Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“Sejarah Perkembangan Ilmu Negara”

Disusun Oleh :
Dwi Ayu Angraini (2005010014)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini
saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang, Desember 2020


Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 A.Latar Belakang


IImu pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil pemikiran manusia dan manusia mempunyai
kebebasan untuk menyatakan pemikirannya. IImu pengetahuan bersifat dinamis
sesuai dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu ilmu pengetahuan dapat dikatakan
sebagai lambang utama dari kemajuan.
Pada awalnya ilmu Negara juga seperti ilmu ilmu hukum bukanlah suatu cabang ilmu mandiri
melainkan sebagai dari filsafat yang dikembangkan oleh parah filsuf jerman pada abad ke-18.ilmu
Negara diajukan olch johann gottlieb fichte.mengingat bahwa ahli tersebut adalah
orang-orang jerman,maka tidaklah mengherankan jika oprang menggatakan bahwa ilmu Negara
yang berkembang sampai dengan abad 21 ini bertradisi dari eropa barat,atau ditegaskan pula
bertradisi dari jerman.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu Negara?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu negara di dunia?
c. Tujuan

Tujuan :
1. Untuk dapat mengetahui apa itu ilmu negara
2. Untuk dapat mengetahui sejarah perkembangan ilmu negara di dunia

BAB II

ISI

1.2 A. Pengertian Ilmu Negara

Secara terminologi bahasa, ilmu negara terdiri dari dua gabungan kata, yakni ilmu dan negara.
Ilmu berarti suatu sistem pengetahuan , sedangkan pengertian negara dirumuskan juga dalam
berbagai definisi, seperti dikemukakan oleh para ahli pikir, yaitu :
1. Aristoteles, negara ialah persekutuan dari keluarga dan desa untuk mencapai kehidupan yang
sebaik-baiknya.
2. Jean Bodin, negara ialah suatu persekutuan dari keluarga-keluarga dengan segala
kepentingannya yang dipimpin oleh suatu kekuasaan yang berdaulat.
3. Hans Kelsen, negara ialah suatu susunan pergaulan hidup bersama dengan tata paksa.

Secara etimologis kata status itu dalam bahasa Latin Klasik adalah suatu istilah abstrak yang
menunjukkan keadaan yang tegak dan tetap, atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak
dan tetap . Jika dalam praktiknya kata state itu dialihkan dari kata status maka dikenal doktrin
yang pertama kali dari tulisan Niccolo Machiavelli. Dalam bukunya yang termasyhur The Prince,
Machiavelli memulai kalimat-kalimat pertamanya dengan, «Semua negara dan bentuk-bentuk
pemerintahan yang pernah ada dan yang sekarang menguasai manusia adalah republik atau
kerajaan.» Machiavelli-lah yang memperkenalkan istilah lo stato dalam kepustakaan ilmu
politik . Kata negara mempunyai dua arti. Pertama, negara adalah masyarakat atau wilayah yang
merupakan satu kesatuan politis. Dalam arti ini India, Korea Selatan, atau Brazilia merupakan
negara. Sebutan bapak dalam salah satu cabang ilmu pengetahuan adalah untuk menunjukkan
bahwa orang itulah yang pertama-tama dapat melihat cabang ilmu pengetahuan itu sebagai
satu kesatuan, keseluruhan, dan sistematik . Ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki asas-asas pokok dan pengertian-pengertian pokok tentang negara dan hukum tata
negara . Di Indonesia, istilah ilmu negara pertama kali digunakan oleh Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta pada tahun 1946. Walaupun pada mulanya terdapat perbedaan pandangan
mengenai penggunaan istilah ilmu negara, tetapi pada akhirnya disepakati penggunaannya. Ilmu
negara adalah ilmu yang menyelidiki pengertian pokok dan sendisendi pokok dari negara dan
hukum negara pada umumnya. Maksud perkataan pengertian yaitu menitikberatkan kepada
suatu pengetahuan, sedangkan maksud dari sendi adalah menitikberatkan kepada suatu asas
atau kebenaran.

B. Perkembangan ilmu negara


a) Zaman Klasik
1.Socarates ( ± 470 – 399 AD)
Socrates berpendapat bahwa dalam hati kecil setiap manusia terdapat hukum dan keadilan
sejati sebab setiap manusia adalah bagian dari nur/cahaya Tuhan.
Selanjutnya, Socrates berpendapat bahwa negara bukanlah organisasi yang dibuat untuk
kepentingan pribadi. Namun, ajaran Socrates dianggap membahayakan negara dan Socrates
dijatuhi hukuman mati dengan diperintahkan untuk meminum racun.
2.Plato ( 429 – 347 AD)
Menurut Plato, asal mula negara adalah karena banyaknya kebutuhan hidup dan keinginan
manusia dan manusia tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan dan keinginannya. Negara
merupakan satu keluarga besar, satu kesatuan,oleh karena itu negara harus dapat memelihara
dirinya sendiri. Agar dapat memelihara dirinya sendiri maka luas suatu negara harus diukur.
Suatu negara tidak boleh memiliki luas yang tidak diketahui.
Untuk mewujudkan negara yang sempurna ada beberapa syarat yang harus dipenuhi :
a.Negara harus dijalankan oleh pegawai yang terdidik khusus.
b.Pemerintahan harus dijalankan untuk kepentingan umum.
c.Rakyat harus mencapai kesempurnaan kesusilaan
3.Aristoteles (384-322 AD)
Aristoteles hanya mengakui adanya satu dunia Berkaitan dengan terjadinya Negara, menurut
Aristoteles, manusia berbeda dengan hewan sebab hewan dapat hidup sendiri sedangkan
manusia sudah dikodratkan untuk hidup dengan manusia lain.Untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya,manusia membutuhkan manusia lain.Manusia merupakan Zoon Politicon.
Oleh karena itu tujuan Negara adalah kesempurnaan warga yang berdasarkan atas keadilan,
keadilan memerintah dan harus menjelma di dalam Negara. Selain itu, hukum berfungsi untuk
memberi kepada manusia setiap apa yang menjadi haknya.
4.Polybios (204-122 AD)
Mengenai negara, Polybios melanjutkan paham Aristoteles. Menurut Polybios, proses
perkembangan, pertumbuhan dan kemerosotan bentuk-bentuk negara secara psikologis
bertalian dengan sifat-sifat manusia menurut ajaran Aristoteles, yaitu bahwa tidak adanya
bentuk negara yang abadi disebabkan karena terkandung benih-benih pengrusakan, seperti
pemberontakan, revolusi dll.
Benih-benih tersebut disebabkan karena sifat-sifat manusia, yaitu :
a. Keinginan akan persamaan
Yaitu terdapatnya hasrat persamaan terhadap mereka yang merasa dirinya sama dengan orang-
oranglain .
b. Keinginan akan perbedaan
Yaitu terdapatnya hasrat perbedaan terhadap mereka yang merasa dirinya berbeda dengan
orang lain
b.) Zaman Pertengahan
1.Thomas Aquino
Thomas Aquino membagi hukum ke dalam 4 golongan hukum, yaitu :
a.Lex Aeterna
Merupakan rasion Tuhan sendiri yang mengatur segala hal dan merupakan sumber dari segala
hukum. Rasio ini tidak dapat ditangkap oleh panca indera manusia.
b.Lex Divina
Merupakan bagian dari rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh manusia berdasarkan waktu yang
diterimanya.
Merupakan hukum alam yaitu yang merupakan penjelmaan dari lex aeterna di dalam rasio
manusia.
c.Lex Positivis
Yaitu hukum yang berlaku dan merupakan pelaksanaan dari hukum alam oleh manusia
berhubung dengan syarat khusus yang diperlukan oleh keadaan dunia.
d.Principia Prima (asas-asas umum)
Yaitu asas-asas yang dengan sendirinya dimiliki oleh manusia sejak kelahirannya, berlaku mutlak
dan tidak dapat berubah dimanapun dan dalam keadaan apapun.
e.Principia Secundaria (asas-asas yang diturunkan dari asas-asas umum)
2.Dante Alighieri (1265-1321)
Dalam bukunya, Dante memimpikan suatu kerajaan dunia yang melawan kerajaan Paus.
Kerajaan dunia tersebut yang akan menyelenggarakan perdamaian dunia. Tujuan negara
menurut Dante adalah untuk menyelenggarakan perdamaian dunia dengan cara
memberlakukan undang-undang yang sama bagi semua umat.
3.Marsiglio of Padua (Marsilius dari Padua)
Tugas utama negara untuk mencapai hal tersebut adalah menciptakan undang-undang demi
kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Kekuasaan tertinggi dalam negara dan pemerintahan
terletak pada pembuat undang-undang sehingga pemerintahan hanya alat dari pembuat
undang-undang. Pembuat undang-undang adalah rakyat sebab kedaulatan tertinggi ada di
tangan rakyat dan sumber undang-undang adalah rakyat secara keseluruhan. Rakyat boleh
menghukum penguasa jika ternyata penguasa melanggar undang-undang. Dalam hubungan
antara negara dan gereja, Marsilius berpendapat bahwa kedudukan gereja adalah di bawah
negara sehingga gereja tidak berhak membuat undang-undang sebab hanya rakyat yang berhak
untuk membuat undang-undang

C.Perbandingan ilmu Negara menurut para ahli

Menurut socrates,Negara adalah suatu susunan yang objektif bersandarkan kepada sifat hakikat
manusia dan bertugas untuk melaksanakan hukum yang objektif yang memuat keadilan bagi
masyarakat umum.maksud socarates disini, Negara bukanlah suatu organisasi yang dibuat untuk
manusia demi kepentingan drinya pribadi, melainkan negara itu suatu susunan yang objektif
bersandarkan kepada sifat hakekat manusia karena itu bertugas untuk melaksanakan dan
menerapkan hukum-hukum yang objektif, termuat «keadilan bagi umum», dan tidak hanya
melayani kebutuhan parapenguasa negara yang saling berganti ganti orangnya. Sementara
Menurut plato , asal mula negara adalah karena banyaknya kebutuhan hidup dan keinginan
manusia dan manusia tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan dan keinginannya. Kebajikan
menurut Plato adalah pengetahuan. Apapun yang dilakukan atas nama Negara harus dengan
tujuan untuk mencapai kebajikan, atas dasar itulah kemudian Plato memandang perlunya
kehidupan bernegara.

D.Perkembangan ilmu Negara di Indonesia pada abad ke 20

Pada tahun 1956,ahli hukum Indonesia dalam ilmun Negara dan hukum tata
Negara,R.Djokosutono,mengakui besarnya pengaruh eropa barat terutama jerman dalam
mengembangkan ilmu Negara di Negara-negara amerika serikat,belanda dan Indonesia .di
Indonesia, ilmu Negara dan ilmu politik di kembangkan oleh ahli-ahli hukum melalui perkuliahan
di fakultas hukum dan penulisan risalah. beberapa diantaranya adalah soedarisman
poerwokoesoemo (maksud membentuk Negara,1950 dan ilmu politik 1950).

E.Ilmu Negara sebagai mata kuliah pada fakultas hukum di Indonesia

Pada masa kekuasaan hindia belanda, didirikan rechtshogeschool di Batavia yang salah satu
bagian atau vak yang diajarkan oleh guru-gurunya ialah sejarah perkembangan bangunan-
bangunan negara yang ada pada waktu sekarang sebagai bagian pengantar untuk hokum tata
Negara positif.

Bagian atau vak yang ada difakultas-fakultas hukum dibelanda ialah ilmu Negara umum,sebagai
bagian atau vak pengantar untuk hukum tata Negara positif.sifat pembahasan ilmu Negara
umum ialah filsafat-filsafat serta teori-teori atau poko-pokok mengenai Negara , yang mengupas
asal mula Negara, hakikat Negara, bentuk-bentuk Negara, dan tipe-tipe Negara.
Istilah ilmu Negara dipergunakan di fakultas hukum dan ilmu kemasyarakatan UI, Fakultas
hukum, social dan politik UGM mempergunakan istilah lain, yaitu ilmu politik. Perbedaan istilah
itu di dasarkan pada pendekatan dan penyelidikan kedua ilmu.

Anda mungkin juga menyukai