Anda di halaman 1dari 19

Proposal Tugas Akhir

MODIFIKASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


HYBRID DENGAN VARIASI JUMLAH SUDU TURBIN ANGIN
TIPE HELIX PROFIL NACA 0016 DAN VARIASI KEMIRINGAN
SUDUT PHOTOVOLTAIC MONOCRYSTALLINE

Disusun Oleh :

1. Anes Puspita Rahayu ( 3.22.17.2.02 )


2. Diky Dharmawan Saputra ( 3.22.17.2.07 )
3. Muhammad Fadil ( 3.22.17.2.14 )
4. Rigel Risdanta Wijaya ( 3.22.17.2.20 )

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

DESEMBER, 2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

1. Judul Tugas Akhir : MODIFIKASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA HYBRID DENGAN VARIASI JUMLAH SUDU
TURBIN ANGIN TIPE HELIX PROFIL NACA 0016 DAN
VARIASI KEMIRINGAN SUDUT PHOTOVOLTAIC
MONOCRYSTALLINE
2. Pelaksana :
a. Nama :
Anes Puspita Rahayu NIM. 3.22.17.2.02/ KE3C
Diky Dharmawan Saputra NIM. 3.22.17.2.07/ KE3C
Muhammad Fadil NIM. 3.22.17.2.14/ KE3C
Rigel Risdanta Wijaya NIM. 3.22.17.2.20/ KE3C
b. Program Studi : D-III Teknik Konversi Energi
c. Jurusan : Teknik Mesin
3. Pembimbing :
a. Pembimbing I : Wiwik Purwati W, S.T., M.Eng.
Semarang, Desember 2019
Pelaksana 1 Pelaksana 2 Pelaksana 3 Pelaksana 4

Anes Puspita R Diky Dharmawan S Muhammad Fadil Rigel Risdanta W


3.22.17.2.02 3.22.17.2.07 3.22.17.2.14 3.22.17.2.20
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II

Wiwik Purwati W, S.T., M.Eng.


NIP/NIK. 196311131990032002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
D-III Teknik Konversi Energi

Wahyono, S.T., M.T.


NIP/NIK.196009041988031002

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik adalah salah satu energi yang dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup manusia. Di Indonesia peningkatan konsumsi listrik setiap tahunnya
diperkirakan meningkat. Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)
PT.PLN (persero) tahun 2010-2019 menyebutkan kebutuhan listrik pertahunnya
adalah 55.000 MW. Kebutuhan listrik yang semakin meningkat, mendorong manusia
untuk memanfaatkan berbagai macam potensi energi yang ada di Indonesia, sehingga
eksploitasi terhadap sumber energi berbasis seperti minyak bumi, batubara, dan lain-
lain terus dilakukan demi kelangsungan aktivitas hidup manusia sedangkan kita
ketahui bahwa sumber-sumber energi berbasis fosil ini termasuk kedalam sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Keterbatasan cadangan energi berbasis fosil
ini menuntut pemerintah untuk segera melakukan pemanfaatan energi alternatif dari
berbagai sumber energi yang melimpah, yang sebagian besar di antaranya dapat
diperoleh secara langsung dan gratis oleh masyarakat misalnya energi surya dan
energi angin.
Indonesia berada di garis katulistiwa menyebabkan wilayah di Indonesia
mendapatkan penyinaran sepanjang tahun, sehingga membuat energi surya patut
untuk terus dikembangkan dengan jumlah yang besar, dana investasi jangka panjang
pun akan lebih hemat serta perawatan alat konversi energi surya menjadi energi listrik
yang mudah akan membuat program untuk pemanfaatan energi surya sebagai energi
alternatif terbarukan sangat dimungkinkan.
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) merupakan salah satu alternatif
sistem pembangkit yang tepat untuk diaplikasikan pada daerah-daerah yang sukar
dijangkau oleh sistem pembangkit besar seperti jaringan PLN atau PLTD, PLTH ini
memanfaatkan renewable energy sebagai sumber utama (primer) yang
dikombinasikan dengan solar cell sebagai sumber energi cadangan (sekunder).
Tujuan utama sistem hybrid adalah memaksimalkan energi dengan harga murah

1
bebas polusi kualitas daya yang bagus dan energi yang berkesinambungan. Karena
energi surya hanya tersedia pada siang hari sedangkan energi angin hanya tersedia
pada waktu yang tidak dapat diprediksi tergantung cuaca dan musim. (Faisal,
Mengenal Sistem Pambangkit Listrik Tenaga Hybrid : 2016).
Tugas akhir ini mengembangkan sebuah model Pembangkit Listrik Tenaga
Hybrid dari hasil tugas akhir tahun 2019 yang disusun oleh Faisal Heru Prabowo,
Widiyanto, Zulfatur Rohmah, dan Zuraiqah Sarqis. Berdasarkan pengujian
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) untuk pengisian baterai (charging accu)
yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. Efisiensi tertinggi pada pengujian PLTH

m
(monocrystalline dan turbin angin) pada saat kecepatan 5 sebesar 6,282 % pada
s
pukul 13.15 WIB sedangkan efisiensi terendah sebesar 0,72 % pada puul 14.45 WIB.
Efisiensi tertinggi pada pengujian PLTH (polycrystalline dan turbin angin) kecepatan

m
5 sebesar 4,835 % pada pukul 14.45 WIB, sedangkan efisiensi terendahnya yaitu
s
1,237 %. Efisiensi tertinggi pada pengujian PLTH (monocrystaline dan turbin angin)

m
kecepatan 7 sebesar 2,381 % pada pukul 13.30 WIB sedangkan efisiensi terendah
s
0,209 % pada pukul 14.45 WIB. Efisiensi tertinggi pada pengujian PLTH

m
(polycrystalline dan turbin angin) kecepatan 7 sebesar 1,532 % pada pukul
s
13.15 WIB sedangkan efisiensi terendah 0,233 % pada pukul 15.00 WIB. Hasil
pengujian tersebut menggunakan jenis turbin angin sudu tapping (4 : 5) dengan jenis
panel monocrystalline dan polycrystalline dengan kapasitas 20 WP.
Penelitian tugas akhir dari yang disusun oleh Zuraihah Sarqis, maka diperlukan
pengembangan dan penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu pada tugas akhir ini akan
memodifikasi turbin angin dari sudu Tapping menjadi sudu Helix dan untuk jenis
panel surya menggunakan monocrystalline, sesuai dengan judl tugas akhir ini yaitu,
“Modifikasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Dengan Variasi Jumlah Sudu

2
Turbin Angin Tipe Helix Profil NACA 0016 Dan Variasi Kemiringan Sudut
Photovoltaic Monocrystalline”

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah jumlah sudu pada turbin
angin tipe helix NACA 0016 profil jumlah sudu dan dengan sudut kemiringan panel
surya monocrystalline untuk meningkatkan efisiensi pada sistem hybrid tersebut ?
Untuk menjawab persoalan ini akan dibuat profil variasi jumlah sudu pada turbin
angin tipe helix NACA 0016 yaitu 2, 3, dan 4 sudu dan kemiringan panel surya
monocrystalline yaitu 0 – 40° dengan kelipatan 5°.

1.3 Tujuan
Tujuan dari Tugas Akhir yang berjudul “Modifikasi Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Hybrid Dengan Variasi Jumlah Sudu Turbin Angin Tipe Helix Profil NACA
0016 Dan Variasi Kemiringan Sudut Photovoltaic Monocrystalline”, meliputi :

1. Sebagai alat peraga praktikum mesin konversi energi.


2. Untuk mengetahui daya output yang dihasilkan sistem PLTH
3. Melakukan analisa untuk mengetahui nilai efisiensi optimum.
4. Untuk membantu memecahkan masalah pemerintah mengenai kebutuhan listrik di
Indonesia yang semakin meningkat sedangkan bahan bakar fosil yang di
Indonesia semakin menipis.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan tugas akhir ini yaitu dengan adanya
penggantian tipe turbin yaitu turbin angin sumbu vertical tipe helix dengan profil
NACA 0016 dan penggantian jenis panel surya monocrystalline maka diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi sistem selain itu dapat dijadikan sebagai alat untuk
praktikum mesin konversi energi di program studi D3 teknik konversi energi dan
hasil dari penelitian ini dapat diterapkan di lokasi yang memiliki potensi angin yang

3
m m
memiliki kecepatan angin rendah (3 sampai 5 ) dan cahaya matahari sepanjang
s s
tahun.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH)


Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid merupakan pembangkitan energi alternatif
dari sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, mikrohidro, dan biomassa.
Pembangkit jenis ini mengguakan dua sumber energi untuk menghasilkan listrik,
misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau angin (PLTB) dengan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) digabung menjadi satu sistem PLTH. Hal ini
dikarenakan kedua pembangkit tersebut saling menyokong satu sama lain misalnya
PLTB digunakan untuk menyokong kinerja PLTS saat malam hari atau intensitas
cahaya pada tempat tertentu belum mencukupi kebutuhan energi untuk proses
pembangkitan (Herlina, 2009). PLTS digunakan untuk menyokong kinerja PLTB saat
kecepatan angin di suatu tempat belum memenuhi kebutuhan dasar pembangkitan
listriknya sehingga daya yang dibangkitkanpun berubah-rubah. Pada siang hari,
ketika cuaca cerah PLTS dapat beroperasi maksimum dan pada malam hari PLTS
sama sekali tidak beroperasi, tetapi digantikan oleh baterai yang menyimpan energi
listrik dari PLTS sepanjang siang hari. Energi listrik pada baterai inilah yang nantinya
digunakan untuk menyuplai daya listrik pada beban-beban yang terpasang.

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)


Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) merupakan pembangkit tenaga listrik
yang merubah energi kinetik angin menjadi energi listrik menggunakan turbin angin.
Angin yang bergerak memiliki arah, tenaga, dan kecepatan. Turbin ini berfungsi
merubah energi kinetik angin menjadi energi mekanik berupa putaran poros. Putaran
poros tersebut kemudian digunakan untuk beberapa hal sesuai dengan kebutuhan
seperti memutar dinamo atau generator untuk menghasilkan listrik.
Turbin angin dibagi menjadi 2 jenis , yaitu turbin angin poros vertical atau
Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) dan turbin angin poros horizontal atau
Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

5
Magedi Moh. M. Saad (2014) perbedaan yang mencolok dari kedua model turbin ini
yaitu VAWT dapat memanfaatkan energi kecepatan angin dari segala arah sedangkan
HAWT hanya dapat menangkap energi kecepatan angin dari satu arah, Selain itu,
VAWT tidak membutuhkan menara untuk instalasinya atau dapat dipasang dekat
dengan permukaan tanah. Dalam mengubah energi angin menjadi energi listrik,
VAWT dapat memanfaatkan energi kinetik angin yang rendah, sedangkan HAWT
hanya dapat memanfaatkan energi kinetik angin yang tinggi sehingga tidak efisien
dan dinamis pada beberapa tempat yang memiliki potensi angin yang rendah.
VAWT memiliki beberapa bentuk dan profil NACA yang berbeda dalam
perkembangannya.

(a) (b) (c)

Gambar 2.1 Tiga Model CFWT dari skala yang berbeda


a) Darrieus, 1931
b) Gotlov, 1997
c) Archad dan Maitre, 2004
Sumber : www.ScienceDirect.com

VAWT dikembangkan dari turbin Darrieus (1931) dengan profil NACA 0016.
Desain Darrieus dapat dilihat pada gambar 2.1.a. Sudu turbin Darrieus berjumlah 3
dan berpenampang airfoil yang dipasang tegak sejajar dengan poros turbin. Desain
turbin Darrieus kemudian dikembangkan oleh Gorlov (1997) pada gambar 2.1.b.
Perbedaan turbin Gorlov terletak pada arah posisi sudu. Jika sudu Darrieus memiliki
arah posisi tegak, pada turbin Gorlov memiliki arah posisi helix. Turbin tersebut
kemudian dikembangkan dalam bentuk yang berbeda oleh Archard dan Maitre

6
(2004), seperti pada gambar 2.1.c sudu turbin Archard Maitre berbentuk delta dengan
luas penampang tetap/konstan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad A. AL-DABBAGH
(2018) menggunakan turbin Darrieus tipe helical dan tipe standar dengan dimensi
yang sama NACA 0018, ditunjukkan bahwa turbin Darrieus lebih efisien daripada
turbin Darrieus tipe standar pada tip speed ratio yang sama. Pada pengujian ini, profil
sudu yang dipakai yaitu NACA 0018 tipe helical dengan variabel jumlah sudu.
NACA 0018 sendiri adalah seri 4 digit yang berbentuk hydrofoil simetris yaitu
hydrofoil yang tidak memiliki kelengkungan dimana chamber line dan chord line
berhimpit dengan ketebalan maksimum 18% terhadap chord line. Seri NACA 0018
memanfaatkan energi kinetik angin.

Gambar 2.2 Bentuk Hydrofoil NACA 0016


Sumber : www.airfoiltools.com
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Panel surya atau photovoltaic adalah alat yang mampu mengubah energi
cahaya matahari menjadi energi listrik. Ada 2 tipe photovoltaic yaitu tipe
monocrystalline dan polycrystalline. Berdasarkan penguian yang dilakukan oleh
Faisal Heru Prabowo (2019) photovoltaic monocrystalline memliki efisiensi yang
lebih tinggi sebesar 6,28% daripada photovoltaic polycrystalline dengan efisiensi
sebesar 4,83% pada intensitas cahaya yang sama. Pengujian ini menggunakan
photovoltaic monocrystalline sebagai sumber energi sekunder dengan variabel
sudut kemiringan photovoltaic dan intensitas cahaya matahari yang berbeda. Hal
ini diusulkan karena sebagian besar photovoltaic memiliki posisi yang paten
sehingga tidak dapat menyesuaikan arah datangnya cahaya matahari yang berubah-
ubah.

7
BAB 3
METODE PENELITIAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Tugas Akhir


Tahapan pelaksanaan Tugas Akhir berdasarkan dalam diagram alir di bawah
ini.

Mulai

Studi Literatur

Perencanaan Alat

Pembuatan Alat
Tidak

Pengujian Alat

Ya

Analisa

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian

8
4.2 Uraian Kegiatan
1. Studi Literatur
Langkah awal yang kami lakukan adalah menulusuri pustaka untuk
mengumpulkan referensi dengan mencari informasi berdasarkan objek penelitian.
Pencarian informasi dilakukan dengan menelusuri artikel dan jurnal elektronik di
internet, mempelajari buku-buku tentang turbin Darrieus dan panel surya yang ada di
perpustakaan sekitar Semarang.
2. Perencanaan Alat
Perencanaan penelitian meliputi perancangan model turbin yang merupakan
pengembangan ide penelitian yang didapatkan dari studi pustaka. Dari perencanaan
tersebut dihasilkan gambar desain turbin angin Darrieus variasi jumlah sudu dengan
panjang linechord 200 mm dan desain kerangka turbin.
a. Perencanaan Turbin
Turbin yang direncanakan merupakan pengembangan dari model sebelumnya,
dimana linechord yang digunakan sebesar 200 mm menggunakan profil NACA 0016
dan ketebalan sudu sebesar 32 mm. Pada perencanaan turbin didapatkan dua model
turbin dengan variasi jumlah sudu 2, 3, dan 4. Model turbin didesain menggunakan
aplikasi Solidworks. Setelah selesai, desain dicetak di kertas A4, A3 dan A2 untuk
membuat desain mal. Dalam pembuatan desain ini menggunakan jasa rental foto
copy untuk penggandaan.
b. Perencanaan Kerangka Turbin
Desain kerangka turbin dibuat diaplikasi Solidworks. Penyangga sudu turbin
dibuat dengan ukuran tinggi penyangga 810 mm, diameter penyangga 300 mm, poros
turbin dibuat dengan diameter 60 mm. Sedangkan kerangka dudukan turbin dibuat
dengan ukuran tinggi dudukan 523,23 mm, lebar dudukan bagian atas 500 mm, lebar
dudukan bagian bawah 681,37 mm. Desain ini dcetak di kertas A4, A3 dan A2.
c. Perencanaan Kerangka Photovoltaic
Desain kerangka panel surya dibuat dengan aplikasi Solidworks. Tinggi dudukan
panel surya 700 mm, tinggi penyangga photovoltaic 380 mm, dan luas sisi
penampang kerangka panel surya 500 mm berbentuk persegi dengan roda pada ujung
sisinya.
3. Pembuatan Alat
Dalam pembuatan alat meliputi
a. Pembuatan Sudu Turbin
Pembuatan sudu turbin dilakukan dengan menggunakan material fiber. Bahan
Fiber dibentuk sesuai dengan sudu airfoil. Selain itu, untuk membuat celah tempat
baut pada ujung sudu, maka digunakan alat bor, mata bor, tang, dan palu. Kikir untuk
mengikis komponen yang berlebih, amplas kasar, amplas halus dan dempul untuk
melakukan finishing dan selanjutnya dilakukan pengecatan.

9
b. Pembuatan Kerangka Turbin
Pembuatan kerangka turbin bertujuan untuk membuat penyangga atas,
penyangga bawah, dan poros turbin. Poros turbin dibuat dengan menggunakan besi
pejal dan dipasang bearing yang nantinya akan dikopel dengan generator AC dan
rectifier. Penyangga atas dan penyangga bawah turbin dibuat dengan menggunakan
plat besi berbentuk penampang lingkaran dengan ketebalan 1 cm. Pembuatan plat
besi digunakan alat seperti tang, palu, dan gergaji besi, selain itu untuk memperkuat
sambungan sudu turbin dengan penyangga maka digunakan alat las. Kikir untuk
mengikis komponen yang berlebih, amplas kasar, amplas halus dan dempul untuk
melakukan finishing dan selanjutnya dilakukan pengecatan. Dudukan turbin dibuat
menggunakan besi hollow penampang persegi yang dipotong menggunakan mesin
gerinda potong dan disambung menggunakan las listrik. Poros turbin dipasang
cakram. Pemasangan generator dengan kabel digunakan dengan menggunakan solder
dan tenol.
c. Pembuatan Kerangka Panel Surya
Kerangka turbin dibuat menggunakan plat besi yang dipotong menggunakan
mesin pemotong plat dan ditekuk dengan mesin bending. Kerangka plat disambung
menggunakan baut yang dibor terlebih dahulu.
4. Pengujian Alat dan Pengambilan Data
a. Penguian dan Pengambilan Data Turbin Angin
Dalam pengujian kinerja turbin, jumlah sudu turbin Darrieus sebagai variabel
uji. Sudu- sudu turbin digerakan oleh blower atau axial fan dengan variabel
penelitian kecepatan angin. Dalam pengambilan data ini parameter yang diukur
adalah torsi dari turbin menggunakan neraca pegas (dinamometer), putaran turbin
menggunakan tachometer, besarnya kecepatan angin yang didapat menggunakan
anemometer. Diuji pada debit aliran konstan.
b. Penguian dan Pengambilan Data Photovoltaic Monocrystalline
Photovoltaic dihubungkan dengan akumulator. Pengujian dilakukan dengan
variabel uji intensitas cahaya dan variabel penelitian sudut kemiringan. Tegangan,
arus, dan daya diukur menggunakan voltmeter, amperemeter, dan wattmeter.
Intensitas cahaya dapat diukur menggunakan solarimeter. Setelah semua pengujian
selesai maka didapat data hasil kinerja dari PLTH dan selanjutnya dapat dibuat grafik
karakteristik kinerja dari PLTH tersebut dengan menggabungkan daya listrik output
tubin angin Darrieus dan photovoltaic monocrystalline.
5. Analisa Data
Melakukan analisa data berdasarkan grafik karakteristik kinerja PLTH Analisa
dilakukan dengan cara membandingkan efisiensi maksimum PLTH berupa
photovoltaic monocrystalline dengan variasi sudut kemiringan dan turbin angin tipe
Darrieus dengan line chord yang berbeda.

10
6. Kesimpulan
Mengetahui efisiensi tertinggi dari hasil percobaan berdasarkan analisa.

4.3 Desain Model

a b
Gambar 3.2 Dimensi penampang turbin tipe helix
a) Penampang turbin tipe helix tampak samping
b) Penampang turbin tipe helix profil sudu

a b c

d e

11
Gambar 3.3 Dimensi kerangka turbin
a) Penampang atas penyangga turbin
b) Penampang samping penyangga turbin
c) Penampang dudukan turbin
d) Penampang samping dudukan turbin
e) Penampang bawah dudukan turbin

a b

Gambar 3.4 Dimensi kerangka panel surya


a) Penampang samping dudukan panel surya
b) Penampang bawah dudukan panel surya

a b c
Gambar 3.5 Desain model sudu turbin angin Darrieus dengan profil NACA 0016
a) Turbin angin helix 2 sudu
b) Turbin angin helix 3 sudu
c) Turbin angin helix 4 sudu

Gambar 3.6 Desain model kerangka panel surya

12
Gambar 3.7 desain turbin angina tipe helix

3.3. JADWAL KEGIATAN


Tabel 3.1. Rencana Jadwal Kegiatan TA
November Desember Januari Februari Maret

Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu


Jenis Kegiatan
ke ke ke ke ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Studi Literatur

Perancangan Proposal

Pengajuan Proposal

Survey Harga Bahan

Perancangan Bahan

Pembuatan Alat Kerja

Pengujian dan Penelitian

Penyempurnaan

PenyusunanLaporan

13
3.4. ANGGARAN BIAYA
3.4.1 Biaya Habis Pakai
Tabel 3.2 Bahan Habis Pakai

Peralatan penunjang Volume Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Generator AC 1 Buah 600.000 600.000

Solar Monocrystalline
1 Buah 1.300.000 1.300.000
100 Watt

Penyearah/Rectifier 1 Buah 100.000 100.000

Fiber 10 Kg 75.000 750.000

Bearing 25 mm 1 Buah 150.000 150.000

Besi Plat 6 mm 10 Kg 50.000 500.000

Baut M8 10 mm 100 Buah 2.000 200.000

Sekrup M8 5 mm 60 Buah 4.000 240.000

Cakram D200 mm 1 Buah 150.000 150.000

Mur M30 1 Buah 100.000 100.000

Amplas Besi Kasar 2 Lembar 25.000 50.000

Elektroda Las 1 Pack 70.000 70.000

Gear 6 cm 2 Buah 50.000 100.000

Cat Besi Warna Orange 1 Buah 100.000 100.000

Roda 7 Buah 100.000 700.000

Kabel NYA 2,5 mm 1 Set 350.000 350.000

Solder 1 Set 150.000 150.000

Tenol 1 Set 50.000 50.000

Pully 30mm 1 Buah 200.000 200.000

Lampu DC 5 Volt 20 Buah 5.000 100.000

14
Amperemeter de lorenzo 1 Buah 100.000 100.000

Voltmeter de lorenzo 1 Buah 100.000 100.000

Multimeter Sanwa 1 Buah 500.000 500.000

Hygrometer CA 1244 1 Buah 50.000 50.000

Solarimeter France Instrumen 1 Buah 50.000 50.000

Neraca Pegas Camry 1 Buah 50.000 50.000

Tachometer SKF TKRT 1 Buah 500.000 500.000

SUB TOTAL 7.310.000

3.4.2 Peralatan
Tabel 3.3 Biaya Peralatan
Peralatan Jumlah Harga Satuan (Rp) Total (Rp)

Tools set 1 Set 500.000 500.000


Obeng multi 2 Buah 20.000 40.000
Gergaji Besi 1 Buah 10.000 10.000
SUB TOTAL 550.000

3.4.3 Lain-Lain
Tabel 3.4 Biaya Lain-lain
Lain - lain Jumlah Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
Transportasi 1 x 3 orang 100.000 300.000
Print dan Scan 250 200 50.000
Fotocopy dan Jilid 4
20.000 80.000
eksemplar
Kertas HVS A4 80 gram 1 Rim 40.000 40.000
Materai 6000 5 Buah 10.000 50.000
SUB TOTAL 520.000

15
3.4.4 Total Biaya
Tabel 3.5 Biaya Pemakaian
Pemakaian Biaya (Rp)
Bahan Habis Pakai 7.310.000
Peralatan 550.000
Lain – lain 520.000
TOTAL 8.370.000

16
DAFTAR PUSTAKA

Sarqis , Zuraihah dkk. 2019. “Modifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Dengan
Sudu Tapping Turbin Angin Horizontal Dan Panel Surya Monocrystalline
Untuk Meningkatkan Efisiensi Sistem”. Politeknik Negeri Semarang.

Saad MM & Asmuin N (2014), Comparison of horizontal axis wind turbine and
vertical axis wind turbine.IOSR Journal of Engineering 4(8), 27-30

Khatami, Ahmad Ilham dkk. 2018. “Rancang BangunTurbin Angin Poros Horizontal
9 Sudu Flat Dengan Variasi Rasio Lebar Sudu Top Dan Bottom Untuk
Meningkatkan Kinerja PLTB”. Politeknik Negeri Semarang.

Prasetyo, Septian Dhimas. 2018. “Rancang Bangun Pembangkit Hybrid Tenaga


Angin dan Sel Surya Untuk Penerangan Jalan Raya”. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Rais, Muh. 2016. “Pembangkit Listrik Surya, Angin dan Hybrid”. Universitas
Hassanudin Makasar.

M. A. AL-DABBAGH, Simulation of Helical Hydrokinetic Turbines in River Flows,


PhD Thesis, Department of Civil Engineering, University of Gaziantep,
Turkey, 2017

Herlina, 2009, “Analisa Dampak Lingkungan Dan Biaya Pembangkit Listrik,


Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Di Pulau Sebesi Lampung Selatan”,
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok.

17

Anda mungkin juga menyukai