Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk memahami apa sebanarnya suatu negara perlu dibahas tentang teori-teori tentang
sifat hakekat negara. Dari sisi sosiologis suatu negara adalah memahami sebagai anggota
masyarakat. Pandangan sifat hakekat negara berkaitan dengan pandangan hidup yang dianutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Teori-teori tentang sifat hakekat negara

2. Menambah wawasan dibidang ilmu negara.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui teori-teori tentang sifat hakekat negara.

2. Untuk menambah wawasan dibidang ilmu negara.

1
BAB II

ISI

Guna memahami apa sebenarnya suatu negara akan diungkapkan oleh Teori Sifat Hakekat
Negara. Pandangan sifat hakekat negara berkaitan dengan pandangan hidup yang dianutnya.
Oleh sebab itu banyak paham sarjana yang mengungkapkannya yaitu sebagai berikut :

1. Socrates

Semua masyarakat pada dasarnya menginginkan kehidupan yang tentram, aman, dan lepas
dari gangguan yang memusnahkan harkat manusia. Pada saat itu, orang-orang ini akan
berkumpul dan membangun benteng sehingga menjadi satu kelompok yang dinamakan sebagai
Polis oleh Socrates. Dalam pandangannya, Socrates mengidentikkan polis dengan masyarakat
dan masyarakat indentik dengan negara. Sistem pemerintahan negara bersifat demokratis yang
langsung, karena negara saat itu hanya suatu kota kecil,rakyat hanya sedikit dan kepentingan
rakyatbelum banyak.

2. Plato

Plato merupakan murid dari Socrates sehingga memiliki pandangan yanghampir serupa.
Paham Plato mengenai negara adalah keinginan kerja samaantar manusia untuk memenuhi
keinginan mereka. Kesatuan mereka inilah yang kemudian disebut masyarakat dan masyarakat
merupakan negara. Menurut Plato, antara masyarakat dan negara memiliki beberapa kesamaan
sifat, seperti sifat pemikir manusia identik dengan golongan penguasa, sifat keberanian manusia
identik dengan golongan tentara sedangkan sifat membutuhkan aneka kebutuhan identik dengan
golongan pekerja dalam negara.

3. Aristoteles

Menurut Aristitoles, yang juga merupakan murid dari Plato, negara adalah gabungan
keluarga sehingga membentuk sebuah kelompok besar. Kebahagiaan dalam negara akan tercapai
bila terciptanya kebahagiaan 2individu. Sebaliknya, bila manusia ingin bahagia, ia harus
bernegara, karena manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk kepentingan hidupnya.
Berbeda dengan Plato yang merupakan peletak dasar ajaran idealisme, Aristoteles merupakan
pengembang ajaran realisme.

4. F. Oppenheimer

Dalam bukunya yang berjudul Die Sache, Oppenheimer menyatakan bahwa negara adalah
alat dari golongan yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib masyarakat, golongan yang kuat
tadi dilaksanakan pada golongan yang lemah. Maksudnya untuk menyusun dan membela
kakuasaan dari penguasa.

2
5. Leon duguit

Dalam bukunya berjudul Traite de Droit Constitutionel, Duguit menyatakan bahwa negara
adalah kekuasaan arang-orang kuat memerintahorang-orang lemah, bahkan dalam negara
modern, kekuasaan orang-orang yang kuat diperoleh dari faktor-faktor politik.

6. R. Kranenburg

Negara itu pada hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan, yang diciptakan oleh
sekelompok manusia yang disebut bangsa. Jadi menurut Kranenburg, terlebih dahulu harus ada
sekelompok manusia yang memilikikesadaran untuk medirikan suatu organsasi dengan tujuan
untuk memelihara kepentingan dari kelompok tersebut.Menurut Kranenburg dari pandangan
modern, bangsa menjadi dasar daripada negara. Jadi bangsalah yang primer, yang harus ada
terlebih dahulu baru kemudian menyusul adanya negara, jadi negara sifatnya
sekunder.Kranenburg juga beranggapan bahwa pengelompokkan manusiadidasarkan atas 4
macam ukuran, yaitu:

a. Pengelompokkan berada pada suatu tempat tertentu dan teratur,

b. Pengelompokkan berada pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur

c. Pengelompokkan tidak berada pada suatu tempat tertentu tetapi teratur, dan

d. Pengelompokkan tidak pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur.

7. Logemann

Dalam pandangannya, Logemann mengatakan bahwa negara itu pada hakekatnya adalah
suatu organisasi kekuasaan yang meliputi atau menyatukan kelompok manusia yang disebut
bangsa. Jadi, pertama-tama negara iu adalah suatu organisasi kekuasaan, maka organisasi ini
memiliki suatu kewibawaan, dalam makna bisa memaksakan kehendaknya pada semua orang
yang diliputi oleh organisasi itu.Menurut Logemann yang primer adalah organisasi
kekuasaannya yaitu negara, sedangkan kelompok manusianya adalah sekunder. Organisasi itu
menciptakan bangsa, maka bangsa inilah yang tergantung pada organisasi.

3
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada dasarnya sifat negara berkaitan erat dengan dasar terbentuknya negara, norma dasar
menjadi tujuannya, falsafah hidup yang ingin diwujudkannnya, serta menjalankan sejarah dan
tata nilai budaya yang telah berkembang di dalam negara.

4
Daftar pustaka

Manila Lia Sandra 2016. Teori-Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

https://123dok.com/document/y4e3gorq-makalah-ilmu-negara-teori-teori-tentang.html 17

November 2021 (11:30).

Anda mungkin juga menyukai