Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia, yang wilayah


peraiannya lebih luas dari pada daratanya. Namun sangat disayangkan jumlah
kekurangan air bersih di Indonesia masih tergolong tinggi. Sebanyak 33,4 juta
penduduk kekurangan air bersih dan 99,7 juta jiwa kekurangan akses untuk ke
fasilitas sanitasi yang baik. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan capaian
akses air bersih yang layak saat ini di Indonesia mencapai 72,55 persen. Angka ini
masih di bawah target Sustainable Development Goals (SDGs) yakni sebesar 100
persen.
Untuk memasok air bersih baik dengan cara mengaliri atau menyedot air dari
dalam tanah peran pompa sangat lah penting. Pompa memiliki bermacam jenis
seperti, pompa sentrifugal, pompa yang biasa di gunakan dalam kehidupan sehari hari
untuk mengalirkan air atau fluida lainnya. Kemudian salah satunya pompa rotary
pompa yang digunakan pada kegiantan perindustrian.
Pompa juga berperan sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan
seperti, dalam bidang pertanian pompa digunakan untuk mengalirkan air untuk
tanaman. Dalam bidang industri pompa berperan dalam bengaliri fluida selain air,
seperti minyak pada industri bahan bakar, ataupun amoniak dalam industri es batu.
Dalam bidang ilmu pengetahuan pompa berperan sebagai bahan ajar pada bidang
kerekayasaan. Bahkan pompa juga digunakan dalam bidang kesehatan. Jadi peran
pompa sangat penting dalam kehidupan.
Oleh karena itu praktikum pompa seri dan parallel menjadi sangat penting
untuk dilaksanakan agar kedepannya Indonesia memiliki insinyur-insinyur yang
handal dalam bidang pompa. Dan sebagai dasar melakukan riset tentang pompa
supaya tercipta pompa-pompa yang lebih efisien dan lebih berkualitas. Tentunya
diharapkan kedepannya dapat memenuhi kebutuhan pompa dalam negri. Sehingga
kekurangan air bersih di Indonesia dapat ditangani.
1.2 Maksud

Maksud dari percobaan pompa seri dan parallel adalah mengetahui prestasi
pompa seri dan parallel.

1.3 Tujuan

Tujuan pengujian alat uji pompa rangkaian seri dan paralel ini adalah :
1. Melihat fenomena yang terjadi akibat dari pengaruh variasi debit terhadap
head pada pompa tunggal.
2. Melihat fenomena yang terjadi akibat dari pengaruh variasi debit terhadap
head pada pompa dengan menggunakan rangkaian seri.
3. Melihat fenomena yang terjadi akibat dari pengaruh variasi debit terhadap
head pada pompa dengan menggunakan rangkaian paralel.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Prosedur Pengujian

a. Pengujian pompa tunggal 1

1. Buka penuh katup 1 dan tutup penuh katup yang lain

2. Hidupkan pompa 1

3. Buka secara perlahan-lahan katup 3 sehingga terbuka penuh

4. Buka secara perlahan-lahan katup 6 sehingga terbuka penuh

5. Tutup secara perlahan-lahan katup 1 sehingga tertutup penuh

6. Tutup secara perlahan-lahan katup 6 sehingga tekanan pada pressure gauge (P1)
menunjukkan tekanan 0,2 bar

7. Catat kenaikan air (H) pada V-notch

8. Ulangi langkah 6 dan 7 untuk tiap kenaikan tekanan 0,2 bar hingga tekanan
menunjukkan angka 2 bar

b. Pengujian pompa tunggal 2

1. Buka penuh katup 4, 5dan 6 serta dan tutup penuh katup yang lain

2. Hidupkan pompa 2

3. Tutup secara perlahan-lahan katup 4 sehingga tertutup penuh

4. Tutup secara perlahan-lahan katup 6 sehingga tekanan pada pressure gauge (P2)
menunjukkan tekanan 0,2 bar

5. Catat kenaikan air (H) pada V-notch

6. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk tiap kenaikan tekanan 0,2 bar hingga tekanan
menunjukkan angka 2 bar
c. Pengujian pompa seri

1. Buka penuh katup 1 dan 4 kemudian tutup penuh katup yang lain

2. Hidupkan pompa 1 dan 2

3. Buka secara perlahan-lahan katup 2 sehingga terbuka penuh

4. Buka secara perlahan-lahan katup 6 sehingga terbuka penuh

5. Tutup secara perlahan-lahan katup 1 dan katup 4 sehingga tertutup penuh

6. Tutup secara perlahan-lahan katup 6 sehingga tekanan pada pressure gauge (P3)
menunjukkan tekanan 0,2 bar

7. Catat kenaikan air (H) pada V-notch

8. Ulangi langkah 6 dan 7 untuk tiap kenaikan tekanan 0,2 bar hingga tekanan
menunjukkan angka 2 bar

d. Pengujian pompa pararel

1. Buka penuh katup 1, 4 dan 5 kemudian tutup penuh katup yang lain

2. Hidupkan pompa 1 dan 2

3. Buka secara perlahan-lahan katup 3 sehingga terbuka penuh

4. Buka secara perlahan-lahan katup 6 sehingga terbuka penuh

5. Tutup secara perlahan-lahan katup 1 dan katup 4 sehingga tertutup penuh

6. Tutup secara perlahan-lahan katup 6 sehingga tekanan pada pressure gauge (P3)
menunjukkan tekanan 0,2 bar

7. Catat kenaikan air (H) pada V-notch

8. Ulangi langkah 6 dan 7 untuk tiap kenaikan tekanan 0,2 bar hinggatekanan
menunjukkan angka 2 bar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang ditampilkan berupa data pengukuran yang disajikan dalam bentuk
tabel. Sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Pengujian pompa tunggal

H(mm H(mm
P (bar) Head ) Q P (bar) Head ) Q
Pressure V- Pressure V-
gauge (m) Notch (m3/s) gauge (m) Notch (m3/s)
0,0000128
0,20 2,04285422 0,037 1 0,20 2,042854222 0,037 0,00001281
0,0000128
0,40 4,08567585 0,037 1 0,40 4,085675849 0,037 0,00001281
0,0000128
0,60 6,12849746 0,036 0 0,60 6,128497476 0,037 0,00001281
0,0000128
0,80 8,17131908 0,036 0 0,80 8,171319083 0,036 0,00001280
0,0000128
1,00 10,2141407 0,035 0 1,00 10,21414071 0,036 0,00001280
0,0000128
1,20 12,2569623 0,034 0 1,20 12,25696232 0,035 0,00001280
0,0000127
1,40 14,2997839 0,033 9 1,40 14,2997839 0,033 0,00001279
0,0000127
1,60 16,3426055 0,031 8 1,60 16,34260549 0,031 0,00001278
0,0000127
1,80 18,385427 0,027 7 1,80 18,38542704 0,027 0,00001277
0,0000127
2,00 20,4282485 0,021 4 2,00 20,42824854 0,021 0,00001274

Tabel 4.2 Data pengujian pompa seri

Pompa Seri
P (bar) Head H(mm) Q
Pressure gauge (m) V-Notch (m3/s)
0,20 2,042854222 0,037 0,00001281
0,40 4,085675849 0,037 0,00001281
0,60 6,128497476 0,037 0,00001281
0,80 8,171319083 0,036 0,00001280
1,00 10,21414071 0,036 0,00001280
1,20 12,25696232 0,035 0,00001280
1,40 14,29978394 0,035 0,00001280
1,60 16,34260555 0,034 0,00001280
1,80 18,38542716 0,033 0,00001279
2,00 20,42824876 0,032 0,00001279

Tabel 4.3 Data pengujian Pompa parallel

Pompa Paralel
P (bar) Head H(mm) Q
Pressure gauge (m) V-Notch (m3/s)
0,20 2,317626 0,049 0,001176
0,40 4,333532 0,048 0,001117
0,60 6,351589 0,047 0,00106
0,80 8,371667 0,046 0,001004
1,00 10,39364 0,045 0,000951
1,20 12,39996 0,043 0,000848
1,40 14,41248 0,041 0,000753
1,60 16,40141 0,036 0,000544
1,80 18,41326 0,031 0,000374
2,00 20,43219 0,021 0,000141

4.2 Pembahasan

Pembahasan merupakan uraian perhitungan pengolahan data yang diambil


dari suatu data pengujian. Yang digunakan pada laporan ini adalah data pompa
tunggal 1 yang pertama.

a. Data yang tersedia

Cd = 0,578

Kn = 0,008

P = 0,20 bar

H = 0,037 mm
g = 9,81 m/s2

ϴ = 90°

Ρ = 998 Kg/m3

D = 1 inch

b. Debit Q (m3/s)

Nilai Q dihitung menggunkan alat yang dinamakan V-notch dengan rumus


standar ASTM D 5242-92.

8 ϴ
Q = Cd x x 2 g 0,5 t an He5 /2
15 2

He = H + Kn

= 0,037/1000 m + 0,008

= 0,00804

8 90
Q = 0,578 x x 29,810,5 t an 0.008045 /2
15 2

= 0,00001281 m3/s

c. Head pompa (m)

Head pompa dihitung meggunakan persamaan Bernoulli yang dimodifikasi


dengan mengabaikan energy masuk dan losses pompa.

p v2
Head pompa = +
ρ . g 2. g
Q
v=
A

1
A= x π x D2
4

1
= x 3,14 x 0,02542
4

= 0,0005064 m2

0,00001281
v=
0.0005064

= 0,02528 m/s

20.000 0,025282
Head pompa = +
998 . 9,81 2. 9,81

= 2,0428542 m

d. Analisa

Pada analisa akan ditampilkan grafik Q vs Head pompa yang telah didapat
melalui perhitungan, berikut penjelasannya:
Q vs Head pompa tunggal 1
0.00001282
0.00001281
0.00001280
0.00001279
0.00001278
0.00001277
0.00001276 Pompa tunggal 1
Q

0.00001275
0.00001274
0.00001273
0.00001272
0.00001271
0 5 10 15 20 25
Head Pompa

Gambar 4.1 Grafik Q vs Head pompa tunggal 1

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai debit (Q) berbanding terbalik
dengan nilai head Pompa. Pada grafik dapat dilihat trafik turun dengan makna
Semakin tinggi Head maka Debit akan semakin rendah sebaliknya jika Debit tinggi
maka Head pompa rendah. Ini dikarenakan persamaan Head menggunakan kecepatan
yang didapat dari pembagian Debit dengan luas penampang pipa.

Q vs Head Pompa tunggal 2


0.00001282
0.00001281
0.00001280
0.00001279
0.00001278
0.00001277
0.00001276 Pompa tunggal 2
Q

0.00001275
0.00001274
0.00001273
0.00001272
0.00001271
0 5 10 15 20 25
Head pompa

Gambar 4.2 Grafik Q vs Head Pompa tunggal 2


Dari grafik kita dapat mengetahui bahwa pompa 2 memiliki kesamaan pada
pompa 1 yakni semakin tinggi head maka debit yang dihasilkan rendah sebaliknya
jika debit tinggi maka head yang di perlukan rendah. Namun terdapat sedikit
perbedaan karakteristik yaitu penurunan debit pada pompa 2 cenderung lebih cepat
dibandingkan dengan pompa 1. Debit tertinggi pada nilai 0,00001281 pada Head
2,0428.

Q vs Head Pompa Seri


0.00001281
0.00001280
0.00001279 pompa seri
Q

0.00001278
0.00001277
0 5 10 15 20 25
Head Pompa

Gambar 4.3 Grafik Q vs Head Pompa seri

Dari grafik pompa seri debit berubah tidak secara derastis melainkan ada
suatu kekonstanan pada tiap waktu nya. Berbeda dengan pompa tunggal debit pada
pompa seri grafik yang dihasilkan seperti tangga ini dikarenakan terdapat kestabilan
Head yang dihasilkan pompa yang dirangkai secara seri.
Q vs Head Pompa Paralel
0
0
0
0
Q
0 Pompa Paralel

0
0
0
0 5 10 15 20 25
Head Pompa

Gambar 4.4 Grafik Q vs Head Pompa paralel

Pada grafik ini debit turun dengan dengan perlahan atau terdapat konstan pada
beberapa titik . Head yang dihasilkan lebih tinggi dan tidak ada kekonstanan pada
Head seperti Pada pompa seri. Dengan kata lain jika ingin menaikan head maka
pasang pompa secara parallel. Sebaliknya jika inginkan debit yang tinggi pompa
dirangkai secara seri.

Anda mungkin juga menyukai