Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Pasang Surut
Tabel 4.1. Kondisi Pasang Surut Pulau saugi
Posisi MSL
Hmax Hmin ∑HiCi ∑Ci
Lintang Bujur (cm)

4o10’45,8” 119o37’16,71” 274 101,5 6071 39 155,6

Sumber: Hasil Analisis Data Pasang Surut, Pulau saugi

2. Gelombang
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Data Gelombang Pulau saugi
Posisi H L
H Hb Arah
klp Waktu T(s)(periode (cm)(panjang
1/3(tinggi (cm)(tinggi
(cm)(tinggi gelombang) gelombang
Lintang Bujur air) gelombang) gelombang (o )
signifikan peccah)

S E N30°E
17:30 3,43
04°45,923’’ 119°27,651’’
S E
05:30 1,5 N40°E
04°45,923’’ 119°27,651’’
1 S E
08:30 1,63 N163°S
04°45,923’’ 119°27,651’’
S E
14:30 1,83 N130°E
04°45,923’’ 119°27,651’’
S E
17:30 1,4 N130°E
04°45,923’’ 119°27,651’’

51
3

52
7

Sumber: Hasil Analisis Data Gelombang, Pulau saugi 7-9 Desember 2018

3. Arus
Adapun data pengkuran arus Di pulau saugi pangkep yakni:
1. Pengukuran 1

`Tabel 4.3. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi


Titik Waktu Kecepatan Jarak Arah Arus
(m/s)
I 17:30 0.023 m/s 5m 228°

II

III

IV

VI

53
VII

VII
Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 Desember 2018

2. Pengukuran 2

Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi


Titik Waktu Kecepatan Jarak Arah Arus
(m/s)
I 05:30 0.023 5m 190°
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 Desember 2018

3. Pengukuran 3
Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi
Titik Waktu Kecepatan Jarak Arah Arus
(m/s)
I 08:30 - - -
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 December 2018

4. Pengukuran 4
Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi
Titik Waktu Kecepatan Jarak Arah Arus
(m/s)
I 14:30 0,87 5m 190°
II
III
IV
V

54
VI
VII
VII
Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 December 2018
5. Pengukuran 5
Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi
Titik Waktu Kecepatan Jarak Arah Arus
(m/s)
I 17:30 0,87 5m 190°
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 December 2018
4. Angin
a. Pengukuran 1
Tabel 4.6. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi
Titik Kecepatan Arah angin
I 1,16 m/s 272°-180°=92°
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Sumber : Hasil Analisis Data Angin, Pulau saugi, 7-9 December 2018
b. Pengukuran 2
Tabel 4.7. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi
Titik Kecepatan Arah angin
I 1,8 m/s 320°
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Sumber : Hasil Analisis Data Angin, Pulau saugi, 7-9 December 2018

55
c. pengukuran 3
Tabel 4.8. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi
Titik Kecepatan Arah angin
I 1,6 m/s 163°
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Sumber : Hasil Analisis Data Angin, Pulau saugi, 7-9 December 2018
5. Tingkat Keasaman (pH)
Tabel 4.9. Hasil Pengolahan Data pH di Pesisir Pulau saugi
Titik Pengukuran ke pH meter pH indikator
1 1
2
3
4
5
2 1
2
3
4
5
3 1
2
3
4
5
4 1
2
3
4
5
5 1
2
3
4
5
6 1
2
3

56
4
5
7 1
2
3
4
5
8 1
2
3
4
5
Sumber : Hasil Analisis Data Ph, Pulau saugi, 7-9 December
2018
6. Salinitas
Tabel 4.10. Hasil Pengolahan Data salinitas di Pesisir Pulau saugi
Titik Pengukuran ke salinometer handrefraktometer
1 1
2
3
4
5
2 1
2
3
4
5
3 1
2
3
4
5
4 1
2
3
4
5
5 1
2
3
4
5
6 1
2

57
3
4
5
7 1
2
3
4
5
8 1
2
3
4
5

7. Kecerahann, Kedalaman dan Suhu


Tabel 4.11. Hasil Pengolahan Data Kedalaman, Kecerahan dan suhu
Pesisir Pulau saugi
Titik Pengukuran ke kecerahan kedalaman suhu
1 1
2
3
4
5
2 1
2
3
4
5
3 1
2
3
4
5
4 1
2
3
4
5
5 1
2
3
4
5
6 1

58
2
3
4
5
7 1
2
3
4
5
8 1
2
3
4
5

Sumber: Hasil Analisis Data Kedalaman, Kecerahan dan suhu, Pulau


saugi, 7-9 December 2018

8. Pengukuran DO, Suhu Air laut, Suhu Udara dan pH Di Titik Pasut
Tabel 4.12. Hasil Pengolahan Data DO, Suhu Air Laut, Suhu Udara dan pH
Pulau saugi di Titik Pasut
klp Pengukuran ke Suhu D.O pH Suhu
Air Udara
Laut
1 1
2
3
4
5
2 1
2
3
4
5
3 1
2
3
4
5
4 1
2
3

59
4
5
5 1
2
3
4
5
6 1
2
3
4
5
7 1
2
3
4
5
8 1
2
3
4
5

9. Pengukuran di Perahu
Tabel 4.13. Data Kedalaman, Arah Angin, Suhu Udara dan pH Perairan Pulau
saugi
Titik Koordinat Kedalaman Arah datang pH Suhu
angin
1 Wawan yg isi Wawan yg Wawan yg isi Wawan Wawan
isi yg isi yg isi
2

60
9

10
Tabel 4.14. Hasil Pengolahan Salinitas, kedalaman seichidisk, kecepatan angin,
waktu arus, dan arah arus di Perairan Pulau saugi
Titik salinitas Kedalaman Kecepatan Waktu arus Arah arus
seichidisk angin
1 Wawan Wawan yg isi Wawan yg Wawan yg Wawan yg isi
yg isi isi isi
2

10

10. Pemetaan garis Pantai


Arah-arah titik garis pantai: 185 °, 265°, 170°, 270°, 180°, 270°, 180°, 140°,
120°, 105°, 40°, 0°, 85°, 70°, 90°, 70°, 35°, 60°, 10°, 320°, 295°, 273°, 30°,
330°, 235°, 260°, 270°, 230°, 155°, 110°.

11. Kemiringan lereng Pulau saugi


Titik 1 :
Titik 2 :
Titik 3 :
Titik 4 :
Titik 5 :
Titik 6 :
Titik 7 :
Titik 8 :

61
B. pembahasan
1. Pasang Surut

Grafik Pasang Surut Perairan Pulau Suagi


250

200
Tinggi Muka Air (cm)

150

100

50

Pukul

Gambar 9. Grafik Pasang Surut Pulau saugi

Pasang surut adalah perubahan atau perbedaan permukaan laut


yang terjadi secara berulang dengan periode tertentu karena adanya
gerakan dari benda-benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya,
peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran bulan mengelilingi
matahari. Air pada bagian ujung pantai yang berbatasan dengan lautan
tidak pernah diam pada suatu kegiatan yang tetap, tetapi mereka ini selalu
bergerak naik dan turun sesuai dengan siklus pasang. Permukaan air laut
perlahan-lahan naik sampai pada ketinggian maksimum, peristiwa ini
dinamakan pasang naik (high water), setelah itu kemudian turun sampai
kepada suatu ketinggian minimum yang disebut pasang surut (low water).
Dari sini permukaan air laut air akan bergerak naik lagi. Perbedan
ketinggian permukaan antara pasang tinggi dan pasang rendah dikenal
sebagai tinggi pasang (tidal range).
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan pada saat pengukuran
pasang surut yang dimulai pada pukul 16.00 WITA pada hari jumat dan
berakhir pada pukul 06.00 WITA pada hari minggu yang dilakukan selama

62
39 jam pengamatan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pasang
tertinggi terjadi pada jam 19.00 WITA hari sabtu dengan ketinggian
mencapai 287 cm yang terjadi pada waktu bulan dan matahari terletak
pada satu garis terhadap bumi dan gaya gravitasi yang ditimbulkan oleh
mereka mempunyai arah yang sama. Selain itu, variasi pasang juga
dipengaruhi oleh keadaan wilayah setempat.
Surut terendah terjadi pada jam 10.00 WITA hari sabtu dengan
ketinggian 133 cm. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh pada waktu
pengukuran tidak dipengaruhi oleh angin, selain itu juga disebabkan
karena posisi bulan yang terletak pada posisi yang membentuk sudut siku-
siku sehingga pada saat ini gaya tarik gravitasi bersifat melemahkan gaya
tarik bulan. Sehingga, tipe pasang surut ini beradasarkan kedudukan bumi
terhadap bulan dan matahari adalah pasang surut perbani (neap tide).
Berdasarkan grafik pengamatan tinggi muka air di perairan pulau
saugi, diketahui bahwa tipe pasut yang terjadi merupakan tipe pasang surut
campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal).
Ini di karenakan dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Tipe pasut ini
memang terjadi pada sebagian besar di perairan Indonesia bagian timur.
2. Gelombang
Dari data pengukuran gelombang yang diperoleh di lapangan,
dapat dinyataan bahwa, kondisi gelombang pulau saugi pada pagi hari
pada setiap stasiun tergolong lemah, yang disebabkan karena rendahnya
kecepatan angin pada saat itu serta kondisi permukaan air laut yang sedang
mengalami surut. Pada siang hari kondisi gelombang menjadi agak tinggi
dibandingkan dengan pagi hari, sedangkan pada sore hari tinggi
gelombang signifikan perairan pulau saugi semakin tinggi karena
permukaan laut menjelang pasang naik dengan kecepataan angin yang
agak besar.
Pada stasiun 1, tinggi gelombang signifikannya adalah 5,0 cm dan
tinggi gelombang pecah sebesar 31,2 cm pada pagi hari. Pada siang hari

63
tinggi gelombang signifikannya adalah 8,1cm dengan tinggi gelombang
pecah sebesar 18,24 cm. Sedangkan pada sore hari tinggi gelombang
signifikannya adalah 6,2 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 11,6
cm.
Pada stasiun 2, tinggi gelombang signifikan pada pagi hari sebesar
9,0 cm, pada siang hari tinggi gelombang signifikannya sebesar 12,0 cm,
sedangkan pada sore hari, tinggi gelombang signifikannya menurun yakni
sebesar 8,6 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 7,2 cm.
Selanjutnya pada stasiun pengamatan 3, pada pagi hari, tinggi gelombang
signifikannya adalah sebesar 8 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar
5,63 cm. pada siang hari tinggi gelombang signifikannya sebesar 16 cm,
sedangkan pada sore hari didapatkan tinggi gelombang signifikan sebesar
16,5 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 63,19 cm.
Pada stasiun pengamatan 4, tinggi gelombang sigifikan pada pagi
hari adalah sebesar 28 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 19,7.
Pada siang hari, tinggi gelombang signifikannya sebesar 22 cm dengan
tinggi gelombang pecah sebesar 23,49 cm, sedangkan tinggi gelombang
signifikan pada sore hari adalah 32,6 cm dengan tinggi gelombang pecah
sebesar 30,5 cm.
Dari keempat stasiun pengamatan gelombang di waktu pagi, siang
dan sore, didapatkan bahwa tinggi gelombang signifikan dan tinggi
gelombang pecah yang paling tinggi berturut-turut sebesar 15,975 dan
56,245 rata-rata terjadi pada sore hari. Hal ini disebabkan oleh factor angin
yang menjadi pembangkit gelombang, serta adanya pasang surut air laut.
Gelombang menjadi lebih tinggi ketika permukaan laut menuju pasang
naik di malam malam hari. Dan begitupula sebaliknya.
3. Arus
Berdasaran hasil pengukuran yang telah dilakukan di lapangan
didapati bahwa arus yang terjadi di perairan pulau saugi adalah arus yang
tergolong lemah yakni berada pada rentang 0,007 m/s hingga 0,062 m/s
yang dirincikan sebagai berikut, pada stasiun 1 kecepatan arus yang paling

64
besar terjadi padasiang hari, yakni 0,02 m/s dengan arah 340o, stasiun 2
mempunyai kecepatan arus 0,027 m/s, sementara stasiun 3 mempunyai
kecepatan arus 0,05 m/s sedangkan distasiun 4 mempunyai kecepatan arus
0,06 m/s. Pengukuran arus juga dilakukan di perairan pulau saugi dan
didapat hasil bahwa di titik I dan II mempunyai kecepatan arus berturut-
turut sebagai berikut 0,08 m/s dan 0,1 m/s. sementara di titik IV, V dan VI
mempunyai kecepatan arus berturut-turut sebagai berikut 0,23 m/s, 0,5
m/s dan 0,04 m/s. serta di titik VII dan VIII mempunyai kecepatan arus
sebagai berikut 0,25 m/s dan 0,08 m/s.
Berdasarkan teori, kecepatan arus dipengaruhi oleh kecepatan angin
dan adanya pengaruh arus pasang dan surut air laut. Serta, kecepatan arus
disebabkan adanya perbedaan densitas air laut sehingga sirkulasi masa air
laut di dalam kolom perairan mampu membangkitkan arus perairan.
Sehingga, dari data hasil pengamatan ini didapatkan bahwa rata-rata
kecepatan arus laut berbanding lurus dengan tingkat densitas air laut di
perairan Suagi.ini dapat dibuktikan dengan suhu rata-rata perairan laut
Suagi berkisar 250C hingga 320C, sedangkan densitas air laut akan
maksimal pada suhu antara 39,80C - 400C, sehingga densitas dan
kecepeatan arus laut rendah. Adapun kecepatan arus di perairan Suagi
kurang di pengaruhi oleh kecepatan angin karena pada data hasil
pengukuran di dapatkan bahwa kecepatan arus laut kurang dipengaruh
terhadap kecepatan angin.
4. Angin
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke
tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu
udara yang tinggi. Angin merupakan salah satu unsur meteorologi yang
sangat penting diperhatikan dalam masalah kelautan. Angin sangat
menentukan proses dan intensitas gelombang dan arus laut.

65
Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan dan arah angin yang
terdapat dilapangan, maka didapatkan hasil bahwa kecepatan angin di
pulau saugi berkisar antara 0,8 m/s hingga yang paling tinggi yaitu 2,6
m/s.
5. Kedalaman Perairan
Kedalaman perairan menunjukkan jarak antara dasar laut dengan
permukaan air laut secara vertikal. Kedalaman perairan pada lokasi
praktek, diukur dengan menggunakan alat ecosounder, dan didapatkan
bahwa lokasi sampel pengambilan data kedalaman Perairan Pulau saugi
berada pada kisaran kedalaman 3,3 m hingga 34,4 sehingga terdapat
variasi pada tingkat kecerahan air laut. Dari titik I, II dan III didapatkan
nilai kedalaman berturut turut 13,4; 23,76 dan 3,3 meter, sedangkan di titik
IV V dan VI didapatkan nilai kedalaman 41; 17,2; dan 13,4 meter.
Sedangkan di titik VII dan VIII di dapatkan nilai kedalaman sebesar 13,7
m dan 34,4 m.
Hal ini disebabkan karena topografi dasar laut perairan pulau saugi
berfluktuasi dari perairan laut dangkal hingga continental slope sebagai
habitat terumbu karang (peta terlampir).
6. Suhu

Suhu Air Laut pada stasiun pengukuran pasut


60

50

40
suhu (0C)

30

20

10

waktu (jam)

Gambar 10. Grafik Suhu Air Laut Pulau saugi

66
suhu udara pada stasiun pengukuran pasut
35
30
25
suhu (0C)

20
15
10
5
0

waktu

Gambar 11. Grafik Suhu Udara Pulau saugi

Suhu menggambarkan derajat panas suatu benda, baik itu benda


padat, cair maupun gas. Suhu perairan pulau saugi di ukur dengan
menggunakan thermometer di dua belas titik yang berbeda.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terdapat rentang suhu
perairan pulau saugi berkisar antara 25o C hingga 33o C dengan rata-rata
suhu senilai 30o C. Perbedaan suhu perairan ini dapat disebabkan oleh
banyak sedikitnya penyinaran dan penyerapan cahaya matahari oleh
permukaan laut, serta kedalaman laut. Semakin banyak penyerapan sinar
matahari dan semakin dalam suatu perairan, maka semakin tinggi suhunya,
serta sebaliknya.
Pada suhu perairan stasiun pengukuran pasut, di dapatkan suhu
tertinngi yakni 41,2 o C pada pukul 04.00 minggu dini hari sedangkan suhu
terendah yakni 1,3 o C pada pukul 21.00 sabtu malam. Dan pada suhu
udara mencapai level tertinggi pada pukul 10.00 - 12.00 yakni 32 o C.
o
Sedangkan pada suhu terendah yakni 22 C pada pukul 23.00 sabtu
malam.

67
Namun, kondisi suhu perairan pulau saugi ini, dapat dikatakan
hampir homogen, karena memiliki perolehan suhu yang hampir sama. Hal
ini disebabkan oleh cuaca cerah pada saat pengambilan data.
7. Salinitas
Salinitas atau kadar garam ialah banyaknya garam-garaman (dalam
gram) yang terdapat dalam 1 Kg (1000 gr) air laut, yang dinyatakan
dengan ‰ atau perseribu. Yang dimaksud salinitas tidak termasuk partikel
–partikel suspensi atau material padat yang berhubungan langsung dengan
air sebab material – material tersebut tidak larut dalam air.Air laut
memiliki salinitas sekitar 3,5 %, yakni sekitar 220 kali salinitas air tawar.
Salinitas seringkali di ekspresikan dengan satuan part per milion (‰)
sehingga angka salinitas air laut menjadi 35 ‰. Artinya, dalam 1000 gram
air laut mengandung 35 gram garam.
Dari hasil pengambilan data di lapangan, ditemukan bahwa dari
kedua belas titik pengambilan data, rata-rata salinitas air laut berkisar 14
ppm hingga 15 ppm. Salinitas yang diperoleh tergolong sangat rendah dari
angka salinitas air laut normal pada daerah berlintang rendah pada
umumya yakni 35 ppm. Padahal, pada saat pengukuran di lakuakn tidak
terjadi hujan. Sehingga, pengukuran tersebut menghasilkan data yang tidak
akurat dan ini di karenakan pada alat pengukuran salinitas yakni
handrefractometer dan salinometer menagalami kerusakan.
8. Kecerahan
Kecerahan air laut dapat dikatakan sebagai intensitas kejernihan air
laut, yang dipengaruhi oleh banyak tidaknya sampah dan zat pencemar air
yang terkontaminasi di laut. Pengukuran kecerahan pada kegiatan
pengambilan data di lapangan menggunakan alat seichi disk. Kedalaman
alat dibandingkan dengan kedalaman laut pada titik itu kemudian di
kalikan dengan 100% sehingga menghasilkan data persentase kecerahan.
Dari hasil pengambilan data di lapangan, ditemukan bahwa tingkat
kecerahan laut perairan pulau saugi adalah berkisar antara 19,51 % hingga
nilai persentase kecerahan yang paling tinggi, yaitu 100 %. Nilai

68
parameter kcerahan yang terendah diperoleh di titik 4 dengan kedalaman
perairan 41 meter, sedangkan nilai kecerahan yang paling besar diperoleh
di titik 3 dan 6 dengan nilai kedalaman berturut-turut sebesar 13,4 meter
dan 33 meter. Tingginya tingkat kecerahan perairan di pulau saugi di
karenakan keadaan perairan yang cukup bersih sehingga terdapatnya biota
laut terumbu karang, warna air laut yang cerah yang berasal dari pantulan
warna terumbu karang, tingkat kekeruhan, musim dan lain-lain.
9. pH
pH merupakan tingkat keasaman atau kebasaan air laut yang di
pengaruhi oleh tingkat salinitas air laut. Pada hasil pengukuran di perairan
pulau saugi baik dengan menggunakan indicator universal maupun pH
meter di dapatkan pH yang berkisar antara 6 hingga 7,2 dan merupakan
perairan yang tergolong netral dan sangat baik sebagai habitat biota laut
di sekitarnya.
10. DO (Dissolved Oxygen) / Oksigen Terlarut

Grafik Nilai D.O


14
12
10
nilai DO (mg/l)

8
6
4
2
0
24.00
22.00

02.00
04.00
06.00
08.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
22.00
24.00
02.00
04.00
06.00
16.00
18.00
20.00

pukul

Gambar 12. Grafik Nilai DO Pulau saugi

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga


disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah
satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang
biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah

69
oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai
DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus.
Dan begitupula sebaliknya. Kemampuan air dalam melarutkan oksigen
sangat tergantung pada suhu air, tekanan gas oksigen dan kemurnian air.
Adapun kandungan oksigen yang terlarut dalam air laut juga dapat di
pengaruhi oleh gelombang air laut.
Pada hasil pengukuran tingkat DO pada air laut, didapatkan nilai
yang selalu berubah-ubah tiap waktu berdasarkan perubahan suhu yang
terdapat di perairan laut Suagi, ini di tunjukkan pada data pukul 24.00
hingga pukul 06.00 hari minggu dengan suhu berturut-turut sebesar 38,6 o
o o o
C, 41 C, 43 C, dan 48 C serta nilai DO pada waktu yang sama
berturut–turut sebesar 7,6 mg/l, 3,1 mg/l, 3,8 mg/l dan 2,2 mg/l.
Berdasarkan data yang dipaparkan dapat di ketahui bahwa nilai DO pada
perairan Suagi berdasarkan teori bahwa setiap kenaikan suhu air laut,
maka tingkat konsumsi oksigen semakin besar yang berakibat pada
menurunnya nilai DO benar adanya.
11. Sedimen
Sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang
ditransformasikan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh agen
transportasi seperti udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk
didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang
dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Dihubungkan dengan proses
pengambilan data di lapangan, sedimen dasar laut diperoleh dengan alat
Grab Sampler Sedimen.
Dari hasil analisis laboratorium untuk jenis sedimen di kedua belas
titik pengamatan, didapatkan hasil sebagai berikut :
Pada titik I dan II yang memiliki kedalaman berturut-turut 13,4 m dan
25,76 m, merupakan sedimen yang berupa pasir setengah kasar,
sementara pada titik 1, 2 dan 3 pada pengukuran pantai didapatkan
sample sedimen secara berturut-turut berupa pasir kasar dan pasir
setengah kasar.

70
Sehingga, berdasarkan analisis yang telah dilakukan, di perairan
pulau saugi sedimentasinya berupa Dilihat dari perolehan tersebut, dapat
dikatakan bahwa sedimentasi di perairan pulau saugi berupa pasir kasar
dan setengah kasar. Hal ini dapat disebebkan oleh karena tingkat
kedalaman perairan yang tidak terlalu besar dan factor energy gelombang
perairan Suagi yang cukup besar sehingga ukuran sedimen yang
tertransportasi cukup besar.
Adapun sedimen ini di dominasi oleh Biogeneuose sediment yaitu
sediment sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup
seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang
mengalami dekomposisi yakni sisa-sisa dari karang terumbu.
12. Kemiringan/Topografi pantai
Dari hasil analisa data kemiringan pantai di sekeliling garis pantai
Pulau saugi, didapatkan hasil bahwa persentase kemiringan pantai
berkisar antara 11 % hingga 83 %. Hal ini menunjukkan bahwa topografi
garis pantai pulau saugi bervariasi. Di stasiun 1 berupa garis pantai yang
berpasir kasar, sehingga merupakan lereng yang curam, tetapi di titik ke-3
dan ke-4, merupakan pantai dengan bebatuan besar yang bersal dari
aktivitas vulkanisme masa lalu.

71

Anda mungkin juga menyukai