SULAWESI UTARA
Penulis :
Dwiky Darmawan
11121810
Outline 1. PENDAHULUAN
3. TINJAUAN PUSTAKA
4. METODOLOGI
7. DAFTAR PUSTAKA
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Bencara alam abrasi terjadi di Pantai Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan,
Provinsi Sulawesi Utara, Rabu (15/6/22) pukul 14.00 WITA. Menurut data dari Ditjen
Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Sebanyak 34 rumah hilang, 11 rumah rusak
berat, 49 rumah terancam, 15 rumah beresiko tinggi, 1 unit sekolah rusak, dan 1 unit
jembatan rusak berat. Sebanyak 127 KK / 387 jiwa mengungsi akibat bencana
abrasi yang terjadi di sekitar Pantai Amurang. Mereka yang terdampak merupakan
warga Kelurahan Bitung dan Kelurahan Uwuran Satu. Pengungsi saat ini tinggal di
Posko Tanggap Darurat yang didirikan oleh BPBD Kabupaten Minahasa Selatan dan
pemerintah setempat.
Panjang bidang longsoran adalah 477 meter yang menyebabkan perpindahan
massa tanah sekitar 3,03 juta m3 ke arah offshore (dilepas pantai). Dugaan
penyebab bencana longsoran masih perlu diinvestigasi lebih lanjut. Masih terindikasi
ketidakstabilan kontur dasar laut.
Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis melakukan beberapa penelitian analisis berdasarkan data 10 tahun terakhir
sampai dengan sekarang (Oktober 2022).
Maksud dan Tujuan
Identifikasi Parameter Oseanografi
• Pasang Surut
• Gelombang 1
• Arus
• Dll
Dapat menginformasikan kondisi eksisting wilayah Pantai
2 Amurang
1 2 3
Update Foto Udara Juli 2022
Update Foto Udara Tahun 2013 Update Foto Udara Tahun 2018 - Kondisi pesisir pantai setelah terjadinya
- Sudah terdapat jembatan Boulvard bencana alam abrasi pantai pada tanggal
15 Juni 2022
3. Tinjauan Pustaka
Menggunakan Referensi Sumber Data
2 Data Administratif
3 Topografi
4 Oseanografi
4. Metodologi
01 02 03 04
Pengambilan
Proses
05
Pengumpulan Data Analisis
Data 1. Pasang 1. Pasang Hasil dan
Surut 1. Pasang
1. Jurnal Surut Pembahasan
2. Bathimetri Surut
2. Informasi 2. Bathimetri
3. Gelombang 2. Bathimetri
Website 3. Gelombang
4. Angin 3. Gelombang
3. Buku 4. Angin
5. Arus 4. Angin
5. Arus
6. Sedimentasi 5. Arus
6. Sedimentasi
7. Dll 6. Sedimentasi
7. Dll
7. Dll
Tahapan Data Pasang Surut
01
02
03
Simulasi
04
Angin condong lebih kuat ke arah barat dan ke arah tenggara dengan
kecepatan angin dominan 0.5 - 2.1 m/s
Peta Fetch Lokasi Penelitian
SIMULASI 1 : HIDRODINAMIKA
1 Model –by surface elevation 2 Model –by current speed 3 Model –by current direction
SIMULASI 2 : GELOMBANG
SIMULASI 3 : REKAYASA PANTAI
Pembuatan Bronjong Pantai
Struktur pelindung pantai menggunakan material batu bronjong. Bronjong kawat
adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang pada
penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegah erosi yang dipasang pada tebing
tebing, tepi-tepi pantai, yang proses penganyamannya menggunakan mesin.
Acuannya adalah SNI 03-0090-1987 tentang Mutu dan Cara Uji Bronjong dan Kawat
Bronjong, dan syarat bahan baku mengacu pada SNI 03-6154-1999 tentang kawat
bronjong. Material batu yang akan dipakai untuk Bronjong Kawat Pabrikasi dan
Bronjong harus terdiri dari batu yang bersih, keras dan dapat tahan lama, berbentuk
bulat atau persegi. Ukuran batu yang diijinkan untuk digunakan adalah antara 15 cm
sampai 25 cm (toleransi 5%) dan sekurang-kurangnya 85% dari batuan yang
digunakan harus mempunyai ukuran yang sama atau lebih besar dari ukuran tersebut
serta tidak boleh ada batuan yang diijinkan melewati lubang anyaman.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
• Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian terhadap data maka karakteristik Hidro Oceanografi pesisir pantai Amuran dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh tipe pasut untuk pesisir pantai Amuran adalah tipe pasang campuran condong ke harian ganda 0.36
(0,25 < F < 1.5), dengan konstanta-konstanta pasut: M2 = 59.2 m, S2 = 33.9 m, N2 = 8.28 m, K2 = 15.79 m, K1 = 18.76 m, O1 = 14.99 m, P1 =
5.19 m, M4 = 0,01 m, MS4 = 0 m. Beda tinggi pasang surut sebesar 2,43 meter dimana pasang tertinggi 1.28 meter surut terendah -1.15 meter
dari datum.
2. Melakukan analisis data gelombang di lokasi penelitian.
3. Kecepatan angin maksimum dalam 10 tahun di pesisir pantai Amurang = 0.5-2.1 m/s dengan angin yang lebih condong ke arah barat dan lebih
kuat dari arah tenggara dengan data yang bisa di breakdown di bulan mei-oktober.
4. Elevasi terendah di area penelitian berada di elevasi -850 m.
5. Untuk mencegah abrasi yang akan terjadi lagi, penulis menyarankan untuk dapat di buat “Bronjong” di pesisir pantai yang bisa mencegah erosi
tanah.
• Saran
1. Hasil analisis Hidro oceanografi ini dapat dipergunakan bagi penelitian lanjutan untuk perencanaan pembangunan daerah pesisir pantai
Amurang dengan memperhatikan aspek-aspek lain yang dapat membantu menunjang kehidupan masyarakat pesisir daerah tersebut.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui peristiwa pertahun yang terjadi akibat pengaruh hidro oceanografi pantai Amurang.
7. DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.wikipedia.org/
2. https://www.merdeka.com/peristiwa/penjelasan-ilmiah-soal-penyebab-abrasi-di-amurang-minahasa-hot-issue.html
3. https://www.youtube.com/watch?v=ASLYoZKE5-8&t=2072s
4. https://tanahair.indonesia.go.id/demnas/#/
5. https://cds.climate.copernicus.eu/
6. https://srgi.big.go.id/page/model-pasut
7. https://www.bmkg.go.id/
8. Google Earth