Oleh :
Kemal Vassa Pratama Muslih (171411049)
Kelas 3B D3 Teknik Kimia
80
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Rotameter (LPM)
Ln
T1 T2 Tlm
(T1/T2)
32 20 0,470004 25,53172
34 18 0,635989 25,15768
38 18 0,747214 26,76608
40 18 0,798508 27,55139
38 20 0,641854 28,04377
40 18 0,798508 27,55139
40 20 0,693147 28,8539
42 22 0,646627 30,92972
42 22 0,646627 30,92972
40 20 0,693147 28,8539
38 20 0,641854 28,04377
36 22 0,492476 28,42775
34 20 0,530628 26,38382
24 16 0,405465 19,73043
26 14 0,619039 19,38488
22 14 0,451985 17,6997
20 14 0,356675 16,82204
18 14 0,251314 15,91632
3. Variasi Laju Alir Air Panas
• Laju alir Air Dingin : 3 LPM = 44,5 ml/s
• Berat Ember kosong : 0.58 kg
• Berat Ember + air awal (1) :
• Berat Ember + air awal (2) : 3.24 kg
Massa
Laju Alir Thi Tho
WAKTU Tci(oC) Tco(oC) air+ember+steam
HW (ml/s) (oC) (oC) (kg)
0 40 30 20 26
2 48 42 20 26 7.54
4 46 42 20 26 7.96
74
6 42 40 20 26 8.38
8 40 38 20 24 8.72
10 38 36 20 24 8.94
0 39 38 20 22
2 39 37 20 22 4.16
4 32 30 20 23 5.04
158
6 40 36 20 26 6.1
8 42 36 20 28 6.60
10 36 34 20 26 7.18
0 39 38 20 24
2 39 38 19 26
4 40 38 19 26
172
6 40 38 19 26
8 40 38 20 26
10 40 38 20 26
Keterangan : pada laju air 172 ml/s tidak dilakukan penimbangan steam karena dilakukan
pada run 1 (pertama kali)
Ln
T1 T2 Tlm
(T1/T2)
20 4 1,609438 9,941359
28 16 0,559616 21,44328
26 16 0,485508 20,59699
22 14 0,451985 17,6997
20 14 0,356675 16,82204
18 12 0,405465 14,79782
19 16 0,17185 17,45706
19 15 0,236389 16,92128
12 7 0,538997 9,276498
20 10 0,693147 14,42695
22 8 1,011601 13,83945
16 8 0,693147 11,54156
19 14 0,305382 16,37295
20 12 0,510826 15,66092
21 12 0,559616 16,08246
21 12 0,559616 16,08246
20 12 0,510826 15,66092
20 12 0,510826 15,66092
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Rotameter (LPM)
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Rotameter (LPM)
24 6 1,386294 12,98426
22 10 0,788457 15,21959
16 14 0,133531 14,97775
18 14 0,251314 15,91632
14 15 -0,06899 14,49425
16 14 0,133531 14,97775
36 12 1,098612 21,84574
33 16 0,723919 23,4833
24 16 0,405465 19,73043
26 18 0,367725 21,7554
28 18 0,441833 22,633
24 18 0,287682 20,85636
22 18 0,200671 19,93315
20 18 0,105361 18,98244
23 16 0,362905 19,28877
26 14 0,619039 19,38488
26 15 0,550046 19,99832
28 15 0,624154 20,82818
3. Variasi Laju Alir Air Panas
• Laju alir air dingin : 3 LPM = 48 ml/s
• Berat Ember kosong : 0.58 kg
• Berat Ember + air awal (1) : 8.50 kg
WAKTU Laju Alir Thi Tho Tci Tco Massa
HW air+ember+steam
(kg)
(LPM)
0 48 32 22 26 8.92
2 50 38 22 28
4 50 40 22 28
3
6 52 40 22 30
8 54 42 22 30
10 52 42 22 30
0 46 42 22 30 9.34
2 46 40 22 30
4 46 40 22 30
4
6 48 38 22 30
8 48 38 22 30
10 46 36 22 30
0 46 36 22 30 9.84
2 38 36 22 30
4 38 36 22 28
6
6 40 36 22 28
8 42 34 22 28
10 42 34 22 28
Ln
T1 T2 Tlm
(T1/T2)
22 10 0,788457 15,21959
22 16 0,318454 18,84104
22 18 0,200671 19,93315
22 18 0,200671 19,93315
24 20 0,182322 21,93926
22 20 0,09531 20,98412
16 20 -0,22314 17,92568
16 18 -0,11778 16,98037
16 18 -0,11778 16,98037
18 16 0,117783 16,98037
18 16 0,117783 16,98037
16 14 0,133531 14,97775
16 14 0,133531 14,97775
8 14 -0,55962 10,72164
10 14 -0,33647 11,88805
12 14 -0,15415 12,97432
14 12 0,154151 12,97432
14 12 0,154151 12,97432
22
𝐴 = 𝜋𝐷𝐿 = 𝑥 0,044 m x 1.4 m = 0.193 m2
7
Koef pindah
ΔTlmtd Q rata-rata
ΔTh (oC) ΔTc (oC) A(m2) panas (U)
(oC) (J/s)
(W/m2.0C)
4.33 5.33 16.883532 1168.28 0.193 358.53
2.833 4.5 13.201147 683.24 0.193 268.167
1.66 6.16 15.829538 1174.74 0.193 384.51
c. Perhitungan dengan NTU
Koef
ΔTh ΔTc Q rata- pindah
ΔTlmtd A(m2)
(oC) (oC) rata panas (U)
(W/m2.0C)
Koef
ΔTh ΔTc Q rata- pindah
ΔTlmtd A(m2) panas (U)
(oC) (oC) rata
(W/m2.0C)
Q rata-
Δtmax Chot Ccold Qmax
rata ε C NTU
(oC) (W/oC) (W/oC) (J/s)
(J/s)
Q
Δtmax rata- Chot Ccold Qmax
ε c NTU
(oC) rata (W/oC) (W/oC) (J/s)
(J/s)
26 1300.89 159.1212 200.9952 4137.151 0.31444 0.79167 0.462515
38 1984.83 159.1212 234.4944 6046.606 0.328255 0.67857 0.477031
33 2010.65 159.1212 385.2408 5251 0.382908 0.41304 0.551185
d. Perhitungan Efisiensi Steam
massa Laju
Massa kalor kalor
Flow Air massa alir
Steam Q rata- steam steam efisiensi
dingin +ember Ember steam
terbuang rata terbuang tersedia steam
(m3/s) +steam +air terpakai
(kg) (j/kg) (j/kg)
(kg) (kg/s)
0.000048
0.000056 10.38 9.34 1.04 0.0087 1984.828 229019 2721500 0.91585
0.000092 8.5 8.02 0.48 0.004 2010.65 502662 0.8153
BAB III
PEMBAHASAN
Kemal Vassa Pratama Muslih (171411049)
Pada praktikum penukar panas double pipe dan shell & tube, menggunakan dua alat yaitu
alat Shell and Tube dengan aliran counter current, dan Double Pipe dengan aliran co-current.
Steam yang digunakan tidak langsung dipertukarkan panasnya pada alat, namun dialirkan terlebih
dahulu ke pre-heater untuk alasan keamanan. Perpindahan panas dapat terjadi diantara alat
tersebut karena adanya driving force yaitu perbedaan suhu antara fluida panas dan fluida dingin.
Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan kalibrasi untuk menentukan nilai laju alir
sebenernya pada aliran fluida panas maupun fluida dingin, dan pada DPHE sangat penting karena
pada aliran fluida panas tidak terdapat rotameter untuk mengatur laju alir panas maka sangat wajib
dilakukan kalibrasi untuk mengetahui laju alir sebenarnya. Pada alat Shell & Tube Heat
Exchanger, air panas masuk melalui shell, sedangkan air dingin masuk ke bagian tube, untuk alat
double pipe aliran air dingin masuk ke bagian dalam pipa dan air panas masuk ke bagian luar pipa.
Pada praktikum perpindahan panas menggunakan double pipe heat exchanger dan shell
and tube heat exchanger. Dimana percobaan dilakukan dengan variasi laju alir fluida dingin dan
juga laju alir fluida panas serta data yang diambil adalah T hot in, T hot out, T cold in dan T cold
out. Pada percobaan ini, fluida dingin berupa air bersuhu ruang, sedangkan aliran fluida panas
berupa air panas yang berasal dari air biasa yang dipanaskan dengan steam. Salah satu faktor yang
mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi adalah nilai laju alir dari setiap fluida, Laju alir
fluida akan mempengaruhi besar waktu kontak fluida panas dan dingin dalam Heat Exchangers
yang artinya juga berpengaruh pada nilai Q yang dilepaskan dan yang diterima fluida. Untuk
mengetahui pengaruh tersebut, dilakukan variasi terhadap laju aliran masuk air panas dan air
dingin.
Dengan hasil yang didapat, bahwa saat laju alir fluida panas tetap, semakin besar laju alir
fluida dingin maka nilai efisiensinya semakin besar pada DPHE Co – Current. Sementara, jika
laju alir air panas dinaikkan dan laju alir air dingin tetap, terjadi kenaikan pada nilai efisiensinya
dan terjadi fluktuasi. Hal ini disebabkan jika laju alir air tinggi, nilai Nre juga akan tinggi
(turbulen). Jika aliran turbulen maka perpindahan panas akan semakin besar (Geankoplis, 1978).
Sedangkan dari data pengamatan yang didapat dari hasil shell and tube heat exchanger didapat
nilai efisiensi pada percobaan variasi laju alir air panas ini terlihat malah menurun seiring
pertambahan laju alir air panas sementara pada variasi laju alir air dingin malah meningkat. Hal
ini sesuai dengan teori yang menyebutkan semakin besar laju alir dingin semakin besar efisiensi.
Sehingga dengan meningkatnya laju alir panas maka efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas
dan kalor yang diterima fuida semakin besar. Namun pada beberapa data terdapat effisiensi yang
lebih dari 100%, hal tersebut dikarenakan air dingin menerima panas dari lingkunan sehingga >
100%. Namun untuk efisiensi steam semakin besar laju alir dingin maka akan semakin menurun,
sedangkan apabila nilai laju alir panas semakin besar maka efisiensi steam semakin besar. Pada
praktikum kali ini juga apabila nilai laju alir panas semakin besar, semakin besar pula koefisien
perpindahan panas.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Prinsip kerja dari shell and tube ini adalah air panas mengalir melewati tube
sedangkan air dingin melewati shell. Aliran dibuat menjadi aliran turbulen dengan
adanya buffle serta jenis alirannya yaitu counter-current
2. Prinsip kerja dari double pipe heat exchanger terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida
sehingga kedua fluida tidak bercampur.
3. Dengan meningkatnya laju alir panas maka efisiensi pindah panas dari kalor yang
dilepas dan kalor yang diterima fuida semakin besar. Sedangkan dengan
meningkatnya laju alir dingin dan laju alir panas tetap nilai efisiensi menurun.
4. Sedangkan untuk efisiensi nilai steam semakin besar apabila nilai laju alir panas
semakin besar, sedangkan apabila laju alir dingin semakin besar maka efisiensinya
akan menurun.
5. Semakin besar laju alir air panas, semakin besar pula koefisien perpindahan panas.