Lapisan Tanah
Lapisan tanah ini berusia 1,8 juta tahun, merupakan lapisan lahar volkanik paling tua di
Sangiran, hasil aktivitas erupsi Gunung Lawu purba. Di atas lapisan tanah yang tidak
mengandung fosil ini, dibangun Museum Manusia Purba Sangiran. Di lapisan tanah ini banyak
kerang-kerang dan hanya bisa dilihat di mikroskop.
Formasi Notopuro (daratan kering) merupakan hasil pengendapan lumpur vulkanik, batu
pasir tufaan, dan material breksi laharik. Formasi ini dihuni manusia ketiga yaitu homo sapiens
umurnya kurang lebih 300 ribu tahun yang lalu. Di sangiran di temukan alat-alat batu. Ada 4
regenerasi alat batu, yang tertua adalah paliolitikum, mesolitikum, neolitikum, dan yang terakhir
megalitikum. Megalitikum tidak ditemukan di Sangiran karena megalitikum merupakan candi
atau setupah.
Formasi Grenzbank menyerupai beton semen yang sangat keras, terdiri dari konkresi
konglomeratan atau gamping pisoid.
Formasi Kabuh terbentuk dari larik-larik pasir fluvio-vulkanik (pasir sungai dari gunung api)
yang saling tumpang tak beratur. Formasi ini ditemukan manusia yang kedua, yaitu bernama
pitekantropus erectus pada era plestosen atas berusia kurang lebih 730 ribu tahun yang lalu
sebelum masehi, dan banyak di temukan (hutan terbuka) hewannya antara lain: gajah, harimau,
kerbau.
Formasi Pucangan atau yang disebut air rawa umurnya berusia 1,8-2 juta tahun yang lalu.
Lapisan ini mengandung larik lempung diatome, batu lempung pasiran yang mengandung
moluska, lempung hitam, dan material breksi laharik. Lapisan ini hidup di Plestopen bawah,
bertempat di Mojokerto di temukan di desa Kalibeng. Pertama kali ditemukan manusia yaitu
megantropus paleo javanikus dan ditemani hewan-hewan yaitu sodanin atau sodakening yaitu
termasuk buaya, ikan, berang-berang air rawa.
Tumbukan lempeng tektonik yang terjadi di selatan Pulau Jawa menghailkan gaya
yang saling menekan pada perlapisan tanah batuan di Sangiran. Selanjutnya gaya yang
saling menekan mengakibatkan pengangkatan pada permukaan tanahnya. Proses
pelipatan tanah batuan berbentuk menyerupai kubah.
Kemudian kontur tanah Sangiran yang berbukit-bukit terbentuk akibat aktivitas
vulkanik, tektonik, serta naiknya diapirik sedimen lempung yang terjadi ratusan ribu
tahun yang lalu. Tumbukan lempeng tektonik menghasilkan gaya tekan horizontal.
Adapun penggelinciran komplek gunung api dari atas ke bawah dan naiknya lapisan
lempung dari bawah ke atas, menghasilkan gaya saling menekan secara vertikal. Gaya
tekan tersebut menyebabkan pelipatan lapisan sehingga membentuk perbukitan pada
permukaan tanahnya.
2. Hewan
a. Gajah
Simpulan dari identifikasi temuan berbagai fosil menunjukkan bahwa di Sangiran pernah
menjadi hunian tiga generasi gajah purba, yaitu mastodon, stegodon, dan elephas.
1) Mastodon
Memiliki empat gading: dua berukuran besar, tumbuh di rahang atas, dan dua lainya
berukuran mungil di rahang bawah.
2) Stegodon
Stegodon yang paling banyak di temukan di Sangiran adalah Stegodon
trigonocephalus, yaitu spesies stegodon beratap tengkorak menonjol membentuk
segitiga. Ukuran tubuhnya lebih besar dari pada gajah sekarang.
3) Elephas
Elephas merupakan generasi ketiga spesies gajah purba. Fosil-fosil elephas banyak
ditemukan di Lapisan Kabuh. Bentuk tubuhnya mirip dengan gajah sekarang.