BAB
2
2. Kondisi Topografi
Berdasarkan Kemiringan lahan, dataran Sulawesi Tengah dirinci sebagai
berikut:
a. Kemiringan 0 - 3 derajat sekitar 11,8 persen;
b. Kemiringan 3 - 15 derajat sekitar 8,9 persen;
c. Kemiringan 15 - 40 derajat sekitar 19,9 persen;
d. Kemiringan di atas 40 derajat sekitar 59,9 persen.
3. Kondisi Iklim
Sebagaimana daerah lain di Indonesia, Kota Palu memiliki dua musim, yaitu
musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara Bulan April-
September, sedangkan musim hujan terjadi pada Bulan Oktober – Maret.
Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Metereologi Mutiara Palu Tahun
2011 bahwa rata-rata suhu udara adalah 27,7°C. Suhu udara terendah
terjadi pada Bulan Agustus yaitu sebesar 26,7°C, sedangkan bulan lainnya
suhu udara berkisar antara 26,7-28,8°C. Kelembaban udara rata-rata
tertinggi terjadi pada Bulan April yang mencapai 80 persen, sedangkan
kelembaban udara terendah terjadi pada Bulan Juni dan Agustus yaitu 82
persen.
Kelembaban
Suhu Udara Tekanan Udara
No. Bulan Udara
(?C) (mb)
(%)
1. Januari 27,4 10,115 76
Kelembaban
Suhu Udara Tekanan Udara
No. Bulan Udara
(?C) (mb)
(%)
2009 26.6 10,104 79.0
Sumber: BPS Kota Palu, Kota Palu dalam Angka 2012
Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu
Tahun 2010 terjadi pada Bulan J uni yaitu 123,0 mm, sedangkan curah
hujan terendah terjadi pada Bulan Maret yaitu 11,7 mm.
Sementara itu kecepatan angin pada Tahun 2011 rata-rata 3,7 knots. Arah
angin pada Tahun 2011 masih berada pada posisi yang sama dengan tahun
sebelumnya yaitu datang dari posisi utara.
Penyinaran Kecepatan
Curah Hujan Arah Angin
No. Bulan Matahari Angin
(mm) Terbanyak
(%) (Knots)
1. Januari 52 58.9 4 Utara
2. Pebruari 72 32.1 4 Utara
4. Kondisi Geologi
Struktur dan Karakteristik geologi wilayah Sulawesi Tengah didominasi oleh
bentangan pegunungan dan dataran tinggi, yakni mulai dari wilayah
Kabupaten Buol dan Tolitoli, terdapat deretan pegunungan yang berangkai
ke jajaran pegunungan di Provinsi Sulawesi Utara. Di tengah wilayah
Sulawesi Tengah yaitu Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong terdapat
tanah genting yang diapit oleh Selat Makassar dan Teluk Tomini, selain itu
sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan perbukitan. Di selatan
dan timur yang mencakup wilayah Kabupaten Poso, Tojo Unauna, Morowali
dan Banggai, berjejer deretan pegunungan yang sangat rapat seperti
Pegunungan Tokolekayu, Verbeek, Tineba, Pampangeo, Fennema,
Balingara, dan Batui. Sebagian besar dari daerah pegunungan itu
mempunyai lereng yang terjal dengan kemiringan di atas 45 derajat.
5. Kondisi Hidrologi
Di sepanjang wilayah Sulawesi Tengah terdapat Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang mengalir di wilayah kabupaten/kota. Selain daerah aliran sungai juga
terdapat beberapa danau yang hampir seluruhnya berada di kawasan
lindung.
Rd = ..Ri
= Ai / A
log Xi
i 1
log X =
n
Standar deviasi
(log Xi log X )
i 1
S =
n 1
Koefisien asimetri
n
Cs =
( n 1)(n 2) S
(log Xi log X )
i 1
Dengan
K = faktor frekwensi
Xt = hujan atau debit dengan kala ulang tertentu
Sifat dari distribusi Gumbel, mempunyai koefisien asimetri (Cs) = 1,1396 dan
koefisien kurtosis (Ck) = 5,4002.
Xt X + K.Sx
dimana
Y Yn
K=
Sn
dengan :
Xt = hujan atau debit dengan kala ulang tertentu
Yn = reduced mean
Sn = reduced variate standard deviasi
Hujan rencana pada kala ulang tertentu akan menjadi dasar hitungan debit
rencana. Namun proses transformasi hujan rencana untuk kala ulang berbeda
Q = 0.278.C.I.A
R24 24 0,67
I = ( )
24 t
Penetapan waktu konsentrasi tidak terlalu mudah akan tetapi pada dasarnya
dapat ditetapkan dengan persamaan-persamaan hidraulika, atau dengan
menggunakan persamaan empirik. Persamaan yang cukup dikenal adalah
persamaan Kirpich:
0,77 -0,385
Tc = 3,97. L .S
dengan :
tc = Waktu Konsentrasi (jam)
L = Panjang sungai (km)
S = landai sungai
Q = V. A
V = 1/n. R2/3.S1/2
Q = debit pengaliran
A = luas penampang saluran
V = kecepatan aliran
R = jari-jari hiraulik
S = landai saluran
n = koefisien pengaliran manning