa Barat dan Universitas
Padjadjaran. Perencanaan dan Pelaksanaan teknis dikerjakan oleh PT. Decenta Bandung.
Museum KAA diresmikan  oleh Presiden Soehato pada tanggal 24 April 1980, sebagai
puncak Peringatan 25 Tahun KAA.
1.      Latar Belakang Museum Konferensi Asia Afrika
     Latar belakang di bangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para
pemimpin bangsa – bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka
dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar
Negeri Republik Indonesi, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide
untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia
Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal
Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan
dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
2.      Nama, Status dan Sifat
Nama Museum ini adalah Museum Konferensi Asia Afrika. Nama tersebut di
gunakan untuk mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika yang menjadi sumber inspirasi
dan motivasi bagi bangsa – bangsa Asia Afrika.
Museum ini di bangun oleh Pemerintah Republik Indonesia dan berada di bawah
wewenang Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara pengelolalanya di bawah
koordinasi Departemen Luar Negeri dan Pemerintah Daerah tingkat 1 Provinsi Jawa Barat.
Pada 18 Juni. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ke Departemen Luar Negeri di
bawah pengawasan Badan Penelitian dan Pengembangan Masalah Luar Negeri. Pada tahun
2003 di lakukan restrukturisasi di tubuh Departemen Luar Negeri dan Museum Konferensi
Asia Afrika di alihkan ke Ditjen Informasi, Diplomasi Publik, dan Perjanjian Internasionnal.
Saat ini, UPT Museum Konferensi Asia Afrika berada dalam koordinasi Direktorat
Diplomasi Publik. Museum ini menjadi museum sejarah bagi perjuangan politik luar negeri
Indonesia.
3.      Tujuan
Tujuan pendirian museum KAA, di rumuskan dalam poin – poin kalimat sebagai
berikut :
a.         Menyajikan peninggalan – peninggalan, informasi yang berkaitan dengan KAA, termasuk
latar belakang, perkembangan konferensi tersebut, social budaya, da peran bangsa – bangsa,
Asia Afrika, khususnya bangsa Indonesia dalam percaturan politik da kehidupan dunia
b.         Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan buku – buku, majalah, surat kabar, naskah,
dokumen, dan penerbian lainnya yang berisi uraian dan informasi mengenai kegiatan dan
peranan bangsa – bangsa Asia Afrika dan Negara– Negara berkembang dalam percaturan
politik dan kehidupan dunia serta social budaya Negara – Negara tersebut
c.         Melakukan penelitian tentang masalah – masalah Asia Afrika dan Negara– Negara
berkembang guna menunjang kegiatan peendidikan dan penelitian ilmiah di kalangan pelajar,
mahasiswa, dosen, dan pemuda Indonesia serta bangsa– bangsa Asia Afrika pada umumnya,
dan member masukan bagi kebijakan pemerintah dalam kegiatan politik luar negeri
d.        Menunjang upaya – upaya dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional, pendidikan
generasi muda, dan peningkatan kepariwisataan
e.         Menunjang upaya – upaya untuk menciptakan saling pengertian dan kesatuan pendapat serta
meningkatkan volume kerjasama di antara  bangsa – bangsa Asia Afrika dan bangsa – bangsa
lainnya di dunia.
4.      Fasilitas
Fasilitas yang ada di museum Konferensi Asia Afrika sebagai berikut :
a.        Ruang pameran tetap
Museum Konferensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap yang memamerkan
sejumlah koleksi berupa benda – benda tiga dimensi dan foto – foto dukumenter peristiwa
pertemuan Tug, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika tahun
1955. Selain itu di pamerkan juga foto mengenai :
       Peristiwa yang melatar belakangi lahirnya Konferensi Asia Afrika
       Dampak Konferensi Asia Afrika bagi dunia Internasional
       Gedung Merdeka dari masa ke masa
       Profil Negara – Negara peserta konferensi Asia Afrika yang di muat dalam multimedia
Dalam rangka menyambut kunjungan Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi  Gerakan
Nonblok tahun 1992 di mana Indonesia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut dan
menjadi Ketua Gerakan Nonblok, di buatlah diorama yang menggambarkan situasi
pembukaan Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Seperti penataan kembali Ruang Pameran,
dan sebagainya. Berikut ini uraiannya :
1.      Penataan kembali Ruang Pameran Tetap “ Sejarah Konferensi Asia Afrika 1955”
Dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 dan Peringatan 50 Tahun
Konferensi Asia Afrika 1955 pada 22 – 24 April 2005, tata pameran Museum Konferensi
Asia Afrika di renovasi atas prakarsa Menteri Lar Negeri   Dr. N. Hasan Wirajuda. Penataan
kembali Museum tersebut di laksanakan atas kerja sama Departemen Luar Negeri dengan
Sekretariat Negara dan Pemerintah Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. N. Hassan
Wirajuda. Provinsi Jawa Barat. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh Vico
Design dan Wika Realty.
2.      Rencana Pembuatan Ruang Pameran Tetap “Sejarah Perjuangan Asia Afrika” dan
Ruang Identitas Nasional Negara-negara Asia Afrika (2008).
Departemen Luar Negeri RI mempunyai rencana untuk mengembangkan Museum
Konperensi Asia Afrika sebagai simbol kerja sama dua kawasan dan menjadikannya sebagai
pusat kajian, pusat arsip, dan pusat dokumentasi. Salah satu upayanya adalah dengan
menambah beberapa ruang pameran tetap, yang memamerkan sejumlah foto dan benda tiga
dimensi mengenai Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (New Asian African Strategic
Partnership/NAASP) serta berbagai materi yang menggambarkan budaya dari masing-masing
negara di kedua kawasan tersebut.
Pengembangan museum ini direncanakan terwujud pada April 2008, bertepatan dengan
Peringatan tiga tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika.
5.      Perpustakaan
Untuk menunjang kegiatan Museum Konferensi Asia Afrik, pada 1985 Abdullah Kamil (
waktu itu Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London memprakarsai di
buatnya sebuah perpustakaan.
Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, social, politik, dan budaya
Negara – Negara di Asia Afrika, dan Negara – Negara lainnya. Dokumen mengenai
Konferensi Asia Afrika dan Konferensi – konferensi lainnya, serta surat kabar yang
bersumber dari sumbangan / hibah dan pembelian.
6.      Audio Visual
Bersamaan dengan berdirinya perpustakaan, di siapkan pula ruang audio visual pada
tahun 1985. Ruang tersebut juga di prakaesai oleh Abdullah Kamil.
Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan film – film documenter mengenai kondisi
dunia hingga tahun 1950-an, Konferensi Asia Afrika da Konferensi – konferensi lanjutannya,
serta film – film mengenai kebudayaan dari Negara – Negara Asia Afrika.

7.      Riset
Museum Konferensi Asia Afriak meningkatkan berbagai studi mengenai Asia Afrika dan
luar negeri serta memfasilitasi penelitian – penelitian dalam luar negeri yang di lakukan oleh
para penelitian dan mahasiswa.
8.      Aktivitas
Museum Konferensi Asia Afrika Menyelenggarakan :
    Pemandu. Pemandu dilakukan kepada pengunjung, baik kunjungan resm tamu pemerintah
maupun kunjungan kelompok / umum.
    Pameran temporer. Museum konferensi Asia Afrika menyelenggarakan pameran temporer dalam
upaya mengedukasi public berkaitan dengan pelaksanaan politik luar negeri dan sejarah
diplomasi Indonesia. Pameran temporer ini di lakukan juga di lokasi – lokasi di luar Museum
Konferensi Asia Afrika.
    Komunitas. Di museum ini terdapat komunitas masyarakat yang di bentuk dan di dukung oleh
Museum Konferensi Asia Afrika. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan  mwngwnai
sejarah, politik Internasional, wawasan kebangsaan mengingat tantangan yang di hadapi
dalam politik luar negeri Indonesia dimasa yang akan dating, dalam diplomasi public naupun
diplomasi antarwarga ( citizen diplomacy ). Beberapa kegiatan yang di selenggarakan
bekerjasama dengan komunitas diantaranya : Diskusi Buku, Diskusi Film, berbagai Festival,
Klab Budaya, Pameran, dan lain – lain.

9.         Koleksi Museum
Koleksi Museum Asia Afrika berjumlah  4.000 buah. Penataannya dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu :
a.      Koleksi benda-benda tiga dimensi :
  Suasana Sidang Pembukaan Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka 18 April 195.
  Kursi rotan yang diduduki para delegasi ketika melakukan pertemuan untuk melobi dan
mempererat persahabatan
  Kamera, mesin tik, dan mesin teleks yang dipakai selama konferensi berlangsung
  Terbitan prangko-prangko yang berhubungan dengan konferensi Asia Afrika
b.         Gallery foto mengenai : Gedung merdeka dari masa ke masa
Sejarah Konferensi Asia Afrika yang menggambarkan suasana dunia internasional
sebelum pelaksanaan konferensi, konferensi-konferensi pendahuluan, persiapan dan
pelaksanaan serta menampilkan suasana hasil konferensi tersebut terhadap perkembangan
dunia internasional.

Anda mungkin juga menyukai