Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI

NERACA BAHAN

Oleh:
Rahajeng Aina NIM A1C017031
Fifa Indywara Nareswari NIM A1C017034
Nadiiya Tussa’adah NIM A1C017036
Dewi Fitri Anggraini NIM A1C017038
Ikhsan Nur Rahmaan NIM A1C017043
Shofia Nuraini NIM A1C017051
Yusfika Adiyati NIM A1C017057

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 2
III. METODOLOGI ............................................................................................... 2
A. Alat dan Bahan .......................................................................................... 2
B. Prosedur Kerja .......................................................................................... 2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 2
A. Hasil .......................................................................................................... 2
1. Data Hasil Praktikum ........................ Error! Bookmark not defined.
2. Perhitungan ....................................... Error! Bookmark not defined.
B. Pembahasan............................................................................................... 3
V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 8
A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

ii
ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pengolahan pangan melibatkan berbagai jenis bahan, baik tunggal


maupun kombinasi yang masuk maupun keluar dari suatu tahapan proses. Sesuai
dengan teori konservatif kekekalan massa, maka banyak yang masuk ke dalam dan
keluar dari proses akan tetap, hanya berubah bentuk dari wujud yang satu ke wujud
yang lain. Namun dalam praktiknya, kita mungkin tidak menemukan total input
yang sama dengan total bahan output, karena terjadi akumulasi bahan pada alat
yang sering kali tidak bisa dihindarkan selama proses atau kehilangan bahan yang
tidak terkontrol (kusnandar, 2015).
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hokum Lumonosov-
Lavoiser adalah suatu hokum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup
akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut
(dalam sistem terutup massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
(tetap/konstan)). Prinsip ini pun berlaku dalam proses pengolahan pangan, dimana
semua bahan input yang masuk dalam suatu sistem pengolahan pangan massanya
akan sama dengan total output produknya, yang terjadi hanyalah perubahan
wujudnya saja. Prinsip ini dikenal dengan istilah kesetimbangan massa/materi.

B. Tujuan

1. Mengetahui proses pengolahan produk pertanian.


2. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahan produk pertanian.
3. Mengetahui prinsip-prinsip Teknik pengolahan pangan dalam proses pengolahan
produk pertanian.
4. Mengetahui kesetimbangan massa yang terjadi pada proses pengolahan produk
pertanian.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

B. Prosedur Kerja

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Hasilnya apa yg didapat, foto, langkah2

2
B. Pembahasan

Neraca massa digunakan untuk melihat jumlah aliran bahan yang masuk

dengan bahan yang keluar dalam suatu proses berdasarkan hukum kekekalan

massa ,yaitu jumlah aliran masuk sama dengan aliran keluar. Prinsip dasar

kesetimbangan massa bahan berdasarkan hukum konservatif kekekalan massa yaitu

digunakan apabila dalam suatu proses tidak ada akumulasi dalam peralatan

processing, maka jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah bahan yang

keluar, atau dengan kata lain tidak ada bahan yang hilang maupun tidak ada

penambahan dari luar. Suatu sistem apapun, jumlah materi akan tetap walaupun

terjadi perubahan bentuk ataupun keadaan fisik. Oleh sebab itu, dalam suatu proses

pengolahan akan terjadi jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah bahan

yang keluar sebagai produk yang dikehendaki ditambah dengan jumlah yang hilang

atau produk samping (Maflahah, 2010).

Neraca bahan dan diagram kesetimbangan masa merupakan unsur yang

penting dalam suatu unit produksi, karena dari sini kita dapat melihat bagaimana

alur bahan yang digunakan, berapa kebutuhan bahan, hasil utama dan hasil

sampingan dari bahan tersebut apa saja. Neraca bahan dilakukan untuk mengetahui

potensi limbah yang terbentuk dari proses suatu produk.

Neraca massa merupakan perhitungan semua bahan yang ada dalam proses.

Ada kalanya bahan yang dikenakan proses berubah bentuk menjadi senyawa lain

atau menjadi konsumsi dalam sistem itu, tetapi jumlah massanya tidak berubah.

Massa yang tumbuh dan massa yang terambil diartikan bila terjadi reaksi kimia,

maka bahan yang satu bisa terambil dan membentuk senyawa lain (Charles, 1979).

3
Neraca massa merupakan perincian banyaknya bahan-bahan yang masuk,

keluar dan menumpuk dalam suatu alat pemroses. Perhitungan dan perincian

banyaknya bahan-bahan ini diperlukan untuk pembuatan neraca energi, perhitungan

rancangan dan evaluasi kinerja suatu alat atau satuan pemroses. Untuk rancangan

misalnya, diperlukan perhitungan jumlah hasil yang akan diperoleh atau sebaliknya

bahan baku dan bahan pembantu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil dalam

jumlah tertentu. Jumlah energi atau panas yang diperlukan bergantung pada jumlah

bahan yang diproses. Demikian juga ukuran peralatan, ditentukan jumlah bahan

yang harus ditangani.

Nerasa massa digunakan untuk melihat jumlah aliran bahan yang masuk dan

keluar dalam suatu proses berdasarkan Hukum Kekekalan Massa, yaitu jumlah

aliran masuk sama dengan jumlah aliran keluar. Neraca massa merupakan aplikasi

dari hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan

atau dihancurkan.

Prinsip dari kesetimbangan massa adalah total berat yang masuk (input) ke

dalam suatu tahap proses atau keseluruham akan sama dengan total berat dari

output-nya. Masukan bahan yang masuk ke dalam suatu tahap proses dapat berupa

satu jenis bahan atau lebih, begitu juga bahan yang keluar dapat berupa satu atau

lebih produk yang dikehendaki, limbah (waste), atau kehilangan yang tidak

terkontrol. Prinsip dasar kesetimbangan massa bahan berdasarkan hukum

konservatif kekekalan massa yaitu digunakan apabila dalam suatu proses tidak ada

akumulasi dalam peralatan processing, maka jumlah bahan yang masuk akan sama

dengan jumlah bahan yang keluar, atau dengan kata lain tidak ada bahan yang

4
hilang maupun tidak ada penambahan dari luar.

Hukum konservatif kekekalan massa menyatakan bahwa materi tidak dapa

diciptakan atau dihilangkan, tetapi hanya berubah bentuk dari satu wujud ke wujud

lainya. Prinsip ini pun berlaku dalam proses pengolahan pangan, dimana total input

bahan yang masuk ke dalam suatu proses pengolahan akan sama dengan total

outputnya, yang terjadi adalah perubahan wujud dari bahan yang masuk dan yang

keluar. Prinsip ini dikenal dengan istilah kesetimbangan massa/materi

(mass/material balance).

Dalam semua pengolahan, massa dan energi tidak berubah-ubah. Hukum

konversi energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun

dimusnahkan. Jumlah energi di dalam bahan masuk instalasi pengolahan, ditambah

dengan energi yang ditambahkan ke dalam instalasi harus sama dengan jumlah

energi yang meninggalkan instalasi. Ini merupakan konsep yang lebih rumit

daripada konversi massa, oleh karena energi dapat berbentuk bermacam-macam

seperti energi kinetik, energi kimia, energi potensial, energi anas, energi listrik, dan

sebagainyya. Selama proses berlangsung, beberapa energi ini dapat diubah dari satu

bentuk ke bentuk lain. Perhatikan bahwa jumlah seluruh bentuk-bentuk energi

inilah yang dikonversikan (Earle, 1969).

Pada kunjungan kelompok praktikum ini kami mengunjungi produksi tempe

Bapak Marman. Adapun proses pembuatan tempe adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Memasukkan kedelai ke dalam drum

3. Kedelai diaduk dan diberi air agar kulit mengelupas

5
4. Kedelai dimasukkan ke dalam panic berisi air

5. Menyalakan kompor dan kedelai direbus sampai 2/3 jam

6. Saat sudah matang tiriskan dan masukkan kedelai ke ember

7. Beri air bersih pada kedelai dan tunggu hingga 12 jam

8. Bersihkan kulit ari pada kedelai yang masih menempel

9. Tiriskan kedelai hingga 15 menit dan beri ragi

10. Bentuk campuran kedelai dan ragi sesuai keinginan

11. Bungkus tempe

12. Susun di rak dan tunggu hingga 1 hari

13. Proses selesai dan tempe sudah bisa dijual

Pentingnya neraca bahan dan diagram kesetimbangan pada proses produksi

suatu unit pengolahan produk makanan dan pertanian adalah untuk menghitung

atau mengetahui jumlah bahan yang masuk dan keluar serta mengetahui potensi

limbah yang dihasilkan oleh pengolahan produk tersebut.

Prinsip kesetimbangan massa/materi banyak diaplikasikan dalam mendesai

suatu proses pengolahan pangan (pengupasan, sortasi, ekstraksi, pengeringan,

evaporasi dan sebagainya) atau formulasi produk baru. Prinsip dari kesetimbangan

massa adalah total berat yang masuk (input) ke dalam suatu tahap proses atau

keseluruham akan sama dengan total berat dari outputnya. Perubahan yang terjadi

adalah perubahan wujud. Masukan bahan yang masuk ke dalam suatu tahap proses

dapat berupa satu jenis bahan atau lebih, begitu juga bahan yang keluar dapat

berupa satu atau lebih produk yang dikehendaki, limbah (waste), atau kehilangan

yang tidak terkontrol.

6
Dalam suatu proses apapun jika tidak ada akumulasi dalam peralatan

prosesnya, maka jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah yang keluar.

Dengan kata lain, dalam suatu sistem apapun jumlah materi dalam sistem akan

tetap walaupun terjadi perubahan bentuk atau keadaan fisik. Oleh sebab itu, jumlah

bahan yang masuk dalam suatu proses pengolahan pangan jumlahnya akan sama

dengan jumlah bahan yang keluar sebagai produk yang dikehendaki ditambah

jumlah yang hilang dan yang terakumulasi dalam peralatan pengolahan.

7
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. 11

B. Saran

11

8
DAFTAR PUSTAKA

Charles. W Keenan, dkk. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga


Earle. 1969. Unit Operation is Food Processing (Terjemahan). PT. Sastra Hudaya
Kusnandar, F., Adawiyah, D. R., dan Fitria, M., 2010. Pendugaan Umur Simpan
Produk Biskuit dengan Metode Akselerasi Berdasarkan Pendekatan Kadar
Air Kritis. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 21(2):117.
Maflahah, I. 2010. Analisis Proses Pembuatan Pati Jagung (maizena) Berbasis
Neraca Massa. Jurnal Embryo 7(1): 40 - 45.

Anda mungkin juga menyukai