Anda di halaman 1dari 14

PENGUKURAN DEBIT

DENGAN AMBANG TAJAM SEGITIGA


(ALAT UKUR THOMPSON)
A. Tujuan Percobaan
1. Mengukur debit aliran yang melalui pelimpah ambang tajam.
B. Alat – alat yang digunakan
1. Kolam penenang
2. Pelimpah ambang tajam
3. Point gauge
4. Penggaris ataurollmeter
C. Teori
Sket pelimpah ambang tajam penampang segi empat adalah sebagai berikut (Gambar
6.1):

Gambar 6 Skema Percobaan Aliran Ambang Tajam Segitiga

Besarnya debit yang melalui pada pelimpah ambang tajam penampang segi tiga dapat
ditulis dalam persamaan sebagai berikut :

dimana :
Q = Debit hasil pengukuran (l/dtk)
h = Tinggi muka air di depan ambang (cm)
Cd = 0.581
α = 90°
D. Prosedur percobaan
1. Ukur dimensi pelimpah ambang tajam yang tersedia
2. Catat bacaan point gauge untuk muka air tepat pada ambang H0
3. Alirkan air lewat pelimpah tersebut di atas.
4. Catat bacaan point gauge pada saat aliran air lewat pelimpah H1.
Tinggi air di depan ambang H = H0 –H1
5. Lakukan pembacaan point gauge setiap pencatatan tinggi muka air minimal 5 kali
6. Lakukan prosedur di atas pada setiap perubahan debit yang disesuaikan dengan
percobaan pengukuran debit lainnya (ambang tajam segi empat, current meter dan
Parshall)
E. Tugas
1. Nyatakan hubungan antara tinggi muka air di depan ambang H dengan debit Q
percobaan saudara, kemudian dibandingkan dengan Q teoritis.
2. Nyatakan hubungan antara rasio H dan p dengan koefisien debit C dari
hasilpercobaan saudara, kemudian bandingkan dengan C teoritis.
3. Beri komentar alat ukur pelimpah ambang tajam tersebut dibanding dengan alat ukur
ambang lebar dilihat dari sifat hidroliknya (untung dan ruginya)
F. Hasil Percobaan

Percobaan H0 (cm) H1 (cm)


48
48
I 28 47.9
47.7
47.6
46.9
46.8
II 28 46.8
46.7
46.7
45.5
45.5
III 28 45.4
45.3
45.2
44.5
44.4
IV 28 44.4
44.6
44.6
42.8
V 28 42.7
42.7
42.7
42.6

G. Analisa Data
Perhitungan pada percobaan I sebagai contoh:
H0 = 28 cm
H rata-rata = H1 rata-rata – H0
H rata-rata = 47,84 – 28
= 19,84 cm
= 0,1984 m
8
Q = × 0,581 × tan 45 × √2 × 9,81 × 0,19845/2
15
= 0,02407 m3/s
𝑄𝑡ℎ𝑜𝑚𝑠𝑜𝑛
Cpercobaan = 𝑄 𝑃ℎ𝑎𝑟𝑠𝑎𝑙𝑙
0.02407
= 0.024830162
= 0.96928882
8 𝛼
Qpercobaan = 15 × Cpercobaan × tan 2 H5/2 √2𝑔
8 𝛼
= 15 × 0.96928882 × tan 2 H5/2 √2𝑔

= 0.040152

H. Hasil Perhitungan

Q
H=∆H1- Q Q
H0 H1 ∆H1 current Q Parshall
Percobaan Ho Thomson Cipolleti
(cm) (cm) (cm) meter (m3/s)
(m) (m3/s) (m3/s)
(m3/s)
48
48 0.0248301
47.8 62 0.02466
I 28 47.9 0.1984 0.02407
4
47.7
47.6
46.9
46.8 0.0223129
46.7 0.02098 51
II 28 46.8 0.1878 0.02120
8 1
46.7
46.7
45.5 0.0179388
45.3 0.01728
III 28 45.5 0.1738 02 0.01837
8 6
45.4
45.3
45.2
44.5
44.4 0.0158254
0.01518 48
IV 28 44.4 44.5 0.165 0.01533
1
44.6
44.6
42.8
42.7 0.0118800
0.01137 35 0.01137
V 28 42.7 42.7 0.147
3 3
42.7
42.6

H rata-rata Q rata-rata Q percobaan Qparshall C C


Perc.
(m) (m3/s) (m3/s) (m3/s) percobaan teoritis
I 0.1984 0.02407 0.040152 0.024830162 0.96928882 0.581
II 0.1878 0.020981 0.033955 0.022312951 0.94028724 0.581
0III 0.1738 0.017286 0.028671 0.017938802 0.96362838 0.581
IV 0.165 0.015181 0.025064 0.015825448 0.95925138 0.581
V 0.147 0.011373 0.018739 0.011880035 0.95731354 0.581

Grafik hubungan tinggi muka air di depan ambang


(H) dengan Q rata-rata dan Q percobaan
0.045
0.04
0.035
0.03
0.025
H (m)

0.02 Qrata-rata (m3/s)


0.015
Q percobaan (m3/s)
0.01
0.005
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Q (m3/s)
Perbandingan H dengan C teoritis dan C percobaan
1.2

0.8

0.6
C

C percobaan
0.4 C teoritis
0.2

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
H (m)

Kelebihan dan kekurangan alat ukur ambang lebar :

1. Terdapat perubahan energi yang terlihat karena yang dilebari nerupa ambang yang luas
2. Tidak terlihat terdapat perubahan kenaikan debit karena perubahan tingginya kurang
terlihat
3. Merupakan suatu pelimpah dimana minimal terdapat satu penampang diatas ambang
yang mempunyai garis arus lurus sehingga pembagian tekanan di penampang tersebut
hidrostatik
4. Dapat terjadi pengendapan
5. Kehilangan energi z = H1 – H0
6. Menghitung debit tergantung pada panjang pelimpah dan tinggi air dimuka ambang
7. Biasanya digunakan pada daerah dengan elevasi lebih tinggi

Kelebihan dan kekurangan alat ukut ambang tajam segitiga

1. Tidak terlihat perubahan energi yang terjadi karena bentuk ambang yang runcing
2. Terlihat dengan jelas perubahan ketinggian apabila terjadi perubahan debit
3. Merupakan suatu pelimpah dimana garis-garis arus dari aliran diatas ambang segitiga.
Dalam kondisi ini tidak terdapat suatu penampang pun yang mempunyai garis-garis arus
lurus, sehingga pembagian tekanan tidak lagi hidrostatik, diakibatkan adanya pengaruh
gaya sentrifugal.
4. Pengendapan dapat terjadi
5. Kehilangan energi z = H1-H0
6. Menghitung debit tergantung pada panjang pelimpah dan tinggi air di muka ambang
7. Biasanya digunakan pada daerah dengan elevasi tinggi (curam)
I. Kesimpulan
1. Dari grafik hubungan antara H dengan Q baik secara teoritis maupun percobaan
menunjukkan berbanding lurus dimana ketika tinggi muka air semakin besar maka akan
menghasilkan debit yang semakin besar pula.
2. Dengan melihat perbandingan H/P dengan Cp dan Ct bisa disimpulkan bahwa nilai C hampir
selalu sama walau nilai H/P bertambah. Grafik hubungan antara H/p, Cp, dan Ct dapat dilihat
perbedaan grafik. Seharusnya Cp dan Ct grafik memiliki bentuk sama. Perbedaan tersebut
terjadi karena adanya kurang ketelitian pada waktu pengamatan percobaan.
3. Koefisien teoritis yang didapatkan dalam percobaan ini konstan (bernilai sama) yaitu 0,581.
4. Koefisien percobaan yang merupakan perbandingan antara debit hasil pengukuran
percobaan dengan menggunakan ambang tajam segi tiga dengan debit hasil percobaan
parshall mendekati 1. Artinya, debit air yang melalui ambang tajam segi tiga dan alat
parshall mendekati sama.
5. Terjadi perbedaan hasil pengukuran debit antara alat ukur pelimpah ambang tajam segi tiga
dan alat ukur parshall. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor teknis maupun non teknis.
Faktor teknis antara lain alat ukur pelimpah ambang tajam segi tiga ini memiliki ketelitian
yang kurang akurat bila dibandingkan dengan alat ukur parshall. Serta faktor non teknis
antara lain aspek-aspek kesalahan yang dilakukan oleh praktikan.
6. Perbedaan sifat hidrolis antara ambang tajam segi tiga dengan ambang tajam segi empat
adalah ambang tajam segi tiga biasa digunakan pada daerah dengan debit kecil karena tidak
saat debit kecil, ambang tajam segi tiga tidak menimbulkan back water yang tinggi sehingga
hasilnya lebih akurat sedangkan ambang tajam segi empat biasa digunakan pada daerah
dengan debit yang besar.
PENGUKURAN DEBIT
DENGAN PELIMPAH AMBANG TAJAM SEGI EMPAT
(ALAT UKUR CIPOLETTI)
A. Tujuan Percobaan
1. Mengukur debit aliran yang melalui pelimpah ambang tajam.
B. Alat – alat yang digunakan
1. Kolam penenang
2. Pelimpah ambang tajam
3. Point gauge
4. Penggaris atau rollmeter
C. Teori
Sket pelimpah ambang tajam penampang segi empat adalah sebagai berikut (Gambar
7):

Gambar 7 Skema Alat Ukur Cipoletti Besarnya debit yang melalui pada pelimpah

Ambang tajam penampang segi empat dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut
:

dimana :
C = Koefisien debit (lihat Tabel 7.1)
B = Panjang pelimah (m)
H = Tinggi muka air di depan ambang (m)
g = Percepatan grafitasi (m2/s)

Besarnya koefisien debit C merupakan fungsi dari tinggi muka air di depan ambang H
dan tinggi ambang terhadap dasar saluran p. Tabel 7.1 menunjukkan besarnya harga
C.

Tabel 7. 1 Harga C alat ukur Cipoletti

b/B C
1.0 0.602 + 0.075 H/p
0.9 0.599 + 0.064 H/p
0.8 0.597 + 0.045 H/p
0.7 0.595 + 0.030 H/p
0.6 0.593 + 0.018 H/p
0.5 0.592 + 0.011 H/p
0.4 0.591 + 0.0058 H/p
0.3 0.590 + 0.0020 H/p
0.2 0.589 + 0.0018 H/p
0.1 0.588 + 0.0021 H/p
0.0 0.5870.0023 H/p

D. Prosedur percobaan
1. Ukur dimensi pelimpah ambang tajam yang tersedia
2. Catat bacaan point gauge untuk muka air tepat pada ambang H0
3. Alirkan air lewat pelimpah tersebut di atas.
4. Catat bacaan point gauge pada saat aliran air lewat pelimpah H1. Tinggi air di
depan ambang H = H0 –H1
5. Lakukan pembacaan point gauge setiap pencatatan tinggi muka air minimal 5
kali 6. Lakukan prosedur di atas pada setiap perubahan debit yang disesuaikan
dengan percobaan pengukuran debit lainnya (ambang tajam segi tiga, current
meter dan Parshall)
E. Tugas
1. Nyatakan hubungan antara tinggi muka air di depan ambang H dengan debit Q
percobaan saudara, kemudian dibandingkan dengan Q teoritis.
2. Nyatakan hubungan antara rasio H dan p dengan koefisien debit C dari hasil
percobaan saudara, kemudian bandingkan dengan C teoritis.
3. Beri komentar alat ukur pelimpah ambang tajam tersebut dibanding dengan
alat ukur ambang lebar dilihat dari sifat hidroliknya.
4. Apa komentar saudara tentang alat ukur ambang tajam segi tiga dibandingkan
terhadap pelimpah ambang tajam segi empat pada percobaan saudara.

F. Hasil Percobaan
P = 0,60 m
B = 1,74 m
b = 0,51 m

Percobaan Ho H1 ∆H1
20.28
20.15
I 11.33 20.202
20.19
20.2
20.19
19.33
19.35
II 11.33 19.34 19.376
19.46
19.4
18.69
18.64
III 11.33 18.64 18.662
18.69
18.65
17.9
17.8
IV 11.33 17.84 17.846
17.85
17.84
16.83
16.85
V 11.33 16.84 16.844
16.85
16.85

G. Analisis Data
B = 1,74 m
b = 0,51 m
𝑏
= 0.293103448 =0,3 maka akan digunakan rumus C = 0.590 + 0.0020 H/p
𝐵
a. Percobaan I
H = H rata-rata – H0
= 20,202 – 11,33
= 8,872 cm
= 0,08872 m
0,08872
C = 0,590 + 0,0020 ( )
0,60
= 0,6196
Q = 2/3√2𝑔 × C × b × H2/3
= 2/3 √2 × 9,81 × 0,6196 × 0,57× 0,088722/3
= 0,02466
𝑄 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
C percobaan = 𝑄 𝑡ℎ𝑜𝑚𝑠𝑜𝑛
0,02466
= 0.02407
= 1,0245
b. Percobaan II
H = H rata-rata – H0
= 19,376 – 11,33
= 8,046 cm
= 0,08046 m
0,08046
C = 0,590 + 0,0020 ( )
0,60
= 0,61682
Q = 2/3√2𝑔 × C × b × H2/3
= 2/3 √2 × 9,81 × 0,61682 × 0,57× 0,080462/3
= 0,02120
𝑄 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
C percobaan = 𝑄 𝑡ℎ𝑜𝑚𝑠𝑜𝑛
0,02120
= 0.020981
= 1,0106

c. Percobaan III
H = H rata-rata – H0
= 18,662 – 11,33
= 7,332 cm
= 0,07332 m
0,07331
C = 0,590 + 0,0020 ( )
0,60
= 0,61444
Q = 2/3√2𝑔 × C × b × H2/3
= 2/3 √2 × 9,81 × 0,61444 × 0,57× 0,073322/3
= 0,01837
𝑄 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
C percobaan = 𝑄 𝑡ℎ𝑜𝑚𝑠𝑜𝑛
0,01837
= 0,01729
= 1,0629218

d. Percobaan IV
H = H rata-rata – H0
= 17,846 – 11,33
= 6,516 cm
= 0,06516 m
0,06516
C = 0,590 + 0,0020 ( )
0,60
= 0,61172
Q = 2/3√2𝑔 × C × b × H2/3
= 2/3 √2 × 9,81 × 0,61172 × 0,57× 0,065162/3
= 0,01533
𝑄 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
C percobaan = 𝑄 𝑡ℎ𝑜𝑚𝑠𝑜𝑛
0,01533
= 0,015181
= 1,0095005

e. Percobaan V
H = H rata-rata – H0
= 16,844 – 11,33
= 5,514 cm
= 0,05514 m
0,05514
C = 0,590 + 0,0020 ( )
0,60
= 0,60838
Q = 2/3√2𝑔 × C × b × H2/3
= 2/3 √2 × 9,81 × 0,60838 × 0,57× 0,055142/3
= 0,01186
𝑄 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
C percobaan = 𝑄 𝑡ℎ𝑜𝑚𝑠𝑜𝑛
0,01186
= 0,011373
= 1,0432363
H. Tabel Hasil Perhitungan
Q Q
C
Perc. H (m) H/p C teoritis teoritis Percobaan
percobaan
(m3/s) (m3/s)
I 0.08872 0.1479 0.61957 0.02466 1.0245 0.025266
II 0.08046 0.1341 0.61682 0.02120 1.0106 0.021429
III 0.07332 0.1222 0.61444 0.01837 1.0629 0.01953
IV 0.06516 0.1086 0.61172 0.01533 1.0095 0.015471
V 0.05514 0.0919 0.60838 0.011373 1.0432 0.012378
Grafik hubungan perbandingan H dengan Q teoritis
0.03

0.025

0.02
H (m)

0.015
Q teoritis (m3/s)
0.01

0.005

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
Q teoritis (m3/s)

Grafik Perbandingan Q teoritis dan Q Percobaan


0.03

0.025

0.02
H (m)

0.015
Q Percobaan
0.01 Q teoritis
0.005

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
Q (m3/s)
Grafik Perbandingan C terori dan C
percobaan
1.2
1
0.8
0.6
C teoritis
0.4
C percobaan
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
H/P

Perbedaan sifat hidrolis antara ambang lebar dan ambang tajam :

Uraian Ambang Lebar Ambang Tipis

Gambar

Pengendapan Dapat terjadi Dapat terjadi


Menghitung Q = 2/3 ( 2g ) 0,5 x C x b x
Q=C*L*h1.5
Debit H1.5
Tergantung pada panjang
Tergantung pada panjang
ambang lebar dan tinggi
pelimpah dan tinggi air di
energi
muka ambang
untuk aliran sempurna :
H sempurna = yo – p
h = (Y3 + Y4)/ 2 – p
Z = H sempurna – h
Kehilangan untuk aliran tidak sempurna Z = H1 rata-rata – H0
energi :
H rata-rata = Y1 rata-rata/ 2
–p
h = (Y3 + Y4)/ 2 – p
Z = H rata-rata - h
Penempatan Biasa digunakan pada Biasa digunakan pada
daerah dengan elevasi daerah dengan elevasi
rendah (datar) tinggi(curam)

I. Kesimpulan
1. Harga ketinggian air (H) banyak dipengaruhi oleh debit air (Q) dengan hubungan yang
berbanding lurus yakni semakin besar nilai Q maka semakin besar pula nilai H.

Perc. H (m) Qt (m3/dt)

I 0.08872 0.02466
II 0.08046 0.02120
III 0.07332 0.01837
IV 0.06516 0.01533
V 0.05514 0.011373

2. Grafik hubungan antara H/p, Cp, dan Ct dapat dilihat perbedaan grafik. Seharusnya Cp
dan Ct grafik memiliki bentuk sama. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya kurang
ketelitian pada waktu pengamatan percobaan.
3. Koefisien teoritis yang didapatkan dalam percobaan ini cenderung konstan (bernilai
sama) yaitu 0,61.
4. Koefisien percobaan yang merupakan perbandingan antara debit hasil pengukuran
percobaan dengan menggunakan ambang tipis dengan debit hasil percobaan parshall
mendekati 1. Artinya, debit air yang melalui ambang tajam segi empat dan alat parshall
mendekati sama.
5. Terjadi perbedaan hasil pengukuran debit antara alat ukur pelimpah ambang tajam segi
empat dan alat ukur parshall. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor teknis maupun non
teknis. Faktor teknis antara lain alat ukur pelimpah ambang tipis ini memiliki ketelitian
yang kurang akurat bila dibandingkan dengan alat ukur parshall. Serta faktor non teknis
antara lain aspek-aspek kesalahan yang dilakukan oleh praktikan.
6. Perbedaan sifat hidrolis antara ambang lebar dan ambang tajam segi empat adalah
ambang lebar biasa digunakan pada daerah dengan elevasi rendah (datar) sedangkan
ambang tajam segi empat biasa digunakan pada daerah dengan elevasi tinggi (curam).

Anda mungkin juga menyukai