Anda di halaman 1dari 7

ALAT UKUR THOMSON

Pengukuran debit dengan alat ukur ambang tajam berpenampang Thompson ini dilakukan bersama
dengan pengukuran debit menggunakan current meter, cipoleti, dan parshallflume.

A. Tujuan percoban

 Mengukur debit aliran yang melalui pelimpah ambang tajam

B. Alat – alat yang digunakan

 Kolam penenang
 Pelimpah ambang tajam
 Point gauge
 Penggaris atau roll meter

C. Teori

Sket pelimpah ambang tajam penampang segi tiga adalah sebagai berikut
Besarnya debit yang melalui pada pelimpah ambang tajam penampang segi tiga dapat ditulis dalam
persamaan sebagai berikut :

α
√2 g 5/2
Q = 8/15 Cd Tg 2 H

Dimana :
Q : debit hasil pengukuran ( 1/det )
H : tinggi muka air didepan ambang( Cm )
Cd : 0,581
α : 90⸰

D. Prosedur Percobaan

 Ukur dimensi pelimpah ambang tajam yang tersedia


 Catat bacaan point gouge untuk muka air tepat pada ambang Ho
 Alirkan air lewat pelimpah tersebut di atas
 Catat bacaan point gouge pada saat aliran air lewat pelimpah H1tinggi air didepan ambang H=
Ho - H1
 Lakukan pembacaan point gouge setiap pencatatan tinggi muka air minimal 5 kali
 Lakukan prosedur diatas pada setiap perubahan debit yang disesuaikan dengan percobaan
pengukuran debit lainnya( ambang tajam segiempat, current meter dan parshall ) .

E. Tugas

 Nyatakan hubungan antara tinggi muka air didepan ambang H dengan debit Q percobaan
saudara, kemudian bandingkan dengan Q teoritis .
 Nyatakan hubungan antara rasio H dan P koefisien debit C dari hasil percobaan saudara
,kemudian bandingkan dengan C teoritis.
 Beri komentar alat ukur pelimpah ambang tajam tersebut disbanding dengan alat ukur ambang
lebar dilihat dari sifat hidrolikanya ( untung dan ruginya ).
F. Hasil perhitungan

 data dari hasil percobaan alat ukur THOMSON dan perhitungannya

H0 H1 Rata Rata H
Percobaan Rata Rata H
(CM) (CM) H1 (H1-H0)
48.3 20.3
48.4 20.4
I 28 48 48.2 20 20.2
48.1 20.1
48.2 20.2
46.6 18.6
46.6 18.6
II 28 46.7 46.56 18.7 18.56
46.5 18.5
46.4 18.4
45.4 17.4
45.4 17.4
III 28 45.3 45.34 17.3 17.34
45.3 17.3
45.3 17.3
44.4 16.4
44.5 16.5
IV 28 44.5 44.44 16.5 16.44
44.4 16.4
44.4 16.4
43.6 15.6
43.5 15.5
V 28 43.5 43.56 15.5 15.56
43.6 15.6
43.6 15.6
 Dengan menggunakan rumus
8 ∝ 5
Qteoritis = Cd . tan 2. g . H 2
15 2 √
Maka didapat pada table sebagai berikut

Qteoritis Rata Rata


Percobaan
(cm³/det) Qteoritis
3806.141889
3900.817407
I 3533.090509 3715.133782
3622.305471
3713.313633
2457.929975
2457.929975
II 2524.717658 2432.347105
2392.563245
2328.594674
1760.966224
1760.966224
III 1710.942051 1730.95172
1710.942051
1710.942051
1309.857421
1350.282086
IV 1350.282086 1326.027287
1309.857421
1309.857421
1020.064836
987.7869304
V 987.7869304 1007.153674
1020.064836
1020.064836
 Dengan menggunakaan debit alat ukur PARSHALL FLUME sebagai debit percobaan
(Qpercobaan = Qparshall) dan P= H0 =28 cm, maka didapat pada tabel perbandingan sebagai
berikut

H Qteoritis Qpercobaan Cpercobaan


Percobaan H/p Cteoritis
(CM) (cm³/det) (cm³/det) Qteoritis/Qpercobaan

I 20.2 0.721428571 3715.13378 42000 0.59 0.088455566

II 18.56 0.662857143 2432.347105 35000 0.59 0.069495632

III 17.34 0.619285714 1730.95172 27000 0.59 0.064109323

IV 16.44 0.587142857 1326.027287 24000 0.59 0.055251137

V 15.56 0.555714286 1007.153674 15000 0.59 0.067143578


Grafik Hubungan H dengan Q
25

20

15
qteoritis
H(cm)

qpercobaan
10

0
0 5 10 15 20 25 30
Q (cm³/detik)

Grafik Hubungan C dan H/p


0.8

0.7

0.6

0.5

0.4 Cteoritis
H/p

Cpercobaan
0.3

0.2

0.1

0
0 5 10 15 20 25 30
C
G. Kesimpulan

 Semakin besar tinggi air di depan ambang (H), maka debit(Q) juga akan semakin
besar.
 Pada grafik hubungan H/p dan C , dapat dilihat bahwa Cpercobaan memiliki besaran
yang bervariasi dengan perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Oleh karena itu dapat
kami simpulkan bahwa nilai C hampir selalu sama walaupun nilai perbandingan H/p
bertambah.

Anda mungkin juga menyukai