Anda di halaman 1dari 48

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Ahli Utama K3


Kualifikasi : Jenjang 9
FOTO Nama Asesi : Feriza Nadiar, S.T., M.T.
NIK Asesi :
TUK :
Pekerjaan Kolom Beton Pembangunan Rumah Tinggal 2 Lantai di Perumahan Surabaya.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah


Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
pengertian pemberian perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja, yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku,
penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor.
09/PER/M/2008 2008).
1. Keselamatan (Safety)

Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk


melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi
peralatan, tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam keselamatan (safety).
a. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss).
b. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan resiko
yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate
unacceptable risks)
2. Kesehatan (Health)

Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi


individu (the degree of physiological and psychological well being of the
individual). Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-
upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-
tingginya dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang
diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan
lingkungan kerja yang sehat.
Tujuan Kesehatan dan Kerselamatan
Kerja (K3)
1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
kinerja.Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
4. Mencegah terjadinya kecelakaan
5. Pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja
6. Pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya cacat akibat
kerja.
7. Pengamanan material, pesawat-pesawat, instalasiinstalasi, dan lain-lain.
8. Peningkatan produktivitas atas dasar tingkat keamanan kerja yang tinggi.
9. Penghindaran pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat, dan sumber
produksi lainnya sewaktu bekerja.
10. Pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat, nyaman, dan aman.
11. Peningkatan dan pengamanan produksi dalamrangka
industrialisasi dan pembangunan

Dari beberapa pendapat, maka dapat disimpulkan bahwa maksud dan tujuan
dari pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
meningkatkan produktivitas kerja, pembentukan dan pengembangan tenaga
kerja berkualitas, efektivitas dan efisiensi perusahaan serta menciptakan
kondisi kerja yang nyaman dan aman bagi semua pihak dalam perusahaan.
Manfaat Pelaksanaan K3
1. Bagi Kontraktor

Bagi kontraktor, Kesehatan dan keselamatan kerja memiliki manfaat


tenaga kerja yang cedera akan menderita fisik maupun finansial dari
segi biaya langsung. Hal tersebut akan berdampak pada waktu yang
terbuang akibat kecelakaan kerja, perbaikan peralatan dan berakhir
pada menyewa peralatan yang rusak tersebut hingga terjadinya
pembengkakan pada dana.
Manfaat Pelaksanaan K3
2. Bagi Tenaga Kerja

Bagi tenaga kerja akan memperoleh haknya bila mengikuti program


asuransi. Namun apabila pekerja tidak mengikuti program asuransi dan
mengalami kecelakaan kerja, maka pekerja terpaksa bearlih pada
keterampilan yang lebih rendah.
Manfaat Pelaksanaan K3
3. Bagi Pemberi Kerja / Konsumen

Bagi pemberi kerja mereka tidak perlu mendatangkan peralatan akibat


penundaaan waktu yang terjadi karena adanya kecelakaan kerja, selain
itu konstraktor dapat melaksanakan pekerjaannya secara efisien dan
selamat sehingga semua pihak mendapatkan keuntungan.
Rambu K3
Safety Sign atau Rambu K3 merupakan salah satu cara yang
menginformasikan kepada para pekerja tentang bahaya-bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja dari sesuatu aktivitas, area atau
peralatan kerja tertentu. Sehingga, dengan adanya rambu K3 tersebut
setiap orang baik pekerja, tamu, dan kontraktor dapat mengantisipasi
sedini mungkin tentang bahaya-bahaya di area tersebut, hal ini juga
untuk meminimalisir risiko yang dapat terjadi.
Klasifikasi Rambu K3
Klasifikasi Rambu K3
Rambu K3 dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan
warnanya, antara lain:

a. Warna Oranye (Warning/Awas/Peringatan)


Warna orange biasa digunakan untuk rambu penanda yang berarti
peringatan akan sebuah tempat yang berbahaya , level bahaya dari arti
warna orange bisa dikatakan dengan kondisi Awas ataupun kita harus
lebih berhati-hati saat berada pada lokasi tersebut. Tetap menggunakan
pengamanan extra pada perlindungan diri dilokasi ini.
b. Warna Kuning (Caution/Waspada)
Warna kuning disini bermaksud untuk menjelaskan bahwa tingkat
resiko dilokasi tersebut ada pada level Waspada jadi bisa dikatakan
lebih aman dibandingkan dengan lokasi berlabel warna orange yang
lebih berbahaya.

c. Warna Biru (Notice/ Perhatian)


Untuk arti dari warna biru memang lebih fokus pada peringatan dini
atau diperlukan kehati-hatian yang bisa dikatakan wajar pada lokasi
tersebut.
d. Warna Merah (Danger/ Bahaya)
Warna merah memang sudah dikenal sebagai penanda warna yang paling keras atau
berbahaya, sehingga digunakan untuk memberikan larangan atau pantauan keras bagi
siapa saja yang hendak memasuki wilayah berlabel merah. Merah mempunyai arti bahwa
daerah tersebut berbahaya terkadang juga diartikan sebagai kawasan yang butuh ketelitian
dan kepedulian yang sangat tinggi dalam menjaga keselamatan diri sendiri bahkan pekerja
atau orang lain. Biasanya untuk lokasi berlabel merah dipasang di beberapa titik rawan
kecelakaan kerja seperti area produksi, area yang mempunyai suhu panas, area yang
mempunyai banyak sekali alat angkat sehingga terjadinya resiko kecelakaan sangat tinggi.

e. Warna Hijau (Emergency/Safety)


Warna hijau sangat mewakili kondisi kondusif atau aman yang ada pada lokasi pemasangan
rambu , atau biasa juga disebut dengan safety zone. Safety zone pada sebuah area yang
mempunyai wilayah besar tetap saja mempunyai resiko yang tidak dapat diduga namun
dengan beberapa sistem pengaman lain yang telah dipakai maka anda dapat menggnakan
atau melewati lokasi tersebut dengan sedikit rasa tenang.
Jenis Rambu K3
Tidak hanya dilihat dari warnanya, rambu juga terdapat
berbagai jenis, antara lain:

a. Warning sign

Biasa digunakan dalam bentuk segitiga yang mempunyai


dasar warna kuning dan oranye. Selain warna antisipasi
untuk berbagai jenis, di kategori ini juga menggunakan
garis hitam yang tegas sebagai tepi. Warna hitam memiliki
arti nahwa simbol ini menunjukkan sisi bahaya yang harus
diperhatikan. Contoh dari warning sign sebagai berikut:
b. Mandatory sign
Mandatory sign ditujukan kepada informasi yang memuat
tentang simbol keselamatan atau panduan keselamatan.
Titik bahaya yang digambarkan di simbol ini tidak sekeras
warning sign. Mandatory sign disimbolkan dengan gambar
berbentuk lingkaran didasari pada warna biru dan putih.
Beberapa contoh dari mandatory sign sebagai berikut:
c. Prohibition sign
Jenis rambu k3 selanjutnya merupakan perpaduan kedua
jenis sebelumnya , untuk jenis ini mempunyai warna dasar
putih yang dikelilingi dengan garis tegas merah , hal
tersebut berarti wilayah tersebut memberikan larangan
keras terhadap aturan keselamatan yang ada. nti dari jenis
Prohibition Sign adalah sebuah aturan tegas untuk tidak
melakukan hal-hal negatif yang dapat menyebabkan resiko
kecelakan di area tersebut. Beberapa Contoh jenis
Prohibition Sign adalah sebagai berikut :
d. Fire sign
Untuk kategori jenis fire sign memang lebih spesifik pada
peelindungan kecelakaan terhadap sumber api , lebih
banyak digunakan pada lokasi yang terdapat sumber api
atau bisa menimbulkan api. Jenis kategori ini digambarkan
dengan bentuk persegi atau kotak yang di garis dengan
garis putih . Dasar dari ketagori ini tetap berwarna merah
karena memang di fungsikan untuk memberikan
peringatan sangat keras bahwa lokasi yang dimasuki
adalah sangat berbahaya. Contoh Fire Sign adalah sebagai
berikut :
e. Emergency and direction sign
Hampir sama dengan jenis sebelumnya , kategori jenis
rambu k3 ini kebalikan dari fire sign. Menggunakan rambu
dasar berwarna hijau yang menanda kan keamanan yang
diberikan pada lokasi tersebut. Penanda untuk jalan keluar
anda jika mengalami kecelakaan pada sekitar lokasi.
Biasanya rambu ini digunakan sebagai pionir keselamatan
bersama. Beberapa contoh dari rambu berdasar putih
hijau ini sebagai berikut:
Kecelakaan Kerja
• Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tiba-tiba atau yang tidak
disangka-sangka dan tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi ada
penyebabnya (Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, 1998).
Kecelakaan kerja juga dapat disebut sebagai adalah semua kejadian
saat kerja yang tidak direncanakan yang menyebabkan atau
berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan atau kerugian
lainnya.
• Sebab-sebab terjadinya kecelakaan kerja:

1) Unsafe acts (tindakan tidak selamat)


Kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia.
- Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan.
- Gagal menciptakan keadaan yang baik sehingga menjadi tidak aman.
- Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kecepatan geraknya.
- Memakai alat pelindung diri hanya berpura-pura.
- Menggunakan peralatan yang tidak layak.
- Pengerusakan alat pengaman peralatan yang digunakan untuk melindungi
manusia.
- Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja di tempat kerja.
- Mengangkat beban yang berlebihan.
2) Unsafe conditions (kondisi tidak selamat))
Kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi tempat kerja yang tidak aman.
- Dalam keadaan pengaman yang berlebihan.
- Alat dan peralatan yang sudah tidak layak.
- Terjadi kemacetan.
- Sistem peringatan yang berlebihan.
- Ada api dan di tempat berbahaya.
- Alat penjaga/pengaman gedung kurang atau dibawah standart.
- Kondisi suhu yang membahayakan seperti terdapat gas dan lain-
lain.
Alat Pelindung Diri
• Alat pelindung diri yang kemudian disingkat menjadi APD adalah alat
yang dapat dimanfaatkan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja (Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, 2020).
Kelengkapan dan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) perlu
diperhatikan agar dapat memperkecil risiko terkena kecelakaan kerja
dan penyakit kerja. Sesuai dengan UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja bahwasannya, “Barang siapa akan memasuki suatu
tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja
dan memakai alat-alat perlindungan yang diwajibkan”. Alat-alat
tersebut terdiri dari:
1) Helm proyek. Fungsinya sebagai pelindung kepala dari benda yang
dapat bersentuhan dengan kepala secara langsung. Helm proyek ini dibedakan
menjadi beberapa jenis menurut warnanya berdasarkan jabatan sesorang.
- Warna merah
Helm proyek berwarna merah adalah helm yang digunakan oleh pengawas sistem
keamanan kawasan proyek.
- Warna putih
Helm proyek berwarna putih adalah helm yang digunakan oleh
Orang-orang dengan jabatan tinggi, orang-orang tersebut meliputi: insinyur, manajer,
pengawas, dan mandor.
- Warna oranye
Helm proyek berwarna putih adalah helm yang digunakan oleh orang-orang selain tenaga
kerja konstruksi yang masuk ke kawasan proyek.
- Warna biru
Helm proyek berwarna biru biasanya digunakan oleh supervisor lapangan., operator
teknis, atau pengawas sementara. Operator yang dimaksud misalnya teknisi listrik sampai
ahli bangunan kayu.
- Warna kuning
Helm proyek berwarna kuning adalah helm yang digunakan oleh pekerja umum di
lapangan atau sub-kontraktor. Biasanya pekerja yang menggunakan helm kuning ini juga
wajib menggunakan rompi kuning.
- Warna hijau
Helm proyek berwarna hijau adalah helm yang digunakan oleh tenaga kerja yang
tugasnya berhubungan dengan lingkungan. Tenaga kerja yang dimaksud adalah pengawas
bagian lingkungan atau peneliti lingkungan saat proses pelaksanaan proyek.
2. Kaca mata.

Fungsinya untuk melindungi mata dari debu, kayu, batu,


serpihan besi, maupun saat mengelas.

3. Pelindung Kaki

Pada proyek konstruksi pelindung kaki menggunakan sepatu


keselamatan (Safety Shoes) yang berfungsi untuk menghindari
kecelakaan seperti kaki tersandung bahan keras, terhimpit
beban atau tertusuk paku. Sepatu kerja memiliki beberapa jenis
diantaranya :
• Pelindung kaki agar aman saat kejatuhan benda.
• Sepatu bot yang digunakan pada tanah basah atau
air.
• Sepatu guna memanjat.
• Sepatu untuk pekerjaan berat.
• Sepatu korosi, yang digunakan dalam pekerjaan
bahan kimia atau sejenisnya.
4. Pelindung Tangan
Sarung tangan digunakan pada pekerjaan yang menimbulkan cedera, lecet atau terluka pada tangan seperti pekerjaan
pembesian, pekerjaan las, atau pada saat membawa barang-barang berbahaya dan korosif seperti asam dan alkali. Selain
pekerjaan tersebut, berikut ini pekerjaan yang memerlukan pelindung tangan yaitu :

• Pekerjaan yang berhubungan dengan permukaan kasar atau tajam.


• Pekerjaan yang bergubungan dengan benda yang memiliki suhu tinggi atau karatan atau zat-zat lainnya yang
membahayakan seperti aspal.
• Pekerjaan yang berhubungan dengan listrik.

Pelindung tangan yang digunakan haru sesuai dengan jenis pekerjaannya. Berikut ini jenis-jenis pelingdung tangan yaitu :
• Sarung tangan kulit yang digunakan seperti pekerjaan pengelasan.
Sarung tangan katun yang digunakan untuk pekerjaan seperti
pekerjaan besi beton, bobokan kayu dll.

Sarung tangan karet yang digunakan pada pekerjaan listrik


dengan tujuan agar tidak terjadi kerobekan akibat terkena arus
listrik.
5. Pelindung Pernafasan

Ada beberapa jenis pelindung pernafasan yang digunakan


sesuai dengan fungsinya diantaranya : • Masker gas dan masker debu yang
• Masker pelindung yang digunakan pada pekerjaan banyak digunakan pada pekerjaan proyek
pengelasan. Masker ini dilengkapi dengan kaca pengaman yang konstruksi ,isalnya cat semprot atau bangunan
disesuaikan dengan diameter batang las. terbuka yang mengandung debu asbes.

Masker Pekerjaan Las Masker Proyek Masker Gas dan Debu


6. Pelindung Pendengaran

Pelindung pendengaran digunakan pada pekerjaan yang memiliki tingkat kebisingan


yang tinggi seperti pada pekerjaan plat logam.

Pelindung pendengaran memiliki dua jenis yaitu ear plug dan ear muff.

Ear Plug
Ear Muff
7. Baju Kerja atau Rompi

Baju kerja berfungsi untuk melindungi


bagian badan dari percikan benda-benda
yang mungkin mengenai badan saat
bekerja. Baju kerja bisa dibuat dari
bahan kain biasa, kain tidak tembus air
(water proof), plastik atau kulit
tergantung jenis pekerjaan yang akan
dilakukan.
8. Tali Pengaman dan Sabuk Keselamatan

Tali pengaman dan sabuk keselamatan digunakan pada


pekerjaan yang berada di ketinggian lebih dari 2m. Jenis
pekerjaan yang memerlukan tali pengaman seperti
pekerjaan perawatan struktur jembatan. Syarat-syarat
untuk tali pengaman adalah sebagai berikut :

• Batas jatuh pemakai tidak boleh lebih dari 2 Sabuk dan Tali Pengaman
meter dengan cara meloncat.
• Harus cukup kuat menahan berat badan.
• Harus melekat pada bangunan yang kuat
melalui titik kait diatas tempat kerja.

Sabuk Keselamatan Kerja


Flow Chart K3

A
Contoh Pada Pekerjaan Kolom – Proyek
Rumah 2 Lantai
Tidak hanya di proyek konstruksi gedung- gedung tinggi,
risiko terkait K3 juga merupakan risiko yang paling
berpengaruh dengan tingkatan high risk di proyek konstruksi
perumahan sebagaimana penelitian yang telah dilakukan di
perumahan Kota Manado (Tjakra & Sangari, 2011) dan
Kabupaten Minahasa Utara (Rumimper et al, 2015). Hampir
sama dengan bangunan gedung tingkat tinggi, risiko di
konstruksi perumahan pada penelitian identifikasi resiko
pada sumber K3 menyebutkan yaitu kurangnya kesadaran
untuk menaati K3.
1. Pekerjaan Pembesian
a. Pada Pekerjaan b. Pada Pekerjaan
Pemotongan Besi Pembengkokan Besi
2. Pekerjaan Perakitan Kolom
3. Pekerjaan Bekisting
a. Pekerjaan pembuatan bekisting b. Pekerjaan pemasangan bekisting
4. Pekerjaan Pengecoran
45. Pekerjaan Lepas Bekisting
Kecelakaan Kerja pada Penilaian Risiko
Pekerjaan Kolom
No. Potensi Bahaya Nilai Risiko Kategori Risiko
Pekerjaan Pembesian
1 Tangan tergores besi pada saat 4 Rendah
pemotongan besi
2 Tangan terjepit gegep atau alat yang
digunakan untuk memotong kawat 4 Rendah
bendrat

3 Debu-debu halus dari besi dapat 12 Tinggi


masuk ke mata pekerja
4 Tangan tergores pada saat perakitan 4 Rendah
besi
5 Terjatuh dari ketinggian pada saat 6 Rendah
pemasangan besi bagian atas
6 Tertusuk kawat pada saat perakitan 2 Rendah
besi kolom
Pekerjaan Bekesting

1 Tangan terluka akibat penggunaan 1 Rendah


gergaji yang tajam
2 Tanganterluka akibat terkena 9 Sedang
pukulan palu

3 Jari tertusuk paku akibat 6 Sedang


penggunaan paku dan palu
4 Kaki dan tangan terjepit bekisting 4 Rendah
saat pemasangan
5 Tertimpa Bekisting yang copot 2 Rendah
6 Kaki terluka akibat tertusuk paku 6 Sedang

7 Tangan pekerja tertusuk serat kayu 4 Rendah


Pekerjaan Pengecoran
Pekerja terjatuh dari 9 Tinggi
ketinggian pada saat pengecoran
Pekerjaan Pelepasan Bekisting
Pekerja tertimpa bekisting 2 Rendah
saat pembongkaran

Tangan pekerja terkena linggis atau 4 Rendah


palu pada saat pembongkaran

Pekerja terjatuh pada saat 2 Rendah


pembongkaran bekisting
Penanganan pada Pekerjaan Kolom
1. Pada Pekerjaan Pembesian Kolom

• Penanganan yang sebaiknya dilakukan untuk pekerja pembesian kolom pada proyek
pembangunan rumah dua lantai tipe Viola diantaranya :
- Penggunaan helm pelindung pada tenaga kerja dengan tujuan agar pekerja terlindungi
pada saat terjadi kerobohan pada tulangan kolom.
- Penggunaan sarung tangan pada pekerja dengan tujuan agar terhindar dari goresan
yang diakibatkan besi tulangan dan juga kawat bendrat pada saat merakit kolom.
- Penggunaan sepatu pelindung pada pekerja dengan tujuan pada kaki pekerja tidak
tertusuk paku atau material lain yang memiliki permukaan yang tajam serta agar pekera
tidak tersandung atau tertusuk paku yang menancap atau kawat dari ikatan tulangan
sloof pada saat pekerja menginjakan kaki pada bekisting sloof
2. Pada Pekerjaan Bekisting Kolom

Penanganan yang sebaiknya dilakukan untuk pekerja bekisting kolom pada proyek
pembangunan rumah dua lanate tipe Viola diantaranya :
- Penggunaan pelindung kepala atau helm pelindung kepada pekerja dengan tujuan
agar kepala pekerja terlindungi pada saat pemasangan bekesting kolom dengan
kemungkinan terjadinya bekesting tersebut roboh sehingga dapat menimpa pekerja.
- Penggunaan sarung tangan pada pekerja dengan tujuan agar terlindungi dari serat
kayu yang masuk ke kulit atau luka goresan yang diakibatkan oleh kayu pada saat
membuat bekisting atau pada saat pemasangan bekisting.
- Penggunaan sepatu pengaman pada pekerja dengan tujuan untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja seperti tersusuk paku atau terkena goresan dari material
yang memiliki benda tajam mengingat dimana lokasi proyek banyak paku yang
berceceran.
3. Pada Pekerjaan Pengecoran Kolom

Penanganan yang sebaiknya dilakukan untuk pekerja pengecoran kolom pada proyek
pembangunan rumah dua lanate tipe Viola diantaranya :
- Penggunaan alat bantu perancah dengan tujuan agar pada saat pengecoran
menggunakan tenaga manual atau tenaga manusia, pijakan pekerja yang berada
diposisi penuangan beton pada area kolom terjamin. Dan untuk menghindari
terjatuhnya pekerja pada saat salah pijakan.
- Penggunaan sarung tangan karet untuk pekerja yang berguna agar menghindari
tangan agar tidak Tekena bahan kimia yang tercampur dengan beton yang
menyebabkan kulit iritasi.
- Penggunaan sepatu pelindung pada pekerja berguna untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja seperti tersusuk paku atau terkena goresan dari material yang
memiliki benda tajam mengingat dimana lokasi proyek banyak paku yang berceceran.
5. Pada Pekerjaan lepas Bekisting

Penanganan yang sebaiknya dilakukan untuk pekerja pelepasan bekisting kolom pada
proyek pembangunan rumah dua lanate tipe Viola diantaranya :
- Penggunaan alat bantu perancah dengan tujuan untuk mempermudah pekerja dalam
melakukan pembongkaran bekesting terutama pada bagian atas. Penggunaan perancah
tebih aman dibantingkan dengan memanjat kayu-kayu pada bekisting kolom.
- Penggunaan helm pelindung pada para pekerja digunakan untuk melindungi kepala apabia
kemungkinan terjadi robohnya bekisting dan menimpa pekerja yang ada dibawahnya.
- Penggunaan sarung tangan pada pekerja pembongkaran bekesting bertujuan agar
terhindar dari goresan yang diakibatkan oleh kayu bekisting atau paku yang tidak tertancap
dengan benar pada saat pembongkaran bekisting.
- Penggunaan sepatu pelindung pada pekerja berguna untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja seperti tersusuk paku atau terkena goresan dari material yang memiliki
benda tajam mengingat dimana lokasi proyek banyak paku yang berceceran.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai