Surya Dirja
NIM. 134 110 081
HALAMAN PENGESAHAN
EVALUASI KUALITAS AIR SUNGAI YANG TERCEMAR LOGAM
KADMIUM (Cd) AKIBAT LIMBAH INDUSTRI DAN RUMAH TANGGA
DI SUNGAI WINONGO
PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
PROPOSAL MAGANG
Oleh:
Nama
: Surya Dirja
NIM
Dosen Penelaah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal kerja
praktek tepat pada waktunya.
Proposal magang ini ditulis sebagai salah satu syarat permohonan kerja
praktek pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai
salah satu syarat dalam kurikulum Fakultas Pertanian, Program Studi
Agroteknologi, selain itu bertujuan untuk memambah wawasan atau pengetahuan
penulis pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Ellen Rosyelina S., M.P. selaku ketua prodi Agroteknologi.
2. Ir. Lelanti Peniwiratri, M.P. selaku dosen pembimbing magang yang telah
membantu dalam penulisan proposal magang ini.
3. Ir. Didi Saidi, M.Si. selaku dosen penelaah.
4. Rekan-rekan mahasiswa Agroteknologi yang telah membantu memberi
dukungan dalam proses penulisan proposal magang ini.
5. Serta semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa proposal magang ini tidak sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangunan.
Penyusun
I. LATAR BELAKANG
Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan)
yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat. Pencemaran
memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya melalui atmosfer, tanah,
limpasan (run off) pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan
limbah industri, dan lain-lain (Effendi, 2003). Selanjutnya Peraturan
Pemerintah RI No.20 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air dalam
Effendie (2003), mendefinisikan pencemaran air, yaitu masuk atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat
tertentu
yang
menyebabkan
tidak
lagi
berfungsi
sesuai
dengan
gram /cm3 dikenal dengan nama logam ringan (Saeni, 1989). Faktor yang
menyebabkan logam berat dikelompokkan kedalam pencemar adalah karena
logam berat tidak dapat terurai melalui proses biodegradasi seperti
pencemaran organik serta dapat terakumulasi dalam lingkungan (Hamidah
1980). Logam berat mampu berikatan dengan senyawa organik dan anorganik
melalui proses absorbsi dan pembentukan senyawa kompleks.
Pencemaran logam dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain:
a. Berhubungan dengan estetika seperti perubahan bau, warna, dan rasa air.
b. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem perairan.
c. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem pertanian yang dilalui sungai.
BATASAN MASALAH
TINJAUAN PUSTAKA
Disebut logam berat berbahaya karena umumnya memiliki rapat massa
tinggi dan sejumlah konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan berbahaya.
Yang termasuk golongan logam berat adalah seluruh elemen logam kimia.
Merkuri atau raksa (Hg), kadmium (Cd), arsen (As), kromium (Cr), talium
(Tl), dan timbal (Pb) adalah beberapa contoh logam berat berbahaya.
Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat
didegradasi maupun dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh
manusia lewat makanan, air minum, atau melalui udara. Logam-logam berat
seperti tembaga, selenium atau seng dibutuhkan tubuh manusia untuk
membantu kinerja metabolisme tubuh. Logam-logam tersebut berpotensi
menjadi racun jika konsentrasi dalam tubuh tinggi.
Logam berat menjadi berbahaya disebabkan sistem bioakumulasi.
Bioakumulasi berarti peningkatan konsentrasi unsur kimia tersebut dalam
tubuh makhluk hidup sesuai piramida makanan. Akumulasi atau peningkatan
konsentrasi logam berat di alam mengakibatkan konsentrasi logam berat di
tubuh manusia adalah tertinggi.
Jumlah yang terakumulasi setara dengan jumlah logam berat yang
tersimpan dalam tubuh ditambah jumlah yang diambil dari makanan,
minuman atau udara yang terhirup. Jumlah logam berat yang terakumulasi
lebih cepat dibandingkan dengan jumlah yang terekskresi dan terdegradasi.
Sedangkan beberapa logam seperti seng, kromium, besi, mangan, dan
tembaga diperlukan tubuh dalam konsentrasi kecil, tetapi dapat menjadi racun
dalam jumlah besar. Logam dapat menumpuk dalam tubuh melalui makanan,
air, udara atau absorpsi langsung melewati kulit. Ketika logam berat sudah
masuk dalam tubuh, elemen ini akan menggantikan tempat mineral-mineral
lain yang dibutuhkan tubuh seperti seng, tembaga, magnesium dan kalsium,
dan unsur logam berat tersebut akan beredar dalam sistem fungsi organ.
myocardium pada hewan, meski tidak ditemukan data adanya kasus penyakit
tersebut pada manusia.
Tembaga atau copper (Cu) merupakan logam berat yang dijumpai pada
perairan alami dan ,merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan dan
hewan. Pada tumbuhan, termasuk algae, tembaga berperan sebagai penyusun
plastocyanin yang berfungsi dalam transfor elektron dalam proses fotosintesis
(Boney, 1989 dalam Effendi, 2003). Kadar tembaga pada kerak bumi sekitar
50 mg/kg (Moore, 1991 dalam Effendi, 2003).
Seng (Zn) termasuk unsur yang terdapat dalam jumlah berlimpah di alam.
Kadar seng pada kerak bumi sekitar 70 mg/kg (Moore, 1991 dalam Effendi,
2003). Kelarutan unsur seng dalam air relatif rendah. Seng yang berikatan
dengan klorida dan sulfat mudah larut, sehingga kadar seng dalam air sangat
dipengaruhi oleh bentuk senyawanya. Ion seng mudah terserap kedalam
sedimen dan tanah. Silika terlarut dapat meningkatkan kadar seng, karena
seng silika mengikat seng. Jika perairan bersifat asam, kelarutan seng
meningkat. Kadar seng pada perairan alami 0,05 mg/liter (Moore, 1991 dalam
Effendi, 2003). Pada perairan asam mencapai 50 mg/liter; dan pada perairan
laut 0,01 mg/liter 0,01 mg/liter McNeelyet al. 1979 dalam (Effendi, 2003).
Kalsium (Ca) sangat dipengaruhi oleh reaksi kimia yang melibatkan
karbondioksida. Cole (1988) dalam Effendi (2003) mengemukakan bahwa
perairan yang miskin akan kandungan kalsium biasanya juga miskin akan
kandungan ion-ion lain yang sangat dibutuhkan oleh organisme akuatik.
Sumber utama kalsium di perairan adalah batuan dan tanah.
Magnesium (Mg) adalah logam alkali tanah yang cukup berlimpah pada
perairan alami. Bersama dengan kalsium, magnesium merupakan penyusun
utama kesadahan. Garam-garam magnesium bersifat mudah larut dan
cenderung bertahan sebagai larutan, meskipun garm-garam kalsium telah
mengalami presipitasi (Effendi, 2003). Magnesium bersifat tidak toksik,
bahkan menguntungkan bagi fungsi hati dan system saraf. Akan tetapi, Cole
(1988) dalam Effendi (2003) mengemukakan bahwa kadar MgSO4 yang
berlebihan dapat mengakibatkan anesthesia pada organisme vertebrata dan
avertebrata. Pada tumbuhan, magnesium terdapat pada klorofil. Kadar
Waktu Pelaksanaan
untuk
pemantauan,
evaluasi
Minggu Kedua
keberhasilan proses).
c. Menganalisa data.
a. Mengikut kegiatan lapangan.
b. Melakukan diskusi dengan pembimbing
lapangan
Minggu Pertama
c.
d.
a.
b.
mengenai
kegiatan
yang
Minggu ketiga
dilakukan.
Mendata kegiatan di lapangan.
Menyusun data lapangan.
Mengikuti kegiatan di lapangan.
Mengkonfirmasi data lapangan kepada
pembimbing
lapangan
dan
dosen
pembimbing
c. Penyusunan data untuk laporan sementara
Minggu keempat
magang.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam. UI-Press, Jakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.