Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI


PUPUK NATURAL ACEH
Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Mustafa, M.S.


Nip. 196112311987021008

KELOMPOK 8

Malisa Adinda Putri (2305102010075)

Putri Nurhasanah (2305102010038)

Raudhatul Jannah (2305102010044)

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1. Latar belakang masalah........................................................................................... 3
2. Tujuan Praktikum.................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 4
1. Kelayakan Usahatani............................................................................................... 4
2. Biaya Produksi ........................................................................................................ 4
3. Penerimaan.............................................................................................................. 5
4. Pendapatan .............................................................................................................. 6
BAB III ............................................................................................................................... 7
METODE PRAKTIKUM ................................................................................................... 7
1. Jenis metode praktikum .......................................................................................... 7
2. Metode penentuan lokasi ........................................................................................ 7
3. Metode penarikan sampel ....................................................................................... 7
4. Metode pengumpulan data ...................................................................................... 7
5. Metode analisis data ................................................................................................ 7
BAB IV ............................................................................................................................... 9
HASIL DAN ANALISIS PRAKTIKUM ........................................................................... 9
1. Biaya Produksi ...................................................................................................... 10
3. Pendapatan ............................................................................................................ 10
4. Kelayakan usahatani ............................................................................................. 10
BAB V .............................................................................................................................. 11
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 11
1. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
Lampiran ........................................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah


Dalam sistem pertanian modern, penggunaan pupuk anorganik telah terbukti
dapat meningkatkan hasil panen. Keadaan ini membuat petani sangat bergantung
pada pupuk anorganik dan cenderung memberikannya dalam jumlah berlebihan.
Penggunaan secara terus menerus dan dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia akibat
tercemarnya bahan-bahan sintesis tersebut. Untuk mengurangi dampak negatif
tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan
pertanian organik yaitu penggunaan pupuk kompos. Gaya hidup sehat dengan
slogan “Back to nature” telah menjadi hidup baru masyarakat dunia dan telah
melembaga secara internasional. Gaya hidup ini mensyaratkan jaminan bahwa
produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi, kandungan nutrisi tinggi dan
ramah lingkungan. Karena itu, pemanfaatan pupuk organik seperti kompos
merupakan alternatif yang dapat diterapkan dalam budidaya tanaman.

Kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara
menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan mikroorganisme
hidup. Saat ini, produksi kompos merupakan salah satu peluang usaha yang sangat
menjanjikan dalam upaya mendukung program pertanian organik dan berbagai
usaha yang bergerak di bidang pertanian. Berbagai bahan organik dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku kompos, salah satunya adalah daun trembesi.

Trembesi merupakan salah satu tanaman penghijau di lingkungan kampus


Unsyiah, UIN Ar-Raniry dan di taman-taman mini Banda Aceh maupun di luar
Banda Aceh. Tanaman ini memiliki tajuk yang besar dan jumlah daun yang sangat
banyak serta kaya akan unsur hara (6,52 % N, 0,47 % P dan 2,25 % K (Munir,
2012) sehingga sangat potensial sebagai bahan baku kompos. Berdasarkan
pemikiran tersebut, pelaksana ingin mengembangkan usaha produksi kompos
dengan menggunakan bahan baku daun trembesi yang diberi nama KOMBES
MANIS.

2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui Kelayakan Usaha Tani Pupuk
Natural Aceh karena membantu dalam meningkatkan nilai tambah limbah daun
sebagai pupuk organik juga mendukung program kebersihan dan kelestarian
lingkungan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Kelayakan Usahatani
Studi kelayakan usaha tani adalah penelitian tentang rencana usaha tani
yang mengevaluasi apakah bisnis itu layak dibangun dan dioperasikan secara
teratur untuk mencapai keuntungan maksimal dalam jangka waktu tertentu.
Analisis kelayakan usahatani menilai seberapa baik suatu usahatani memenuhi
kewajiban membayar bunga modal, alat luar, upah tenaga kerja luar, dan sarana
produksi. Biaya produksi, produktivitas lahan, produktivitas tenaga kerja, dan R/C
(Revenue Cost Ratio) adalah beberapa kriteria yang digunakan untuk
menganalisis kelayakan usahatani. Penelitian kelayakan usahatani dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan finansial yang mencakup biaya,
penerimaan, pendapatan, dan keuntungan usahatani. Kelayakan usahatani dapat
ditentukan dengan menilai biaya, penerimaan, dan keuntungan yang diperoleh.
Usahatani dianggap berhasil jika mereka dapat membayar bunga modal, alat luar,
upah tenaga kerja luar, dan sarana produksi.

2. Biaya Produksi
Secara umum biaya dapat didefinisikan sebagai pengorbanan dalam satuan
moneter dengan tujuan untuk mencapai sesuatu atau menginginkan sesuatu, baik
yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Supriyono (2008:14) membedakan
biaya dalam dua pengertian yaitu biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti
expense.

Biaya dalam arti beban adalah "biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi
dalam rangka untuk memperoleh pendapatan (pendapatan) dalam suatu periode
akuntansi tertentu", sedangkan biaya dalam arti harga pokok adalah "jumlah yang
dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka untuk mendapatkan kepemilikan
suatu barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi, baik itu pada masa lalu
maupun pada masa yang akan datang".

Biaya produksi adalah total uang yang dikeluarkan oleh petani untuk
membiayai usahatani, termasuk biaya sarana produksi, tenaga kerja, dan biaya
lainnya . Pendapatan usahatani dapat dipengaruhi oleh biaya produksi yang
dikeluarkan oleh petani. Menurut penelitian, biaya produksi mempengaruhi
pendapatan usahatani padi ladang sebesar 54,9% . Biaya produksi dapat dibagi
menjadi dua kategori: biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, seperti pajak lahan dan
penyusutan alat ; sebaliknya, biaya variabel adalah biaya yang sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya produksi, seperti pupuk, obat-obatan, tenaga kerja luar
keluarga, dan panen . Analisis biaya produksi dilakukan untuk mengetahui
keadaan keuangan suatu usahatani, yang mencakup biaya, penerimaan,
pendapatan, dan keuntungan.

Definisi biaya produksi: biaya produksi merupakan biaya yang


dikeluarkan dalam pengolahan bahan langsung menjadi produk jadi. Biaya
produksi juga sebagai biaya yang berkaitan dalam menghasilkan suatu barang
atau penyediaan suatu jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan dalam tiga
elemen yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.

a) Biaya Bahan Baku


Menurut Hansen dan Mowen (2007:42), biaya bahan baku adalah biaya
bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada produk atau jasa. Ini
karena biaya ini dapat dilihat secara fisik dan dapat digunakan untuk
mengukur kuantitas bahan yang dikonsumsi dalam proses produksi setiap
produk. Kayu yang terdapat pada perabot adalah contohnya.
b) Biaya Tenaga Kerja
Menurut Hansen dan Mowen (2007:42), biaya tenaga kerja adalah biaya
yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa selama proses
produksi. Hal ini sama seperti biaya bahan baku, karena biaya tenaga kerja
dapat dilihat dan diamati untuk mengukur jumlah dan lamanya tenaga
kerja yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa.
c) Biaya overhead
Pabrik Hansen dan Mowen (2007:43) menyatakan bahwa biaya overhead
adalah biaya keseluruhan bahan baku dan tenaga kerja, tetapi tidak dapat
dilacak secara langsung pada barang atau jasa yang dihasilkan. Contohnya
adalah depresiasi mesin atau peralatan, biaya bahan penolong, dan
sebagainya.

3. Penerimaan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara harga jual dan produksi
yang diperoleh. Ini adalah total uang yang diterima oleh produsen atau petani dari
kegiatan produksi yang telah dilakukan dan menghasilkan uang. Menurut
Soekartawi (2002), keuntungan adalah perbedaan antara penerimaan total dan
biaya. Biaya ini terbagi menjadi dua kategori: biaya tetap (misalnya, sewa tanah
atau membeli alat pertanian) dan biaya tidak tetap (misalnya, membeli pupuk,
bibit, obat-obatan, dan tenaga kerja).

5
Biaya usahatani adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh suatu
usahatani, dan pendapatan usahatani adalah selisih antara pengeluaran dan
diterima dalam pertanian. Menurut Soekartawi (2002), jumlah produk yang dijual
oleh petani sangat memengaruhi pendapatan mereka. Nilai penjualan hasil
ditambah nilai hasil yang dipergunakan sendiri dikurangi dengan total nilai
pengeluaran yang terdiri dari pengeluaran untuk input (benih, pupuk, pestisida,
dan alat) dan upah pekerja. Jumlah produk yang dijual oleh petani sangat
memengaruhi pendapatan.

4. Pendapatan
Pendapatan, juga disebut sebagai hasil dari penjualan komponen produksi
yang dimilikinya di industri produksi, dibeli dalam proses produksi untuk
digunakan sebagai input proses dengan harga yang kompetitif. Penjualan
menghasilkan pendapatan perusahaan. Namun, nilai penjualan ditentukan oleh
harga jual dan unit terjual, atau pendapatan (Noor, 2007). Menurut Sukirno
(2002), pendapatan total usahatani, atau pendapatan bersih, adalah selisih antara
penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan selama periode produksi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

1. Jenis metode praktikum


Metode praktikum ini menggunakan yang dilakukan dengan melihat langsung
kelapangan. Metode untuk melihat suatu fenomena yang ditemukan pada suatu
tempat yang belum tentu sama dengan daerah lain dengan melihat data dan
menghitung biaya produksi dan sebagainya.

2. Metode penentuan lokasi


Praktikum ini dilakukan di usaha pupuk organik yang berlokasi di Jln.
Seulanga, kebun percobaan 2 Fakultas Pertanian Unsyiah, Darussalam, Kopelma
Darussalam, Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Pemilihan tempat praktikum ini
dilakukan secara sengaja atau purposive. Usaha pupuk organik ini merupakan
usaha yang masih baru yang berjalan sejak tahun 2020. kami ingin melakukan
praktikum di PUPUK NATURAL TANAH ini karna ingin mengetahui kelayakan
usaha tani dari usaha tersebut.

3. Metode penarikan sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel atau populasi dalam hal
ini adalah usaha PUPUK NATURAL TANAH. Guna mencapai tujuan-tujuan
dalam praktikum ini, subjek praktikum yang digunakan dipilih dengan cara
sengaja (Purposive Sampling). Purposive sampling merupakan teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak untuk dijadikan sampel.
Peneliti menggunakan metode Purposive Sampling, dimana yang menjadi Key
Informan yaitu pemilik usaha PUPUK NATURAL TANAH.

4. Metode pengumpulan data


Data yang dikumpulkan dalam praktikum ini terdiri dari primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pengusaha pupuk
organik tersebut dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu.

5. Metode analisis data


Untuk masalah penelitian yang pertama yaitu pendapatan usaha pupuk
organik. Untuk menghitung pendapatan pelaku usaha digunakan rumus:

I = TR – TC

7
Artinya:

I = Income (Pendapatan)

TR = Total Revenue (Total Penerimaan)

TC = Total Cost (Total Biaya)

Untuk masalah yang kedua yaitu menganalisis kelayakan usaha pupuk


organik. Metode analisis data suatu kelayakan usaha menggunakan B/C, dan

Payback Period dengan rumus sebagai berikut :

R/C = Pendapatan/Total biaya produksi

Kriteria:

R/C >1, Maka Usaha Layak Dilakukan

R/C <1, Maka Usaha Tidak Layak Dilakukan

Payback Period = n + a-b × 1 tahun

c-b

Dimana:

n = Tahun terakhir dimana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment

a = Jumlah initial investment

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n

c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n + 1


BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PRAKTIKUM

N Uraian Jumlah Harga Daya Tahan Jumlah Nilai


o Satuan (Rp/Satuan) (/periode) (Rp/Periode)
1. Sarana Produksi
a.Pupuk kandang 2 ton 500.000 1 1.000.000
b. Sekam 600 kg 1.000 1 600.000
c. EM4 2 botol 35.000 1 35.000
2. Peralatan
a.Mesin pencacah 1 unit 12.000.000 46 260.000
b. Sekop 1 unit 120.000 12 10.000
c. Cangkul 1 unit 100.000 12 8.000
d. Garu 1 unit 100.000 12 8.000
c. Parang 1 unit 150.000 12 13.000
d. Gembor 1 unit 80.000 6 13.000
e. Sepatu boot 2 pasang 150.000 24 12.000
f.Gerobak sorong 1 unit 500.000 12 42.000
g. Ayakan 2 unit 100.000 3 66.000
h. Karung 10 unit 5.000 1 50.000
i. Terpal 6 meter 20.000 15 8.000
j. Seller 1 unit 250.000 7 37.000
k. Gunting 1 unit 20.000 6 2.000
l. Spanduk 2 unit 75.000 5 15.000
m. Benner 1 unit 200.000 6 33.000
n. Drum bakar 1 unit 2.000.000 16 126.000
sekam
o. Ember besar 1 unit 260.000 12 21.000
p. Ember kecil 2 unit 50.000 8 12.000
q. Becak barang 1 unit 6.900.000 48 144.000
r.Plastik kemasan 20 kg 35.000 1 700.000
s.Kantong plastic 3 pack 20.000 1 60.000
t. Stiker 1000 lbr 500 1 500.000
u.Lakban Bening 2 buah 35.000 1 70.000
3. Tenaga Kerja 4 orang 100.000 1 400.000
4. Biaya Umum
a. Bangunan Rumah 1 unit 1.500.000 36 42.000
kompos
Jumlah Biaya 4.022.000
Produksi
Jumlah Nilai 3000 kg 3.000 9.000.000
Produksi

9
Keuntungan Usaha 4.978.000
Tani
Revenue Cost Ratio 2,29

1. Biaya Produksi
Berdasarkan tabel di atas jumlah biaya produksi adalah Rp. 4.022.000

2. Penerimaan
Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari seluruh hasil produksi usaha
dengan harga jual produksi 3000 kg x Rp.3.000 = Rp.9.000.000. Jadi total
pendapatan kotor yang di dapat 9.000.000 dalam sekali produksi

3. Pendapatan
Analisis Pendapatan
Pendapatan = Total Penerimaan – Biaya Produksi
= Rp. 9.000.000 – Rp. 4.022.000
= Rp. 4.978.000
Keuntungan yang bisa didapatkan dalam sekali siklus produksi adalah
sebesar Rp.4.978.000

4. Kelayakan usahatani
a) Revenue Cost Ratio (R/C)
R/C = Total Pendapatan : Total Biaya Produksi
= Rp. 9.000.000 : Rp. 4.022.000
= Rp. 2,29
Analisis Rost Ratio menghasilkan angka 2.29 artinya setiap satu rupiah
yang di
investasikan akan menghasilkan Rp. 2.29.

b) Analisis BEP (Break Even Point)


BEP Harga = Total Biaya Produksi : Jumlah Produksi
= Rp. 4.022.000 : 3.000
=Rp. 1.340
BEP harga berada pada angka Rp. 1.340 artinya untuk mendapatkan BEP
Harga atau titik balik modal pupuk kompos trembesi harus dijual dengan
harga Rp. 1.340.
BEP Produksi = Biaya Produksi : Harga Jual
=Rp. 3.922.000 : 3.000
= Rp. 1.307 kg
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
1) Dalam usaha Pupuk Natural Aceh memproduksi 3000 kg dalam
satu periode dengan penerimaan sebesar Rp.9.000.000 dan dapat
dihitung pendapatan nya sebesar Rp.4.978.000/ periode.
2) Usaha Pupuk Natural Aceh mendapat Rasio R/C sebesar 2,29
sehingga R/C > 1, maka dapat disimpulkan bahwa Usaha Pupuk
Natural Aceh layak untuk dijalankan, dengan payback period
selama 3 tahun.
2. Saran
1) Kepada pemilik usaha Pupuk Natural Aceh agar tetap
memproduksi dengan menciptakan produk yang lebih menarik dan
kemasan yang lebih baik lagi agar lebih banyak lagi konsumen
yang bersedia menyuplai pupuk organik secara lebih luas lagi.
2) Kepada pemerintah agar memberikan modal kepada pelaku-pelaku
usaha pupuk organik yang ada agar dapat mengembangkan usaha
tani dan dapat mengekspor tidak hanya di dalam daerah, tetapi agar
sampai ke luar daerah bahkan ke luar negeri.

Dokumentasi foto terlampir.

11
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai