Oleh Kelompok IV :
Wandika J1A020110
Yuliana Istiqomah J1A020112
Sekar Paramita Nuraini J1A021094
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengeringan, evaporasi dan sebagainya) atau formulasi produk baru. Prinsip dari
kesetimbangan massa adalah total berat yang masuk (input) ke dalam suatu tahap
proses atau keseluruham akan sama dengan total berat dari outputnya. Perubahan
yang terjadi adalah perubahan wujud. Masukan bahan yang masuk ke dalam suatu
tahap proses dapat berupa satu jenis bahan atau lebih, begitu juga bahan yang
keluar dapat berupa satu atau lebih produk yang dikehendaki, limbah (waste), atau
kehilangan yang tidak terkontrol.
Dalam suatu proses apapun jika tidak ada akumulasi dalam peralatan
prosesnya, maka jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah yang
keluar. Dengan kata lain, dalam suatu system apapun jumlah materi dalam
systemakan tetap walaupun terjadi perubahan bentuk atau keadaan fisik. Oleh
sebab itu, jumlah bahan yang masuk dalam suatu proses pengolahan pangan
jumlahnya akan sama dengan jumlah bahan yang keluar sebagai produk yang
dikehendaki ditambah jumlah yang hilang dan yang terakumulasi dalam peralatan
pengolahan
1.2 Tujuan
Analisi kesetimbangan massa pada JEJAK (Chips Jaje Tujak) bertujuan untuk:
1. Mengetahui proses pembuatan dan pengolahan dari JEJAK
2. Mengetahui kesetimbangan massa yang ada dalam pengolahan JEJAK
3. Mengetahui efisiensi produksi dalam pembuatan JEJAK
2
kesetimbangan massa pada proses pencampuran bahan dan proses pengadukan
bahan, serta dihitung efisiensi proses dari setiap batch produksi Jaje Tujak
tersebut mengacu pada kesetimbangan massa yang telah dihitung.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Proses pengolahan yang tidak mengalami akumulasi disebut "steady state
process", sedangkan yang mengalami akumulasi disebut "unsteady state process".
Pembahasan kesetimbangan massa berikut mengasumsikan tidak terjadinya
akumulasi dalam peralatan proses (steady state process).
5
agar tidak merusak hasil akhir poteng. Proses saat penaburan bubuk tape ketan
juga dilakukan setelah selesai shalat sehingga masih dalam kondisi suci karena
usai berwudhu. Cita rasa dari poteng yang segar dan jaje tujak yang gurih serta
teksturnya yang legit tentu membuatnya sangat nikmat untuk disantap sebagai
sajian spesial saat Lebaran tiba. Selain itu, seperti halnya masakan Babalung asli
Lombok jajanan ini juga dapat dijumpai di berbagai acara spesial lainnya seperti
Lebaran topat, pernikahan maupun acara pesta.
6
Gambar 2.2 Diagram Pembuatan Jaje Tujak
7
BAB III
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
8
jemur dengan menggunakan pengeringan Green House selama 2 hari. Proses
penggorengan dilakukan dengan metode air fryer. Hal ini bertujuan agar chips
memiliki kandungan rendah lemak sehingga dapat menjadi alternatif cemilan
sehat. Produk JEJAK memiliki berbagai varian rasa diantaranya chips JEJAK rasa
original, gula manis, coklat, keju dan balado. Prosses terakhir adalah proses
pengemasan menggunakan kemasan standing pouch aluminium foil yang didesain
sedemikian rupa. Tahap ini bertujuan agar produk JEJAK memiliki daya tarik
terhadap konsumen melalui kemasan yang menarik, rapi dan higenis. Selain itu,
dengan dilakukan pengemasan yang baik mampu memperpanjang masa simpan
produk.
Secara ringkas, diagram alir pembuatan JEJAK dapat dilihat pada diagram
3, sedangkan dokumentasi peroses dapat dilihat pada lampiran.
9
Gambar 3.2 Diagram Kesetimbangan massa pembuatan JEJAK
Input:
Ketan = 1 dus ;jika 1 dus 20 pcs, 1 pcs 500 gr, 1 dus 10kg, maka
= 1 x 10 kg
= 10 kg
Garam = 2 bks/ kg ketan ;jika 1 bungkus garam 250gr maka
= 2 x 250gr
= 500 gr
= 0,5 kg
= 10 kg x 0,5 kg/10kg
= 0,5 kg
Gula = 3 bks/ kg ketan ; jika 1 bungkus gula ¼ gr maka
= 3 x ¼ gr
= 0,75 gr
= 0,075kg
= 10 kg x 0,075kg/10kg
= 0,075kg
10
Kelapa = 10 buah/kg ketan ; jika 1 buah kelapa 700 gr maka
= 10 x 700 gr
= 7000 gr
= 7 kg
= 7 kg/ 10 kg ketan
= 10 kg x 7 kg/10 kg ketan
= 7 kg
Air = 3 liter/ 10 kg ketan ;jika massa jenis air adalah 1kg/dm3
= 10 kg x 3 liter/10 kg
= 3 liter
Penyedap = 500 gr/ 1 dus ketan
= 0,5 kg /10 kg tepung
= 10 kg x 0,5 kg/10 kg tepung
= 0,5 kg
Total Intput = (10+0,5+0,075+7+3+0,5) kg
= 21,075 kg
Output:
Per batch produksi (10 kg ketan) menghasilkan 200 kemasan, dengan
setiap kemasan berisi 100 gr atau 0,1 kg. Sehingga, setiap batch adonan
menghasilkan 20 kg Chips Jaje Tujak
Jumlah adonan Chips Jaje Tujak yang menempel di alat dan terbuang
(akumulasi massa) adalah
Input = akumulasi massa + output
21,075 kg = x + 20 kg
X = 21,075 kg - 20 kg
X = 1,075 kg
11
Berdasarkan perhitungan mengenai kesetimbangan massa yang terlah
dilakukan, diketahui bahwa jumlah dari akumulasi massa yang terbuang atau
bahan menempel pada alat pengaduk/pencampuran adalah 1,075 kg. Akumulasi
massa tersebut didapatkan mungkin karena alat yang digunakan belum alat yang
terlalu modern, serta alat yang digunakan masih cenderung tidak berproses dengan
baik dikarenakan ditengan pembuatan berapa alat serung tidak berfungsi. Jumlah
tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan hasil yang diperoleh, dimana
hanya mengurangi efisiensi dari produksi pembuatan Chips Jaje Tujak menjadi
94,89%.
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Proses pembuatan JEJAK dimulai dari saat proses perendaman selama 1,5
jam kemudian ditiriskan 1-2 jam untuk mengurangi air pada beras ketan. Tahap
pengolahan merupakan tahap ketiga dalam pembuatan produk JEJAK. Pada tahap
ini dilakukan kegiatan diantaranya pengukusan I selama 30 menit hingga
didapatkan beras ketan yang setengah matang, pencampuran bahan yaitu
menggunakan garam dan kelapa parut kemudian diaduk hingga merata.
Selanjutnya dilakukan pengukusan II selama 20 menit dengan ditandai semua
bahan sudah matang. Kemudian ditumbuk dalam kondisi masih panas agar mudah
dibentuk dan tercamput rata, selanjutnya yaitu ditiriskan selama 12 jam yang
bertujuan untuk mengeraskan tekstur jaje tujak sehingga mudah untuk diiris.
Tahap selanjutnya yaitu pengirisan jaje tujak menggunakan cutter dengan
ketebalan 2 mm. Hasil pengirisan jaje tujak pada proses sebelumnya kemudian di
jemur dengan menggunakan pengeringan Green House selama 2 hari. Proses
penggorengan dilakukan dengan metode air fryer.
Berdasarkan perhitunagan kesetimbangan massa, diketahui jumlah input
yang didapatkan sebesar 21,075 kg, sedangkan output yang di dapatkan sebesar
20 kg. Jumlah dari akumulasi massa yang terbuang atau bahan menempel pada
alat pengaduk/pencampuran adalah 1,075 kg. Akumulasi massa tersebut
didapatkan mungkin karena alat yang digunakan belum alat yang terlalu modern,
serta alat yang digunakan masih cenderung tidak berproses dengan baik
dikarenakan ditengan pembuatan berapa alat serung tidak berfungsi. Per batch
produksi (10 kg ketan) menghasilkan 200 kemasan, dengan setiap kemasan berisi
100 gr atau 0,1 kg. Sehingga, efisiensi dari keseluruhan proses adalah 94,89%.
13
4.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA