Nama: Risa Nurlaili Qodariah

NIM: 171411060
Kelas: 3B-D3 Teknik Kimia

Pembangunan PLTU dan pengoperasian PLTU memiliki dampak yang besar bagi masyarakat.
Keberadaannya saja tanpa beroperasi menimbulkan dampak. Lokasi pembangunan PLTU bisa
saja berada di tempat yang dahulunya merupakan lahan pertanian masyarakat namun
dialihfungsikan menjadi kawasan industri sehingga sebagian besar petani harus mulai
meninggalkan pekerjaannya dan menjadi buruh. Selain dari pertanian, letak PLTU juga
biasanya dekat dengan pantai oleh karena itu salah satu mata pencaharian masyarakat lainnya
yang terganggu adalah nelayan.

Nelayan-nelayan kecil menjadi sulit untuk menangkap ikan, karena di pesisir pantai sudah
dicemari oleh air limbah panas yang di hasilkan oleh PLTU karena terumbu karang yang
merupakan tempat tinggal ikan telah rusak akibat limbah yang di buang ke laut. Terumbu
karang merupakan biota yang sensitive perubahan suhu dalam ekosistemnya tidak boleh
melebihi 2oC terutama terumbu-terumbu karang yang dekat dengan daratan dan muara yang
memiliki ancaman sedimen lebih serius. Dampak negatif terhadap wilayah pesisir dan laut
antara lain adanya perubahan kesimbangan garis pantai baik pada konstruksi maupun
komponen fisik kimia, penurunan kualitas air laut mulai dari kegiatan pembangunan PLTU
sampai dengan operasional, serta terganggunya biota laut dengan adanya perubahan
keseimbangan ekosistem perairan akibat degradasi kualitas air laut serta kegiatan bongkar muat
bahan batubara dan transportasi kapal.

Dampak negatif yang ditimbulkan dari keberadaan PLTU tersebut, antara lain adanya polusi
udara yang dihasilkan dari PLTU, getaran mesin, radiasi yang merupakan suara bising yang
dihasilkan dari kipas pendingin yang berkapasitas besar, limbah batu bara sisa bahan bakar
utama mesin PLTU, selain limbah cair yang dihasilkan oleh PLTU berakibat kepada
masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, karena biota laut yang semakin langka yang
berpengaruh kepada kehidupan nelayan-nelayan kecil.

Nelayan-nelayan kecil menjadi sulit untuk menangkap ikan, karena di pesisir pantai sudah
dicemari oleh air limbah panas yang di hasilkan oleh PLTU karena terumbu karang yang
merupakan tempat tinggal ikan telah rusak akibat limbah yang di buang ke laut. Dampak
negatif terhadap wilayah pesisir dan laut antara lain adanya perubahan kesimbangan garis
pantai baik pada konstruksi maupun komponen fisik kimia, penurunan kualitas air laut mulai
dari kegiatan pembangunan PLTU sampai dengan operasional, serta terganggunya biota laut
dengan adanya perubahan keseimbangan ekosistem perairan.

Limbah batu bara sisa bahan bakar utama berbentu limbah padat berupa abu batubara, tanpa
penanganan yang baik abu tersebut akan menurunkan kualitas udara. Hal tersebut dapat terjadi
karena abu terbang baik selama masa penyimpanan atau pun pengangkutan. Jenis penyakit
yang ditimbulkan oleh partikulat abu adalah penyakit silicosis, antrakosis, Selain abu polutan
lainnya seperti SOx, NOx dan Cox berdampak pula pada lingkungan dan kesehatan
masyarakat.

Salah satu radiasi yang timbul berasal dari penggunaan Saluran Listrik Tegangan Tinggi,
pembangunan SLTT kebanyakan melewati pemukiman warga sehingga radiasi yang
ditimbulkan akan berdampak pada kesehatan masyarakat. Selain itu pembakaran batubara juga
menghasilkan limbah radioaktif uranium dan thorium sehingga memerlukan pengolahan.

Keberadaan PLTU ini tentunya tidak hanya memberi dampak negative namun memberikan
pengaruh positif juga antara lain adalah penyerapan tenaga kerja, dampak terhadap bidang
ekonomi tentu saja sangat berpengaruh positif, tingkat pendapatan yang semakin meningkat.
Mereka bisa bekerja di perusahaan itu walau hanya sebagai pekerja kasar. Dan setiap pekerja
yang bekerja pada perusahaan PLTU akan mendapatkan jaminan kesehatan dari perusahaan
selama menjadi pekerja. Keadaan masyarakat Kelurahan tentunya mengalami banyak
perubahan, dari segi pendapatan meningkat dan mendapatkan pekerjaan yang mapan. Selain
menjadi karyawan masyarakat juga dapat berwirausaha disekitar PLTU selama beroperasi