OLEH:
FREDERIKUS AMUIT KAKA
2005010099
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WISNUARDHANA
MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, dan
hidayahNya, saya dapat menyelesaikan Makalah Hukum Acara PTUN khususnya dalam
Menganalisis Suatu Putusan Hakim Dalam Memutus Perkara di Peradilan Tata Usaha Negara.
Semoga dengan membaca makalah ini, para pembaca akan lebih memahami cara atau
mekanisme Putusan Hakim dalam menyelesaikan perkara di Peradilan TUN. Kritikan dan
saran yang membangun untuk saya demi kemajuan makalah ini sangat diharapkan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat.
A. LATAR BELAKANG
Sebagai negara yang demokratis, Indonesia memiliki sistem ketatanegaraan dengan
memiliki lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Dari ketiga lembaga tersebut eksekutif
memiliki porsi peran dan wewenang yang paling besar apabila dibandingkan dengan lembaga
lainnya, oleh karenanya perlu ada kontrol terhadap pemerintah untuk adanya check and
balances. Untuk mengontrol kekuasaan eksekutif tersebut diperlukan lembaga yudikatif atau
kehakiman. Berkaitan dengan kekuasaan kehakiman dalam Pasal 24 UUD 1945 jo. Undang-
Undang No. 4 Tahun 2004 menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara menyebutkan bahwa sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul
dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya
Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pada dasarnya sengketa Tata Usaha Negara terjadi karena adanya seseorang atau badan
hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara, yaitu suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat
hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Gugatan yang diajukan oleh seseorang atau
badan hukum yang merasa dirugikan tersebut haruslah dengan alasan-alasan sesuai yang diatur
dalam Pasal 53 ayat (2) UU No 5 Tahun 1986.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pertimbangan hukum hakim sehingga gugatan yang diajukan penggugat
tidak diterima ?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui alasan pertimbangan hukum hakim sehingga gugatan yang diajukan
penggugat tidak diterima.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kompetensi Mengadili
Sengketa Tata Usaha Negara pada contoh salinan Putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara Makassar di atas, kelompok kami sependapat dengan eksepsi Tergugat dan putusan
Hakim, karena dalam gugatan yang diajukan oleh Penggugat mendalilkan tanah objek
sengketa merupakan warisan yang belum terbagi dan esensi permasalahan sebenarnya
adalah menyangkut kepemilikan oleh karenanya harus dibuktikan terlebih dahulu pada
lembaga peradilan yang berwenang sehingga Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar tidak
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara tersebut.
b. Subjek Sengketa
Ketentuan mengenai pencantuman pihak-pihak dalam sengketa tata usaha ini di atur
dalam Pasal 109 ayat (1) huruf b Jo Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang No.5 Tahun 1986, bahwa
yang harus dicantumkan terkait subjek atau pihak-pihak yang berperkara dalam proses
Peradilan Tata Usaha Negara ini adalah Pertama; nama, kewarganegaraan, tempat tinggal dan
pekerjaan penggugat atau kuasanya. Kedua; nama jabatan dan tempat kedudukan tergugat.
Pada contoh kasus sengketa tata usaha di atas pihak yang berperkara adalah:
1. Penggugat
Nama : Djamaluddin Dg. Rurung Bin Abdul Rahman
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Yusuf Bauty BTN Mutira Permai Blok F.4A, Kelurahan Paccinongan,
Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Pekerjaan : Wiraswasta
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 13 Agustus 2014 memberikan kuasa kepada
Aiswariah Amin, SH., dan Andi Amirullah, SH., Advokat dan Konsultan Hukum,bertempat
tinggal di Jalan Mirah Seruni Kompleks Catalya I Blok F.5 Panakkukang Mas Makassar.
2. Tergugat
Nama Jabatan : Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa
Tempat Kedudukan : Jalan Andi Malombassang Nomor 65 Sungguminasa-Kabupaten Gowa.
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: 2016.S.Kuasa.73.06/X/2014 tanggal
9 Oktober 2014 memberi kuasa kepada Gunawan Hamid,A.Ptnh.MH. , Hardiansyah, SH., dan
Arfianty Satyaningsi, SH.,
3. Tergugat II Intervensi
Nama : H. Syamsul Alam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Sirajuddin Rani Nomor 21, Kelurahan Bonto-Bontoa, Kecamatan
Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 Oktober 2014 memberikan kuasa kepada
Amirullah Tahir, SH.MH., dan Rusli SH., Advokat, berkantor pada Kantor Advokat Amirullah
Tahir dan Associates di jalan Andi Pengerang Pettarani Perkantoran New Zamrud D.19,
Kelurahan Buakana, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.
C. OBJEK SENGKETA
Objek yang disengketakan di Pengadilan Tata Usaha Negara adalah Keputusan Tata
Usaha Negara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No.5
Tahun 1986, yaitu suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
Dalam perkara ini objek gugatan yang diajukan oleh Penggugat merupakan suatu
Keputusan Tata Usaha Negara yaitu berupa Sertipikat Hak Milik Nomor : 02009/ Kelurahan
Romang Polong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa tanggal 21 November 2013, Surat
Ukur No. 01006/Romangpolong/2013 tanggal 11-11-2013, seluas 3144 m2 ( tiga ribu seratus
empat puluh empat meter persegi ) atas nama H. Syamsul Alam, B.Sc., .
Berdasarkan hal tersebut, Maka benarlah bahwa kasus tersebut termasuk kedalam
objek sengketa tata usaha negara, tepatnya sengketa Sertipikat Pertanahan yang dapat
diperiksa di Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar, karena selain merupakan suatu
penetapan tertulis yang bersifat individual, konkret, dan final, juga pihak Penggugat merasa
dirugikan oleh keputusan tersebut.
http://ptun-makassar.go.id/perkara-putus-tahun-2015/
( diakses pada Senin, 7 Desember 2015 )
http://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/c2522d089e3671496383101e7eb348da
( diakses pada Senin, 7 Desember 2015 )
http://annekasaldianmardhiah.blogspot.co.id/2012/07/analisis-putusan-pengadilan-
tata-usaha.html ( diakses pada Senin, 7 Desember 2015 )