Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA RADIASI

“Pengolahan Limbah Industri Pelapisan Logam Aluminium dengan Iradiasi


Gamma”

Disusun Oleh :

Nama : Fakhriansyah Wijaya

NIM : 011600436

Jurusan : Teknokimia Nuklir

Kelompok : 2

Rekan Kerja :

1. Fazlur Ansyari
2. Joanne Salres
3. Rahma Anisah P

Asisten : Sugili Putra, M.Sc

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

YOGYAKARTA

2019
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PELAPISAN LOGAM
ALUMINIUM DENGAN IRADIASI GAMMA

I. TUJUAN
1. Mengukur warna, pH, endapan dan TDS limbah industri pelapisan logam aluminium
2. Mengetahui pengaruh dosis iradiasi gamma terhadap warna, pH, endapan, dan TDS
limbah industri pelapisan logam alumunium.

II. DASAR TEORI


Limbah Cair Dan Limbah Industri Logam
Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan
industri, pelayanan kesehatan, dan jasa pariwisata yang dibuang ke lingkungan dan
diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Mutu Limbah Cair adalah keadaan limbah
cair yang dinyatakan dengan volume, kadar, dan beban pencemar. (Pergub DIY No. 7
Tahun 2010). Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan
manusia, hampir seluruh aspek kehidupan tergantung dengan keberadaannya. Air sangat
berperan dalam menjaga kelancaran sistem tubuh suatu organisme terutama manusia
(Halim, 2006). Akan tetapi keberadaan air dapat menjadi suatu masalah apabila tidak
tersedia dalam kondisi yang baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Kualitas air suatu
perairan ditentukan oleh beberapa faktor seperti zat yang terlarut, zat yang tersuspensi,
dan makhluk hidup khususnya jasad renik di dalam air (Imamsjah, 2001).
Perkembangan industri yang demikian pesat selain memberikan dampak yang
positif juga memberikan dampak negatif. Dampak positif berupa perluasan lapangan
pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan hidup manusia, sedangkan dampak negatif yang
muncul adalah penurunan kualitas perairan akibat buangan air limbah (pencemaran) yang
melampaui ambang batas.
Di suatu industri, limbah yang dihasilkan sangat bervariasi tergantung dari jenis
dan ukuran industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air, dan
derajat pengolahan air limbah yang ada. Selain limbah cair, limbah padat (sampah) juga
merupakan beban pencemaran yang dapat masuk ke perairan baik secara langsung
maupun tak langsung. Pada limbah industri seringkali terdapat bahan pencemar yang
sangat membahayakan seperti logam berat (Palar, 1994). Selain mencemari air, logam
berat juga akan mengendap di dasar perairan yang mempunyai waktu tinggal sampai
ribuan tahun dan logam berat akan terkonsentrasi ke dalam tubuh makhluk hidup dengan
proses bioakumulasi dan biomagnifikasi melalui beberapa jalan yaitu: melalui saluran
pernapasan, saluran makanan dan melalui kulit (Darmono, 2001).
Permasalahan lingkungan perairan bukanlah hal yang baru, melainkan sudah ada
sejak manusia memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber
pencemaran ini secara umum berasal dari kegiatan alam dan kegiatan manusia.
Pencemaran yang berasal dari kegiatan alam seperti kegiatan vulkanik, pengikisan
batuan, hujan tanah longsor dan bencana alam lainnya.
Sedangkan pencemaran yang berasal dari kegiatan manusia antara lain limbah
rumah tangga, limbah industri, kegiatan pertanian, transportasi, sarana rekreasi dan
pariwisata. Pencemaran yang berasal dari kegiatan manusia memiliki kontribusi yang
lebih besar dibandingkan dengan pencemaran yang berasal dari kegiatan alam. Hal ini
dipengaruhi oleh semakin bertambah besarnya populasi manusia (laju pertambahan
penduduk). Dalam hal ini semakin tingginya pertambahan populasi manusia, maka
kebutuhan akan pangan, bahan bakar, pemukiman dan kebutuhan-kebutuhan dasar yang
lain juga akan meningkat, sehingga akan meningkatkan limbah domestik dan limbah
industri (Kristanto, 2002).

Industri Perak Kota Gede Yogyakarta berkembang sejak tahun 1957 sampai
sekarang (Anonim, 2004). Dilaporkan haryono (2008) air limbah di industri perak Kota
Gedhe Yogyakarta kebanyakan dibuang disekitar tempat bekerja atau dibuang langsung
ke selokan menuju sungai besar. Kotagede merupakan salah satu sentra industri kecil
kerajinan perak yang sedang berkembang. Proses produksi dilakukan secara tradisional
dengan fasilitas yang sederhana. Proses produksi kerajinan perak meliputi proses
penyepuhan, pelapisan, dan pembilasan hingga menjadi suatu barang (Anonim, 1990).
Proses-proses tersebut akan menghasilkan limbah yang dengan jumlah tidak sedikit.
Salah satunya adalah limbah cair yang mengandung salah satu logam yaitu Tembaga
(Cu), dan Perak (Ag). Limbah ini jika langsung dibuang ke saluran peresapan, riol, tanah
atau ke lingkungan sekitar akan berpotensi mencemari air dan sungai. Sebagian besar
limbah domestik mengandung logam berat, bersifat racun, tahan lama, dan dapat
memasuki tubuh atau organ serta tinggal menetap didalam tubuh dalam jangka waktu
yang lama. Dampak akut dari logam berat Ag, dan Cu adalah pusing, mual, keram perut
dampak kronis terjadinya kerusakan organ jaringan seperti gangguan ginjal dan liver.

Air limbah industri yang masih mengandung residu logam berat dapat
penyebabkan pencemaran dan mer-embas ke lapisan tanah sehingga mengkontaminasi air
sumur warga, apabila dimanfaatkan manusia akan menimbulkan suatu penyakit atau
gangguan kesehatan. Sehingga diperlukan upaya pengendaliannya. Karena sifat fisika,
kimia senyawa Hg, Pb, Cd, Cu dan Zn yang relatif sukar didegradasi, waktu paruh
biologis yang relatif lama dan afinitasnya yang besar terhadap gugus protein organisme
hidup, maka logam tersebut akan mudah diabsorbsi dan terakumulasi pada organisme air,
kerang dan ikan kemudian mengalami peredaran seterusnya (secara ekologis).Menurut
Hamidah (1980), dalam perairan logam-logam ditemukan dalam bentuk :

A.Terlarut, yaitu ion logam-logam bebas air dan yang membentuk komplek dengan
senyawa organik dan anorganik.

B. Tidak terlarut, yaitu terdiri dari partikel yang berbentuk koloid dan senyawa
komplek methal yang terabsorbsi pada zat tersuspensi.

Iradiasi Gamma Co-60


Uji Irradiasi adalah teknik penggunaan energi radiasi untuk penyinaran bahan secara
sengaja, terarah dan periodik. Irradiasi limbah merupakan aplikasi dari teknologi nuklir
dengan tujuan pengurangan kadar berbahaya limbah dengan memanfaatkan radiasi
pengion (sinar gamma dan sinar-X). Selama proses irradiasi, bahan pangan terpapar
sumber energi ionisasi dengan dosis serap tertentu
Co-60 dihasilkan dari reaksi inti antara Co-59 dengan neutron dalam reaktor sesuai
dengan reaksi inti sebagai berikut:
Co-60 dalam keadaan tidak stabil, meluruh memancarkan dua sinar gamma dengan
energi masin-masing sebesar 1,17 MeV dan 1,33 MeV yang mempunyai waktu paruh
5,27 tahun. Peluruhan gamma didahului oleh peluruhan beta. Co-60 menjadi dalam
keadaan ground state apabila sudah menjadi Ni-60.

Endapan
Endapan adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan
ukuran partikel maksimal 2µm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Metode ini
digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam contoh uji air dan
air limbah secara gravimetri. Metode ini tidak termasuk penentuan bahan yang
mengapung, padatan yang mudah menguap dan dekomposisi garam mineral. (SNI-06-
6989.3-2004).

TDS
Cara uji untuk menentukan kadar padatan terlarut total, padatan terlarut total yang
menguap dan padatan total yang terikat dalam air dan air limbah secara gravimetri.
Prinsip pengujian TDS yaitu penguapan contoh uji yang sudah disaring dengan kertas
saring berpori 2µm pada suhu 180oC kemudian ditimbang sampai berat tetap (SNI-06
69891.2- 2005).
Perhitungan nilai TDS:

Kadar padatan terlarut total (mg/L) =

Kadar padatan terlarut total yang terikat (mg/L) =

Kadar padatan terlarut total yang menguap(mg/L)


= kadar padatan terlarut total (mg/L) – kadar padatan terlarut total yang terikat
(mg/L)
Dengan pengertian:
A2 adalah berat tetap (g) cawan kosong setelah pemanasan 1800C.
A2 adalah berat tetap (g) cawan kosong setelah pemanasan 5500C.
B adalah berat tetap (g) cawan berisi padatan terlarut total setelah pemanasan
1800C.
C adalah berat tetap (g) cawan berisi padatan terlarut total setelah pembakaran
5500C.

Warna
Warna adalah estetika yang penting, karena melalui warna itulah kita dapat
membedakan secara jelas keindahan suatu objek. Warna dapat didefinisikan secara
subjektif/psikologis yang merupakan pemahaman langsung oleh pengalaman indera
penglihatan kita dan secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan. Manusia
pada hakikatnya menginginkan setiap warna disekitar mereka tetap indah dan tidak
berbahaya. Maka menjadi kewajiban sebuah industri untuk menjadikan warna limbah
menjadi hilang atau mendegradasikannya sehingga bening.

pH
Parameter pH merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam analisa
kualitas kimia air karena penyimpangan pH terhadap baku mutu air minum dapat
menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang dapat mengganggu
kesehatan.
Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Pelapisan Logam

Berdasarkan Pergub DIY No. 7 Tahun 2016


III. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Alat gelas kimia
2. Kompor Listrik
3. Oven
4. Desikator
5. Neraca Analitik
6. Cawan Porselin
7. Irradiator Gamma Co-60

B. BAHAN
1. Limbah industri logam aluminium
2. Akuades
3. Indikator pH
4. Etanol

IV. LANGKAH KERJA


Iradiasi
1. Limbah dimasukkan ke dalam botol sebanyak 15 ml.
2. Limbah diiradiasi dengan variasi dosis dimulai dari 0,4,8,12,16 20 kGy . Masing
dosis terdapat 2 sampel (duplo).
3. pH sampel sebelum dan setelah diiradiasi diukur menggunakan pH indikator
kemudian dicatat.

Pengukuran Endapan
1. Kertas saring ditimbang sebagai berat awal
2. Limbah yang telah diradiasi diambil beberapa ml kemudian disaring. Kertas saring
dan Endapan ditimbang sebagai berat akhir.
3. Dihitung nilai endapan Endapan limbah yang diperoleh.
Pengukuran TDS
1. Filtrat hasil pengengapan diambil beberapa ml ke cawan porselen kemudian
dipanaskan sampai terbentuk Endapan.
2. Endapan yang diperoleh ditimbang, kemudian dihitung nilai TDSnya.
V. DATA PENGAMATAN

Setelah dilaksanakan praktikum diperoleh hasil pengukuran limbah industri pelapisan logam
sebagai berikut:

Tabel 2. Pengukuran Endapan

Berat Berat kertas + Massa Endapan * 10


Dosis Massa Endapan(g)
Kertas padatan (g) (g)
0 1.268 2.1031 0.8351 0.8351
1.2416 2.0443 0.8027 0.8027

4 1.3033 1.3665 0.0632 0.632


1.2914 1.3579 0.0665 0.665

8 1.302 1.3585 0.0565 0.565


1.3212 1.3793 0.0581 0.581

12 1.3248 1.3935 0.0687 0.687


1.3276 1.3906 0.063 0.63

16 1.3094 1.3821 0.0727 0.727


1.3078 1.373 0.0652 0.652

20 1.3278 1.4059 0.0781 0.781


1.3344 1.4011 0.0667 0.667
Tabel 3. Pengukuran TDS

Berat porselin +
Dosis Berat Porselin TDS TDS * 10
padatan
0 85.1151 103.728 18.6129 18.6129
74.0242 91.504 17.4798 17.4798

4 85.1151 86.8124 1.6973 16.973


73.9683 75.6126 1.6443 16.443

8 75.1438 76.744 1.6002 16.002


30.5473 31.7783 1.231 12.31

12 41.8095 43.0006 1.1911 11.911


28.2117 29.6455 1.4338 14.338

16 50.066 51.5985 1.5325 15.325


51.216 52.3917 1.1757 11.757

20 85.1322 85.9535 0.8213 8.213


74.1086 74.9704 0.8618 8.618

Tabel 4. Pengukuran pH
Dosis
pH
(kGy)
0 0
4 0
8 0
12 0
16 0
20 0
Tabel 5. Perubahan Warna

Dosis Warna sebelum Warna setelah


(kGy) iradiasi iradiasi
0 Bening Keruh Bening Keruh
4 Bening Keruh Kuning
8 Bening Keruh Kuning
12 Bening Keruh Kuning
16 Bening Keruh Kuning
20 Bening Keruh Kuning
VI. DATA PERHITUNGAN
A. ENDAPAN
Endapan rerata di tiap dosis

Untuk dosis 0 KGy

Dengan perhitungan yang sama untuk setiap variasi dosis terhadap limbah industri
pelapisan logam diperoleh nilai endapan rerata sebagai berikut:

Tabel 6. Perhitungan endapan rerata

Endapan
Dosis
rerata
0 0,8189
4 0,6485
8 0,573
12 0,6585
16 0,6895
20 0,724
Dosis Vs Endapan Rerata
0.9
y = -0.0019x + 0.7044
0.8
R² = 0.0297
Endapan Rerata 0.7
0.6
0.5
0.4 TSS Rerata
0.3
Linear (TSS Rerata)
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25
Dosis (kGy)

Grafik 1. Pengaruh Dosis Iradiasi Gamma Terhadap Endapan Limbah Pelapisan Logam Dengan 6 Variasi

Dalam memperbaiki garis, dapat dihapuskan satu variasi yang dapat membuat garis lebih
baik saat variasi tersebut dihilangkan. Dalam kasus ini dosis yang dihilangkan adalah dosis 8
kGy.

Dosis Vs Endapan Rerata


y = -0.0029x + 0.7382
0.9
R² = 0.1237
0.8
0.7
Endapan Rerata

0.6
0.5
0.4 TSS Rerata Rerata
Endapan
0.3
Linear (TSS Rerata)
Linear
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25
Dosis (kGy)

Grafik 2. Pengaruh Dosis Iradiasi Gamma Terhadap Endapan Limbah Pelapisan Logam Dengan 5 Variasi
B. TDS
TDS rerata di tiap dosis dapat dihitung dengan

Untuk dosis 0 KGy

Karena seluruh larutan bervolume 50 ml, maka TDS dalam ppm dapat dihitung dengan
cara

Untu dosis 0 kGy

Tabel 7. Perhitungan TDS rerata

TDS Volume TDS


Dosis
rerata (ml) (ppm)
0 18,04635 50 360927
4 16,708 50 334160
8 14,156 50 283120
12 13,1245 50 262490
16 13,541 50 270820
20 8,4155 50 168310
TDS Rerata
20 y = -0.4192x + 18.19
R² = 0.8803
18
16
14
TDS Rerata

12
10
8 TDS Rerata
6 Linear (TDS Rerata)
4
2
0
0 5 10 15 20 25
Dosis

Grafik 3. Pengaruh Dosis Iradiasi Gamma Terhadap Endapan Limbah Pelapisan Logam Dengan 6 Variasi

Dalam memperbaiki garis, dapat dihapuskan satu variasi yang dapat membuat garis lebih
baik saat variasi tersebut dihilangkan. Dalam kasus ini dosis yang dihilangkan dari data adalah
dosis 16 kGy.

TDS Rerata
20
18 y = -0.4818x + 18.329
16 R² = 0.9877
14
TDS Rerata

12
10
8 TDS Rerata
6 Linear (TDS Rerata)
4
2
0
0 5 10 15 20 25
Dosis

Grafik 4. Pengaruh Dosis Iradiasi Gamma Terhadap Endapan Limbah Pelapisan Logam Dengan 5 Variasi
TDS dalam ppm
400000
y = -33535x + 397345
350000 R² = 0.8803
300000
250000
ppm

200000 TDS dalam ppm


150000
Linear (TDS dalam
100000
ppm)
50000
0
0 4 8 12 16 20
Dosis

Grafik 5. Pengaruh Dosis terhadap TDS dalam ppm


VII. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan melaukan pengukuran dan mengetahui pengaruh dosis
iradiasi gamma terhadap warna, pH, endapan, dan TDS limbah industri pelapisan logam
alumunium. Pada kehidupan aslinya, limbah pelapisan logam masih memiliki
kandungan berbahaya termasuk logam berat dan selanjutnya harus diolah terlebih dahulu
agar sampai pada standardisasi baku mutu air limbah yang boleh dibuang ke lingkungan.
Praktikum ini berlaku sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui pengaruh iradiasi
gamma terhadap degradasi atau pengurangan bahan berbahaya limbah yang kemudian
dapat dikaji lebih lanjut agar didapat hasil yang diinginkan sesuai baku mutu air limbah
yang dikeluarkan baik oleh PERGUB DIY maupun PERMEN LH. Dosis iradiasi yang
digunakan pada praktikum ini adalah 0, 4, 8, 12, 16 dan 20 kGy.
Setelah diiradiasi diketahui pada tiap dosis tidak terjadi adanya perubahan pH. pH
yang didapat selalu konstan didaerah pH 0 atau daerah sangat asam. Hal ini dapat
dikarenakan hidroksida radikal tidak bereaksi dengan senyawa logam atau anorganik.
Kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa senyawa hidroksida radikal didalam zat
yang teriradiasi akan bereaksi dengan senyawa organik. Berdasarkan Pergub DIY No.7
tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Pelayanan
Kesehatan, dan Jasa Pariwisata untuk baku mutu limbah cair pelapisan industri pelapisan
logam, kadar pH maksimal sehingga dapat dirilis ke lingkungan adalah sebesar 6,0 - 9,0.
Total padatan yang terlarut pada limbah ini mengalami penurunan setelah
diiradiasi, meskipun masih sangat jauh untuk memenuhi baku mutu limbah. Terlihat dari
grafik 5,bahwa penurunan TDS tetap turun hingga saat dosis 16 kGy terdapat kenaikan
kemudian saat dosis 20 kGy terjadi penurunan kembali. Kenaikan yang terjadi pada
dosis 16 kGy dapat disebabkan oleh larutnya kembali TDS dalam larutan. Namun
sebagian besar menunjukkan adanya pengaruh penurunan jumlah TDS dalam larutan
dengan besarnya dosis iradiasi dengan dosis dalam praktikum yang paling baik adalah
dosis terbesar yakni 20 kGy dengan jumlah TDS 168310 ppm. Berdasarkan Pergub DIY
No.7 tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Pelayanan
Kesehatan, dan Jasa Pariwisata untuk baku mutu limbah cair pelapisan industri pelapisan
logam, kadar TDS maksimal sehingga dapat dirilis ke lingkungan adalah sebesar 2000
mg/l. Faktor yang kemudian harus diperhatikan adalah suhu pemanasan, karena suhu
pemanasan yang baik adalah di suhu 180oC.
Dalam pengujian iradiasi ini juga terdapat perubahan warna sebelum dan sesudah
iradiasi. Salah satu faktor utama penyebab perubahan warna dapat dikaitkan dengan
perpindahan ion dan elektron dari botol kaca yang digunakan sebagai wadah iradiasi
terhadap larutan yang berisi didalamnya. Hal ini juga menyebabkan warna yang terjadi
setelah iradiasi menjadi berwarna kuning dan tidak baik untuk dilepas ke lingkungan.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk tidak melakukan iradiasi limbah dengan
botol kaca.
Dari keseluruhan pengujian, dosis iradiasi hingga 20 kGy belum cukup untuk
menjadikan pH dan TDS didalam batas aman untuk dilepas ke lingkungan. Maka dari itu
penggunaan iradiasi gamma sebagai salah satu bentuk pengolahan limbah cair industri
logam aluminium harus dilakukan studi berkelanjutan yang komprehensif jika pada
waktu mendatang ingin digunakan sebagai solusi pengelolaan limbah.
VIII. KESIMPULAN
1. Mahasiswa dapat mengukur warna, pH, endapan dan TDS limbah industri pelapisan
logam aluminium. Perubahan warna dari iradiasi gamma limbah logam adalah perubahan
dari warna asli bening keruh ke warna kuning. Kemudian pH yang terukur tidak dapat
berubah dan endapan yang terukur tidak dapat dipastikan atas pengaruh dosis iradiasi.
Selanjutnya TDS atau Total Dissolved Solid pada dosis 0, 4 , 8, 12, 16, dan 20 kGy
berturut-turut adalah 360927, 334160, 283120, 262490, 270820, dan 168310 ppm.
2. Mahasiswa mengetahui pengaruh dosis iradiasi gamma terhadap warna, pH, endapan, dan
TDS limbah industri pelapisan logam alumunium. Perubahan warna dari iradiasi gamma
limbah logam adalah perubahan dari warna asli bening keruh ke warna kuning pada
setiap dosis. Kemudian diketahui bahwa iradiasi tidak berpengaruh terhadap
pengendapan larutan dan perubahan pH. Selanjutnya diketahui bahwa semakin besar
dosis iradiasi akan semakin kecil TDS atau Total Dissolved Solid yang terkandung
didalam limbah.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Andaka, Ganjar. 2008. Penurunan Kadar Tembaga pada Limbah Cair Industri
Kerajinan Perak dengan Presipitasi menggunakan Natrium Hidroksida. Jurnal
Teknologi, Volume 1 Nomor 2, Desember 2008, 127 – 134.
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 tahun 2010 tentang Baku
Mutu bagi Kegiatan Industri, Pelayanan Kesehatan, dan Jasa Pariwisata.
Said, Nusa I. 2010. Metode Penghilangan Logam Berat (As, Cd, Cr, Ag, Cu, Pb, Ni,
dan Zn) dalam Air Limbah Industri. JAI Vol 6. No. 2. 2010.

Sekarwati, Novita dkk. 2015. Dampak Logam Berat Cu (Tembaga) dan Ag (Perak)
pada Limbah Cair Industri Perak terhadap Kualitas Air Sumur dan Kesehatan
Masyarakat serta Upaya Pengendaliannya di Kota Gede Yogyakarta. Jurnal
EKOSAINS Vol. VII No 1. Maret 2015.
Yogyakarta, 14 Maret 2019

Asisten, Praktikan,

Sugili Putra, M.Sc Fakhriansyah Wijaya


LAMPIRAN

pH limbah dosis 4 kGy pH limbah dosis 8 kGy pH limbah dosis 12 kGy

pH limbah dosis 16 kGy pH limbah dosis 20 kGy


Warna limbah dosis 4 kGy Warna limbah dosis 8 kGy Warna limbah dosis 12 kGy

Warna limbah dosis 16 kGy Warna limbah dosis 20 kGy


Pengukuran TDS Pengukuran TDS

Anda mungkin juga menyukai