Anda di halaman 1dari 10

JAWABAN:

Seorang staff Research and Development sebuah perusahaan Monosodium Glutamat


sedang memilih satu strain terbaik dari dua strain Corynebacterium glutamicum dalam
menghasilkan produk asam glutamat. Strain yang dipilih diharapkan memiliki produktivitas
yang tinggi. Proses penelitiannya dilakukan dengan menggunakan substrat molase kemudian
diinkubasi selama 48 jam. Pada jam tertentu selama inkubasi dilakukan pengambilan sampel
sejumlah 10 ml untuk mengukur kadar biomassa dan asam glutamat yang terbentuk, serta
jumlah glukosa yang tersisa. Berikut data hasil penelitiannya.

Jam Corynebacterium glutamicum tipe A Corynebacterium glutamicum tipe B


ke- Biomassa (g/L) Glukosa (g/L) As Glu (g/L) Biomassa (g/L) Glukosa (g/L) As Glu (g/L)
0 2.28 586.70 0.12 2.28 586.70 0.2
3 2.64 410.00 0.12 2.64 430.90 0.22
6 4.66 405.43 2.30 4.45 401.20 2
9 10.39 384.20 7.80 9.76 398.30 7.6
12 16.28 330.66 15.70 16.20 357.54 28.34
15 21.94 254.33 45.32 22.03 253.87 58.7
18 26.85 205.00 64.50 25.76 200.20 69.1
21 22.12 189.45 79.40 28.14 192.69 79.74
24 28.02 161.90 90.30 21.75 168.03 85.33
30 22.18 147.50 108.90 15.89 139.20 96.7
36 24.19 129.76 118.32 22.22 110.54 125.89
42 23.76 117.23 124.56 22.73 109.99 138.65
48 21.65 100.70 135.60 20.96 92.30 145.2

Jawaban:
Jam Biomassa Glukosa As Glu
ke- (g/l) (X-X0) (g/l) (S0-S) (g/l) (P-P0) ln X (biomassa)
0 2.28 0 586.7 0 0.12 0 0.82
3 2.64 0.36 410 176.7 0.12 0 0.97
6 4.66 2.38 405.43 181.27 2.3 2.18 1.54
9 10.39 8.11 384.2 202.5 7.8 7.68 2.34
12 16.28 14 330.66 256.04 15.7 15.58 2.79
15 21.94 19.66 254.33 332.37 45.32 45.2 3.09
18 26.85 24.57 205 381.7 64.5 64.38 3.29
21 22.12 19.84 189.45 397.25 79.4 79.28 3.10
24 28.02 25.74 161.9 424.8 90.3 90.18 3.33
30 22.18 19.9 147.5 439.2 108.9 108.78 3.10
36 24.19 21.91 129.76 456.94 118.32 118.2 3.19
42 23.76 21.48 117.23 469.47 124.56 124.44 3.17
48 21.65 19.37 100.7 486 135.6 135.48 3.08

Fase log = 0 jam


Fase lag = 3-18 jam
Fase stasioner = 30 jam

Kurva Pertumbuhan
35

y = 0.4522x + 8.2753
30
R² = 0.5429
25

20
ln X (g/l)

15 Biomassa (g/l)
Linear (Biomassa (g/l))
10

0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (jam)

Fase eksponensial = 3-18 jam


Penentu Laju Pertumbuhan Spesifik
30
y = 1.7027x - 4.0847
25 R² = 0.9874

20
ln X (biomassa)

15
Biomassa (g/l)

10 Linear (Biomassa (g/l))

0
0 5 10 15 20
Waktu (jam)

Laju pertumbuhan spesifik maksimal (µmax) = 1.70/jam

Yp/s
70
y = 0.3051x - 55.319
60 R² = 0.9793

50

40
(P-P0) g/l

30 (P-P0)
Linear ((P-P0))
20

10

0
0 100 200 300 400 500
-10
(S0-S) g/l

Yp/s = 0.30 g asam glutamat/g substrat


Yx/s
450
400
y = 8.6772x + 155.19
350 R² = 0.9575

300
(X-X0) g/l

250
200 (S0-S)

150 Linear ((S0-S))

100
50
0
0 5 10 15 20 25 30
(S0-S) g/l

Yx/s = 8.67 g biomassa/g substrat

Yp/x
70

60 y = 2.5983x - 7.4115
R² = 0.9033
50

40
(P-P0) g/l

30
(P-P0)
20
Linear ((P-P0))
10

0
0 5 10 15 20 25 30
-10

-20
(X-X0) g/l

Yp/x = 2.59 g asam glutamat/g biomassa


Corynebacterium glutamicum tipe B

Waktu Biomassa (x) Glukosa (S) As Glu (P) In X


(jam) (g/l) (X-X0) (g/l) (SO-S) (g/l) (P-P0) (biomassa)
0 2,28 0 586,7 0 0,2 0 0,824175443
3 2,64 0,36 430,9 155,8 0,22 0,02 0,970778917
6 4,45 2,17 401,2 185,5 2 1,8 1,492904096
9 9,76 7,48 398,3 188,4 7,6 7,4 2,2782924
12 16,2 13,92 357,54 229,16 28,34 28,14 2,785011242
15 22,03 19,75 253,87 332,83 58,7 58,5 3,092405161
18 25,76 23,48 200,2 386,5 69,1 68,9 3,248822901
21 28,14 25,86 192,69 394,01 79,74 79,54 3,337192052
24 21,75 19,47 168,03 418,67 85,33 85,13 3,079613758
30 15,89 13,61 139,2 447,5 96,7 96,5 2,765689981
36 22,22 19,94 110,54 476,16 125,89 125,69 3,100992784
42 22,73 20,45 109,99 476,71 138,65 138,45 3,123685638
48 20,96 18,68 92,3 494,4 145,2 145 3,042615859
Fase lag = 0 jam
Fase log = 3-21 jam
Fase stasioner = 30 jam

Kurva Pertumbuhan
4 y = 0.0414x + 1.703
3.5 R² = 0.5057

3
2.5
Ln X (g/L)

2
1.5
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (jam)

Fase Eksponensial = 3-21 jam


Penentu Laju Pertumbuhan Spesifik
4 y = 0.1357x + 0.8243
3.5 R² = 0.917

Ln Biomassa (g/l) 3
2.5
2 Series1
1.5 Linear (Series1)
1 Linear (Series1)
0.5
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (jam)

Laju Pertumbuhan Spesifik maks (µmaks)= 0,13/jam

Yp/s
90
80 y = 0.3305x - 53.494
70 R² = 0.9828

60
50
(P-P0)

40 Series1
30 Linear (Series1)
20
10
0
-10 0 100 200 300 400 500
(S0-S) g/l

Yp/s = 0,33 g asam glutamat / g substrat


Yx/s
450
400
350
300
(X-X0) g/l

250
y = 9.5717x + 140.26
200 R² = 0.9385 Series1
150 Linear (Series1)
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30
(S0-S) g/l

Yx/s = 9,57 g biomassa/g substrat

Yp/x
90
80 y = 3.2369x - 8.1143
70 R² = 0.9657
60
50
(P-P0) g/l

40
Series1
30
Linear (Series1)
20
10
0
-10 0 5 10 15 20 25 30
-20
(X-X0) g/l

Yp/x = 3,23 g asam glutamat/g biomassa


Jurnal:
Sano, Chiaki. 2009. History of glutamate production. Am J Clin Nutrition. 90: 728S-732S. doi:
10.3945/ajcn.2009.27462F.

1. Bagaimana awal/sejarah proses rasa umami yang ditimbulkan oleh L-glutamat


terbentuk? Mengapa proses tersebut ditinggalkan dan diubah dengan proses
fermentasi?
Pada tahubn 1907 Kikunae Ikeda, seorang profesor di Tokyo Imperial University
mengidentifikasi komponen umami dalam rumput laut. Dalam setahun iya berhasil
mengisolasi, memurnikan, dan mengidentifikasi komponen utama umami dan dengan cepat
memperoleh paten produksi. Pada tahub 1909 saburosuke Suzuki seorang pengusaha dan
Ikeda memulai produksi industri monosodium L-glutamat (MSG). Beliau melakukan
hipotesis bahwa satu atau lebih substansi rasa mungkin ada dirumput laut yang tidak dapat
dikategorikan sebagai pahit, asam, asin, atau manis. Namun pada proses produksi pertama
yaitu metode ekstraksi dimana protein nabati di operlakukan dengan asam klorida untuk
mengganggu ikatan peptida. Metode yang lebih baik tidak muncul sampai tahun 1950-an.
Pada tahun 1956 dmetode fermentasi diperkenalkan untuk menghasilkan glutamat.

Diganti fermentasi karena Diubah menjadi fermentasi karena proses produksi pertama
pembuatan L- glutamat adalah dengan metode ekstraksi dimana protein nabati di operlakukan
dengan asam klorida untuk mengganggu ikatan peptida. Asam L-glutamat-hidroklorida
kemudian diisolasi dari bahan ini dan dimurnikan sebagai MSG, produksi awal ini terbatas
karena kelemahan teknis dari metode ini, keuntungan dari metode fermentasi dapat
mengurangi biaya produksi dan ramah lingkungan dan cukup besar untuk menyebabkan
semua prodsen glutamat beralih ke fermentasi.
2. Mikroorganisme apa saja yang berhasil diisolasi sebagai agen fermentasi asam
glutamat? Sebutkan ciri mikroorganisme tersebut?
Corynebacterium glutamicum, brevibacterium lactofermentum, dan brevibacterium
flavum.
Ciri-ciri mikroba tersebut:
1. merupakan bakteri coryneform
2. bakteri bukan pembentuk spora
3. merupakan bakteri gram positif
4. merupakan bakteri non motile
5. merupakan bakteri yang membutuhkan biotin untuk pertumbuhan

3. Media apa yang umumnya digunakan pada proses fermentasi asam glutamat?
Media yang digunakan adalah gluten gandum karena memiliki kandungan L-glutamat
tertinggi diantara bahan baku industri yang tersedia. Domyoji-Game dikombinasikan dengan
asam hidrokorat
4. (Terkait soal no.3) Apakah ada keterbatasan media tersebut sehingga menghambat
proses fermentasi? Jika ada, hambatan apa yang terjadi?

5. Apa yang ditambahkan ke dalam media pertumbuhan fermentasi sehingga


menghasilkan asam glutamat berlebih? Mekanisme (hipotesis) apa yang terjadi
ketika asam glutamat yang terbentuk berlebih (terkait gen yggB penyandi glutamate
export protein)?
Dengan penambahan surfaktan dari penisilin atau penggunaan mikroorganisme
auxotrophix untuk gliserol atau oleat dapat menghasilkan asam glutamat yang berlebih tanpa
batasan biotin. Jika asam glutamat yang terbentuk berlebih maka tegangan membran berubah
karena adanya pembukaan gerbang YggB.

6. Apakah asam glutamat termasuk metabolit primer atau sekunder? Bagaimana jalur
biokimia asam glutamat di dalam sel mikroba? Sertakan gambar jalur/pathway-nya!
Asam glutamate termasuk kedalam METABOLIT PRIMER Pertama terjadi hidrolisis
pati yaiut Proses ini terjadi pada tahap sakarifikasi dimana tepung tapioca yang mengandung
pati dihidrolisis menjadi glukosa oleh enzim α-amilase dan enzim glukoamilase.
Metabolisme gula terjadi selama proses fermentasi untuk mengubah glukosa menjadi
senyawa dengan tiga atom dan dua atom karbon. Selama fermentasi asam glutamat dibutuhkan
oksigen dalam jumlah banyak. Jika oksigen terbatas, maka terjadi akumulasi asam organik
selain asam glutamat yang mengakibatkan kerusakan fermentasi dengan penurunan hasil
produksi asam glutamate. Untuk mencegah akumulasi asam organik selain asam glutamat maka
selama fermentasi dilakukan control laju aerasi dengan adanya aerator dan sensor oksigen
berupa electrode oksigen.
Mikroba tidak dapat menghasilkan asam glutamat dari asam piruvat. Asam piruvat
dioksidasi dan melepaskan 1 dari 3 atom karbon pada asam piruvat dalam bentuk CO2 dan
menghasilkan fragmen berkarbon 2 yaitu kelompok asetil, serta terjadi perubahan
NAD+ menjadi NADH. Di akhir reaksi kelompok asetil bergabung dengan koenzim A
(KoA) sehingga membentuk senyawa asetil KoA dan masuk ke siklus Krebs. Dalam siklus
Krebs, asetil KoA bergabung dengan molekul berkarbon 4, oksaloasetat, membentuk molekul
berkarbon 6 yaitu sitrat secara irreversible.
Gugus hidroksil pada sitrat harus diatur kembali agar oksidasi berlangsung dengan cara
pelepasan molekul air dari satu karbon dan ditambahkan ke atom karbon yang lain. Sehingga
terbentuk gugus –H dan –OH yang telah bertukar posisi. Produknya yaitu isomer sitrat disebut
isositrat. Isositrat mengalami reaksi dekarbosilasi oksidatif. Mula-mula, isositrat dioksidasi,
menghasilkan sepasang electron, dan mengubah NAD menjadi NADH (Pratiwi et al., 2007) ,
Kemudian terjadi dekarboksilasi. Atom Karbon membelah membentuk CO2 menghasilkan
molekul berkarbon 5, yaitu α-ketoglutarat dan terbentuklah asam glutamat melalui reaksi
reduksi aminasi.

7. Bagaimana prospek masa depan dari industri monosodium glutamat? Hubungkan


dengan banyaknya pro-kontra terkait penggunaan monosodium glutamat di dalam
produk pangan!
Terkait prospek kedepan dalam industri MSG masih merupakan sesuatu yang
menjanjikan dan masih bisa berkembang dengan pesat jika dilihat dari permintaan pasar dalam
penggunaaan monosodium glutamat yang masih banyak diminati. Mengenai prokontra
tentang penggunaan monosodium glutamat dalam pangan jika dikonsumsi dalam batas wajar
dan tidak berlebihan masih diperbolehkan dan tidak menimbulkan bahaya bagi tubuh,
sehingga industri MSG masih dapat berkembang.

Anda mungkin juga menyukai