Anda di halaman 1dari 12

1 COVER

2 TUGAS BESAR 1 REKAYASA HIDROLOGY

Disusun Oleh :

Saeful Aziz | 41119110066

Dosen :
Ika Sari Damayanthi Sebayang, ST, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
3 2020-2021KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas besar dari mata rekayasa
hidrology.
Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk tugas ini, supaya
nantinya dapat menjadi tugas yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen rekayasa hidrology kami yang telah membimbing dalam menulis
tugas ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, 27 Maret 2021

Penulis

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | i


4 DAFTAR ISI

5
COVER.................................................................................................................. i

TUGAS BESAR 1 MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA.....................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................iii

1 BAB I LOKASI DAS & STASIUN HUJAN.......................................................1

1.1 Penentuan Batas DAS............................................................................1

1.2 Batas DAS Sengkarang..........................................................................1

1.3 Pemilihan Stasiun DAS...........................................................................2

2 BAB II METODE THIESSEN.........................................................................4

2.1 Area Pengaruh Poligon Thiessen...........................................................4

3 BAB III METODOLOGY.................................................................................1

3.1 Metodologi..............................................................................................1

3.1.1 Pola Rembesan..............................................................................1

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................3

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | ii


6 DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Contoh Punggung untuk Menentukan Batas DAS.............................1

Gambar 1.2 Alur Sungai dan Batas DAS Sengkarang..........................................2

Gambar 2.1 Area Pengaruh Poligon Thiessen......................................................4

Gambar 3.1 Garis aliran dalam bendungan..........................................................1

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | iii


7 BAB I LOKASI DAS & STASIUN HUJAN
7.1 Penentuan Batas DAS

Penentuan batas wilayah DAS Sengkarang dengan menggunakan peta kontur


yang diperoleh dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan software ArcGIS yaitu
ArcMap 10.3.

7.2 Batas DAS Sengkarang


dilakukan proses digitizing untuk memberi tanda dari lokasi atau alur untuk
membentuk batas DAS didalam peta. Dalam proses digitizing yang pertama
dilakukan adalah menandai seluruh alur sungai Sengkarang yang mengarah ke
Laut Jawa sebagai batas hilir dari DAS Sengkarang. Saat melakukan digitizing
terdapat beberapa syarat dalam menentukan garis batas daerah aliran sungai
(DAS) antara lain batas DAS terdapat pada punggung, garis batas DAS
memotong kontur atau tidak boleh sejajar dengan kontur, apabila tidak ada
kontur karena kurang jelas menggunakan alur jalan sebagai acuan dan tidak
boleh memotong alur sungai. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukan contoh
punggung untuk menentukan batas DAS.

Gambar 1.1 Contoh Punggung untuk Menentukan Batas DAS

Berikut gambar alur sungai Sengkarang dan batas DAS Sengkarang terdapat
pada Gambar 4.2. Garis berwarna biru merupakan alur Sungai Sengkarang,
sedangkan garis cokelat merupakan wilayah DAS Sengkarang dengan luas
wilayah 270,72 km2.

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | 1


Gambar 1.2 Alur Sungai dan Batas DAS Sengkarang

7.3 Pemilihan Stasiun DAS

Lokasi stasiun hujan yang ada pada DAS Sengkarang terdapat 5 stasiun
hujan yang memberikan pengaruh, namun yang akan di analisa adalah 3 Stasiun
yaitu Karangsari, Karang Gondang, dan Kutosaro/Doro.

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | 2


Hujan Karangsari terletak pada 109º37,351’ BT dan 07°01,870' LS. Stasiun
Hujan Karang Gondang terletak pada 109°37,654’ BT dan 07°02,790’ LS.
Stasiun Hujan Kutosaro/Doro terletak pada 109°41,33’ BT dan 07°01,220’
LS.Tabel Curah Hujan Maksimum

Curah Hujan tiap Stasiun (mm) Hujan


Tahun DAS
(mm)
Karangsari Karanggondang Kutosari
Koef
Thiessen 0,026 0,417 0,392 1.000
2001 145 141 135 135,85
2002 155 142 209 173,27
2003 167 141 96 137,00
2004 140 136 113 130,37
2005 110 113 82 96,28
2006 171 128 199 165,71
2007 275 280 222 237,77
2008 125 170 145 153,92
2009 120 120 201 150,34
2010 231 261 128 184,19

Perhitungan curah hujan aera DAS Sengkarang dilakukan dengan cara mencari
nilai curah hujan maksimum pada setiap tahun dalam kurun waktu 10 tahun
(2001 – 2010) di setiap stasiun.

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | 3


9 BAB II METODE THIESSEN
9.1 Area Pengaruh Poligon Thiessen

Sesudah mengetahui dan menandai lokasi dari kelima stasiun hujan


tersebut pada gambar DAS Sengkarang, selanjutnya adalah proses
pembentukan area pengaruh Poligon Thiessen. Poligon Thiessen membagi DAS
berdasarkan pengaruh dari stasiun hujan yang ada. Hasil dari Poligon Thiessen
dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.3 Area Pengaruh Poligon Thiessen

Area yang dipengaruhi oleh Stasiun Hujan Karangsari memiliki luas 7,079 km2.
Area yang dipengaruhi oleh Stasiun Hujan Karang Gondang memiliki luas
112,952 km2. Area yang dipengaruhi oleh Stasiun Hujan Kutosaro/Doro memiliki
luas 106,147 km2.

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | 4


Tabel Luas Area Pengaruh Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (km2)


Karang Gondang 112,95
Karangsari 7,08
Kutosari 106,15
Jumlah 226,18

10

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | 1


11 BAB III METODOLOGY
11.1 Metodologi
11.1.1 Pola Rembesan
Penelitian dilaksanakan secara eksperimental di laboratorium dengan rancangan
penelitian (gambar 3.1) sebagai berikut:
Pada penelitian ini penulis melaksanakan uji simulasi dengan ukuran, skala yang
ditetapkan dan sesuai dengan kapasitas alat di Laborartorium Fakultas Teknik.
Model bendungan tanah dipadatkan (10 cm perlapisan) dimensi ukuran model
bendungan ini mempunyai ukuran lebar puncak yaitu 5 cm, tinggi 28 cm, serta
lebar bawah 72 cm dan kemirinan 1:1,2 cm. pada bagian hulu tubuh bendungan
sebagai daerah genangan dengan tinggi hidrostatis muka air 10 cm, 15 cm dan
maksimum 20 cm.

Gambar 3.4 Garis aliran dalam bendungan

12

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | 2


13
14 DAFTAR PUSTAKA

1) Gere, James M and Timoshenko, Stephen P., (1987). Mechanics of


Materials, Brooks/Cole, Thomson Learning.

2) Hibbeler, R.C., (2004). Statics and Mechanics of Materials, Prentice-Hall,


Inc., Singapore.

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | 3


3. MacGregor, James G., (1997). Reinforced Concrete Mechanics and Design.
New Jersey : Prentice-Hall,In

Pogram Studi Teknik Sipil – Universitas Mercu Buana | I

Anda mungkin juga menyukai