Anda di halaman 1dari 6

1.

Lapisan Tanah

Lapisan tanah ini berusia 1,8 juta tahun, merupakan lapisan lahar volkanik paling tua di
Sangiran, hasil aktivitas erupsi Gunung Lawu purba. Di atas lapisan tanah yang tidak
mengandung fosil ini, dibangun Museum Manusia Purba Sangiran. Di lapisan tanah ini banyak
kerang-kerang dan hanya bisa dilihat di mikroskop.

Formasi Notopuro (daratan kering) merupakan hasil pengendapan lumpur vulkanik, batu
pasir tufaan, dan material breksi laharik. Formasi ini dihuni manusia ketiga yaitu homo sapiens
umurnya kurang lebih 300 ribu tahun yang lalu. Di sangiran di temukan alat-alat batu. Ada 4
regenerasi alat batu, yang tertua adalah paliolitikum, mesolitikum, neolitikum, dan yang terakhir
megalitikum. Megalitikum tidak ditemukan di Sangiran karena megalitikum merupakan candi
atau setupah.

Formasi Grenzbank menyerupai beton semen yang sangat keras, terdiri dari konkresi
konglomeratan atau gamping pisoid.

Formasi Kabuh terbentuk dari larik-larik pasir fluvio-vulkanik (pasir sungai dari gunung api)
yang saling tumpang tak beratur. Formasi ini ditemukan manusia yang kedua, yaitu bernama
pitekantropus erectus pada era plestosen atas berusia kurang lebih 730 ribu tahun yang lalu
sebelum masehi, dan banyak di temukan (hutan terbuka) hewannya antara lain: gajah, harimau,
kerbau.

Formasi Pucangan atau yang disebut air rawa umurnya berusia 1,8-2 juta tahun yang lalu.
Lapisan ini mengandung larik lempung diatome, batu lempung pasiran yang mengandung
moluska, lempung hitam, dan material breksi laharik. Lapisan ini hidup di Plestopen bawah,
bertempat di Mojokerto di temukan di desa Kalibeng. Pertama kali ditemukan manusia yaitu
megantropus paleo javanikus dan ditemani hewan-hewan yaitu sodanin atau sodakening yaitu
termasuk buaya, ikan, berang-berang air rawa.

a. Terbentuknya Kubah Sangiran

Tumbukan lempeng tektonik yang terjadi di selatan Pulau Jawa menghailkan gaya
yang saling menekan pada perlapisan tanah batuan di Sangiran. Selanjutnya gaya yang
saling menekan mengakibatkan pengangkatan pada permukaan tanahnya. Proses
pelipatan tanah batuan berbentuk menyerupai kubah.
Kemudian kontur tanah Sangiran yang berbukit-bukit terbentuk akibat aktivitas
vulkanik, tektonik, serta naiknya diapirik sedimen lempung yang terjadi ratusan ribu
tahun yang lalu. Tumbukan lempeng tektonik menghasilkan gaya tekan horizontal.
Adapun penggelinciran komplek gunung api dari atas ke bawah dan naiknya lapisan
lempung dari bawah ke atas, menghasilkan gaya saling menekan secara vertikal. Gaya
tekan tersebut menyebabkan pelipatan lapisan sehingga membentuk perbukitan pada
permukaan tanahnya.
2. Hewan
a. Gajah

Simpulan dari identifikasi temuan berbagai fosil menunjukkan bahwa di Sangiran pernah
menjadi hunian tiga generasi gajah purba, yaitu mastodon, stegodon, dan elephas.
1) Mastodon
Memiliki empat gading: dua berukuran besar, tumbuh di rahang atas, dan dua lainya
berukuran mungil di rahang bawah.
2) Stegodon
Stegodon yang paling banyak di temukan di Sangiran adalah Stegodon
trigonocephalus, yaitu spesies stegodon beratap tengkorak menonjol membentuk
segitiga. Ukuran tubuhnya lebih besar dari pada gajah sekarang.
3) Elephas
Elephas merupakan generasi ketiga spesies gajah purba. Fosil-fosil elephas banyak
ditemukan di Lapisan Kabuh. Bentuk tubuhnya mirip dengan gajah sekarang.

b. Harimau Purba (Panthera tigris)


Harimau Purba hidup di Sangiran sekitar 500.000 tahun yang lalu pada saat
habitat di Sangiran masih berupa padang sabana yang sangat luas. Harimau ini
sebagai karnivora. Lingkungan di sekitar Sangiran sangat sesuai dengan Harimau
Purba karena banyak mangsa untuk dijadikan makanannya. Ketika berburu, Harimau
Purba menggunkan gigi taring untuk mencengkram dan mencabik mangsanya.
3. Manusia
a. Homo erectus
Homo erectus merupakan manusia purba yang cerdas, terbukti mampu membuat alat
batu yang kaya pada zamanya. kapak batu yang di buat antara lain: kapak batu yang
berjenis kapak perunggas, kapak padatan, dan kapak genggam. Jenis kapak batu yang
dibuat ini dengan pemetasan untuk mendapatkan bagian yang tajam. Kapak ini dibuat
untuk mencari mangsa. Secara toritis pada era sekitar 450.000 tahun lalu sudah membuat
apik seperti di Cina dan Eropa, tetapi belum ditemukan bukti alat pembuat api di
Sangiran. Homo erectus dibagi menjadi 3 antara lain:

1. Homo erectus Progresif


Hidup berkisar 200.000-100.000 tahun lalu, dan mempunyai volume otak 1.100
cc. Kapasitas otak yang besar membuat atap tengkoraknya lebih tinggi dan lebih
berbentuk bundar dari pada 2 tipe pendahulunya. Homo erectus tipe ini tidak
ditemukan di Sangiran. Sebagian besar ditemukan di Ngandong (Blora), Selopuro
(Ngawi), dan Sambungmacan (Sragen).
2. Homo erectus Tipik
Hidup berkisar 800.000-300.000 tahun lalu, dan mempunyai volume otak 1.000
cc. Diduga menjadi pendahulu , terakhir sebelum berevolusi menjadi manusia
modern, Homo sapiens, hidup pada masa 1,8 juta- 200 ribu tahun yang lalu. Spesies
ini lahir di Afrika Timur kemudian bermigrasi ke seluruh dunia tak terkecuali Jawa.
Di Jawa terdapat 3 tipe Homo erectus.
Homo erectus fosilnya banyak di temukan di Lapisan Kabuh Sangiran, dengan rahang
lebih ramping dan gigi geliginya lebih kecil dibanding tipe arkaik. Fosil Homo erectus
tipik juga tersebar di Trinil (Ngawi), Patiayam (Kudus), Senedo (Tegal).

3. Homo erectus Arkaik


Hidup berkisar 1,8 juta- 900.000 tahun lalu, dan mempunyai volume otak 870 cc.
Fosilnya banyak di temukan di Lapisan Pucangan dan Grenzbank, dan Homo erectus
ini memiliki tulang rahang yang kekar dan gigi geliginya besar.

Anda mungkin juga menyukai