Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

EKSTRAKSI DAUN BEKAI MENGGUNAKAN METODE MICROWAVE


HYDRODISTILLATION SEBAGAI BAHAN PENYEDAP MAKANAN
ALAMI

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh :
Nanna (1609065010) Angkatan 2016
Nur Hazizah Lubis (1609065004) Angkatan 2016
Hafia Hasan (1809065043) Angkatan 2018

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan..........................................................................................2
1.4 Luaran Yang Diharapkan.............................................................................3
1.5 Manfaat.......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1. Daun Bekai........................................................................................................4
2.2. Ekstraksi............................................................................................................5
2.3. Keuntungan Penggunaan Microwave...............................................................6
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................6
3.1 Rancangan Penelitian..................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan Penelitian...........................................................................6
3.2.1 Bahan................................................................................................6
3.2.2 Peralatan yang digunakan.................................................................6
3.2.2 .1 Peralatan Untuk Metode Hydridistillation.................................6
3.2.2 .2 Peralatan Untuk Metode Steam Distillation...............................7
3.3 Prosedur Penelitian.....................................................................................7
3.3.1 Metode Water Distilalation...............................................................7
3.3.2 Metode Water Microwave Hydrodistillation.....................................8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN......................................................9
4.1 Anggaran Biaya...........................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pembimbing......................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya................................................................17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas...............20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.....................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan masyarakat semakin berkembang seiring dengan
berkembangnya gaya hidup modern. Begitu juga dengan kebutuhan makanan.
Perubahan dan perkembangan akan makanan mulai dari rasa hingga bentuk
makanan. Bermacam-macam makanan hadir dan produsen berlomba untuk
menghasilkan makanan yang enak dan lezat untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Bumbu-bumbu penyedap makanan diciptakan dengan tujuan agar
olahan makanan menjadi lebih lezat. Rempah-rempah diolah dan dikemas hingga
menjadi penyedap rasa makanan yang dikenal dengan berbagai merek dijual
dipasaran. Konsumsi bumbu penyedap buatan yang berlebihan dalam jangka
waktu yang panjang menimbulkan efek tidak baik untuk kesehatan. Efek yang
ditimbulkan diantaranya kerusakan otak,kanker dan kerusakan sistem saraf dan
mata,serta gangguan kehamilan dan janin (sabri dkk,2006).
Oleh Karena itu, perlu dicari alternatif pengganti penyedap buatan yang
dapat dikembangkan dari bahan-bahan alami untuk mengurangi resiko kesehatan
yang ditimbulkan. Salah satu nya dengan menggunakan bahan rempah tradisional
yang sering digunakan oleh masyarakat Dayak Kenyah di Kalimantan Timur.
Menurut Susiarti dan Setyowati (2005) masyarakat Dayak Kenyah,
memanfaatkan bahan rempah dari tumbuhan di sekitarnya seperti bekai
(Albertisia papuana Becc.), payang aka (Hodgsonia macrocarpa (Bl.) Cogn.),
payang kurek (Aleurites moluccana (L.) Willd.), payang kayu (Pangium edule
Reinw.), payang lengu (Ricinus communis L.), dan payang salap (Sumbaviopsis
albicans (Blume) J.J.Sm.). Bekai atau mekai atau afak yang diambil adalah bagian
daunnya dan dimanfaatkan untuk bahan penyedap, bahkan dikenal sebagai vetsin
Dayak Kenyah. Daunnya dikeringkan di bawah sinar matahari lalu ditumbuk
sampai halus dan dapat disimpan bila sewaktu-waktu diperlukan. Daun yang
sudah halus ini dapat dicampur dengan sayur lainnya sebagai penyedap, tetapi
umumnya dicampur dengan daun ubi kayu yang sudah ditumbuk lalu ditumis
Balai Besar Litbang Ekosistem Hutan Dipterokarpa (B2P2EHD) meneliti
daun bekai, tanaman dari pedalaman hutan Kalimantan. Hasilnya, tanaman yang
biasa dijadikan penyedap masakan alami (bio-vetsin) oleh masyarakat setempat
ini diketahui mengandung antioksidan yang tinggi. Hasil Penelitian Daun bekai
dari family Menispermaceae mengandung alkaloid,flavonoid,tannin dan dari
metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak pekat daun bekai sebesar 80.09%
(www.diptero.or.id).
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan ekstrak daun bekai
pada masakan memiliki manfaat multi fungsi,yaitu sebagai biovetsin sekaligus
anti kanker.Tingginya nilai antioksidan membuat daun bekai berpotensi
meningkatkan ketahanan tubuh yang berfungsi sebagai anti kanker. Oleh karena
itu daun Bekai dapat digolongkan sebagai bahan berharga dari hutan Kalimantan
(www.diptero.or.id). Sebagaimana diketahui, tren kuliner makanan saat ini
menunjukkan bahwa masyarakat cenderung memilih jenis kuliner dengan kualitas
tinggi dan memiliki manfaat lain,misalnya bermanfaat menjaga kesehatan
.Penggunaan bahan-bahan tambahan makanan mulai bergeser dari bahan sintesis
pabrik,seperti MSG menjadi bahan-bahan alami.
Proses penyulingan yang telah lama dilakukan adalah dengan cara
hydrodistillation. Metode konvensional tersebut memiliki kelemahan terutama
dalam kualitas produk, diantaranya hilangnya beberapa senyawa yang volátil,
rendahnya efisiensi ekstraksi, konsumsi energi yang besar, waktu proses yang
terlalu lama, degradasi senyawa penting dalam minyak karena efek pemanasan
dan hidrolisis, dan adanya residu pelarut yang tertinggal dalam ekstrak (Ferhat,
2007). Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk menggunakan “green
technique” dalam ekstraksi dengan penggunaan energi dan pelarut yang
mínimum. Saat ini teknologi baru untuk mengekstrak telah dikembangkan, yaitu
dengan menggunakan pemanasan gelombang mikro atau microwave.
Microwave berfungsi sebagai pemanasan karena mempunyai energi yang
dapat dimanfaatkan untuk memanaskan makanan. Hydrodistillation merupakan
destilasi uap dimana bahan direndam beberapa waktu dalam air, setelah campuran
dipanaskan dan bahan volatil terbawa dalam uap,terkondensasi dan dipisahkan.
Metode Microwave Hydrodistillation (MHD) merupakan kombinasi antara
penyulingan air dengan pemanas microwave (Golmakani,2008). Berdasarkan latar
belakang tersebut,maka perlu dilakukan penelitian mengenai ekstraksi Daun Bekai
dengan metode microwave hydrodistillation serta pengaruhnya terhadap kualitas
yang dihasilkan sebagai bahan penyedap makanan alami.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah


Pada proses ekstraksi daun bekai ini,akan dipelajari dua metode ekstraksi
yaitu metode konvensional hydrodistillation dan metode microwave
hydrodistillation (MHD). Pada penelitian ini dimana hasil yang didapatkan
dibandingkan antara metode konvensional dengan metode MHD. Metode ini
membutuhkan suatu kondisi operasi yang dapat mengoptimalkan yield dan mutu
ekstrak. Pada penelitian ini dipelajari tentang kondisi operasi pada kedua metode
tadi, yang meliputi pengaruh lamanya waktu proses dan perbandingan massa
bahan terhadap yield dan komposisi kimia ekstrak. Kemudian hasil kedua metode
ini akan dibandingkan kualitas dan kuantitasnya.
Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah dengan ruang
lingkup sebagai berikut :
1. Bahan yang digunakan adalah daun bekai kalimantan
2. Bahan dicacah + 2 cm.
3. Metode destilasi yang digunakan adalah penyulingan air
(hydrodistillation) dan metode microwave hydrodistillation (MHD).
4. Kondisi operasi yang meliputi lamanya waktu proses dan perbandingan
massa bahan baku

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari proses ekstraksi daun bekai dengan menggunakan 2 metode


[Hydrodistillation, metode microwave hydrodistillation (MHD) kemudian
membandingkan hasil minyak yang didapatkan dari segi kuantitas
(jumlah yield) dan kualitas (mutu ekstrak).
2. Menganalisis proses ektraksi daun bekai menggunakan pemanas
microwave (gelombang mikro)
3. Mempelajari beberapa faktor yang berpengaruh, seperti lamanya waktu
pengamatan volumetrik minyak dan perbandingan massa bahan terhadap
volume labu destiler agar didapatkan yield yang maksimal dan kualitas
yang terbaik

1.4 Luaran yang diharapkan


Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah laporan kemajuan,
laporan akhir, artikel ilmiah dan produk berupa ekstrak daun bekai.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini dapat
memberikan informasi mengenai metode baru pada proses ekstraksi daun bekai
sebagai bahan penyedap rasa makanan yang alami dan sebagai bahan referensi
dan informasi bagi penyempurnaan penelitian selanjutnya serta meningkatkan
kreativitas dan penalaran mahasiswa pada pengembangan ilmu teknologi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Daun Bekai
Daun bekai, tanaman dari pedalaman hutan Kalimantan. Tanaman yang
biasa dijadikan penyedap masakan alami (bio-vetsin) oleh masyarakat setempat
ini diketahui mengandung antioksidan yang tinggi. daun bekai dari family
Menispermaceae mengandung alkaloid, flavonoid, tannin dan steroid. Daun bekai
merupakan tanaman berdaun majemuk, warna daun bagian atas (munsel) hijau tua
mengkilat, warna daun bagian bawah (munsel) hijau, serta permukaan daun
bagian atas/bawah mengkilap, ujung daun meruncing, ukuran daun tua panjang ±
30 cm dan lebar ± 9 cm, tangkai daun berwarna hijau dengan panjang 5 cm.
(Afriani,2007). Tanaman ini hidup menjalar, ditanaman lain dan tidak merugikan
tanaman yang ditumpanginya.

Gambar 2.1 jenis daun Bekai/Mekai

Daun bekai/makai Pengolahannya sangat sederhana yaitu dengan memanen


daun yang telah tua, lalu dimasukkan ke masakan/sayuran sebagai penyedap rasa.
Supaya daun bekai/makai ini lebih tahan lama, daun ditumbuk lalu dikeringkan.
(Afriani,2007). Daun bekai digunakan oleh masyarkat Dayak Kalimantan Timur
sebagai perisai (flavoring) dan diaplikasikan dalam bentuk bumbu masak
(seasoning). Salah satu fungsi seasoning adalah sebagai penguat rasa ataupun
penyedap rasa dan contoh yang sudah dikenal adalah monosodium glumatat
(MSG).

2.2. EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat-cair
atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert kedalam
pelarutnya. Ekstrak dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan
dapat larut dalam pelarut pengekstraksi. Destilasi (penyulingan) merupakan suatu
proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua
jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan
perbedaan titik didih dari komponen-komponen senyawa tersebut.
1. Destilasi dengan air (Water Distillation)
Pada metode ini, bahan yang akan disuling dikontakkan langsung dengan
air mendidih. Bahan tersebut mengapung di atas air atau terendam secara
sempurna tergantung dari berat jenis dan jumlah bahan yang disuling. Air
dipanaskan dengan metode pemanasan yang biasa dilakukan, yaitu dengan panas
langsung (Guenther, 1987)

Gambar 2.3 Destilasi Air (Water Distillation)

Prinsip kerja penyulingan dengan air adalah sebagai berikut: Ketel pe-
nyulingan diisi air sampai volumenya hampir separuh, lalu dipanaskan. Sebelum
air mendidih, bahan baku dimasukkan ke dalam ketel penyulingan. Dengan
demikian penguapan air dan minyak atsiri berlangsung bersamaan. Cara
penyulingan seperti ini disebut penyulingan langsung (direct distillation). Bahan
baku yang digunakan biasanya dari bunga atau daun yang mudah bergerak di
dalam air dan tidak mudah rusak oleh panas uap air. Penyulingan secara sederhana
ini sangat mudah dilakukan, dan tidak perlu modal banyak. Namun, kualitas
cukup rendah, terkadang terjadi proses hidrolisis ester, dan produk minyaknya
bercampur dengan hasil sampingan (Sumitra, 2003).
2. Microwave
Gelombang mikro atau microwave adalah gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi super tinggi (Super High Frequency, SHF), yaitu antara 300
MHz - 300 GHz. Microwave memiliki rentang panjang gelombang dari 1 mm
sampai 1 m. (Thostenson, 1999). Pemanasan pada microwave dikenal dengan
pemanasan dielektrik microwave. Dielektrik adalah sejenis bahan isolator listrik
yang dapat dikutubkan (polarized) dengan cara menempatkan bahan dielektrik
dalam medan listrik.
Mekanisme dasar pemanasan microwave melibatkan pengadukan molekul
polar atau ion yang berosilasi karena pengaruh medan listrik dan magnet yang
disebut dengan polarisasi dipolar. Dengan adanya medan yang berosilasi partikel
mencoba untuk beradaptasi dimana gerakan partikel dibatasi oleh gaya yang ada
(interaksi antar partikel dan tahanan listrik) yang membatasi gerakan partikel dan
menghasilkan gerakan random yang menghasilkan panas.

2.3. Keuntungan penggunaan microwave

Radiasi microwave telah terbukti sebagai sumber pemanasan yang sangat


efektif dalam reaksi kimia. Microwave dapat mempercepat kecepatan reaksi,
menghasilkan yield produk yang lebih baik karena pemanasan microwave bersifat
volumetrik dan selektif.

Pemanasan volumetrik

(a) (b)

Gambar 2. Profil suhu pemanasan dengan microwave (a)


dan profil suhu pemanasan dengan oil bath (b)
(sumber : Ayu Chandra K.F, 2014)

Salah satu sifat pemanasan microwave yang membedakan dengan


pemanasan konvensional adalah pemanasan volumetrik dimana pemanasan
langsung terjadi pada keseluruhan volume sampel sehingga pemanasan yang
terjadi bisa seragam dan berlangsung cepat. Hal ini berbeda dengan pemanasan
konvensional dimana perpindahan panas dihantarkan secara konduksi, konveksi
dan radiasi.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Rekayasa Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Mulawarman. Metode yang akan digunakan adalah
penyulingan dengan air (hydrodistillation) dan, metode microwave
hydrodistillation (MHD). Bahan yang dugunakan daun bekai dan aquadest sebagai
pelarut.
3.2. Peralatan yang digunakan

Keterangan gambar :
1. Labu leher dua, 7 3
2. Heating mantle,
3. Kondensor bulb, 4
4. Aliran air refluks, 0

5. Corong pemisah berisi 10

20

ekstrak,
30

40

6. Tabung reaksi, 1
50

7. Termometer,
2
5
6

Gambar 3.1 Skema Alat untuk HydroDistillation

Kondensor

Aliran Air
Fase Minyak
refluks
Fase Air

Microwave
Corong
pemisah
Pengatur Daya
Erlenmeye Pengatur Waktu
r

Gambar 3.2 Skema Alat untuk Microwave HydroDistillation


3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1. Metode Water Distillation

1. Menimbang bahan sebanyak X gram sesuai dengan variabel


2. Memasukkan bahan yang telah ditimbang ke dalam labu destilasi dan
menambahkan pelarut air.
3. Melakukan instalasi alat destilasi (lihat gambar 3.1)
4. Mengalirkan air pendingin pada sistem kondensor
5. Memanaskan labu destilasi yang telah berisi bahan menggunakan heating
mantle (setting temperatur 110oC)
6. Menunggu sampai tetes pertama keluar dari kondensor.
7. Menghitung waktu destilasi mulai tetes pertama keluar dari kondensor.
8. Menampung destilat dalam corong pemisah setiap 1 jam dan mengukur
volume destilat yang didapat.
9. Menghentikan proses destilasi setelah 5 jam.
10. Memisahkan minyak dari air dengan menggunakan corong pemisah,
kemudian menampung minyak tersebut pada tabung reaksi
11. Melakukan analisa terhadap minyak yang dihasilkan.

3.3.2 Metode Microwave Hydrodistillation

1. Menimbang bahan sebanyak X gram sesuai dengan variabel


2. Memasukkan bahan yang telah ditimbang ke dalam labu destilasi dan
menambahkan pelarut air.
3. Melakukan instalasi alat destilasi (lihat gambar 3.2)
4. Mengalirkan air pendingin pada sistem kondensor
5. Memanaskan labu destilasi yang telah berisi bahan menggunakan
Microwave dengan mengatur suhu operasi 110oC dan daya microwave
sesuai dengan variable penelitian. Pada metode Hydro Distillation proses
pemanasan menggunakan heating mantle sedangkan pada metode
Microwave Hydro Distillation menggunakan alat microwave untuk
memanaskan labu des tilasi
6. Menunggu sampai tetes pertama keluar dari kondensor.
7. Menghitung waktu destilasi mulai tetes pertama keluar dari kondensor.
8. Menampung destilat dalam corong pemisah setiap 10 menit dan mengukur
volumenya.
9. Menghentikan proses destilasi setelah 1 jam.
10. Memisahkan minyak dari air dengan menggunakan corong pemisah,
kemudian menampung minyak tersebut pada tabung reaksi
11. Melakukan analisa terhadap ekstrak yang dihasilkan

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Berikut ini merupakan ringkasan anggaran biaya dalam penelitian ini:
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 4.516.000
2. Bahan Habis Pakai 3.235.000
3. Perjalanan 2.355.000
4. Lain-lain 1.832.000
Jumlah 11.938.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Berikut merupakan jadwal kegiatan dalam penelitian ini ;

No. Jenis Kegiatan Bulan


1 2 3 4 5
1. Persiapan Literatur, alat dan
bahan
2. Perakitan alat hydrodestilation
dan Microwave
hydrodestillation
3. Ekstraksi daun bekai dengan
metode hydrodestillation
4. Ekstraksi daun bekai dengan
metode microwave
hydrodestillation
5. Perhitungan yield
6. Analisa Sampel
7. Evaluasi dan Penyusunan
Laporan Akhir
8. Pembuatan Artikel Ilmiah
DAFTAR PUSTAKA

Afriani,UR,2007. Kajian Etnobotani dan Aspek Konservasi Sengkubak


(Pcynarrhena cauliflora(Miers)Diels). kabupaten Sintang Kalimantan
Barat,Tesis Sekolah Pascasarjana IPB:Bogor.
Ayu Chandra, K.F, 2014, Ekstraksi Minyak Atsiri dari Bunga Kenanga (Canaga
Odorata) dengan Menggunakan Metode Hydrodistillation, Microwave
Hydrodistillation dan Microwave Steam-Hydrodestillation,
Thesis,ITS.Surabaya.
Ferhat M, Chemat F, Meklati B, Smadja J. 2006. An Improved Microwave
Clevenger Apparatus For Distillation Of Essential Oils From Orange
Peel. Journal of Chromatography A, Vol 1112, hal. 121-126.
Golmakani, 2008, Comparison of Microwave-assited hydrodistillation with the
traditional hydrodistillation method in the extraction of essential oils
from Thymus Vulgaris, L.Food Chemistry 109.
Guenther, Ernest. ,1987, Minyak Atsiri Jilid I. Penerjemah Ketaren S. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
http://www.diptero.or.id/category/news/berita-balai/page/13/?page-video21107=1
(diakses pada tanggal 4 Januari 2019)
Indrawanto, C, 2006, Analisis Finansial Agroindustri Penyulingan Akar Wangi.
Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Sabri, E,Supriharti, D & Gunawan E, 2006, Efek Pemberian monosodium
Glutamate (MSG) terhadap perkembangan embrio mencit (Mus musculus
L).strain DDW selama periode praimplantasi hingga
organogenesis’,Jurnal Biologi Sumatera
Sumangat, D, E , Mulyono & T, Hidayat.2012,’ Peningkatan Mutu dan Efisiensi
Produksi Minyak Akar Wangi Melalui Teknologi Penyulingan dengan
Tekanan Uap Bertahap’,Bul. Teknol. Pascapanen Pertan., vol. 8, no. 1,
pp. 36–47.
Sumitra, O., 2003, Minyak Atsiri Biji Pala. Ditjen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Depdiknas.
Susiarti Siti, Setyowati Francisca murti. 2005. Bahan Rempah Tradisional Dari
Masyarakat Dayak Kenyah Di Kalimantan Timur. Biodiversitas, Vol. 6,
No 4,Hal : 285-287.
Thostenson, E.T., dan Chou, T.-W., 1999. Microwave Processing: Fundamentals
and Applications. The Journal of Composites Part A : Applied Science and
Manufacturing. Vol. 30, hal. 1055–1071.

Anda mungkin juga menyukai