Kelompok 3
UNIVERSITAS MATARAM
2021/2022
A. Pegertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja sendiri merupakan aktivitas perlindungan karyawan secara menyeluruh.
Artinya perusahaan berusaha untuk menjaga jangan sampai karyawan mendapat suatu
kecelakaan pada saat menjalankan aktivitasnya. Sedangkan kesehatan kerja adalah upaya
untuk menjaga agar karyawan tetap sehat selama bekerja. Artinya jangan sampai kondisi
lingkungan kerja akan membuat karyawan tidak sehat atau sakit
Untuk menjaga agar keselamatan kerja karyawan terjaga dan terjamin ada beberapa
komponen yang perlu dilakukan yaitu:
1. Tersedianya peralatan kerja yang memadai
Perusahaan harus menyediakan peralatan kerja yang disesuaikan dengan jenis
pekerjaan.
2. Perawatan peralatan secara terus menerus
Peralatan kerja harus selalu digunakan pada saatnya bekerja atau berada di ruangan
tertentu. Peralatan kerja ini harus selalu dipelihara agar dapat digunakan setiap saat.
Jangan sampai pada saat hendak digunakan terjadi kemacetan, sehingga membahayakan
karyawan.
3. Kepatuhan karyawan
Setiap karyawan atau yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dengan
pekerjaan atau di sekitar lokasi kerja wajib mematuhi aturan tentang keselamatan kerja
yang telah ditetapkan.
4. Prosedur kerja
Karyawan harus mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan. Pelanggaran
terhadap prosedur kerja akan berakibat kepada kemungkinan terjadi kecelakaan kerja.
5. Petunjuk kerja di setiap lokasi kerja
Perusahaan harus membuat petunjuk atau rambu-rambu kerja di setiap lokasi
tertentu. Penepatan petunjuk atau rambu kerja harus di tempat atau lokasi yang strategis,
serta mudah dilihat.
Sedangkan dalam hal kesehatan kerja, komponen yang perlu dilakukan adalah:
Begitu pula bagi pengusaha yang mempekerjakan pekerja/ buruh melebihi waktu kerja
harus memenuhi syarat:
Disamping itu, pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh.
Adapun waktu istirahat dan cuti meliputi:
1. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4
(empat) jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja.
2. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2
(dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
3. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus, dan
4. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh
dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama
6 (enam) tahun secara terusmenerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan
pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun
berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.
Semua aturan atau kewajiban yang tertera dalam undnag-undang tersebut harus dipenuhi
sepenuhnya oleh perusahaan. Artinya wajib bagi perusahaan untuk mematuhi dan
melaksanakan, sehingga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Bagi karyawan yang
terkena sesuai dengan bunyi undang-undang tersebut adalah merupakan hak mereka untuk
menerima dan harus diambil serta dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan
melaksanakan bunyi undang-undang tentang larangan tersebut berarti perusahaan sudah
memenuhi kewajibannya dan memenuhi hak karyawan, sehingga terlepas dari sanksi.
Sebaliknya bagi perusahaan yang melanggar tentu akan diberikan sanksi sesuai dengan
peraturan yang berlaku