Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH

ILMU NEGARA

TEORI-TEORI TENTANG SIFAT HAKEKAT NEGARA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan matakuliah

Ilmu Negara

Disusun Oleh :
NAMA NIM
1. PARYANA : 19110410002
2. Yulianto Pamungkas : 19110410011
3. Asep Christian Syah : 19110410015
4. Muhammada Adnan Sanjaya : 19110410019

6. Gideon Hersatya O.P : 19110410037

5. Maghfera Wulandari : 19110410043

7. Anggarda Lovby W. : 19110410058

Dosen Pengampu : DYAH ROSIANA PUSPITASARI S.H., LL.M.

.PENDIDIKAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
hidayah-Nya kepada kita sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tugas makalah ini diberi judul “Teori-teori Tentang Sifat Hakekat Negara”. Tugas
makalah ini adalah tugas kelompok dari mata kuliah Ilmu Negara.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan namun pada
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan meskipun terdapat kesalahan dan
kekurangan.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah
ini, baik selama penyusunan tugas maupun di luar itu.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu saran dan kritikan yang membangun selalu penulis harapkan, untuk
kemajuan dimasa yang akan datang. Harapan penulis makalah ini bisa diambil
manfaatnya bagi pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

Judul.......................................................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................,...............................................iii
BAB 1 Pendahuluan.....................................................................,.........................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II Isi................................................................................................................................2
BAB III Penutup.....................................................................................................................5
A. Kesimpulan.....................................................................................................................5
B. Saran...............................................................................................................................5
Daftar Pustaka..........................................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk memahami apa sebanarnya suatu negara perlu dibahas tentang teori-teori
tentang sifat hakekat negara. Dari sisi sosiologis suatu negara adalah memahami
sebagai anggota masyarakat. Pandangan sifat hakekat negara berkaitan dengan
pandangan hidup yang dianutnya.
B. Rumusan Masalah
Didalam makalah ini penulis akan membahas mengenai teori-teori tentang sifat
hakekat negara dari berbagai pendapat ahli.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui teori-teori tentang sifat hakekat negara.
2. Berbagi pengetahuan.
3. Untuk menambah wawasan dibidang ilmu negara.
BAB II

ISI

Guna memahami apa sebenarnya suatu negara akan diungkapkan oleh


Teori Sifat Hakekat Negara. Pandangan sifat hakekat negara berkaitan dengan
pandangan hidup yang dianutnya. Oleh sebab itu banyak paham sarjana yang
mengungkapkannya yaitu sebagai berikut :

1. Socrates
Semua masyarakat pada dasarnya menginginkan kehidupan yang
tentram, aman, dan lepas dari gangguan yang memusnahkan harkat
manusia. Pada saat itu, orang-orang ini akan berkumpul dan membangun
benteng sehingga menjadi satu kelompok yang dinamakan sebagai Polis
oleh Socrates. Dalam pandangannya, Socrates mengidentikkan polis
dengan masyarakat dan masyarakat indentik dengan negara. Sistem
pemerintahan negara bersifat demokratis yang langsung, karena negara
saat itu hanya suatu kota kecil,rakyat hanya sedikit dan kepentingan rakyat
belum banyak.
2. Plato
Plato merupakan murid dari Socrates sehingga memiliki pandangan yang
hampir serupa. Paham Plato mengenai negara adalah keinginan kerja sama
antar manusia untuk memenuhi keinginan mereka. Kesatuan mereka
inilah yang kemudian disebut masyarakat dan masyarakat merupakan
negara. Menurut Plato, antara masyarakat dan negara memiliki beberapa
kesamaan sifat, seperti sifat pemikir manusia identik dengan golongan
penguasa, sifat keberanian manusia identik dengan golongan tentara
sedangkan sifat membutuhkan aneka kebutuhan identik dengan golongan
pekerja dalam negara.
3. Aristoteles
Menurut Aristitoles, yang juga merupakan murid dari Plato, negara
adalah gabungan keluarga sehingga membentuk sebuah kelompok besar.
Kebahagiaan dalam negara akan tercapai bila terciptanya kebahagiaan
individu. Sebaliknya, bila manusia ingin bahagia, ia harus bernegara,
karena manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk kepentingan
hidupnya. Berbeda dengan Plato yang merupakan peletak dasar ajaran
idealisme, Aristoteles merupakan pengembang ajaran realisme.
4. F. Oppenheimer
Dalam bukunya yang berjudul Die Sache, Oppenheimer menyatakan
bahwa negara adalah alat dari golongan yang kuat untuk melaksanakan
suatu tertib masyarakat, golongan yang kuat tadi dilaksanakan pada
golongan yang lemah. Maksudnya untuk menyusun dan membela
kakuasaan dari penguasa.
5. Leon Duguit
Dalam bukunya berjudul Traite de Droit Constitutionel, Duguit
menyatakan bahwa negara adalah kekuasaan arang-orang kuat memerintah
orang-orang lemah, bahkan dalam negara modern, kekuasaan orang-orang
yang kuat diperoleh dari faktor-faktor politik.
6. R. Kranenburg
Negara itu pada hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan, yang
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Jadi menurut
Kranenburg, terlebih dahulu harus ada sekelompok manusia yang memiliki
kesadaran untuk medirikan suatu organsasi dengan tujuan untuk
memelihara kepentingan dari kelompok tersebut.
Menurut Kranenburg dari pandangan modern, bangsa menjadi dasar
daripada negara. Jadi bangsalah yang primer, yang harus ada terlebih
dahulu baru kemudian menyusul adanya negara, jadi negara sifatnya
sekunder.
Kranenburg juga beranggapan bahwa pengelompokkan manusia
didasarkan atas 4 macam ukuran, yaitu:
a. Pengelompokkan berada pada suatu tempat tertentu dan teratur,
b. Pengelompokkan berada pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur,
c. Pengelompokkan tidak berada pada suatu tempat tertentu tetapi
teratur, dan
d. Pengelompokkan tidak pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur.
7. Logemann
Dalam pandangannya, Logemann mengatakan bahwa negara itu pada
hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang meliputi atau
menyatukan kelompok manusia yang disebut bangsa. Jadi, pertama-tama
negara iu adalah suatu organisasi kekuasaan, maka organisasi ini memiliki
suatu kewibawaan, dalam makna bisa memaksakan kehendaknya pada
semua orang yang diliputi oleh organisasi itu.
Menurut Logemann yang primer adalah organisasi kekuasaannya yaitu
negara, sedangkan kelompok manusianya adalah sekunder. Organisasi itu
menciptakan bangsa, maka bangsa inilah yang tergantung pada organisasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya sifat negara berkaitan erat dengan dasar terbentuknya
negara, norma dasar menjadi tujuannya, falsafah hidup yang ingin
diwujudkannnya, serta menjalankan sejarah dan tata nilai budaya yang
telah berkembang di dalam negara.
Hakikat Negara secara Sosiologis :
1. Ikatan suatu bangsa.
2. Sebagai suatu organisasi kewibawaan.
3. Organisasi sebagai jabatan (ambten organisatie).
4. Organisasi kekuasaan.
B. Saran
Dalam makalah ini banyak kekurangan, sebaiknya pembaca dapat
menambah sumber-sumber lain. Dan mudah-mudahan makalah ini bisa
bermanfaat bagi anda yang membutuhkan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Prof.H.Soehino.S.H.,Ilmu Negara. Liberty: Yogyakarta . 2013.

Anda mungkin juga menyukai