Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

“ESTIMATING CONVECTIVE HEAT TRANFER COEFFICIENT”

TEKNOLOGI REKAYASA PANGAN

Disusun oleh:

Nama (Nim) : Gusti Ayu Chanda Resi


Maretha (B41220599)
Golongan : A
Absen : 19

Dosen Pengampu:
Prof. Totok R. Biyanto, ST., MT., PhD.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PANGAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Memperkirakan Koefisien Perpindahan Panas
Konvektif adalah,
1. Memahami peran koefisien perpindahan panas konvektif dalam aplikasi
pemanasan dan pendinginan.
2. Belajar bagaimana mengukur koefisien perpindahan panas konvektif dalam
udara diam, udara bergerak, dan air panas.
3. Memahami penggunaan metode kapasitas terkumpul untuk menentukan
koefisien perpindahan panas konvektif dari data suhu-waktu.
4. Menganalisis pengaruh ukuran produk, suhu udara dan air, serta kecepatan
udara dan air terhadap besarnya koefisien perpindahan panas konvektif.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum yang berjudul
“Estimating Convective Heat Tranfer Coefficient” secara online atau virtual dengan
menggunakan website https://www.rpaulsingh.com/learning/virtual/virtual.html.
A. Data Terkait Pada Website
https://www.rpaulsingh.com/learning/virtual/virtual.html

B. Hasil
Hasil data didapatkan dari export data dari virtual experiment yang
kemudian kita aplikasikan dengan membuat grafik. Hasil yang disimpan
dalam latihan ini mencakup kumpulan data suhu-waktu untuk
pemanasan/pendinginan bola aluminium di udara dan air. Gunakan langkah-
langkah berikut untuk menganalisis hasil guna menentukan nilai-h.
1. Untuk setiap kumpulan data suhu-waktu, siapkan kolom baru yang berisi

2. Buat scatter plot τ = -(1/slope) Vs time, dengan menggunakan analisis


trendline, tentukan kemiringan garis lurus

virtual experiment #1 (hot water)


0
0

19.27710843
4.819277108
9.638554217
14.45783133

24.09638554
28.91566265
33.73493976
38.55421687
43.37349398

-0.2
ln ((T-Tm)/(Ti-Tm))

virtul experiment #1
-0.4 (hot water)

-0.6 Linear (virtul


experiment #1 (hot
-0.8 water))
y = -0.0482x + 0.0435
-1 R² = 0.9995
time
virtual experiment #2 (still air)
0.01

0
ln ((T-Tm)/(Ti-Tm))

57.8313253

134.939759
19.27710843
38.55421687

77.10843373
96.38554217
115.6626506

154.2168675
173.4939759
-0.01 virtual experiment #2
(still air)
-0.02
Linear (virtual
-0.03
experiment #2 (still
-0.04 air))

-0.05 y = -0.0024x + 0.0056


time R² = 0.9345

virtual experiment #3 (forced air)


0.05
0
0

84.3373494
12.04819277
24.09638554
36.14457831
48.19277108
60.24096386
72.28915663

96.38554217
108.4337349
ln ((T-Tm)/(Ti-Tm))

-0.05 virtual experiment #3


-0.1 (forced air)

-0.15
Linear (virtual
-0.2 experiment #3
(forced air))
-0.25
y = -0.0144x + 0.0184
-0.3 R² = 0.9973
time

virtual experiment #4 (hot water)


0
0
4.819277108
9.638554217
14.45783133
19.27710843
24.09638554
28.91566265
33.73493976
38.55421687
43.37349398

-0.1
ln ((T-Tm)/(Ti-Tm))

-0.2 virtual experiment #4


(hot water)
-0.3
Linear (virtual
-0.4
experiment #4 (hot
-0.5 water))
y = -0.0292x + 0.0258
-0.6 R² = 0.9993
time
3. Hitung nilai h dari persamaan berikut dengan menggunakan kemiringan, kalor
jenis aluminium, serta massa dan luas permukaan bola aluminium.

C. Tugas Diskusi
1. Diskusikan bagaimana ukuran transduser (bola/merubah fisis satu ke fisis
yang lain) memengaruhi koefisien perpindahan panas konveksi?
2. Diskusikan pengaruh kecepatan udara terhadap koefisien perpindahan
panas konvektif.
3. Sebutkan keterbatasan dalam prosedur eksperimen yang mungkin menjadi
sumber kesalahan?

Jawab

1. Ukuran transduser, seperti bola atau perangkat lainnya yang mengubah


satu bentuk energi fisik menjadi bentuk energi fisik lainnya, dapat
memengaruhi koefisien perpindahan panas konveksi dalam beberapa cara.
Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin dipertimbangkan:
a. Ukuran Permukaan
Transduser yang lebih besar memiliki lebih banyak area permukaan
yang tersedia untuk berinteraksi dengan aliran fluida sekitarnya. Ini
dapat meningkatkan perpindahan panas konveksi karena adanya lebih
banyak permukaan kontak antara transduser dan fluida. Sebaliknya,
transduser yang lebih kecil mungkin memiliki area permukaan yang
lebih sedikit, yang dapat mengurangi efisiensi perpindahan panas.
b. Ukuran Massa
Transduser yang lebih besar mungkin memiliki massa termal yang
lebih besar, yang dapat bertindak sebagai penyimpan panas tambahan.
Ini bisa mempengaruhi kapasitas transduser untuk menyerap atau
melepaskan panas, mempengaruhi tingkat perpindahan panas
konveksi.
c. Dimensi Karakteristik
Dimensi transduser, seperti diameter bola, bisa memengaruhi lapisan
batas aliran fluida di sekitarnya. Lapisan batas ini memainkan peran
penting dalam proses konveksi, dan ukuran transduser dapat
memengaruhi ketebalan lapisan batas ini, yang pada gilirannya dapat
memengaruhi koefisien perpindahan panas.
d. Kapasitas Panas
Kapasitas panas pada tekanan konstan dari bahan transduser juga dapat
memengaruhi koefisien perpindahan panas konveksi. Bahan dengan
kapasitas panas yang tinggi mungkin membutuhkan waktu lebih lama
untuk dipanaskan atau didinginkan oleh aliran fluida.
2. Menurut, Muthaha et al., (2020), Nilai kecepatan udara dan nilai ∆t
mempengaruhi nilai laju perpindahan panas. Semakin besar nilai
kecepatan udara dan nilai ∆t maka nilai laj perpindahan panas juga akan
semakin besar. Dengan semakin besarnya kecepatan udara maka potensi
perpindahan panasnya juga akan semakin besar, akibatnya temperatur
udara keluar radiator naik yang membuat harga properties udara akan
semakin besar sehingga koefisien konveksi juga semakin besar. Secara
teori semakin besar kecepatan udara dengan rho konstan maka G juga
akan semakin besar sehingga Re akan semakin besar. Semakin besar Re
cold, Nu juga akan mengalami kenaikan karena Nu sebanding dengan Re
maka jika nilai Re tinggi maka nilai Nu akan tinggi pula. Oleh karena itu
semakin besar nilai G (mass velocity), semakin besar pula nilai hcold.
Sehingga dapat disimpulkan semakin besar nilai Recold maka nilai hcold
juga akan semakin besar (Paramananda dan Prabowo, 2014).
3. Keterbatasan dalam prosedur eksperimen yang mungkin menjadi sumber
kesalahan adalah salah satunya pada perhitungan

Dimana m (massa) tidak diketahui jumlahnya sehingga untuk menghitung


h nya perlu data masssanya. Namun keterbatan lain mungkin terletak pada
keterbatasan online.
LINK EXCEL :
https://drive.google.com/drive/folders/1WnRQ2n1z1qHZRrbOD_4dYBC
nPIT4Bc--?usp=sharing
DAFTAR PUSTAKA

Munthaha, M., Rudi Cahyono, G. and Razi Ansyah, P. (2020)


„PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA
TERHADAP LAJU PERPINDAHAN PANAS PADA
PENDINGINAN PANEL SURYA‟, Jurnal POROS
TEKNIK, 12(1), pp. 29–34.
Paramananda, I. and Prabowo (2014) „Studi Eksperimen Pengaruh
Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat
Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)
Dengan Susunan Tube Inline Sebagai Pemanas Pada‟.

Anda mungkin juga menyukai