BAB 2
RONA AWAL LINGKUNGAN
Sesuai dengan Pasal 175 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Wilayah Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara (WPPMU) terdiri atas WPPMU
kelas 1 untuk peruntukan pelestarian dan pencadangan udara bersih, WPPMU kelas 2
untuk peruntukan kawasan permukiman, komersial, pertanian, perkebunan,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan kelas yang sama, serta WPPMU
kelas 3 untuk peruntukan industri dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
kelas yang sama.
PT Cabot Indonesia terletak di Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota
Cilegon dalam Kawasan Industri Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) yang
merupakan kegiatan perindustrian. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cilegon No.
1 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cilegon Tahun 2020 – 2040,
Kecamatan Citangkil merupakan Sub Pusat Pelayanan Kota. Berdasarkan Pasal 30
Kecamatan Citangkil masuk sebagai Kawasan Industri dan sentra kawasan industri
menengah dan industri kecil. Dengan demikian WPPMU wilayah lokasi kegiatan
berada di luar WPPMU kelas 1.
Kota Cilegon merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0 – 553 meter
diatas permukaan laut, terletak pada posisi 5º52’24”- 6º04’07” LS dan 105º54’05” -
106º05’11” BT. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 luas wilayah
Kota Cilegon terdiri dari daratan seluas 175,51 km² termasuk 5 (lima) pulau yaitu
pulau Merak Besar, Merak Kecil, Pulorida, Tempurung, dan Pulau Ular. Luas laut yang
menjadi kewenangan Kota Cilegon sekitar 185 km² dengan garis pantai sepanjang 25
km. Secara geografis Kota Cilegon berbatasan dengan Selat Sunda disebelah barat dan
Kabupaten Serang di utara, timur, dan selatan.
Menurut klasifikasi iklim Koppen, pada awalnya iklim di Kota Cilegon termasuk
dalam Iklim Hutan Basah Tropis tetapi semakin dengan pesatnya perkembangan Kota
Cilegon banyak tutupan Hijau di Kota ini menjadi sangat susut sehingga mengubah
jenis tutupan permukaan di wilayah Kota Cilegon.
Klimatolog keturunan Jerman-Rusia Wladimir Kö ppen membagi iklim berdasarkan
curah hujan dan temperatur. Ada lima tipe iklim menurut Kö ppen:
Iklim A (iklim hujan tropis): Temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 derajat
celsius, suhu tahunan 20-25 derajat celsius, curah hujan bulanan lebih dari 60
milimeter.
Iklim B (iklim kering/gurun): Curah hujan lebih kecil dari pada penguapan.
Terbagi menjadi Iklim stepa dan iklim gurun.
Iklim C (iklim sedang basah): Temperatur bulan terdingin -3-18 derajat celsius.
Terbagi menjadi: Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering), Cw
(iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering), dan Cf (iklim sedang darat
dengan hujan dalam semua bulan).
Iklim D (iklim dingin): Temperatur bulan terdingin kurang dari 3 derajat celsius,
temperatur bulan terpanas lebih dari 10 derajat celsius. Terbagi menjadi Dw (iklim
sedang di darat dengan musim dingin yang kering), dan Df (iklim sedang di darat
dengan musim dingin yang lembab).
Iklim E (iklim kutub): Bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 derajat
celsius. Terbagi menjadi Et (Iklim tundra), dan Ef (Iklim salju).
Untuk arah dan kecepatan angin digambarkan pada diagram windrose. Diagram
bunga angin (windrose) dibuat menggunakan WRPLOT VIEW yang diperlihatkan pada
gambar dibawah ini. Diagram tersebut merupakan ringkasan informasi statistik
terkait arah dan kecepatan angin.
Segmen garis digambarkan pada 16 arah kompas, dengan panjang garis proporsional
terhadap frekuensi kejadian angin bertiup dari arah tertentu, sedangkan tebal garis
menggambarkan frekuensi kejadian kecepatan angin menurut kelasnya. Berdasarkan
gambar-gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Pada periode musim kemarau atau sekitar bulan Mei-Oktober, dominan angin
bertiup dari arah Utara dan dari arah Timur Laut. Pada bulan- bulan ini pencemar
diperkirakan akan tersebar ke arah sebaliknya, yaitu Selatan dan Barat Daya.
Pada periode musim hujan atau sekitar bulan November-April, angin dominan
bertiup dari arah Barat dan sebagian kecil dari arah Utara, sehingga pada bulan-
bulan tersebut daerah yang paling banyak terpapar pencemar berada di sebelah
Barat dan sebelah Selatan dari sumber emisi.
Untuk angin tahunan, angin dominan bertiup dari Utara, Barat dan sebagian kecil
dari Timur Laut. Dengan demikian daerah yang akan terkena dampak berada di
sebelah Selatan, Timur, dan Barat Daya.
Gambar 2.1. Diagram Windrose Bulan Januari-Juni di Wilayah Studi (2010– 2019)
Gambar 2.2. Diagram Windrose Bulan Juli-Desember di Wilayah Studi (2010– 2019)
Cuaca Kota Cilegon beriklim tropis dengan suhu udara minimum dan maksimum di
sepanjang tahun 2020 berkisar antara 20,8°C - 35,0°C. Rata-rata suhu terendah dan
tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan Maret.
Kelembaban udara nisbi Kota Cilegon berkisar antara 41 persen sampai 99 persen,
terendah pada bulan Agustus, sedangkan tertinggi pada bulan Januari.
Pada tahun 2012 curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 243 mm,
demikian juga hari hujan tertinggi yaitu selama 27 hari terjadi pada bulan Januari.
Pada tahun 2013 curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 302 mm,
demikian juga hari hujan tertinggi yaitu selama 26 hari terjadi pada bulan Januari.
Untuk tahun 2014 curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 424 mm,
demikian juga hari hujan tertinggi yaitu selama 28 hari terjadi pada bulan Januari.
Pada tahun 2015, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 375 mm,
demikian juga hari hujan tertinggi yaitu selama 24 hari terjadi pada bulan Januari.
Sedangkan pada tahun 2016 curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar
363 mm, demikian juga hari hujan tertinggi yaitu selama 27 hari terjadi pada bulan
Januari.
Berdasarkan tabel diatas, pada tahun 2017 dan tahun 2018 curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Februari sebesar 272 mm dan 351 mm, lebih rendah dibanding
tahun sebelumnya yang mencapai 244 mm. Hari hujan tertinggi yaitu selama 24 hari
terjadi pada bulan September dan Oktober. Tahun 2019 dan tahun 2020 curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 222 mm dan bulan Januari sebesar 332
mm, lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 351 mm. Hari hujan
tertinggi yaitu selama 27 hari terjadi pada bulan Januari. Sedangkan pada tahun 2021
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 368 mm, lebih tinggi
dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 332 mm. Hari hujan tertinggi yaitu
selama 30 hari terjadi pada bulan Desember.
Rata-rata 13.8 14.3 16.4 14.6 12.3 20.2 16.8 15.4 10.4 18.3
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika [BMKG] Serang 2012-2021
2.3. INFORMASI RONA AWAL KAWASAN TERDAMPAK
Kualitas udara pada suatu wilayah dipengaruhi oleh Kondisi geografis, Topografi,
Klimatologi, Meteorologi dan Sumber pencemar yang ada di daerah tersebut atau
disekitarnya.
Daerah lokasi studi, berada di kawasan industri Krakatau Industrial Estate Cilegon
(KIEC) yang merupakan pusat industri hulu dan hilir industri baja, kimia dan
petrokimia, sedangkan disekitar wilayah kawasan industri KIEC terdiri dari daerah
perdagangan dan jasa serta pemukiman. Kualitas udara dipengaruhi oleh industri
dalam kawasan maupun jumlah kendaraan bermotor, serta aktivitas perdagangan
dan industri disekitarnya.
Rona lingkungan hidup awal kualitas udara ambien merupakan data primer
berdasarkan hasil pemantauan lingkungan. Kegiatan pemantauan kualitas udara
ambien yang telah dilakukan oleh PT Cabot Indonesia pada tahun 2021 dan tahun
2022 disajikan pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 2.7. Lokasi dan koordinat pengambilan sampel kualitas udara ambien 24 jam
Koordinat
No Lokasi Pemantauan Keterangan
LS BT
1 Area Produksi 05059’48,15” 105059’53,63” Januari 2021, Juli 2021, Januari
2022
2 Area CPMS 05059’34,92” 105059’50,43” Januari 2021, Juli 2021, Januari
2022
3 Area Lapangan Bola 05059’40,13” 105059’56,70” Januari 2021, Juli 2021, Januari
2022
Sumber: PT Cabot Indonesia, 2022
Pengambilan data primer kualitas udara ambien di 3 titik tersebut dilakukan dalam
waktu pengukuran 1 jam, 3 jam dan 24 jam. Pengambilan sampel parameter SO 2, CO,
NO2 dan O3 dilakukan dengan waktu pengukuran 1 jam. Terhadap parameter
Hidrokarbon Non Metana (NMHC) dilakukan pengambilan sampel dengan waktu
pengukuran 3 jam. Adapun parameter TSP dan Pb dilakukan pengambilan sampel
dengan waktu pengukuran 24 jam.
Secara keseluruhan hasil analisis kualitas udara ambien masih berada di bawah baku
mutu lingkungan menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penurunan kualitas udara ambien pada kegiatan PT Cabot Indonesia disebabkan oleh
kegiatan operasional yaitu mobilisasi bahan baku dan penolong, serta proses
produksi Carbon Black dan Masterbatch
Tabel 2.8. Hasil analisis laboratorium kualitas udara ambien di area produksi
Hasil Pengukuran
Waktu Baku U1
No Parameter Satuan
Pengukuran Mutu 2021 2022
SM 1 SM 2 SM 1
Tabel 2.9. Hasil analisis laboratorium kualitas udara ambien di area CPMS
Hasil Pengukuran
Waktu Baku U2
No Parameter Satuan
Pengukuran Mutu 2021 2022
SM 1 SM 2 SM 1
1 SO2 *) 1 Jam 150 µg/Nm3 34 32 33
2 CO *) 1 Jam 10000 µg/Nm3 4.040 3.941 4.010
3 NO2 *) 1 Jam 200 µg/Nm3 31 30 31
4 O3 *) 1 jam 150 µg/Nm3 - - 42
5 NMHC *) 3 jam 160 µg/Nm3 - 55** 13
6 TSP *) 24 Jam 230 µg/Nm3 19 0,04 49
7 Pb *) 24 jam 2 µg/Nm3 0,05 - 0,06
Ket : Hasil analisa PT. Unilab Perdana
*) = PPRI No. 22 Tahun 2021 Baku Mutu Udara Ambien Nasional;
**) = Hidrokarbon (HC)
2021 : SM 1= Semester 1 (06 – 07 Januari 2021); SM 2 =Semester 2 (12 – 13 Juli 2021)
2022 : SM 1= Semester 1 (05 – 06 Januari 2022)
Lokasi Pengambilan Sampel :
U2 = Area CPMS
Tabel 2.10. Hasil analisis laboratorium kualitas udara ambien di area Lapangan Bola
Hasil Pengukuran
Waktu Baku U3
No Parameter Satuan
Pengukuran Mutu 2021 2022
SM 1 SM 2 SM 1
1 SO2 *) 1 Jam 150 µg/Nm3 32 37 32
2 CO *) 1 Jam 10000 µg/Nm3 3.903 4.243 3.918
3 NO2 *) 1 Jam 200 µg/Nm3 29 33 30
4 O3 *) 1 jam 150 µg/Nm3 - - 42
5 NMHC *) 3 jam 160 µg/Nm3 - 22** 11
6 TSP *) 24 Jam 230 µg/Nm3 47 0,07 58
7 Pb *) 24 jam 2 µg/Nm3 0,04 - 0,05
Ket : Hasil analisa PT. Unilab Perdana (2021-2022)
*) = PPRI No. 22 Tahun 2021 Baku Mutu Udara Ambien Nasional;
**)=Hidrocarbon (HC)
2021 : SM 1= Semester 1 (07 – 08 Januari 2021); SM 2 =Semester 2 (13 – 14 Juli 2021)
2022 : SM 1= Semester 1 (06 – 07 Januari 2022);
Lokasi Pengambilan Sampel :