Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENGANTAR AGRIBISNIS

“SUBSISTEM BUDIDAYA ATAU USAHATANI PADA PT


CENTRAL PROTEINA PRIMA TBK (CP PRIMA)”
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Elpawati, MP

Disusun oleh :
Kelompok 2

FABIAN RAMADHAN (11190920000055)


NAUFAL FAHRUR RAJHI (11190920000092)
NOVIA FITRIANI (11190920000014)
RIFDAH (11190920000011)
SEPTIAN FALAH SYAHPUTRA (11190920000093)

Semester I
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi kesempatan
serta ridho-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat berjalan dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Agribisnis yang
diampu oleh Dr. Ir. Elpawati MP.
Kami sebagai tim penyusun menyatakan bahwa makalah ini sangat penting dan
perlu untuk mahasiswa pelajari. Materi makalah ini dapat digunakan dosen maupun
mahasiswa untuk menambah ilmu pengetahuan secara mandiri. Atas dasar kebutuhan
dan materi yang kami emban, maka judul makalah ini ialah “SUBSISTEM BUDIDAYA
ATAU USAHA TANI PADA PT CENTRAL PROTEINA PRIMA TBK (CP PRIMA)”.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan sumber yang telah
mendukung kesuksesan dari penyusunan hingga selesainya penulisan makalah ini.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan
makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam penulisan makalah terdapat banyak
kesalahan serta kekurangan. Kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun. Akhir kata, kami berharap agar karya ilmiah ini bisa memberikan banyak
manfaat bagi para pembacanya.

Ciputat, Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................2

1.4 Manfaat.........................................................................................................2

BAB 2......................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3

2.1 Subsistem Budidaya/Usahatani...................................................................3

2.1.1 Faktor internal.......................................................................................3

2.1.2 Faktor eksternal.....................................................................................5

BAB III....................................................................................................................8

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...............................................................8

3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan...................................................8

3.2 Identifikasi Visi Misi dan Stategi Perusahaan...........................................9

3.2.1 Visi...........................................................................................................9

3.2.2 Misi........................................................................................................10

3.2.3 Strategi perusahaan dari PT.Central Proteina Prima,Tbk:............10

3.3 Bidang Usaha..............................................................................................10

3.3.1 Hatchery (tempat pembenihan)..........................................................10

3.3.2 Usaha Pakan.........................................................................................11

3.3.3 Pasar Ekspor dan Produk Olahan Domestik....................................12

iii
BAB IV..................................................................................................................14

ISI DAN PEMBAHASAN...................................................................................14

4.1 Pengertian Sistem Budidaya......................................................................14

4.2 Manfaat Budidaya......................................................................................14


4.3 Sistem Budidaya Perikanan......................................................................15

4.4 Program Kemitraan Petambak.................................................................15

4.5 Budaya Perusahaan....................................................................................16

BAB V....................................................................................................................18

PENUTUP.............................................................................................................18

5.1 KESIMPULAN...........................................................................................18

5.2 SARAN........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara konsepsional, sistem agribisnis diartikan sebagai semua aktivitas
mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan
pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usahatani. Menurut
(Saragih,2001), sistem agribisnis mencakup empat subsistem, agribisnis hulu,
usahatani atau disebut juga sebagai sektor pertanian primer, agribisnis hilir,
dan jasa layanan penunjang. Menurut Hastuti (2008), Agribisnis merupakan
seperangkat unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas,
dapat dikatakan bahwa agribisnis terdiri dari berbagai sub sistem yang tergabung
dalam rangkaian interaksi dan interdependensi. Ada lima mata rantai atau
subsistem salah satunya subsistem usahatani/budidaya pertanian.
Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil
perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan
ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari
petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain.
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani saha tani.
Pertama, faktor internal yaitu petani pengelola, tanah usahatani, tenaga kerja,
modal, tingkat teknologi, kemampuan petani mengalokasi penerimaan keluarga,
dan jumlah keluarga. Kedua, faktor eksternal yaitu tersedianya sarana
transportasi dan komunikasi, aspek- aspek yang menyangkut pemasaran hasil
dan bahan-bahan usahatani (harga hasil, harga saprodi, dan lain-lain), fasilitas
kredit, dan sarana penyuluhan bagi petani.
Indonesia sebagai negara agraris tentu sudah mempunyai banyak
pengalaman dalam dunia pertanian terutama pada subsistem budidaya atau usaha
tani dengan dukungan lembaga-lembaga penelitian dalam bidang budidaya.
Dapat dilihat dari banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang usahatani,
salah satunya PT CENTRAL PROTEINA PRIMA TBK (CP PRIMA)
perusahaan budidaya udang dan ikan serta produsen makalan olahan. Sementara

1
itu, PT MASINDO yang mengadakan budidaya tanaman perkebunan meliputi
pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan,
serta masih banyak perusahaan lainnya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dari makalah ini adalah :
1. Apa itu Subsistem Budidaya/Usahatani?
2. Bagaimana gambaran umum PT CENTRAL PROTEINA PRIMA TBK
(CP PRIMA)?
3. Bagaimana Subsistem Budidaya/Usahatani pada PT CENTRAL
PROTEINA PRIMA TBK (CP PRIMA)?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang Subistem Budidaya/Usahatani.
2. Untuk mengetahui gambaran umum PT CENTRAL PROTEINA PRIMA
TBK (CP PRIMA).
3. Mengetahui peran PT CENTRAL PROTEINA PRIMA TBK (CP
PRIMA) pada Subsistem Budidaya/Usahatani.
1.4 Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Sebagai informasi awal tentang Subsistem Budidaya/Usahatani.
2. Menambah wawasan dan kemampuan tentang pembudidayaan dalam
sektor agribisnis.
3. Untuk perusahaan, hasil dari makalah ini dapat menjadi bahan
pengembangan dalam usaha di bidang pertanian.
4. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah ilmu
pengetahuan, pengalaman, pengenalan dan pengamatan.
5. Bermanfaat sebagai media untuk menerapkan dan mengaplikasikan
ilmu
Pengantar Agribisnis yang diperoleh selama kuliah serta sebagai sebuah
referensi.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Subsistem Budidaya/Usahatani


Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil
perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan
ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari
petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain.
Terdapat beberapa pengertian Usaha Tani yaitu :
1. Menurut Bachtiar Rivai (1980) usahatani adalah organisasi dari alam, kerja
dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.
2. Menurut A.T.Mosher (1966) usahatani adalah sebagian dari permukaan bumi
di mana seorang petani, sebuah keluarga tani atau badan usaha lainnya bercocok
tanam atau memelihara ternak.
3. Menurut J.P.Makeham dan R.L.Malcolm (1991) usahatani (farm
management) adalah cara bagaimana mengelola kegiatan-kegiatan pertanian.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usahatani
Menurut Fadholi (1991), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
usahatani digolongkan menjadi dua, yaitu :
2.1.1 Faktor internal
Faktor-faktor pada usahatani itu sendiri, yang terdiri dari :
1. Petani Pengelola
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi
sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas
yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil
laut. Petani tersebut bertanggung jawab tehadap pengelolaan usahatani yang ia
lakukan, apabila petani dapat melakukan pengelolaan secara baik maka
usahatani yang ia lakukan juga dapat berkembang dengan baik, dan sebaliknya.
2. Tanah Usahatani
Tanah sebagai harta produktif adalah bagian organis rumah tangga tani.
Luas lahan usahatani menentukan pendapatan, taraf hidupnya, dan derajat

3
kesejahteraan rumah tangga tani. Tanah berkaitan erat dengan keberhasilan
usaha tani dan teknologi modern yang dipergunakan. Untuk mencapai
keuntungan usaha tani, kualitas tanah harus ditingkatkan. Hal ini dapat dicapai
dengan cara pengelolaan yang hati-hati dan penggunaan metode terbaik.
Kemampuan tanah untuk pertanian penilaiannya didasarkan kepada:
1) Kemampuan tanah untuk ditanami dengan berbagai jenis tanaman.
Makin banyak tanaman makin baik.
2) Kemampuan untuk berproduksi. Makin tinggi produksi per satuan luas
makin baik.
3) Kemampuan untuk berproduksi secara lestari, makin sedikit
pengawetan tanah makin baik.
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah energi yang di curahkan dalam suatu proses kegiatan
untuk menghasilkan suatu produk. Pembicaraan mengenai tenaga kerja dalam
pertanian di Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam
usahatani kecil-kecilan (usahatani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja
dalam perusahaan pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan,
peternakan dan sebagainya.
4. Modal
Seringkali dijumpai adanya pemilik modal besar yang mampu
mengusahakan usahataninya dengan baik tanpa adanya bantuan kredit dari pihak
lain. Golongan pemilik modal yang kuat ini sering ditemukan pada petani besar,
petani kaya dan petani cukupan, petani komersial atau pada petani sejenisnya.
Sebaliknya, tidak demikian halnya pada petani kecil. Golongan petani yang
diklasifikasikan sebagai petani yang tidak bermodal kuat yaitu petani kecil,
petani miskin, petani tidak cukupan dan petani tidak komersial.
5. Tingkat Teknologi
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apa pun tidak dapat dilepaskan
dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-
mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. Demikian pula “Revolusi
Hijau” mulai tahun 1969/1970 disebabkan oleh penemuan teknologi baru dalam

4
bibit padi dan gandum yang lebih unggul dibanding bibit-bibit yang dikenal
sebelumnya.
Teknologi mempunyai sifat sebagai berikut :
a) Tingkat keuntungan relatif dari inovasi tersebut.
Semakin tinggi tingkat keuntungan relatif semakin cepat pula teknologi
tersebut diterima oleh masyarakat.
b) Tingkat kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Semakin tinggi tingkat kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat, semakin cepat pula inovasi tersebut di terima.
c) Tingkat kerumitan (complexity) dari inovasi yang akan disebarkan.
Semakin tinggi tingkat kerumitan dari inovasi, semakin sulit diterima
masyarakat.
d)Tingkat mudah diperagakan (triability) dari inovasi yang akan disebarkan.
Semakin tinggi tingkat kemudahan diperagakan dari inovasi yang akan
disebarkan, semakin mudah inovasi itu diterima masyarakat.
e) Tingkat kemudahan dilihat dari hasilnya (observability).
Semakin tinggi tingkat observability semakin mudah inovasi tersebut
diterima oleh masyarakat.
6. Kemampuan Petani Mengalokasikan Penerimaan Keluarga
Hasil dari usahatani skala keluarga merupakan penerimaan keluarga yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga tersebut dan juga
menyambung kembali keberlangsungan usahatani mereka.
7. Jumlah Keluarga
Jumlah keluarga berhubungan dengan banyak sedikitnya potensi tenaga
kerja yang tersedia di dalam keluarga. Dalam usahatani skala kecil sebagian
besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah
sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak petani. Semakin banyak jumlah
keluarga produktif yang mampu membantu usahatani maka biaya tenaga kerja
pun semakin banyak berkurang. Dan biaya tersebut dapat dialokasikan untuk
keperluan lain.
2.1.2 Faktor eksternal
Faktor-faktor di luar usahatani, antara lain :

5
1. Tersedianya Sarana Transportasi dan Komunikasi
Sarana transportasi dalam usahatani tentu saja sangat membantu dan
mempengaruhi keberhasilan usahatani, misalnya dalam proses pengangkutan
saprodi dan alat-alat pertanian, begitu juga dengan distribusi hasil pertanian ke
wilayah-wilayah tujuan pemasaran hasil tersebut, tanpa adanya transportasi
maka proses pengangkutan dan distribusi akan mengalami kesulitan.
2. Aspek-Aspek Yang Menyangkut Pemasaran Hasil dan Bahan-Bahan
Usahatani (harga hasil, harga saprodi dan lain-lain)
Harga hasil produksi usahatani mempengaruhi keuntungan yang didapat,
semakin tinggi hasil produksi dan semakin mahal harganya maka keuntungan
dari usahatani pun semakin tinggi pula namun harga saprodi juga mempengaruhi
penerimaan hasil secara keseluruhan karena harga saprodi merupakan modal
utama dalam berusahatani entah itu harga alat-alat pertanian, bahan-bahan utama
seperti benih, bibit, pupuk, dan obat-obatan dan sebagainya. Maka perhitungan,
analisis dan pengelolaan/pengalokasian dana yang baik akan mempengaruhi
hasil yang didapat dalam berushatani.
3. Fasilitas Kredit
Kredit adalah modal pertanian yang yang diperoleh dari pinjaman.
Pentingnya peranan kredit disebabkan oleh kenyataan bahwa secara relatif
memang modal merupakan faktor produksi non-alami (buatan manusia) yang
persediannya masih sangat terbatas terutama di negara-negara yang sedang
berkembang. Lebih-lebih karena kemungkinan yang sangat kecil untuk
memperluas tanah pertanian.
Perlunya fasilitas kredit:
a. Pemberian kredit usahatani dengan bunga yang ringan perlu untuk
memungkinkan petani melakukan inovasi-inovasi dalam usahataninya.
b. Kredit itu harus bersifat kredit dinamis yang mendorong petani untuk
menggunakan secara produktif dengan bimbingan dan pengawasan yang teliti.
c. Kredit yang diberikan selain merupakan bantuan modal juga merupakan
perangsang untuk menerima petunjuk-petunjuk dan bersedia berpartisipasi
dalam program peningkatan produksi

6
d. Kredit pertanian yang diberikan kepada petani tidak perlu hanya terbatas pada
kredit usahatani yang langsung diberikan bagi produksi pertanian tetapi harus
pula mencakup kredit-kredit untuk kebutuhan rumah tangga (kredit konsumsi).
Adapun lembaga-lembaga kredit yang ada di Indonesia bagi masyarakat
tani dapat digolongkan sebagia berikut :
a.Bank yang meliputi Bank Desa, Lumbung Desa dan Bank Rakyat Indonesia
b. Perusahaan Negara Pegadaian
c. Koperasi-Koperasi Desa dan Koperasi Pertanian (Koperta)
Dengan adanya fasilitas kredit dari pemerintah kepada para petani maka
diharapkan usahatani dapat terus dilakukan dan dikembangkan tanpa adanya
kesulitan modal tapi dengan kredit bunga ringan.
4) Sarana Penyuluhan Bagi Petani
Beberapa peranan yang harus dilakukan penyuluh agar proses peningkatan
teknologi dan penyebaran inovasi dapat berjalan efektif adalah :
a)  Menumbuhkan kebutuhan untuk berubah.
b) Membangun hubungan untuk perubahan. Hubungan ini tentunya harus
terbina diantara sasaran perubahan (klien) dan penyuluh.
c)  Diagnosa dan penjelasan masalah yang dihadapi oleh klien. Gejala-gejala
dari masalah yang dihadapi haruslah diketahui dan dirumuskan menjadi maslah
bersama sasaran perubahan.
d) Mencari alterntif pemecahan masalah. Selain itu tujuan dari perubahan harus
juga ditetapkan dan tekad untuk bertindak harus ditumbuhkan.
e)  Mengorganisasikan dan menggerakkan masyarakat ke arah perubahan.
f)  Perluasan dan pemantapan perubahan.
g)  Memutuskan hubungan antara klien dan penyuluh untuk perubahan itu. Hal
itu diperlukan untuk mencegah timbulnya sikap kertergantungan masyarakat
pada penyuluh.

7
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan


PT Central Proteina Prima (CP Prima) merupakan perusahan budidaya
yang telah ada sejak 30 April 1980, dengan visi menjadi perusahaan akuakultur
terbesar dan terdepan di dunia. Perusahaan didirikan berdasarkan Undang-
undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 1968 yang telah diubah dengan
Undang-undang No. 12 Tahun 1970.

Melihat peluang pasar yang besar, CP Prima memfokuskan bisnis pada


produsen dan pengolahan produk udang, produk-produk akuakultur, pakan,
probiotik, dengan kualitas baik untuk pasar domestik maupun internasional. CP
Prima juga mendukung petani udang dan ikan lokal dalam hal penyediaan
kualitas pakan terbaik untuk menghasilkan produksi yang berkualitas. Sejumlah
produk yang higienis telah dihasilkan dan berbagai sertifikasi dari dalam
maupun luar negeri telah diraih oleh CP Prima. 
Di tahun 2014, dengan persetujuan dari mayoritas para pemegang saham,
nama “PT Central Proteinaprima Tbk”  dirubah menjadi “PT Central Proteina
Prima Tbk” dan dikuatkan dengan keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia pada tanggal 25 Juni 2014.
Kegiatan usaha Perusahaan meliputi produksi dan perdagangan pakan udang,
pakan ikan dan pakan ternak lainnya serta penyertaan saham pada perusahan-
perusahaan lain. Perusahaan berkantor pusat di Wisma GKBI Lt. 19, Jalan Jend.
Sudirman No. 28, Jakarta Pusat, dengan lokasi tambak udang di Lampung,
sedangkan lokasi pabrik pakan berada di Cikampek, Surabaya, Sidoarjo, Medan
dan Lampung.
Tidak hanya untuk pasar Indonesia, CP Prima juga telah mengembangkan
sayap pemasaran produk pakan ke pasar India, dan produk udang ke pasar
internasional seperti Vietnam, Cina, Jepang, Amerika, Kanada, Inggris, Belgia,
Perancis, Belanda, Jerman dan New Zealand, yang disesuaikan dengan citra rasa
konsumen di masing-masing negara tersebut.

8
Memproduksi produk yang segar dan bebas antibiotik adalah komitmen
utama CP Prima, serta memastikan terpenuhinya standar keamanan produk
sesuai dengan standar nasional dan internasional. Beberapa sertifikasi dari
Pemerintah Indonesia seperti BPOM, HALAL, SNI, PROPER, SKP, HACCP,
CPIB, CBIB, dan sertifikasi internasional seperti BRC (UK), ACC (USA)
hingga Global GAP (Eropa) telah berhasil kami raih. CP Prima senantiasa
menjaga keseluruhan proses mulai dari setiap proses budidaya hingga
pengepakan produk. Komitmen perusahaan ini dalam memenuhi standarisasi
keamanan produk telah dibuktikan dengan menjadi perusahaan pertama di dunia
yang meraih sertifikasi Global GAP pada tanggal 26 April 2009.
Usaha CP Prima untuk senantiasa menjaga kualitas mutu telah membuat
perusahaan ini meraih beberapa akreditasi kualitas mutu produk lainnya, seperti
BAP dan ASC, yang semakin membuktikan kemampuan CP Prima miliki dalam
memenuhi standar tinggi. Saat ini, produk pakan CP Prima berhasil menjadi
pemimpin pangsa pasar, sehingga hal ini membuktikan bahwasanya kualitas
produk perusahaan ini telah mampu memenuhi keinginan pasar seperti yang
telah CP Prima janjikan.

3.2 Identifikasi Visi Misi dan Stategi Perusahaan


3.2.1 Visi

9
Visi PT. Central Proteina Prima, Tbk adalah menjadi perusahaan
akuakultur terbesar dan terdepan yang terintegrasi secara vertikal di dunia.
3.2.2 Misi
Misi PT. Central Proteina Prima, Tbk adalah untuk terus menerus
meningkatkan kekuatan di bidang akuakultur dan mengutamakan efisiensi
melalui sistem manajemen yang inovatif serta teknologi terkini dalam rangka
memastikan keberhasilan dari para petambak serta memberikan rangkaian
produk yang berkualitas.
3.2.3 Strategi perusahaan dari PT.Central Proteina Prima,Tbk:
a. Meningkatkan produktivitas kinerja karyawan
b. Hasil produk yang berkualitas
c. Meningkatkan pelayanan human resources yang berkualitas.
d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
e. Meningkatkan kepuasan karyawan.
f. Meningkatkan komitmen karyawan
g. Penempatan karyawan (staffing) .
h. Meningkatkan standar rekruitmen
i. Sistem keuangan yang baik dan teratur.
j. Sistem penilaian kinerja karyawan yang sesuai dengan strategi
k. Meningkatkan skill karyawan dan knowledge karyawan
3.3 Bidang Usaha
3.3.1 Hatchery (tempat pembenihan)
1. Lahan Pertambakan
CP Prima mengambil langkah strategis dengan mendirikan
perusahaan baru bernama PT. Centralpertiwi Bahari pada tanggal 9 Juni 1994,
berlokasi di Tulang Bawang Lampung, dengan luas lebih dari 20.000 hektar.
Perusahaan ini memulai misi dengan membangun beberapa sistem modul, irigasi
untuk mendukung para petambak. Selain pembangunan perusahaan tersebut,
perusahaan ini juga memberikan pelatihan khusus kepada para petambak dan
karyawan dalam hal kemampuan berbudidaya udang, sehingga mereka mampu
berbudidaya dan mencapai hasil yang baik.
2. Pembibitan Udang

10
CP Prima mengoperasikan 11 unit pembibitan udang di penjuru Indonesia
—Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Dengan penggunaaan berbagai
teknologi mutakhir dan sistem multi langkah filtrasi menggunakan ozonisasi,
produksi pakan alami, kontrol kualitas, penggunaan mesin PCR mutakhir, kami
mampu memproduksi bibit udang secara berkesinambungan, mampu ditelusuri
dan kualitas yang memenuhi standar global.
3.3.2 Usaha Pakan
1) Pakan Udang
CP Prima menyuplai beberapa pakan untuk udang, menyeleksi kandungan
gizi dengan kualitas terbaik dan diproduksi dengan standar yang tinggi untuk
mencegah pencemaran air. Kualitas pakan perusahaan ini telah menjadi pilihan
utama bagi petambak domestik maupun internasional, yang dibuktikan dengan
menjadi produsen terbesar pakan udang secara nasional dan telah diekspor ke
India pada tahun 2014.
2) Pakan Ikan
CP Prima telah berkomitmen dalam mendukung para petambak dengan
memproduksi pakan bernutrisi tinggi, memastikan kesehatan, pertumbuhan dan
keindahan dari masing-masing varian ikan. Melalui pabrik pakan yang
dioperasikan di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara,
kami memastikan kualitas tinggi dan spesifikasi pakan yang dibutuhkan oleh
pelanggan kami di seluruh Indonesia.
3) Pakan Hewan Pemeliharaan
Sebagai salah satu produsen terbaik dan distributor makanan hewan
kesayangan, CP Prima dengan teliti memproduksi dan hanya menjual produk-
produk makanan hewan yang mengandung bahan-bahan terbaik bagi hewan
kesayangan. Sebagai market leader untuk produk-produk pakan ikan hias,
pruduk pakan perusahaan ini seperti TAKARI, OSAKA, SAKURA, SANKOI,
CP KOI, SUPER SAVE, BREEDER PRO, PAKAN KOI, SAKURA KOI, dan
FARMPRO diformulasikan dengan nutrisi dan vitamin, anti-oksidan, penguat
pigmen, dan mineral yang seimbang yang memastikan pertumbuhan sehat,
kekebalan tubuh, dan keindahan sisik ikan. Kemudian untuk burung berkicau,

11
CP Prima memproduksi CLASSIC BIRD dan CP SINGING BIRD. Perusahaan
ini juga menyediakan NOVA bagi kelinci, yang mengandung vitamin dan
mineral tinggi dalam formula RGP, dengan aroma dan rasa yang disukai kelinci.
4) Sarana Produksi Tambak
Probiotik sangat penting di dalam akuakultur, guna meningkatkan daya
tahan terhadap penyakit, pertumbuhan dari organisme akuatik dan efisiensi
pakan. Probiotik berfungsi sebagai campuran makanan atau penggunaan secara
langsung dalam perawatan kolam. Probiotik yang dicampur dengan pakan
berfungsi sebagai aditive pakan yang dapat meningkatkan keseimbangan
pencernaan dan mencegah kolonisasi microbial terhadap pathogenic bacteria.
Probiotik yang dapat diaplikasikan langsung  ke kolam berfungsi untuk
meningkatkan dan menjaga lingkungan serta menekan bakteri yang merugikan.
Berikut produk-produk probiotik CP Prima :
1. Probiotik Ikan
o Mina Bacto  
o Mina Pro
o Mina PS
2. Probiotik Udang & Bahan Kimia Akuakultur
o Super PS
o Mina Bacto
o Bio Solution
o Bi Klin
o Super NB
o Super Vamei
o VannaPro
3.3.3 Pasar Ekspor dan Produk Olahan Domestik
 Pasar Ekspor
Kami telah menjalin hubungan baik dengan beberapa rekan bisnis yang
berasal dari Jepang dan USA. Mereka menerapkan standar yang sangat tinggi
jika terkait kualitas makanan dan keamanan produk. Produk CP Prima mampu
memenuhi standar tinggi yang diterapkan tersebut, sehingga kepercayaan

12
pelanggan dapat terbina dalam waktu yang lama. Dalam rangka melakukan
pengembangan bisnis, kami juga telah membuka pasar baru, seperti Timur
Tengah, Australia, dan Selandia Baru.
Pelanggan membeli produk-produk dari kami karena bahan baku yang
berkualitas, segar, bebas antibiotik dan dapat ditelusuri hingga ke sumbernya.
Kami dapat memenuhi standar yang berlaku sesuai dengan kebutuhan spesifikasi
yang dibutuhkan oleh pelanggan.
 Produk Olahan Domestik
Di Indonesia, CP Prima menjual produk makanan melalui hipermarket,
supermarket, minimarket, toko kelontong , termasuk juga toko tradisional. CP
Prima juga menyuplai produk-produknya ke hotel-hotel, restaurant dan cafe-
cafe. Pelanggan domestik membeli produk perusahaan ini karena mereka
mengetahui reputasi panjang CP Prima sebagai exporter produk makanan
berkualitas tinggi serta mampu memenuhi kebutuhan spesifikasi pelanggan
sesuai dengan standar yang berlaku. Disamping itu pelanggan diperbolehkan
menjual produk dengan menggunakan merek mereka sendiri atapun merek CP
Prima. 
Merek dagang CP Prima yaitu Fiesta Seafood, Champ Seafood, Shifudo
dan Frosh, secara aktif diiklankan melalui media lini atas (above-the-line) dan
media lini bawah (below the line).

13
BAB IV

ISI DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Sistem Budidaya


Secara umum, pengertian budidaya adalah suatu kegiatan terencana
dalam memelihara sumber daya hayati pada suatu areal lahan untuk diambil
manfaat/ hasil panennya.Pendapat lain mengatakan pengertian budidaya adalah
suatu usaha yang tersusun secara terencana Untuk memelihara dan
mengembangbiakan suatu tanaman atau hewan. Budidaya memiliki tujuan agar
tetap lestari dan bisa memperoleh hasil yang bermanfaat dan berguna untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Beberapa jenis sumber daya hayati yang sering dibudidayakan yaitu
produk tanaman seperti tanaman pangan, tanaman hias, aneka jenis sayuran,
ayam, sapi, dan ikan. Dari kegiatan budidaya tersebut diharapkan bisa
menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari serta
menghasilkan keuntungan bagi pembudidaya.
4.2 Manfaat Budidaya
Profesi yang identik dengan kegiatan budidaya adalah petani, petambak,
peternak. Biasanya petai melakukan budidaya tanaman pangan, sayur-sayuran,
buah-buahan, hingga tanaman hias. Peternak membudidayakan hewan seperti
sapi, ayam, domba, kambing. Sedangkan petambak membudidayakan berbagai
jenis ikan dan udang.
Melalui kegiatan budaya tersebut, petani, peternak, dan petambak dapat
menjual-belikan hasil produksi dari budidaya tersebut agar mendapatkan
keuntungan. Mengacu pada pengertian budidaya, adapun beberapa manfaat atau
kegunaan yang bisa didapatkan dari budidaya adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh keuntungan baik dari segi ekonomis maupun bagi
konsumsi sebagai bahan pangan.
2. Bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal dari hasil produksi
yang berkualitas.

14
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan terbukanya
lapangan pekerjaan baru di bidang budidaya.
4. Aktivitas budaya bisa dijadikan sebagai cara untuk mengelola sumber daya
alam secara lebih optimal.
5. Kegiatan budidaya tanaman membantuk menciptakan udara yang lebih
bersih dan lingkungan yang lebih sejuk.
Pada pembahasan kali ini kita mau lebih berfokus pada kegiatan budidaya bagi
para petambak yaitu perusahaan yang bergerak dibidang budidaya perikanan.
4.3 Sistem Budidaya Perikanan
Sistem budidaya ikan adalah suatu fungsi atau interaksi komponen yang
terdiri atas biota, pakan, dan lingkungan. Istilah sistem budidaya ikan dikenal
dengan akuakultur (aquaculture). Jadi, akuakultur adalah kegiatan untuk
memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka
mendapatkan keuntungan (profit). Akuakultur berasal dari bahasa Inggris
aquaculture (aqua = perairan; culture = budidaya) dan diterjemhkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi budidaya perairan atau budidaya perikanan. Oleh
karena itu, akuakultur dapat didefinisikan menjadi campur tangan manusia untuk
meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan pemeliharaan untuk
memperbanyak, menumbuhkan, serta meningkatakan mutu biota akuatik
sehingga diperoleh keuntungan.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang budidaya perikanan adalah
PT Central Proteina Prima (CP Prima). Singkatnya, CP Prima perusahaan yang
bergerak di bidang akuakultur sejak 30 April 1980 dan bisnis yang dilakukan
perusaahaan CP Prima yaitu berfokus apda produsen dan pengolahan produk
udang, pakan, probiotik, dengan kualitas yang baik.
4.4 Program Kemitraan Petambak
Sebagai bagian dari misi CP Prima dalam mendorong kesuksesan
petambak lokal, CP Prima telah mengsosialisasikan program bernama “Program
Kemitraan Petambak”, dimana petambak yang aktif menggunakan produk kami
akan diberikan pendamping teknis agar memperoleh hasil yang lebih baik yang
siap memberikan pelatihan dalam hal manajemen pemberian pakan, pengecekan

15
kualitas air, dan pengawasan proses budidaya untuk meraih produk ikan dan
udang dengan kualitas yang baik.
Cara-cara yang mereka susun untuk program kemitraan yang sedemikian
rupa mereka lakukan dan dapat membawa manfaat bagi para petani adalah
sebagai berikut :
1. Merevitalisasi para petambak dengan memperkenalkan program budidaya
udang dengan jenis Vannamei
2. Memperkenalkan modal rendah dan proses budidaya “tradisionaal plus”
dengan tujuan untuk meningkatakan metode budidaya intensif, beserta SOP
yang direkomendasikan dan biosekuriti.
3. Membuat konsep kerja yang terintegrasi dan terkosolidasi untuk
memantaau semua progress, dengan tujuan untuk menghasilkan produk udang
yang berkualitas baik.

4.5 Budaya Perusahaan


Guna memperkuat budaya kerja yang tinggi, agar dapat membangun nilai-
nilai yang lebih tinggi terhadap para pemangku kepentingan, kami menerapkan

16
budaya FIRE UP sebagai landasan dalam melakukan bisnis. FIRE UP adalah
kunci kami dalam membangun kepemimpinan yang kuat, memfasilitasi
hubungan yang lebih baik diantara semua kalangan, dan penyampaian hasil yang
baik. Tujuan utama kami adalah semangat FIRE UP menjadi motivasi dan
keinginan karyawan. Kami percaya bahwa rasa kebahagiaan disertai motivasi
kerja yang tinggi dikalangan karyawan akan menghasilkan kerja dengan kualitas
yang baik, pemberian layanan berkualitas kepada para pemangku
kepentingan dan menciptakan kepuasan yang tinggi bagi para pelanggan.
FIRE UP terdiri dari 6 nilai inti:
1. Focus kepada Pelanggan:  kami berupaya memahami kebutuhan internal
maupun eksternal pelanggan kami agar kami dapat memberikan kepuasan atas
kebutuhan mereka melalui melalui kerja sama tim dan komunikasi yang baik. 
2. Integritas dalam semua kegiatan: di setiap usaha-usaha yang kami
lakukan, CP Prima senantiasa menjunjung tinggi hukum dan aturan-aturan yang
berlaku, serta menerapkan SOP secara ketat untuk mencapai visi kami menjadi
perusahaan terintegrasi terbesar di dunia. 
3. Bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil kerja: setiap karyawan
di CP Prima dituntut untuk memahami apa yang diharapkan dari dirinya sendiri
atas pencapaian kerja, serta melaporkan perkembangannya secara rutin.
4. Berjiwa wirausaha dalam bekerja: CP Prima senantiasa mendorong
adanya inovasi dan pendekatan baru, konsep dan metode dalam mengatasi
permasalahan bisnis dengan tata cara yang paling efektif dan efisien berdasarkan
perhitungan dan pertimbangan yang matang.
5. Target kerja yang tinggi: di dalam CP Prima, kami mendorong setiap
individu untuk memiliki ambisi dalam mencapai target tertinggi dan tidak
terhalangi oleh tantangan-tantangan yang ada.
6. Pengembangan karyawan: kami senantiasa mendorong setiap individu di
CP Prima untuk melakukan pengembangan diri sehingga mereka memiliki
kepercayaan diri untuk membangun jiwa kepemimpinan.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Udang dan ikan indonesia merupakan penghasil devisa negara yang cukup
besar dari sektor non migas, maka dari itu pengembangan produktivitas udang
seharusnya mengalami peningkatan yang signifikan, apalagi ditinjau dari segi
konsumsi dunia, tingkat konsumsi udang selalu meningkat setiap tahunnya.
Hal ini seharusnya menjadi motivator untuk pemerintah agar mampu
mendukung kegiatan-kegiatan dalam produktivitas udang di indonesia, dimana
peran aktif dari pemerintah sangat dibutuhkan saat ini guna pencapaian mutu,
size, kualitas serta kuantitas udang agar udang indonesia mampu bersaing
dengan udang dari negara-negara produsen lainnya.
Dilihat dari segi pembiayaan pemerintah dan pihak-pihak swasta telah
memberikan solusi bagi petambak udang yang terkendala dalam finansial untuk
pengembangan budidaya udang dengan memberi bantuan-bantuan berupa
bantuan keuangan dan pengadaan alat-alat pembudidayaan.

5.2 SARAN
Kegiatan usaha tani atau budidaya di Indonesia semakin berkembang pesat
karena banyaknya permintaan produk hasil pembudidayaan yang semakin
meningkat diharapkan untuk pemerintah untuk dapat lebih mendukung para
petani budidaya skala kecil melalui kemitraan dan sebagainya agar usaha
pembudidayaan di Indonesia lebih maju lagi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Fatma, Alifia Ulfatul. 2017. Penerapan Sistem Agribisnis Pada


UsahaTani Padi di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobongan. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Hadie, Warono, Lies Emmawati Hadie, Agus Supangat. 2008. Pengertian


dan Ruang Lingkup Sistem Budidaya Ikan. Banten: Universitas Terbuka.

Hayyu, Ahmad. 2015. Makalah Sistem Agribisnis. Makalah.

Wicaksana, Ezra Ardenta, Darsono, dan Joko Sutrisno. 2016.


Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja PT. Central Proteina Prima tbk
Melalui Pendekatan Human Resources Scorecard. SEPA, 12(2), 156-169.

19

Anda mungkin juga menyukai