Ima
ge via dukuhjayamandiri.wordpress.com
jenis rambu k3 dan fungsinya – Data dari International Labor Organization (ILO) mencatat
bahwa setiap 15 detik, ada 153 pekerja di seluruh dunia yang mengalami kecelakaan kerja. Di
Indonesia, Menteri Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa rata-rata 8 pekerja meninggal karena
kecelakaan kerja setiap harinya.
Ada berbagai faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, yang sebenarnya sudah dapat
diminimalkan dan bahkan dicegah sudah dapat diminimalkan dan bahkan dicegah berkat adanya
rambu K3, atau rambu kesehatan dan keselamatan kerja. Macam atau jenis rambu-rambu K3 dan
fungsinya sendiri bermacam-macam, dan wajib dipasang oleh perusahaan sesuai dengan standar
yang berlaku.
Berikut ini adalah beberapa jenis rambu K3 yang umum dipasang beserta arti dari rambu
tersebut.
1. Warna merah.
Warna ini menunjukkan tanda bahaya/danger, kebakaran/fire, dan stop. Biasanya digunakan
untuk mengidentifikasi bahan kimia cair yang mudah terbakar, alat pemadam kebakaran, dan
tanda emergency stop. Warna merah juga digunakan untuk menunjukkan klasifikasi bahaya yang
dapat mengakibatkan cedera serius, bahkan kematian.
2. Warna oranye.
3. Warna kuning.
Warna ini menunjukkan tanda waspada/caution yang menunjukkan kondisi berbahaya dan
berpotensi menyebabkan luka sedang atau ringan. Misalnya situasi seperti terpeleset, tersandung,
atau terjatuh, maupun tanda yang dipasang di tempat penyimpanan bahan yang gampang
terbakar.
4. Warna hijau.
5. Warna biru.
Bentuk ini digunakan sebagai penunjuk bahaya. Dan rambu berbentuk segitiga didesain dengan
warna dasar oranye atau kuning, piktogram warna hitam, dan garis tepi warna hitam. Salah satu
contohnya adalah tanda bahan material mudah terbakar,
2. Bentuk lingkaran.
Bentuk ini dipakai sebagai tanda instruksi atau mandatory sign terkait keselamatan yang wajib
dipatuhi oleh para pekerja. Contohnya adalah rambu instruksi penggunaan alat pengaman diri
(APD). Desain rambu seperti ini memiliki piktogram warna putih dengan biru sebagai warna
dasar.
4. Rambu larangan.
Untuk rambu yang berisikan larangan (prohibition sign), desainnya meliputi piktogram warna
hitam, putih sebagai warna dasar, garis tepi warna merah, serta garis diagonal warna merah di
tengah.
Desain ini menunjukkan hanya satu panel dengan piktogram atau teks saja. Contohnya adalah
rambu telepon darurat.
Desain ini menunjukkan teks dan piktogram, atau teks dengan kata kunci dan teks sebagai
penjelas. Artinya, ada informasi mengenai jenis bahaya, konsekuensi, serta pernyataan untuk
menghindari risiko bahaya tersebut.
Signal wordatau header, misalnya kata-kata seperti safety first, caution, warning,
danger, atau notice.
Messaging and text formatyang berisikan kata kunci serta teks penjelas.
Piktogram atau simbol keamanan.
Itulah penjelasan ringkas mengenai jenis rambu-rambu K3 dan fungsinya. Semoga dapat
membantu Anda dalam memahami arti dari berbagai rambu K3 demi keselamatan kerja yang
terjamin.
Alat Pelindung Diri (APD) untuk K3 – Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective
Equipment adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan
menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau
resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan
potensi bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai
penggunanya.
1. Alat Pelindung Kepala antara lain : Helmet (Topi Pengaman), Safety Glass (Kacamata Pengaman),
Masker, Respirator, Ear Plugs (Penutup Telinga).
2. Alat Pelindung Badan antara lain : Apron, Jas Laboratorium
3. Alat Pelindung Anggota Badan diantaranya adalah : Sepatu Pelindung (Safety Shoes/Boot),
Sarung Tangan (Hand Gloves).
Berikut ini adalah Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang sering digunakan dalam Produksi
Elektronika.
1. Alat Pelindung Kepala
Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi Kepala dari paparan bahaya seperti
kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran listrik. Pemakaian Topi Pelindung (Safety
Helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan efektif melindungi
pemakainya. Di Produksi Elektronika, Topi pelindung biasanya digunakan oleh Teknisi Mesin
dan Petugas Gudang.
1. Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan benda
serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan rendah hingga 2.200 Volt
2. Helmet Tipe Electrical (E) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan benda
serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan tinggi hingga 22.000 Volt
3. Helmet Tipe Conductive (C) yang hanya dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan
benda tetapi tidak melindungi kepala dari paparan bahaya aliran listrik.
Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata dari bahaya loncatan
benda tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan serta percikan
bahan kimia. Kacamata Pelindung terdiri dari 2 Jenis yaitu :
1. Safety Spectacles, berbentuk Kacamata biasa dan hanya dapat melindungi mata dari bahaya
loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil dan mengurangi sinar yang menyilaukan.
Biasanya dipakai pada Proses menyolder dan Proses pemotongan Kaki Komponen.
2. Safety Goggles, Kacamata yang bentuknya menempel tepat pada muka. Dengan Safety Goggles,
mata dapat terlindung dari bahaya percikan bahan kimia, asap, uap, debu dan loncatan benda
tajam. Biasanya dipakai oleh Teknisi Mesin Produksi.
1.3. Penyumbat Telinga (Ear Plug)
Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu telinga
dari Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug, Intensitas Suara dapat
dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear Plug biasanya digunakan oleh Pekerja yang bekerja di daerah
produksi yang memiliki suara mesin tinggi seperti SMT (Surface Mount Technology) ataupun
Mesin Produksi lainnya.
Penutup Telinga atau Ear Muff adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat pendengaran
dari Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muff dapat mengurangi intensitas suara hingga 20 ~ 30dB.
Ear Muff terdiri dari Head Band dan Ear Cup yang terbuat dari bantalan busa sehingga dapat
melindungi bagian luar telinga (daun telinga). Ear Muff sering digunakan oleh Teknisi Mesin
dan Generator (Genset).
1.5. Masker
Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti Hidung dan
Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia yang ringan. Masker
biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya dipakai di proses menyolder.
1.6. Respirator
Respirator adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti Hidung
dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau bahan kimia, debu, Uap, Gas serta Partikel
Mist dan Partikel Fume. Respirator sering dipakai oleh Teknisi Mesin Solder, Operator
Pengecatan (Painting) dan Proses bahan Kimia lainnya.
Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari percikan bahan
kimia dan suhu panas. Apron atau Celemek sering digunakan dalam proses persiapan bahan-
bahan kimia dalam produksi seperti Grease, Oli, Minyak dan Adhesive (perekat).
3. Alat Pelindung Anggota Badan
Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari kontak bahan
kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda runcing dan tajam. Sarung
Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan kimia, pemasangan komponen yang agak
tajam, proses pemanasan dan lain sebagainya. Jenis-jenis sarung tangan diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari tergores,
tersayat dan luka ringan.
2. Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves), digunakna untuk melindungi tangan dari tergores,
tersayat dan luka ringan.
3. Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari kontak dengan
bahan kimia seperti Oli, Minyak, Perekat dan Grease.
4. Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak dengan arus listrik
yang bertegangan rendah sampai tegangan tinggi.
Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang digunakan untuk melindungi kaki
dari kejatuhan benda, benda-benda tajam seperti kaca ataupun potongan baja, larutan kimia dan
aliran listrik. Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut oleh karet yang tidak
dapat menghantarkan listrik. Sepatu Pelindung wajib digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas
Gudang.
Mengidentifikasi Berbagai Penyebab
Gangguan Keselamatan Kerja
By
SafetyNet Staff
Dalam menentukan jenis pekerjaan, bukanlah hanya sebuah gaji besar yang mejadi sebuah tolok
ukurnya. Keselamatan kerja yaitu hal yang semestinya juga jadi prioritas sebagai cara mengatasi
kecelakaan kerja.
Apalah artinya gaji yang besar bila keselamatan diri tergadaikan? Bukankah kita tidak akan
menikmatinya bila nyawa atau kesehatan kita terancam?
Perlu Anda pahami, dua hal terbesar sebagai penyebab kecelakaan kerja diantaranya :
Walau demikian, berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, pemicu kecelakaan yang
pernah terjadi sampai mengakibatkan keselamatan kerja terganggu, sampai saat ini lebih
disebabkan oleh perilaku yg tidak aman dengan factor sebagai berikut :
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% karena sebab yg tidak dapat dihindarkan, seperti
bencana alam. Aspek lain yang mengganggu keselamatan kerja 24% diakibatkan lingkungan atau
perlengkapan yg tidak memenuhi ketentuan dan 73% karena perilaku yg tidak aman.
Pastinya, cara penanggulangan dalam kecelakaan kerja yang paling efisien yaitu dengan
menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang sudah dijelaskan diatas.
Oleh karenanya, harus di ambil tindakan yang tepat pada tenaga kerja dan peralatan, agar tenaga
kerja memiliki rencana keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Bila demikian, pendidikan mengenai K3 sangat penting artinya. Tujuan utamanya yaitu untuk
meningkatkan efisiensi dan kesehatan kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit.
Berikut beragam pencegahan kecelakaan kerja di industri :
Perihal keselamatan kerja, aspek penyebab berbahaya yang seringkali diketemukan diantaranya
yaitu :
1. Bahaya jenis kimia : terhirup atau terjadinya kontak pada kulit dengan cairan metal,
cairan non-metal, hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.
2. Bahaya fisika : lingkungan yang memiliki temperatur dingin dan panas, vibrasi, bising,
lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, dan tekanan udara yg tidak normal.
3. Bahaya yang mengancam manusia karena jenis proyek : penerangan dan pencahayaan
yang kurang, bahaya yg diakibatkan oleh perlengkapan dan bahaya dari pengangkutan.
Mengenai jenis-jenis tindakan untuk menghindari atau mengurangi kecelakaan kerja yaitu :
Berdasarkan UU Perlindungan Tenaga Kerja dan Kecelakaan Kerja, pemilik usaha ketika mulai
memakai tenaga kerja, harus membantu tenaga kerjanya untuk mendaftar keikutsertaan asuransi
tenaga kerja, untuk menjamin keselamatan kerja.
Selain itu, tindakan setelah terjadi kecelakaan kerja, pemilik usaha wajib memberi subsidi
kecelakaan kerja. Jika pemilik usaha tidak mendaftarkan tenaga kerjanya turut dan asuransi
tenaga kerja sesuai dengan UU Standard Ketenagakerjaan, maka pemilik usaha akan dikenakan
denda.
6 Langkah Identifikasi Bahaya dan Penilaian
Risiko Sesuai Standar OSHA
31 Juli 2018
Sumber: ilo.org
Infrastruktur, peralatan dan material, baik yang disediakan
perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan
Perubahan pada organisasi, aktivitas atau material yang digunakan
Perubahan pada sistem manajemen K3 termasuk perubahan yang
bersifat sementara dan berdampak terhadap operasi, proses, dan
aktivitas kerja
Kewajiban perundangan-undangan terkait penilaian risiko dan
tindakan pengendalian
Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur
operasional, dan organisasi kerja.
Beberapa bahaya, seperti tata graha dan bahaya tersandung, harus segera
dilakukan tindakan pengendalian ketika bahaya ditemukan. Tindakan
pengendalian ini bertujuan untuk meminimalkan bahaya dan risiko di tempat
kerja, serta memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang
terlibat dalam kegiatan organisasi.
ISO 45001:2018 Telah Rilis, Ini Hal-Hal Penting yang Harus Anda
Ketahui!
6 Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan Manajemen
Risiko di Perusahaan
Sistem manajemen K3 yang baik tidak hanya melihat salah satu bahaya dan
pengendalian saja, tapi membuat sebuah sistem atau prosedur yang tepat
yang memungkinkan semua bahaya dan risiko di tempat kerja teridentifikasi
dan pengendaliannya dilaksanakan secara berkelanjutan.
Meluangkan waktu untuk memeriksa area kerja secara langsung dan berkala
dapat membantu Anda mengidentifikasi adanya bahaya baru atau bahaya
yang timbul berulang kali, untuk segera dilakukan pengendalian sebelum
terjadi kecelakaan kerja.
Catatan:
Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak dengan sesuatu
yang dapat mengakibatkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika terjadi
paparan yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat menimbulkan penyakit
yang diakibatkan oleh paparan suatu sumber bahaya di tempat kerja.
Potensi bahaya kesehatan tersebut mencakup faktor kimia (pelarut, perekat,
cat, debu beracun, dll.), faktor fisik (kebisingan, penerangan, getaran, iklim
kerja, dll.), bahaya biologis (penyakit menular), dan faktor ergonomi (tugas
monoton/berulang, postur canggung, angkat berat, dll.).
Misalnya jika ditemukan akar penyebab kecelakaan ada pada peralatan, penyelidikan
yang baik tentu akan menimbulkan pertanyaan: "Mengapa peralatan tidak memadai?",
"Apakah peralatan dipelihara dengan baik?" dan "Bagaimana kecelakaan serupa
seharusnya dapat dicegah?"
Demikian pula, investigasi kecelakaan yang baik bukan mencari siapa yang salah dalam
insiden, tetapi bagaimana memperbaiki kesalahan tersebut agar kejadian serupa tidak
terulang kembali.
Catatan:
Catatan:
"Risiko" adalah akibat atau konsekuensi dari bahaya dan paparan. Dengan
demikian risiko dapat dikurangi dengan mengendalikan atau menghilangkan
bahaya atau dengan mengurangi paparan yang mengenai pekerja. Penilaian
risiko membantu pengurus memahami bahaya yang ada di tempat kerja
mereka dan memprioritaskan bahaya untuk segera dilakukan pengendalian
secara permanen.