Anda di halaman 1dari 21

ANALISA KESETIMBANGAN MASSA PRODUK

JEJAK (Chips Jaje Tujak)


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Satuan Operasi Industri Pangan)

Oleh Kelompok IV :
Wandika J1A020110
Yuliana Istiqomah J1A020112
Sekar Paramita Nuraini J1A021094

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisa
Kesetimbangan Massa Produk Jejak (Chips Jaje Tujak)” dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Satuan Operasi Industri
Pangan. Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Penyusun menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 19 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
DAFTRA GAMBAR .....................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.4 Ruang lingkup ............................................................................. 2
1.5 Metode Penelitian ........................................................................ 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
2.1 Prinsip Kesetimbangan Massa .................................................... 4
2.2 Jase Tujak .................................................................................... 5
2.3 Proses Pembuatan Jaje Tujak ...................................................... 6
BAB III. PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN ........................... 8
3.1 Proses Pembuatan Chips Jaje Tujak ............................................ 8
3.2 Analisa Kesetimbangan Massa .................................................... 9
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 13
4.1 Kesimpulan ................................................................................. 13
4.2 Saran ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Pembuatan Poteng ...................................................... 6


Gambar 2.2 Diagram Pembuatan Jaje Tujak .................................................. 7
Gambar 3.1 Diagram Proses pembuatan JEJAK ...........................................9
Gambar 3.2 Diagram Kesetimbangan massa pembuatan JEJAK ..................10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Chips merupakan makanan camilan (snack) yang mempunyai daya awet
yang cukup tinggi, rasa yang enak dan variasi yang banyak sehingga dapat
memenuhi selera konsumen. Chips makanan yang sangat digemari oleh semua
orang, mulai dari anak-anak, remaja, muda, dewasa bahkan sampai orang tua.
Chips merupakan produk olahan pangan yang menggunakan bahan baku secara
langsung tanpa ada pencampuran dengan bahan lain seperti tapioca atau terigu
sebagai bahan pengisi. Chips biasanya diproses dari bahan baku dalam bentuk
irisan (hasil perajangan bahan baku) melalui proses penjemuran atau tanpa
penjemuran, kemudian digoreng.
JEJAK (Chips Jaje Tujak) merupakan inovasi jajanan tradisional sebagai
oleh-oleh halal dan bergizi khas Lombok. Chips Jaje Tujak merupakan olahan
berupa kripik yang merupakan produk kembangan dari jajanan Jaje Tujak basah
yang dikombinasikan dengan varian rasa yaitu rasa original, gula manis, coklat,
keju dan balado. Produk ini cocok dipasarkan untuk mengembangkan pangan
lokal daerah sehingga memiliki daya jual maupun daya saing yang tinggi. Produk
ini selain memiliki keterbaruan dari segi bentuk dan rasa, juga memiliki
keterbaruan pada kemasan dan pelabelan sehingga dapat dijadikan sebagai jajanan
oleh-oleh khas Lombok.
Proses pengolahan pangan melibatkan berbagai jenis bahan, baik tunggal
maupun kombinasi yang masuk maupun keluar dari suatu tahapan proses. Sesuai
dengan teori konservatif kekekalan massa, maka banyak yang masuk ke dalam
dan keluar dari proses akan tetap, hanya berubah bentuk dari wujud yang satu ke
wujud yang lain. Namun dalam praktiknya, kita mungkin tidak menemukan total
input yang sama dengan total bahan output, karena terjadi akumulasi bahan pada
alat yang sering kali tidak bisa dihindarkan selama proses atau kehilangan bahan
yang tidak terkontrol.
Prinsip kesetimbangan massa/materi banyak diaplikasikan dalam
mendesain suatu proses pengolahan pangan (pengupasan, sortasi, ekstraksi,

1
pengeringan, evaporasi dan sebagainya) atau formulasi produk baru. Prinsip dari
kesetimbangan massa adalah total berat yang masuk (input) ke dalam suatu tahap
proses atau keseluruham akan sama dengan total berat dari outputnya. Perubahan
yang terjadi adalah perubahan wujud. Masukan bahan yang masuk ke dalam suatu
tahap proses dapat berupa satu jenis bahan atau lebih, begitu juga bahan yang
keluar dapat berupa satu atau lebih produk yang dikehendaki, limbah (waste), atau
kehilangan yang tidak terkontrol.
Dalam suatu proses apapun jika tidak ada akumulasi dalam peralatan
prosesnya, maka jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah yang
keluar. Dengan kata lain, dalam suatu system apapun jumlah materi dalam
systemakan tetap walaupun terjadi perubahan bentuk atau keadaan fisik. Oleh
sebab itu, jumlah bahan yang masuk dalam suatu proses pengolahan pangan
jumlahnya akan sama dengan jumlah bahan yang keluar sebagai produk yang
dikehendaki ditambah jumlah yang hilang dan yang terakumulasi dalam peralatan
pengolahan

1.2 Tujuan
Analisi kesetimbangan massa pada JEJAK (Chips Jaje Tujak) bertujuan untuk:
1. Mengetahui proses pembuatan dan pengolahan dari JEJAK
2. Mengetahui kesetimbangan massa yang ada dalam pengolahan JEJAK
3. Mengetahui efisiensi produksi dalam pembuatan JEJAK

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah proses pembuatan dan pengolohan dari JEJAK?
2. Bagaimanakah kesetimbangan massa yang ada dalam pengolahan JEJAK?
3. Bagaimanakah efisiensi produksi dalam pembuatan JEJAK?

1.4 Ruang Lingkup


Dalam hal ini penulis melakukan analisis terhadap UMKM Chips Jaje
Tujak (JEJAK) meliputi analisis pada kesetimbangan massa dan proses
pengolahan Jaje Tujak. Kesetimbangan massa yang dianalisis adalah

2
kesetimbangan massa pada proses pencampuran bahan dan proses pengadukan
bahan, serta dihitung efisiensi proses dari setiap batch produksi Jaje Tujak
tersebut mengacu pada kesetimbangan massa yang telah dihitung.

1.5 Metode Penelitian


Pengumpulan informasi atau data dilakukan pada salah satu UMKM
FATEPA (Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri) Universitas Mataram.
Penelitian ini mengunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi untuk
mendapatkan data yang benar dan akurat serta untuk analisis kesetimbangan
massa menggunakan metode studi pustaka berupa buku dan jurnal penelitian yang
berhubungan dengan analisis kesetimbangan massa yang dilakukan dalam proses
pembuatan produk JEJAK.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Kesetimbangan Massa


Sebagaimana kita ketahui dalam hukum konservatif kekekalan massa
bahwa materi tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, tetapi hanya berubah
bentuk dari satu wujud ke wujud lainnya. Prinsip ini pun berlaku dalam proses
pengolahan pangan, di mana total input bahan yang masuk ke dalam suatu proses
pengolahan akan sama dengan total outpumya, yang terjadi adalah perubahan
wujud dari bahan yang masuk dan yang keluar. Prinsip ini dikenal dengan istilah
kesetimbangan massa/materi (mass/material balance).
Prinsip kesetimbangan massa/materi banyak diaplikasikan dalam
mendesain suatu proses pengolahan pangan (seperti pengupasan, sortasi, ekstraksi,
pengeringan, evaporasi dan lainnya) atau formulasi produk baru. Prinsip dari
kesetimbangan massa adalah total berat yang masuk (input) ke dalam suatu tahap
proses atau proses keseluruhan akan sama dengan total berat dari outputya.
Perubahan yang terjadi adalah perubahan wujud dari input menjadi bentuk
lainnya. Bahan yang masuk ke dalam suatu tahap proses dapat berupa satu jenis
bahan atau lebin, begitu juga bahan yang keluar dapat berupa satu atau lebih
produk yang dikehendaki, limbah (waste), ataupun kehilangan yang tidak
terkontrol.
Dalam suatu proses apa pun jika tidak ada akumulasi dalam peralatan
prosesnya, jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah yang keluar.
Dengan kata lain, dalam suatu sistem apa pun jumlah materi dalam sistem akan
tetap walaupun teriadi perubahan bentuk atau keadaan fisik. Oleh sebab itu,
jumlah bahan yang masuk dalam suatu proses pengolahan pangan jumlahnya akan
sama dengan jumlah bahan yang keluar sebagai produk yang dikehendaki
ditambah jumlah yang hilang dan yang terakumulasi dalam peralatan pengolahan.
Secara matematis, prinsip kesetimbangan massa tersebut dapat dinyatakan dengan
persamaan di bawah dimana (m adalah total massa).
minput = moutput+makumulasi

4
Proses pengolahan yang tidak mengalami akumulasi disebut "steady state
process", sedangkan yang mengalami akumulasi disebut "unsteady state process".
Pembahasan kesetimbangan massa berikut mengasumsikan tidak terjadinya
akumulasi dalam peralatan proses (steady state process).

2.2 Jaje Tujak


Jaje tujak atau jaje bangat terbuat dari ketan yang dikukus dan di tujak
(dihaluskan). Setelah halus baru di bentuk dan di potong segi empat. Masyarakat
suku Sasak membuat jaje tujak atau banget untuk begawe beselam, begawe mate
nyiwa’ dan nyatus (resepsi khitanan, acara sembilan hari dan seratus hari
meninggal dunia) serta lebaran (hari raya idul fitri) (Sumayani, dkk., 2020). Nama
poteng jaje tujak sendiri memiliki arti jajanan tape yang ditumbuk. Jajanan enak
ini terdiri dari dua sajian, yakni poteng atau tape yang terbuat dari ketan putih dan
jaje tujak atau tetel yang diolah dari campuran ketan putih, ketan hitam, dan
kelapa yang ditumbuk hingga halus. Sepintas, tampilan warna hijau pada poteng
mirip dengan tape ketan khas Magelang. Namun, jaje tujak khas Lombok ini
disajikan dalam potongan berbentuk kotak.
Pembuatan poteng memerlukan cukup banyak waktu, karena harus melalui
proses fermentasi terlebih dahulu selama kurang lebih tiga hari. Sedangkan untuk
jaje tujak sendiri dikukus selama dua kali, sebelum dan sesudah dicampur dengan
parutan kelapa. Pembuatan jaje tujak juga biasanya menunggu poteng matang
terlebih dahulu. Bahan untuk membuat poteng biasanya terdiri dari beras ketan
putih, tape, daun sager, gula pasir, air, dan pisang untuk membungkusnya.
Sedangkan bahan untuk membuat jaje tujak biasanya terdiri dari beras ketan
putih, beras ketan hitam, kelapa parut, dan garam secukupnya. Jajanan ini
biasanya hanya bisa dipesan sebelum dibawa untuk dijadikan oleh-oleh, karena
sifat alaminya yang tidak tahan lama. Jadi, untuk wisatawan yang berminat
merasakan jajanan khas Lombok tersebut, bisa langsung memesan di toko – toko
yang menyediakan pemesanan jajanan khas Lombok.

Tradisi unik dalam pembuatan Poteng Jaje Tujak. Terdapat suatu


kepercayaan bahwa dalam membuat poteng tak boleh sembarangan dan
pembuatnya harus dalam keadaan suci atau tidak sedang haid (khusus wanita)

5
agar tidak merusak hasil akhir poteng. Proses saat penaburan bubuk tape ketan
juga dilakukan setelah selesai shalat sehingga masih dalam kondisi suci karena
usai berwudhu. Cita rasa dari poteng yang segar dan jaje tujak yang gurih serta
teksturnya yang legit tentu membuatnya sangat nikmat untuk disantap sebagai
sajian spesial saat Lebaran tiba. Selain itu, seperti halnya masakan Babalung asli
Lombok jajanan ini juga dapat dijumpai di berbagai acara spesial lainnya seperti
Lebaran topat, pernikahan maupun acara pesta.

2.3 Proses Pembuatan Jaje Tujak


Jaje merupakan kudapan yang dimakan secara bersamaan antara jaje dan
poteng. Keduanya dibuat dari bahan dasar beras ketan. Adapun proses pembuatan
jaje itu diolah dari campuran ketan putih dan kelapa parut yang ditumbuk hingga
halus. Sementara untuk potengnya terbuat dari ketan putih yang dicampur ragi
'apur' dan tambahan air perasan daun 'sager' sebagai pewarna. Selanjutnya
difermentasikan hingga tiga atau empat hari lamanya sampai mengeluarkan air
dan wanginya tercium. Jaje tujak berasal dari bahasa Sasak yang berarti Jaje
(Jajan) dan Tujak (ditumbuk), jadi proses pembuatannya dengan cara ditumbuk.
Secara singkat, berikut diagram alir pembuatan Jaje Poteng, dimana terdapat dua
kali pengukusan dengan waktu yang berbeda.

Gambar 2.1 Diagram Pembuatan Poteng

6
Gambar 2.2 Diagram Pembuatan Jaje Tujak

Pada proses pembuatan seperti pada diagram alir, terdapat kegiatan


diantaranya pengukusan I yang dilakukan untuk mendapatkan beras ketan yang
setengah matang, pencampuran bahan yaitu menggunakan garam dan kelapa parut
kemudian diaduk hingga merata. Selanjutnya dilakukan pengukusan II dengan
semua bahan sudah matang. Kemudian ditumbuk dalam kondisi masih panas agar
mudah dibentuk dan tercampur rata, selanjutnya ditiriskan yang bertujuan untuk
mengeraskan tekstur jaje tujak sehingga mudah untuk diiris.

7
BAB III
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Proses Pembuatan Chips Jaje Tujak


Pengamatan langsung dilakukan di tempat produksi UMKM Chips Jaje
Tujak (JEJAK) yang berlokasikan di Kekalik, Kota Mataram. Chips Jaje Tujak
makanan oleh-oleh khas Lombok yang merupakan inovasi produk olahan beras
ketan dan kelapa parut berupa chips dengan berbagai varian rasa. Produk tersebut
bernama produk JEJAK (Chips Jaje Tujak). Produk ini dijadikan dalam bentuk
kripik dengan aneka rasa seperti rasa original, gula manis, coklat, keju dan
balado, yang bisa bertahan hingga 3 bulan. Kemasan yang digunakan adalah
kemasan standing pouch aluminium foil.
Produksi di lakukan di Lingkungan Kekalik, Kota Mataram dikarenakan
tempat strategis dan dekat dengan faktor produksi yaitu bahan baku. Beberapa
Proses dalam tahapan produksi ini: Alat-alat yang digunakan adalah kompor air
fryer, nampan, cutter, panci, lesung, talenan, sendok, anyaman penjemur, dan
baskom. Sedangkan bahan baku yang digunakan pada pembuatan jaje tujak yaitu
beras ketan, garam dan kelapa parut, minyak goreng dan bumbu-bumbu.
Proses ini dimulai dari sortasi untuk memilih bahan baku yang berkualitas.
Kemudian dilakukan pencucian untuk menghilangkan kotoran, setelah itu
dilakukan perendaman selama 1,5 jam kemudian ditiriskan 1-2 jam untuk
mengurangi air pada beras ketan. Tahap pengolahan merupakan tahap ketiga
dalam pembuatan produk JEJAK. Pada tahap ini dilakukan kegiatan diantaranya
pengukusan I selama 30 menit hingga didapatkan beras ketan yang setengah
matang, pencampuran bahan yaitu menggunakan garam dan kelapa parut
kemudian diaduk hingga merata. Selanjutnya dilakukan pengukusan II selama 20
menit dengan ditandai semua bahan sudah matang. Kemudian ditumbuk dalam
kondisi masih panas agar mudah dibentuk dan tercamput rata, selanjutnya yaitu
ditiriskan selama 12 jam yang bertujuan untuk mengeraskan tekstur jaje tujak
sehingga mudah untuk diiris.
Tahap selanjutnya yaitu pengirisan jaje tujak menggunakan cutter dengan
ketebalan 2 mm. Hasil pengirisan jaje tujak pada proses sebelumnya kemudian di

8
jemur dengan menggunakan pengeringan Green House selama 2 hari. Proses
penggorengan dilakukan dengan metode air fryer. Hal ini bertujuan agar chips
memiliki kandungan rendah lemak sehingga dapat menjadi alternatif cemilan
sehat. Produk JEJAK memiliki berbagai varian rasa diantaranya chips JEJAK rasa
original, gula manis, coklat, keju dan balado. Prosses terakhir adalah proses
pengemasan menggunakan kemasan standing pouch aluminium foil yang didesain
sedemikian rupa. Tahap ini bertujuan agar produk JEJAK memiliki daya tarik
terhadap konsumen melalui kemasan yang menarik, rapi dan higenis. Selain itu,
dengan dilakukan pengemasan yang baik mampu memperpanjang masa simpan
produk.
Secara ringkas, diagram alir pembuatan JEJAK dapat dilihat pada diagram
3, sedangkan dokumentasi peroses dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 3.1 Diagram Proses pembuatan JEJAK

3.2 Analisa Kesetimbangan Massa

Untuk menghitung dan menganalisis kesetimbangan massa proses


pencampuran dan pengadonan dalam pembuatan Chips Jaje Tujak (JEJAK),
terlebih dahulu perlu dibuat diagram aliran masuk bahan dan keluar produknya.
Diagram tersebut dapat dilihat pada diagram 4. Kotak dengan garis putus-putus
menyatakan posisi dimana perhitungan kesetimbangan massa dilakukan.

9
Gambar 3.2 Diagram Kesetimbangan massa pembuatan JEJAK

Perhitungan Kesetimbangan Massa

Input:

Ketan = 1 dus ;jika 1 dus 20 pcs, 1 pcs 500 gr, 1 dus 10kg, maka
= 1 x 10 kg
= 10 kg
Garam = 2 bks/ kg ketan ;jika 1 bungkus garam 250gr maka
= 2 x 250gr
= 500 gr
= 0,5 kg
= 10 kg x 0,5 kg/10kg
= 0,5 kg
Gula = 3 bks/ kg ketan ; jika 1 bungkus gula ¼ gr maka
= 3 x ¼ gr
= 0,75 gr
= 0,075kg
= 10 kg x 0,075kg/10kg
= 0,075kg

10
Kelapa = 10 buah/kg ketan ; jika 1 buah kelapa 700 gr maka
= 10 x 700 gr
= 7000 gr
= 7 kg
= 7 kg/ 10 kg ketan
= 10 kg x 7 kg/10 kg ketan
= 7 kg
Air = 3 liter/ 10 kg ketan ;jika massa jenis air adalah 1kg/dm3
= 10 kg x 3 liter/10 kg
= 3 liter
Penyedap = 500 gr/ 1 dus ketan
= 0,5 kg /10 kg tepung
= 10 kg x 0,5 kg/10 kg tepung
= 0,5 kg
Total Intput = (10+0,5+0,075+7+3+0,5) kg
= 21,075 kg
Output:
Per batch produksi (10 kg ketan) menghasilkan 200 kemasan, dengan
setiap kemasan berisi 100 gr atau 0,1 kg. Sehingga, setiap batch adonan
menghasilkan 20 kg Chips Jaje Tujak

Jumlah adonan Chips Jaje Tujak yang menempel di alat dan terbuang
(akumulasi massa) adalah
Input = akumulasi massa + output
21,075 kg = x + 20 kg
X = 21,075 kg - 20 kg
X = 1,075 kg

Persen efisiensi pembuatan Chips Jaje Tujak adalah


20 kg
x 100 %
21,075
= 94,89%

11
Berdasarkan perhitungan mengenai kesetimbangan massa yang terlah
dilakukan, diketahui bahwa jumlah dari akumulasi massa yang terbuang atau
bahan menempel pada alat pengaduk/pencampuran adalah 1,075 kg. Akumulasi
massa tersebut didapatkan mungkin karena alat yang digunakan belum alat yang
terlalu modern, serta alat yang digunakan masih cenderung tidak berproses dengan
baik dikarenakan ditengan pembuatan berapa alat serung tidak berfungsi. Jumlah
tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan hasil yang diperoleh, dimana
hanya mengurangi efisiensi dari produksi pembuatan Chips Jaje Tujak menjadi
94,89%.

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Proses pembuatan JEJAK dimulai dari saat proses perendaman selama 1,5
jam kemudian ditiriskan 1-2 jam untuk mengurangi air pada beras ketan. Tahap
pengolahan merupakan tahap ketiga dalam pembuatan produk JEJAK. Pada tahap
ini dilakukan kegiatan diantaranya pengukusan I selama 30 menit hingga
didapatkan beras ketan yang setengah matang, pencampuran bahan yaitu
menggunakan garam dan kelapa parut kemudian diaduk hingga merata.
Selanjutnya dilakukan pengukusan II selama 20 menit dengan ditandai semua
bahan sudah matang. Kemudian ditumbuk dalam kondisi masih panas agar mudah
dibentuk dan tercamput rata, selanjutnya yaitu ditiriskan selama 12 jam yang
bertujuan untuk mengeraskan tekstur jaje tujak sehingga mudah untuk diiris.
Tahap selanjutnya yaitu pengirisan jaje tujak menggunakan cutter dengan
ketebalan 2 mm. Hasil pengirisan jaje tujak pada proses sebelumnya kemudian di
jemur dengan menggunakan pengeringan Green House selama 2 hari. Proses
penggorengan dilakukan dengan metode air fryer.
Berdasarkan perhitunagan kesetimbangan massa, diketahui jumlah input
yang didapatkan sebesar 21,075 kg, sedangkan output yang di dapatkan sebesar
20 kg. Jumlah dari akumulasi massa yang terbuang atau bahan menempel pada
alat pengaduk/pencampuran adalah 1,075 kg. Akumulasi massa tersebut
didapatkan mungkin karena alat yang digunakan belum alat yang terlalu modern,
serta alat yang digunakan masih cenderung tidak berproses dengan baik
dikarenakan ditengan pembuatan berapa alat serung tidak berfungsi. Per batch
produksi (10 kg ketan) menghasilkan 200 kemasan, dengan setiap kemasan berisi
100 gr atau 0,1 kg. Sehingga, efisiensi dari keseluruhan proses adalah 94,89%.

13
4.2 Saran

Untuk memaksimlkan efisiensi produk, maka diusahakan untuk


mengurangi terjadinya atau adanya sisa-sisa dari bahan yang menempel pada alat,
sehingga efisiesi produk bisa lebih tinggi. Pengurangan terjadinya bahan-bahan
yang menempel pada alat dapat diatasi dengan membeli alat baru yang lebih
moderen serta pastikan saat ditengah proses pembuatan, mesin tidak mati secara
tiba-tiba atau mengalami gangguan lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sitanggang, A. B. 2019. Landasan Teknik Pangan. Bogor: IPB Press.


Sumayani, S., Zaenuri, Z., dan Junaedi, I. 2020. Eksplorasi Etnomatematika
Budaya Suku Sasak Kajian Makanan Tradisional. In PRISMA, Prosiding
Seminar Nasional Matematika. 3(2): 521-526.
Lampiran

Dokumentasi Produksi Produk JEJAK (Chips Jaje Tujak)

Gambar 1 Suasana pabrik serta proses saat pengemasan

Gambar 2 Proses penjemuran produk yang baru selesai pemotongan

Gambar 3 Proses pengeringan dengan penjemuran di bawah matahari langsung


Gambar 4 Produk sudah diangkat dan dalam proses penggorengan

Gambar 5 Produk JEJAK siap dijual

Anda mungkin juga menyukai