KELOMPOK 8
PENDAHULUAN
Kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara
menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan mikroorganisme
hidup. Saat ini, produksi kompos merupakan salah satu peluang usaha yang sangat
menjanjikan dalam upaya mendukung program pertanian organik dan berbagai
usaha yang bergerak di bidang pertanian. Berbagai bahan organik dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku kompos, salah satunya adalah daun trembesi.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui Kelayakan Usaha Tani Pupuk
Natural Aceh karena membantu dalam meningkatkan nilai tambah limbah daun
sebagai pupuk organik juga mendukung program kebersihan dan kelestarian
lingkungan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kelayakan Usahatani
Studi kelayakan usaha tani adalah penelitian tentang rencana usaha tani
yang mengevaluasi apakah bisnis itu layak dibangun dan dioperasikan secara
teratur untuk mencapai keuntungan maksimal dalam jangka waktu tertentu.
Analisis kelayakan usahatani menilai seberapa baik suatu usahatani memenuhi
kewajiban membayar bunga modal, alat luar, upah tenaga kerja luar, dan sarana
produksi. Biaya produksi, produktivitas lahan, produktivitas tenaga kerja, dan R/C
(Revenue Cost Ratio) adalah beberapa kriteria yang digunakan untuk
menganalisis kelayakan usahatani. Penelitian kelayakan usahatani dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan finansial yang mencakup biaya,
penerimaan, pendapatan, dan keuntungan usahatani. Kelayakan usahatani dapat
ditentukan dengan menilai biaya, penerimaan, dan keuntungan yang diperoleh.
Usahatani dianggap berhasil jika mereka dapat membayar bunga modal, alat luar,
upah tenaga kerja luar, dan sarana produksi.
2. Biaya Produksi
Secara umum biaya dapat didefinisikan sebagai pengorbanan dalam satuan
moneter dengan tujuan untuk mencapai sesuatu atau menginginkan sesuatu, baik
yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Supriyono (2008:14) membedakan
biaya dalam dua pengertian yaitu biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti
expense.
Biaya dalam arti beban adalah "biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi
dalam rangka untuk memperoleh pendapatan (pendapatan) dalam suatu periode
akuntansi tertentu", sedangkan biaya dalam arti harga pokok adalah "jumlah yang
dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka untuk mendapatkan kepemilikan
suatu barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi, baik itu pada masa lalu
maupun pada masa yang akan datang".
Biaya produksi adalah total uang yang dikeluarkan oleh petani untuk
membiayai usahatani, termasuk biaya sarana produksi, tenaga kerja, dan biaya
lainnya . Pendapatan usahatani dapat dipengaruhi oleh biaya produksi yang
dikeluarkan oleh petani. Menurut penelitian, biaya produksi mempengaruhi
pendapatan usahatani padi ladang sebesar 54,9% . Biaya produksi dapat dibagi
menjadi dua kategori: biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, seperti pajak lahan dan
penyusutan alat ; sebaliknya, biaya variabel adalah biaya yang sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya produksi, seperti pupuk, obat-obatan, tenaga kerja luar
keluarga, dan panen . Analisis biaya produksi dilakukan untuk mengetahui
keadaan keuangan suatu usahatani, yang mencakup biaya, penerimaan,
pendapatan, dan keuntungan.
3. Penerimaan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara harga jual dan produksi
yang diperoleh. Ini adalah total uang yang diterima oleh produsen atau petani dari
kegiatan produksi yang telah dilakukan dan menghasilkan uang. Menurut
Soekartawi (2002), keuntungan adalah perbedaan antara penerimaan total dan
biaya. Biaya ini terbagi menjadi dua kategori: biaya tetap (misalnya, sewa tanah
atau membeli alat pertanian) dan biaya tidak tetap (misalnya, membeli pupuk,
bibit, obat-obatan, dan tenaga kerja).
5
Biaya usahatani adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh suatu
usahatani, dan pendapatan usahatani adalah selisih antara pengeluaran dan
diterima dalam pertanian. Menurut Soekartawi (2002), jumlah produk yang dijual
oleh petani sangat memengaruhi pendapatan mereka. Nilai penjualan hasil
ditambah nilai hasil yang dipergunakan sendiri dikurangi dengan total nilai
pengeluaran yang terdiri dari pengeluaran untuk input (benih, pupuk, pestisida,
dan alat) dan upah pekerja. Jumlah produk yang dijual oleh petani sangat
memengaruhi pendapatan.
4. Pendapatan
Pendapatan, juga disebut sebagai hasil dari penjualan komponen produksi
yang dimilikinya di industri produksi, dibeli dalam proses produksi untuk
digunakan sebagai input proses dengan harga yang kompetitif. Penjualan
menghasilkan pendapatan perusahaan. Namun, nilai penjualan ditentukan oleh
harga jual dan unit terjual, atau pendapatan (Noor, 2007). Menurut Sukirno
(2002), pendapatan total usahatani, atau pendapatan bersih, adalah selisih antara
penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan selama periode produksi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
I = TR – TC
7
Artinya:
I = Income (Pendapatan)
Kriteria:
c-b
Dimana:
n = Tahun terakhir dimana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment
9
Keuntungan Usaha 4.978.000
Tani
Revenue Cost Ratio 2,29
1. Biaya Produksi
Berdasarkan tabel di atas jumlah biaya produksi adalah Rp. 4.022.000
2. Penerimaan
Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari seluruh hasil produksi usaha
dengan harga jual produksi 3000 kg x Rp.3.000 = Rp.9.000.000. Jadi total
pendapatan kotor yang di dapat 9.000.000 dalam sekali produksi
3. Pendapatan
Analisis Pendapatan
Pendapatan = Total Penerimaan – Biaya Produksi
= Rp. 9.000.000 – Rp. 4.022.000
= Rp. 4.978.000
Keuntungan yang bisa didapatkan dalam sekali siklus produksi adalah
sebesar Rp.4.978.000
4. Kelayakan usahatani
a) Revenue Cost Ratio (R/C)
R/C = Total Pendapatan : Total Biaya Produksi
= Rp. 9.000.000 : Rp. 4.022.000
= Rp. 2,29
Analisis Rost Ratio menghasilkan angka 2.29 artinya setiap satu rupiah
yang di
investasikan akan menghasilkan Rp. 2.29.
1. Kesimpulan
1) Dalam usaha Pupuk Natural Aceh memproduksi 3000 kg dalam
satu periode dengan penerimaan sebesar Rp.9.000.000 dan dapat
dihitung pendapatan nya sebesar Rp.4.978.000/ periode.
2) Usaha Pupuk Natural Aceh mendapat Rasio R/C sebesar 2,29
sehingga R/C > 1, maka dapat disimpulkan bahwa Usaha Pupuk
Natural Aceh layak untuk dijalankan, dengan payback period
selama 3 tahun.
2. Saran
1) Kepada pemilik usaha Pupuk Natural Aceh agar tetap
memproduksi dengan menciptakan produk yang lebih menarik dan
kemasan yang lebih baik lagi agar lebih banyak lagi konsumen
yang bersedia menyuplai pupuk organik secara lebih luas lagi.
2) Kepada pemerintah agar memberikan modal kepada pelaku-pelaku
usaha pupuk organik yang ada agar dapat mengembangkan usaha
tani dan dapat mengekspor tidak hanya di dalam daerah, tetapi agar
sampai ke luar daerah bahkan ke luar negeri.
11
LAMPIRAN