Anda di halaman 1dari 36

Kehidupan Manusia Purba dan Asal

Usul Nenek Moyang bangsa


Indonesia

Here is where your presentation


begins
Sejak kapan manusia itu ada dan
bagaimana asal usul terbentuknya ?

Hal ini tidak dapat di cari tahu dengan pikiran manusia


yang Rasional, melainkan dengan Mitos !!!!
Untuk bisa memahami adanya kehidupan
manusia di bumi sebelumnya kita harus
mempelajari Dinamika terbentuknya Bumi.

1. Archaeikum (± 2500 2. Palaeozoikum (± 340


juta tahun yang lalu) juta tahun)

B. Quarter

3. Mesozoikum (±140 4. Kenozoikum (±60 II. Holocen


juta tahun) juta- sekarang)

A. Tersier
I. Plestosen
1. Archaeikum (± 2500
juta tahu yang lalu)

Jaman yang tertua, berlangsung kira kira


± 2500 juta tahu yang lalu. Kulit bumi
masih panas sekali, tak ada mahluk hidup
sedikitpun. 2. Palaeozoikum (± 340
juta tahun)

jaman hidup tua. Dalam Jaman ini yang


berlangsung kira – kira ± 340 juta tahun,
sudah nyata ada kehidupan,
3. Mesozoikum (±140
juta tahun)

Mesozoikum jaman hidup


pertengahan,berlangsung kira kira ±140 juta
tahun. Selama jaman ini mahlukhidup
berkembang dengan sangat pesat

4. Kenozoikum (±60
juta- sekarang)

jaman hidup baru, berlangsung sejak kira-kira


60 juta tahun yang lalu sampai kini. Jaman ini
di bagi atas 2 jaman yaitu jaman Tertiair dan
Quartair
Temuan Jenis
Jenis Manusia
Purba yang Tertua
hingga yang
Lebih Muda
Meganthropus
paleojavanicus Meganthropus paleojavanicus
(manusia besar tertua dari Jawa)
adalah jenis manusia purba yang
Meganthropus paleojavanicus memiliki ciri-ciri paling tua (primitif) yang pernah
sebagai berikut: ditemukan di Indonesia (Jawa).
• Hidup pada masa Pleistosen awal
• Memiliki rahang bawah yang sangat tegap
dan geraham yang besar
• Memiliki bentuk gigi yang homonim
• Memiliki otot-otot kunyah yang kuat
• Bentuk mukanya masif dengan tulang pipi
yang tebal, tonjolan kening yang mencolok dan
tonjolan belakang kepala yang tajam serta tidak
memiliki dagu.
• Memakan jenis tumbuh-tumbuhan
Pithecanthropus (manusia kera) adalah jenis
Pithecanthropus manusia purba yang fosilfosilnya paling
banyak ditemukan di Indonesia.

Pithecanthropus memiliki ciri berikut:


• Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah (1 juta hingga 1,5
juta tahun silam)
• Tinggi badan sekitar 168 – 180 cm dengan berat badan rata-rata 80 – 100 kg
• Berjalan tegak
• Volume otaknya sekitar 775 cc – 975 cc
• Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata
• Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
• Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
• Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
• Bentuk kening yang menonjol sangat tebal
• Bentuk hidung tebal
• Tidak memiliki dagu
• Bagian belakang kepala tampak menonjol
Homo Sapiens
Secara umum Homo Sapiens memiliki
ciri yang lebih progresif dibanding
Pithecantropus
Secara khusus ia memiliki ciri-ciri berikut:
a. Volume otak bervariasi antara 1000 – 1450 cc
b. Otak besar dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada
bagian kulit otaknya)
c. Tinggi badan sekitar 130 – 210 cm dengan berat badan rata-rata
30 – 150 kg.
d. Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat
dan tinggi
e. Otot tengkuk mengalami penyusutan
f. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
g. Berjalan dan berdiri tegak h. sudah lebih sempurna
Temuan Jenis
Jenis Manusia
Purba pada zaman
Plestosen
Situs Sangiran
Situs Sangiran ini yang terletak di Cekungan
solo, di sebelah timur gunung Lawu.

Berita penemuan pertama di sangiran muncul


pada tahun 1864 ketika P.E.C Schemulling
melaporkan penemuan fosil vertebrata dari
kalioso, bagian dari wilayah sangiran.

pada tahun 1934 muncul ketika G.H.R Von


koenigswald menemukan artefak litik di
wilayah ngebung yang terletak sekitar 2km
barat laut dari sangiran
Temuan di
Formasi Pucangan

Terdapat temuan yang penting yang berusia


hingga 1,8 hingga 0,9 juta tahun lalu ini sangat
penting karena telah memberikan beberapa
fosil manusia dengan berbagai variasi
morfologis yang merupakan fosil paling purba
di sangiran dan sejumlah mamalia.

Fosil fosil dari Homo Erectus dan


Megantropus paleojavanicus A
Formasi
Grenzbank
Lapisan ini menjadi penanda batas
formasi pucangan dan kabuh, Grenzbank
ini merupakan tanda dari perubahan
lingkungan rawa dan hutan bakau
menjadi lingkungan darat secara
permanen, umur dari Grenzbank ini
berkisar 0,8 juta tahun lalu.

Rahang Bawah Megantropus


Formasi Kabuh
Pada periode 0,7 hingga 0,3 juta tahun lalu
terjadilah letusan gunung api yang hebat,
antara lain gunung lawu dan merapi yang
memuntahkan jutaan kubik pasir vulkanis,
material yang kemudian di endapkan oleh
sungai-sungai yang disekitarnya hingga
menutup lapisan Grenzbank.

Sebagian besar fosil manuisa dari sangiran berasal dari


lapisan ini, dan mayoritas merupakan fragmen tengkorak.
Fosil fosil tersebut adalah sangiran 2, sangiran 3, sangiran17
( yang lengkap dan utuh dengan mukanya), sangiran 25,
sangiran 26, dan sangiran 38 dan lain lain
Formasi Noto
puro

Menurut hasil penelitian tim


Indonesia dan jepang menunjukkan
hasil bahwa usia dari formasi
notopuro ini adalah 0,2 -0,07 juta
tahun .
2. Kedung gebus, Madiun, Jawa
Timur.
Terdapat beberapa temuan fosil dari
manusia purba yang hidup jutaan tahun
yang lalu.

Eugene Dubois pada tahun 1890


menemukan sebuah fragmen rahang
yang pendek dan sangat kekar dengan
sebagian prageraham yang masih
tersisa

Eugene Dubois Homo Erectus


3. Trinil, Ngawi, Jawa timur
Letak

Trinil adalah sebuah desa di pinggiran


benganwan solo, dalam wilayah
administrasi kabupaten ngawi, jawa
timur.

Temuan

Ditemukan atap tengkorak


Pithecantropus erectus (Trinil 2) dan
beberapa tulang paha (Utuh dan
fragmen)
4. Perning, Mojokerto, Jawa
Latar Belakang
timur
Tahu 1936 seorang penduduk yang
bekerja untuk koenigswald dan duyfjes
menemukan atap tengkorak anak anak
berusia antara 3-5 tahun di sumber
tengah\

Kepurbaan tengkorak anak anak ini sudah sejak lama


menjadi diskusi yang berkepanjangan, sebuah
pertanggalan metode potassium-argon oleh T.Jacob
dan Curtis terhadap batu apung yang ditemukan di
dekat tengkorak menghasilkan angka krang lebih 1,9
juta -0,4 juta tahun
Perning 1
5. Ngandong, Blora, Jawa tengah
Letak

Ngandong adalah nama sebuah desa di


tepian bengawan solo dalam wilayah
kabu[aten Blora, Jawa tengah. \

Temuan

Pada tahun 1933 bersama sama Oppenoorth dan von Ngandong 13


Koenigswald menemukan beberapa atap tengkorak
lainnya keseluruhannya 11 tengkorak manusia,
sebuah pecahan parietal, dan 5 buah tulang infra
tengkorak termasuk 2 tibia.
6. Sambungmacan, Sragen, jawa
tengah
Letak
Situs Sambungmacan yang terletak di
tepi bengan solo dalam wilayah
kabupten sragen adalah salah satu situs
dengan penemuan yang cukup lengkap,
mulai dari fosil binatang dan manusia
hingga artefak Temuan

Temuan fosil fosil manusia dari situs sambung


macan telah mewakili empat individu yang
diwakiliki oleh tiga buah tengkorak (sambung macan
1,2,3 dan 4). Perkiraan volume otaknya, termasuk
dalam variasi Volume otak Homo erectus NGandong
(Homo erectus soloensis).
7. Patiayam, Kudu, Jawa tengah

Letak
Situs patiayam merupakan daerah
perbukitan yang terletak di lereng
tenggara gunung muria, di wilayah
pantai utara jawa tengah, sekitar 5 KM
di sebelah utara jalan raya antara kota
kudus dan pati
Temuan
Temuan tersebut terdiri dari gigi dan
pecahan tengkorak homo erectus.
Fosil gigi tersebut adalah prageraham
(Premolar) manusia purba Homo
erectus dari formasi Slumprit yang
berumur awal pleistosen tengah.
Evolusi Manusia Purba Jawa

Kelompok BEREVOLUSI

Progesif Kelompok Trinil-Sangiran Homo Arkaik

Volume otak sudah mencapai 1.100 Lebih ramping dibandingkan dengan Ciri dari kelompok ini adalah
cc, dengan atap tengkorak yang lebih kelompok kekar, superstruktur Berpostur kekar, tebal tulang
tinggi dan lebih membundar. tengkorak lebih tereduksi, kapasitas tengkorak mencapai 1,2 cm,
tengkorak berkisar antara 900-1.000cc perkembangan sangat kuat pada
superstruktur tengkorak dan kapasitas
tengkorak sekitar 850 cc.
Teknologi

01 02
Kapak
Kapak Genggam Perimbas

03 04

Flakes
Alat- Alat dari Tulang
Binatang
 Kapak Genggam (Chopper)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat
tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara
mempergunakannya dengan cara menggenggam.
Fungsi : Memotong, menggali umbi, menguliti
domba

 Kapak Perimbas
Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa
Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan
Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak
ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Tengah
Fungsi : merimbas kayu, memahat tulang dan
sebagai senjata
 Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa
Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan
Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat
penusuk (belati) dan ujung tombak bergerig
Fungsi :mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah.
alat untuk
menangkap ikan

 Flakes
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu
Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.
Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti
alat-alat dari tulang binatang.
Fungsi berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
Pola Hunian

Kedekatannya dengan sumber air

Letak geografis situs-stius beserta kondisi


lingkungannya memperlihatkan dua karater
pokok hunian purba, yaitu

Kehidupan di alam terbuka


Mata Pencaharian

Pada masa yang tua ketika manusia masih sepenuhnya


tergantung pada alam, dalam kondisi ini proses adaptasi
manusia lebih menonjol dan lingankungan cenderung lebih
memengaruhi kehidupan manusia, kondisi ini lambat laun
berubah seiring dengan kemajuan pemikiran dan teknologi
manusia pada masa yang lebih muda.
Asal Usul Nenek Moyang
Bangsa Indonesia
Bukti Linguistik
Terdapat Bukti bukti
mengenai Migrasi
dari Penutur bahasa Bukti Arkeologis
Austronesia

Bukti Genetika
Prof. Dr. H. Kern

ASIA

Nenek moyang bangsa


Indonesia berasal dari satu
rumpun yang sama yaitu
Austronesia (Asia). Yang
terbagi dalam 2 suku :
1. Proto Melayu (tua).
2. Deutro Melayu (muda)
Prof. Dr. H. Kern
MengemukakanBukti : Kesamaan bahasa

Bahasa- bahasa di
kepulauan nusantara dan Menurut Schmidt,
pasifik semula memang mengenalkan istilah
berasal dari satu Induk Austronesia untuk menyebut
bahasa. Satu rumpun ini di rumpun bahasa di asia
namakan Bahasa Malayo daratan.
Polinesia
Bukti Arkeologis
R.Von Heine – Geldern

Penutur Austronesia bermigrasi


dengan membawa budaya Beliung
Persegi

Mereka Mencoba melacak migrasi


Austronesia dan Ciri Ciri budaya
yang di bawa para Migran tersebut.

Penutur Austronesia bermigrasi


dengan membawa budaya Beliung
Persegi
Teori Out Of Taiwan
K.C Chang

Teori ini muncul ketika ahli


Arkeologi K.C Chang
mencetuskan gagasan bahwa
tempat asal usul penutur
Beliung Batu Pisau Batu
Austronesia adalah Taiwan

Budaya Ta-Peng-Keng di Situs Situs lain d Asia


Taiwan = Tenggara Kepulauan
Penemuan Budaya Lapita

penemuan budaya lapita di Melanesia barat,


Khusunya di Kepulauan Bismarck, sejak
tahun 1950an yang sama dengan himpunan
temuan arkeologi di Asia Tenggara

Gerabah Lapota = Gerabah di situs Kalumpang, Sulses


Bukti Genetika

M. Pietrisewsky membtukkan bahwa seara


antrometrik orang polinesia dapat di Berseberangan dengan
kelompokkan bersama-sama dengan orang Model Out Of Taiwan
asia tenggara kepulauan

Penelitian Mitochondrial-DNA sebagai


penanda melalui garis Ibu memang Model Out Of Taiwan
membuktikkan.
MATUR SUWUN

Anda mungkin juga menyukai