Anda di halaman 1dari 13

FARAH DHIYAH ALFINI SARNYOTO

F1A019052
TUGAS 1 METODE NUMERIK KELAS B

SOAL
Seseorang penerjun payung terjun dari ketinggian dengan berat tubuh 68,1 kg, hitung kecepatan penerjun payung tersebut jika diketahui drag
koefisien yang terjadi sebesar 12,5 kg/s dan percepatan gravitasi sebesar 9,8 m/s².

1. Kerjakan soal Penerjun Payung dengan menggunakan Excel. Plot hasil analitik dan numerik dalam satu grafik.

Metode Analitik Diketahui


v (m/s) m 68.1 kg
t (s)
v(t) = gm/c (1-e-(c/m)t) c 12.5 kg/s
0 0.0000 g 9.8 m/s2
2 16.4050
4 27.7693
6 35.6418
8 41.0953
10 44.8731
12 47.4902
14 49.3031
16 50.5590
18 51.4290
20 52.0317
22 52.4492
24 52.7384
26 52.9387
28 53.0775
30 53.1736
32 53.2402
Metode Analitik
t (s)
v (m/s) Metode Analitik
v(t) = gm/c (1-e-(c/m)t) 60
34 53.2864
36 53.3183
38 53.3405 50
40 53.3558
42 53.3664
44 53.3738 40
46 53.3789
48 53.3824
50 53.3849 30
Metode Analitik
52 53.3866
54 53.3878
56 53.3886 20
58 53.3891
60 53.3895
10

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Metode Numerik Diketahui
v (m/s) m 68.1 kg
t (s)
v(ti+1) = v(ti) + [g-c/mv(ti)](ti+1-ti) c 12.5 kg/s
0 0.0000 g 9.8 m/s2
2 19.6000
4 32.0047
6 39.8555
8 44.8243
10 47.9690
12 49.9592
14 51.2188
16 52.0160
18 52.5206
20 52.8399
22 53.0420
24 53.1699
26 53.2508
28 53.3021
30 53.3345
32 53.3550
34 53.3680
36 53.3762
38 53.3814
40 53.3847
42 53.3868
44 53.3881
46 53.3890
48 53.3895
50 53.3898
Metode Numerik
v (m/s) Metode Numerik
t (s)
v(ti+1) = v(ti) + [g-c/mv(ti)](ti+1-ti) 60
52 53.3900
54 53.3902
50
56 53.3903
58 53.3903
60 53.3903 40

30
Metode Numerik

20

10

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Grafik Gabungan Metode Analitik dan Metode Numerik
60

50

40

30 Metode Analitik
Metode Numerik

20

10

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
 Pada waktu berapa kecepatannya akan konstan?
Berdasarkan dari data dan grafik metode analitik dan metode numerik, dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
-Pada metode analitik, kecepatan akan konstan pada saat dt = 28 s hingga dt = 60 s
-Pada metode numerik, kecepatan akan konstan pada saat dt = 22 s hingga dt = 60 s

 Perkecil nilai dt menjadi setengahnya, hitung dengan numerik dan plot hasilnya dengan hasil-hasil sebelumnya. Pada nilai dt berapa hasil
numerik akan mendekati hasil analitik?

Metode Numerik (nilai dt diperkecil) Diketahui


v (m/s) m 68.1 kg
t (s)
v(ti+1) = v(ti) + [g-c/mv(ti)](ti+1-ti) c 12.5 kg/s
0 0.0000 g 9.8 m/s2
1 9.8000
2 17.8012
3 24.3337
4 29.6672
5 34.0217
6 37.5769
7 40.4795
8 42.8493
9 44.7842
10 46.3639
11 47.6536
12 48.7066
13 49.5664
14 50.2683
15 50.8413
16 51.3092
17 51.6912
Metode Numerik (nilai dt diperkecil)
t (s)
v (m/s) Metode Numerik (nilai dt diperkecil)
v(ti+1) = v(ti) + [g-c/mv(ti)](ti+1-ti) 60
18 52.0031
19 52.2578
20 52.4657 50
21 52.6354
22 52.7740
40
23 52.8871
24 52.9795
25 53.0549 30 Metode Numerik (nilai dt
26 53.1165 diperkecil)
27 53.1668
28 53.2078 20
29 53.2413
30 53.2687
10

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Grafik Gabungan Metode Analitik, Metode Numerik, dan Metode
Numerik (nilai dt diperkecil)
60

50

40

Metode Analitik
30
Metode Numerik
Metode Numerik (nilai dt diperkecil)

20

10

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Berdasarkan dari data dan grafik diatas dapat diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada saat dt = 18 s dan v = 52.0031 m/s pada hasil
metode numerik (nilai dt diperkecil) akan mendekati hasil pada metode analitik pada saat dt = 20 s dan v = 52.0317 m/s

2. Besarkan nilai c menjadi dua kalinya, hitung dengan numerik dan plot hasilnya. Besarkan nilai m menjadi dua kalinya, hitung dengan
numerik dan plot hasilnya. Apa pengaruh perubahan nilai tersebut terhadap kecepatan penerjun payung?

Metode Numerik (nilai c diperbesar) Diketahui


v (m/s) m 68.1 kg
t (s)
v(ti+1) = v(ti) + [g-c/mv(ti)](ti+1-ti) c 25 kg/s
0 0.0000 g 9.8 m/s2
2 19.6000
4 24.8094
6 26.1940
8 26.5620
10 26.6598
12 26.6858
14 26.6927
16 26.6945
18 26.6950
20 26.6952
22 26.6952
24 26.6952
26 26.6952
28 26.6952
30 26.6952
32 26.6952
34 26.6952
36 26.6952
38 26.6952
40 26.6952
Metode Numerik (nilai c diperbesar)
v (m/s) Metode Numerik (nilai c diperbesar)
t (s)
v(ti+1) = v(ti) + [g-c/mv(ti)](ti+1-ti) 30
42 26.6952
44 26.6952
46 26.6952 25
48 26.6952
50 26.6952
20
52 26.6952
54 26.6952
56 26.6952 15 Metode Numerik (nilai c
58 26.6952 diperbesar)
60 26.6952
10

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Metode Numerik (nilai m diperbesar) Diketahui
v (m/s) m 136.2 kg
t (s)
v(ti+1) = v(ti) + [g-c/mv(ti)](ti+1-ti) c 12.5 kg/s
0 0.0000 g 9.8 m/s2
2 19.6000
4 35.6023
6 48.6674
8 59.3343
10 68.0433
12 75.1537
14 80.9590
16 85.6987
18 89.5684
20 92.7278
22 95.3073
24 97.4133
26 99.1327
28 100.5365
30 101.6827
32 102.6185
34 103.3825
36 104.0063
38 104.5155
40 104.9313
42 105.2708
44 105.5480
46 105.7743
48 105.9590
50 106.1099
Metode Numerik (nilai m diperbesar)
v (m/s) Metode Numerik (nilai m diperbesar)
t (s)
v(ti+1) = v(ti) + [g-c/mv(ti)](ti+1-ti) 120
52 106.2330
54 106.3336
100
56 106.4157
58 106.4827
60 106.5374 80

60 Metode Numerik (nilai m


diperbesar)

40

20

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Berdasarkan dari data dan grafik metode numerik (nilai c diperbesar) dan metode numerik (nilai m diperbesar), dapat diperoleh hasil sebagai
berikut :
 Ketika nilai c diperbesar, nilai m tetap, dan dt yang digunakan tetap sama, hal tersebut akan mempengaruhi kecepatan penerjun payung
menjadi lebih lambat bila dibandingkan dengan nilai c semula (data dan grafik metode numerik) tetapi kecepatan konstan lebih cepat
terjadi yaitu pada saat dt = 20 s sedangkan kecepatan konstan terjadi pada saat dt = 22 s jika menggunakan nilai c semula (data dan grafik
metode numerik).
 Ketika nilai m diperbesar, nilai c tetap, dan dt yang digunakan tetap sama, hal tersebut akan mempengaruhi kecepatan penerjun payung
menjadi lebih cepat bila dibandingkan dengan nilai m semula (data dan grafik metode numerik).

3. Jadi apa saja perbedaan antara penyelesaian metode analitik dengan metode numerik?
 Penyelesaian menggunakan metode analitik menghasilkan solusi dalam bentuk fungsi matematika kemudian dievaluasi untuk
menghasilkan nilai dalam bentuk angka. Solusi pada metode analitik inilah yang disebut dengan solusi sejati, dimana hasil yang
didapatkan pasti benar.
 Penyelesaian menggunakan metode numerik menghasilkan solusi dalam bentuk angka. Solusi pada metode numerik inilah yang disebut
dengan solusi hampiran, dimana solusi ini jelas tidak akan sama tepatnya dengan solusi sejati sehingga terdapat selisih diantara
keduanya.

Anda mungkin juga menyukai